NIM: 06111181823069
Filsafat Materialisme
Kata materialisme terdiri dari kata "materi" dan "isme". Arti dari “materi” dapat
dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak" sedangkan “isme” yaitu
paham atau aliran. Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu
yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan semata-mata, dengan
mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Sementara itu, orang-orang
yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai "materialis". Orang-orang ini
adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan
kebendaan semata (harta, uang, dsb).
Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi,
materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralitas.
Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme.
Istilah materialisme dapat diberi definisi dengan beberapa cara diantaranya:
1) Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa atom materi yang berada sendiri
dan bergerak merupakan unsur-unsur yang membentuk alam dan bahwa akal dan
kesadaran (conciousness) termasuk didalamnya segala proses pisikal merupakan mode
materi tersebut dan dapat disederhanakan menjadi unsur-unsur fisik.
2) Bahwa doktrin alam semesta dapat ditafsirkan seluruhnya dengan sains condong
untuk menyajikan bentuk materialisme yang lebih tradisional. Dalam arti sempit,
materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan
Menurut hukum yang mengatur materi dan gerak.
B. Karakteristik Materialisme
Karekteristik umum materialisme pada abad delapan belas berdasarkan pada suatu
asumsi bahwa realitas dapat dikembangkan pada sifat-sifat yang sedang mengalami
perubahan gerak dalam ruang (Randallet al,1942). Asumsi tersebut menunjukkan bahwa:
1) Semua sains seperi biologi, kimia, psikologi, fisika, sosiologi, ekonomi, dan yang
lainnya ditinjau dari dasar fenomena materi yang berhubungan secara kausal (sebab
akibat). Jadi, semua sains merupakan cabang dari sains mekanika.
2) Apa yang dikatakan “jiwa” (mind) dan segala kegiatan-kegiatannya (berpikir
memahami) adalah merupakan suatu gerakan yang kompleks dari otak, sistem urat
saraf atau organ-organ jasmani yang lainnya.
3) Apa yang disebut dengan nilai dan cita-cita, makna dan tujuan hidup, keindahan dan
kesenangan, serta kebebasan, hanyalah sekedar nama- nama atau semboyan,
simbol subjektif manusia untuk situasi atau hubungan fisik yang berbeda. Jadi, semua
fenomena sosial maupun fenomena psikologis adalah merupakan bentuk-bentuk
tersembunyi dari realitas fisik. Hubungan-hubungannya dapat berubah secara kausal
(sebab-akibat).
1) Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
2) Tidak meyakini adanya alam ghaib
3) Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
4) Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
5) Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq
1) Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air. Dalam pandangan
Thales, bumi ini terapung di atas air, seperti sebuah perahu yang mengapung di
lautan. Air menjadi sumber kehidupan yang utama, unsur materi yang menghidupkan
segala sesuatu ibarat getah menjadi “jiwa” di dalam tumbuhan, darah menjadi “jiwa”
bagi tubuh hewan dan manusia, dan lautan luas menjadi sumber kehidupan bagi bumi
seisinya. Tanpa air maka kehidupan akan mengering dan mati.
2) Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu
unsur yang tak terbatas.
3) Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara. Ia
menjelaskan bahwa prinsip pertama kehidupan ialah unsur alam yang bernama
udara.
4) Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
Ia menjelaskan bahwa asas pertama yang menyusun kehidupan bukan air, bukan pula
angin, namun api. Api sebagai unsur utama bagi kehidupan, seperti matahari
menyinari bumi sebagai puncak dari api dan yang menyusun kehidupan dengan
penguapan dan perapiannya. Api menjadi penerang dan yang menyalakan kehidupan.
Ia menganggap jiwa adalah campuran antara api dan air: api mewakili sifat
kemuliaan dan air mewakili sifat kenistaan.
5) Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang
amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur
yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju dengan ajaran pluralisme
Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu.
Yang terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa
"prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang
kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan gerak
atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui
retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke semua jurusan,
walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan demikian, tidak
diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu bergerak, seperti prinsip
"cinta" dan "benci" menurut Empedokles. Adanya ruang kosong sudah cukup
membuat atom-atom itu bergerak.
1) Materialisme Mekanik
Menurut materialisme mekanik, akal dan aktivitas-aktivitasnya merupakan bentuk-
bentuk behavior (pelaku makhluk hidup). Karena itu, psikologi menjadi suatu penyelidikan
tentang behavior, dan akibatnya, otak serta kesadaran dijelaskan sebagai tindakan-tindakan
otot, urat syaraf dan kelenjar-kelenjar. Materialisme mekanik mempunyai daya tarik yang
sangat besar oleh karena kesederhanaannya.
Dengan menerima pendekatan itu, seseorang merasa telah dapat membebaskan diri
dari problema yang membingungkan selama berabad- abad. Apa yang real (benar, sungguh-
sungguh ada) dalam manusia adalah badannya, dan ukuran kebenaran atau realitas adalah
badannya, dan ukuran kebenaran atau realitas adalah sentuhan penglihatan dan suara, yakni
alat vertivikasi eksperimental.
2) Materialisme Dialektis/Dialektika
Materialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu
berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan
perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran-
pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupan misalnya, “bumi
berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelap timbullah terang”, “patah tumbuh hilang
berganti” dsb. Semua pikiran ini menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa
berkembang. Prinsip aliran materialisme dialektika memandang bahwa alam semesta ini
bukan tumpukan yang terdiri dari segala sesuatu yang berdiri sendiri dan terpisah-pisah,
tetapi merupakan satu keseluruhan yang bulat dan saling berhubungan.
3) Materialisme Extrim
Materialisme Extrim merupakan semua perubahan dan perkembangan di dunia ini
sama sekali gerak mesin, mesin dunia dan alam ini. Manusia tidak mempunyai kedudukan
istimewa sebagai benda alam. Menurut Feurbach, hanya mengakui realitas alam manusia
pun tak lain dari benda alam. Pengetahuannya ialah pengalamannya, arah tujuannya ialah
cenderung alam. Adapun cenderung alam itu amat utama.
4) Materialisme Metafisik
Materialisme Metafisik adalah paham yang mengajarkan bahwa materi itu selalu
dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya. Seandainya materi itu berubah maka
perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar. Gerak materi itu
disebut gerak ekstern atau gerak luar selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah
atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya. Tokoh aliran filsafat ini
adalah Feurbach.
Materialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau
dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini
misalnya: “sekali maling tetap maling”, memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa
berubah.
5) Materialisme Vitalistis
Dalam pandangan yang vitalistis ini diterima adanya prinsip hidup. Yang hidup itu
lain sekali dari yang tidak hidup. Walaupun memiliki prinsip hidup, namun tidak berbeda
dengan binatang pada intinya, maka pandangan yang demikian itu disebut materialisme.
6) Materialisme Modern
Materialisme modern mengatakan bahwa alam (universe) itu merupakan kesatuan
material yang tak terbatas, alam selalu ada dan akan tetap ada.
Kelebihan
Kekurangan
1) Dalam dunia pendidikan, aliran materialisme hanya berpusat pada guru dan tidak
memberikan kebebasan kepada siswanya, baginya guru yang memiliki kekuasaan
untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat mengukur kualitas
dan karakter hasil belajar siswa. Sedangkan siswa tidak ada kebebasan, perilaku
ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan
untuk hidup, mereka dituntu untuk belajar.
2) Di kelas, anak didik hanya disodori setumpuk pengetahuan material, baik dalam
buku-buku teks maupun proses belajar mengajar, yang terjadi adalah proses
pengayaan pengetahuan kognitif tanpa upaya internalisasi nilai. Akibatnya, terjadi
kesenjangan yang jauh antara apa yang diajarkan dengan apa yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari anak didik. Pendidikan agama menjadi tumpul, tidak mampu
mengubah sikap-perilaku mereka.
Jadi, aliran filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dulu ada sedangkan
ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi
dan semua fenomena adalah hasil interaksi meterial.