Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Manusia, Sarjana Kebidanan dan Filsafat Dan Filsafat, Masyarakat dan Perubahan
Sosial Budaya dan Peradaban

Dosen Pembimbing :
Siti Nur Endah.,SST.,M.Kes

Disusun oleh :
Fathia Haya Aulia Nirwana 314120023
Rini Rismayanti Sholihah 314120024
Septya Arsy Rukmasari 314120025

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
TAHUN 2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul filsafat ilmu ontologis,efistomologis,dan
aksiologis ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Siti Nur Endah
Hendayani, AM.Keb., S.KM., M.Kes. pada mata kuliah FILSAFAT KEBIDANAN. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang filsafat ilmu
ontologis,efistomologis,dan aksiologis
Saya mengucapkan terima kasih kepada Siti Nur Endah Hendayani, AM.Keb., S.KM., M.Kes.
selaku Dosen KONKEB yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak y
ang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
1. Dalam perspektif filsafat

Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yangberpikir karena memiliki nalar


intelektual. Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis,memperkirakan,
meyimpulkan, membandingkan, dansebagainya. Nalar intelektual ini pula yang membuat
manusiadapat membedakanantara yang baik dan yang jelek, antarayang salah dan yang benar.

a. Hakikat Manusia

Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya,manusia mempertanyakan tentang


asal-usul alam semestadan asal-usul keberadaan dirinya sendiri. Terdapat duaaliran pokok
filsafat yang memberikan jawaban ataspertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme
danKreasionisme (J.D. Butler, 1968). Menurut Evolusionisme,manusia adalah hasil puncak dari
mata rantai evolusi yangterjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnyaalam semesta ada
dengan sendirinya berkembang darialam itu sendiri, tanpa Pencipta. Penganut aliran ini
antaralain Herbert Spencer, Charles Darwin, dan KonosukeMatsushita. Sebaliknya,
Kreasionisme menyatakan bahwaasal usul manusia sebagaimana halnya alam semestaadalah
ciptaan suatu Creative Cause atau Personality, yaitu32Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini
antara lainThomas Aquinas. Memang kita dapat menerima gagasantentang adanya proses evolusi
di alam semesta termasukpada diri manusia, tetapi tentunya kita menolakpandangan yang
menyatakan adanya manusia di alam semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam
itusendiri, tanpa Pencipta.

b. Wujud dan Potensi Manusia.

Wujud Manusia menurut penganut aliran Materialismeyaitu Julien de La Mettrie bahwa


esensi manusia semata-mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh ataufisiknya. Sebab
itu, segala hal yang bersifat kejiwaan,spiritual atau rohaniah dipandangnya sebagai resonansidari
berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yangmempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada
organ tubuh lukamuncullah rasa akit. andangan ubungan ntara adan danjiwa seperti itu dikenal
sebagai Epiphenomenalisme (J.D.Butler, 1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de
LaMetrie, menurut Plato salah seorang penganut aliranIdealisme -bahwa esensi manusia
bersifatkejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidakmengingkari adanya aspek badan,
namun menurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan.

c. Dalam Perspektif Ekonomi.

Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk memenuhi
hajat hajat ekonomi atau kebutuhan-kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.

d. Dalam Perspektif Sosiologi.

Manusia adalah makhluk sosial yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari
manusia lainnya. matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Bahkan,pola hidup bersama
yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia,

e. Dalam Perspektif Antropologi.

Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalamiperubahan dan evolusi. la


senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.

Buku Strategi dan perubahan social

Oleh Dr. Indraddin, S.Sos., M.Si. Irwan, Spd., M.Si

A. Perubahan Sosial

Kajian perubahan social mulai pada abad ke 18 yang dibawa oleh pemikir islam yang
bernama ibnu khaldun, dan dia termasuk orang yang pertama kali memperkenalkan kajian
perubahan social. Pada kajian perubahan social ibnu khaldun mengembangkan teorinya bernama
teori siklus. Masyarakat mengalami perubahan dari masyarakat nomaden sampai kepada
masyarakat yang menetap. Kajian perubahan social tersebut tidak saja dipengaruhi oleh ibnu
khaldun, akan tetapi banyak para ahli sosiologi melihat tentang perubahan social terutama pada
abad ke -19 sampai abad ke -20.

Emile Durkheim melihat perkembangan masyarakat dari masyarakat solidaritas mekanik


menuju masyarakat organic, Weber melihat dari mmasyarakat irasional menjadi masyarakat
rasional, marx melihat masyarakat pada tingkat primitive menuju masyarakat yang komunis,
Auguste-Comte merupakan bapak sosiologi, ia melihat masyarakat mulai pada tingkat teologis,
metavistik dan postivistik, serta para ahli sosiologi lainnya.

Mengenai perubahan social kajian yang menarik untuk dikaji lebih luas dalam artian
masyarakat mengalami perubahan setiap saat. Perspektif ini dilandasi oleh perubahan yang
terjadi tidak saja pada perubahan struktur melainkan perubahan kepada prilaku atau tingkah laku
individu atau kelompok. Sehingga perubahan social dapat kit alihat dari beberapa sudut pandang
yang berbeda dalam mengatasi kehidupan yang akan datang.

B. Dalam perspektif filsafat


Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan yang berpikir karena memiliki nalar
intelektual. Dengan nalar intelektual itulah manusia dapat berpikir, menganalisis,
memperkirakan, meyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini pula yang
membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek, antara yang salah dan
yang benar.

a. Hakikat Manusia
Pada saat-saat tertentu dalam perjalanan hidupnya, manusia mempertanyakan tentang asal-
usul alam semesta dan asal-usul keberadaan dirinya sendiri. Terdapat dua aliran pokok filsafat
yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu Evolusionisme dan Kreasionisme (J.D.
Butler, 1968). Menurut Evolusionisme, manusia adalah hasil puncak dari mata rantai evolusi
yang terjadi di alam semesta. Manusia sebagaimana halnya alam semesta ada dengan sendirinya
berkembang dari
alam itu sendiri , tanpa Pencipta. Penganut aliran ini antara lain Herbert Spencer, Charles
Darwin, dan Konosuke Matsushita. Sebaliknya, Kreasionisme menyatakan bahwa asal usul
manusia sebagaimana halnya alam semesta adalah ciptaan suatu Creative Cause atau Personality,
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Penganut aliran ini antara lain Thomas Aquinas. Memang kita
dapat menerima gagasan tentang adanya proses evolusi di alam semesta termasuk pada diri
manusia, tetapi tentunya kita menolak pandangan yang menyatakan adanya manusia di alam
semesta semata-mata sebagai hasil evolusi dari alam itu
sendiri, tanpa Pencipta.

b. Wujud dan Potensi Manusia.


Wujud Manusia menurut penganut aliran Materialisme yaitu Julien de La Mettrie bahwa
esensi manusia semata- mata bersifat badani, esensi manusia adalah tubuh atau fisiknya. Sebab
itu, segala hal yang bersifat kejiwaan, spiritual atau rohaniah dipandangnya sebagai resonansi
dari berfungsinya badan atau organ tubuh. Tubuhlah yang mempengaruhi jiwa. Contoh: Jika ada
organ tubuh luka muncullah rasa akit. andangan ubungan ntara adan dan jiwa seperti itu dikenal
sebagai Epiphenomenalisme (J.D.Butler, 1968). Bertentangan dengan gagasan Julien de La
Metrie, menurut Plato salah seorang penganut aliran Idealisme -bahwa esensi manusia bersifat
kejiwaan/spiritual/rohaniah. Memang Plato tidak mengingkari adanya aspek badan, namun
menurut dia jiwa mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada badan.

c. Dalam Perspektif Ekonomi.


Dalam perspektif ekonomi, manusia adalah makhluk ekonomi, yang dalam kehidupannya
tidak dapat lepas dari persoalan-persoalan ekonomi. Komunikasi interpersonal untuk memenuhi
hajat hajat ekonomi atau kebutuhan- kebutuhan hidup sangat menghiasi kehidupan mereka.

d. Dalam Perspektif Sosiologi.


Manusia adalah makhluk sosial yang sejak lahir hingga matinya tidak pernah lepas dari
manusia lainnya. Bahkan, matinya tidak pernah lepas dari manusia lainnya. pola hidup bersama
yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan menjadi hal yang dinafikkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia.

e. Dalam Perspektif Antropologi.


Manusia adalah makhluk antropologis yang mengalami perubahan dan evolusi. la
senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis.

Daftar Pustaka

Ilmu Sosial Budaya Dasar - Sarinah, S.Ag, M.Pd.I.

Anda mungkin juga menyukai