Kelas : KPI 2a
Syukur Alhamdulillah senantinsa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuni.Nya, sehinggn kami dapat menyelesikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pengantar Filsafat umum
dengan judul:
" Matrealisme & Exsistensialisme aliran filsafat ". Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah in tidak lerlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan lulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah in masih jauh dari sempuma dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karen itu kami
menaharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan krilik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dinia Pendidikan
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembahasan
A. Pengertian Matrealisme
Pada zaman Yunani kuno telah ada paham tentang materialisme yaitu yang
berkembang pada filsuf-filsuf Yunani tentang kejadian alam seperti yang
diterangkan oleh Thales (625-546 SM) bahwa asal kejadian alam atau materi
pembentuknya adalah air. Menurut Anaximenes asal kejadian alam adalah udara.
Filsafat ini terus menurus berkembang dan menurut Heraclitus (540-480 SM)
materi yang pembentuk alam raya ini adalah "segala sesuatumengalir"
2
1
Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Subaeni, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai Teofilsofi, ( Bandung :
Pustaka Setia, 2008), hal.363.
2
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum , ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,20011),hal281
3
Mempercayai matrealisme, berarti harus menanti hukum yang
terkandung dalam matrealisme, Hukum tersebut sebagai berikut:
Materi harus ada, nyata dan konkret, hal ini bisa kita lihat dan rasa
dengan indra kita, semua realitas yang hidup di alam atau kejadian-
kejadiannya dapat diterangkan dengan indra karena indra dapat
melihatnya, mermsakannya dan mendengarkannya. Kejadian- kejadian
alam yang belum pernah kita lihat dan dengar bukan berarti sesuatu di luar
materi. Semua itu adalah materi yang belum dijelaskan oleh indra, seperti
pada masyarakat kuno kejadian bencana alam seperti gunung meletus,
gempa bumi dan banjir adalah buatan Dewa (Dewa Bumi, Dewa Laut,
Dewa Matahari, Dewa Angin dsb.), untuk terhindar dari bencana alam,
mereka menyembah dewa yang telah disebutkan di atas, Padahal,
kejadian-kejadian alam itu dapat dibuktikan dengan alat yang mampu
mendeteksi benncana alam, gempa dan banjir.
2. Hukum Il: "Materi itu Terdiri dari Materi yang Lebih Kecil
dan Saling Berhubungan (Dialektis)"