Oleh:
Muhaimin,
NIM. 14913188
S.Th.I
MAGISTER
PROGRAM
STUDI ISLAM
PASCASARJANA
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
A. PENDAHULUAN
A. Cornelius Benjamin memandang filsafat ilmu sebagai That
philosophic discipline which is the systematic study of the nature of
science, especially of its methods, its concepts and presuppositions,
and its place in the general scheme of intellectual disciplines. Filsafat
ilmu, menurut Benjamin, merupakan cabang dari filsafat yang secara
sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metoda,
konsep konsep, dan pra-anggapan pra-anggapannya, serta letaknya
dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.1
Dalam kajian filsafat ilmu, terdapat telaah filsafat yang berusaha
menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakikat ilmu: (1)
Kelompok pertanyaan yang sering disebut landasan ontologis ilmu
pengetahuan, yaitu pertanyaan-pertanyaan seputar apa yang dikaji
oleh ilmu pengetahuan, (2) Kelompok pertanyaan yang disebut
landasan epistemologis ilmu
pengetahuan,
yaitu
pertanyaan-
(3)
Kelompok
pertanyaan
yang
disebut
landasan
dan
cara
menggunakan
sarana
itu
untuk
mencapai
normatif
dalam
pemaknaan
terhadap
kebenaran
atau
proses
bagaimana
realitas
tersebut
dapat
diakui
dan
pola
berfikir
didasarkan
pada
bagaimana
ilmu
bisa
definisi
menurut
istilah,
ontologi
adalah
ilmu
yang
(Ontologi)
dan
Metafisika
Khusus.
Metafisika
umum
naturalisme.
Menurutnya
bahwa
zat
mati
merupakan
Idelisme
sebagai
lawan
materialisme,
dinamakan
juga
yang
berada
dalam
benda-benda
itu
sendiri
dan
ini
berpandangan
bahwa
segenap
macam
bentuk
Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah Anaxagoras dan
Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk
dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern
aliran ini adalah William James (1842-1910 M) yang terkenal sebagai
seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam bukunya The Meaning of
Truth, James mengemukakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak,
yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas
dari akal yang mengenal. Apa yang kita anggap benar sebelumnya
dapat dikoreksi/diubah oleh pengalaman berikutnya.8
Kedua,
keberadaan
dipandang
dari
segi
sifat
(kualitas)
sesuatu
yang
kelihatan,
dapat
diraba,
berbentuk
dan
materi
adalah
keluasan
dan
semua
gejala
fisik
dapat
9 Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu, h. 35-36. Lihat juga, Marion, Ontologi,
http://marion-rebai.blogspot.co.id/2013/12/ontologi.html,
diakses
tanggal
18
Desember 2015.
Memandang
sepenuhnya
sepenuhnya
dijelaskan secara
bahwa
kehidupan
fisika-kimiawai,
tidak
karena
dapat
hakikatnya
determinisme
yakni
menganggap
setiap
gejala
bukan
obyek
secara
tidak
hanya
dari
multidimensional
satu
sisi/sudut
atau
secara
pandang,
keseluruhan
Di antara
asusmsi dasar keilmuan antara lain yaitu dunia ini ada, dan kita
dapat mengetahui nahwa dunia ini benar ada.
2. Dunia empiris dapat diketahui manusia dengan panca indera
3. Fenomena yang ada di dunia ini berhubungan satu sama lain secara
kausal. Ilmu tidak mampu merefleksikan postulat-postulat, asumsi,
prinsip, dalil dan hukum sebagai pikiran dasar keilmuan dalam
paradigmanya. Dalam hal ini ontologi dapat membantu kita untuk
merefleksikan eksistensi suatu disiplin keilmuan tertentu.
Ontologi menjadi penting sebab:
1. Kesalahan
keilmuan
suatu
yang
asumsi,
salah
akan
pula.
melahirkan
Sebagai
teori,
contoh,
metodologi
ilmu
ekonomi
untuk
khusus.
Dalam
hal
ini
ontologi
berfungsi
membantu
memetakan
batas-batas
kajian
ilmu.
Dengan
demikian
adalah
suatu
istilah
yang
digunakan
untuk
metode-metode
tertentu,
juga
dapat
digunakan
untuk
dalam
bahasa
Inggris
science,
dari
bahasa
Latin
17 Ontologi, http://risnadewi12.blogspot.co.id/2013/02/ontologi.html,
diakses tanggal 18 Desember 2015.
18 Louis O Kattsouff, Pengantar filsafat (Yogjakarta: Tiara Wacana, 2004), h.
21.
19 Ontologi Ilmu Pengetahuan,
http://www.rangkumanmakalah.com/ontologi-ilmu-pengetahuan, diakses
tanggal 12 Pebruari 2016.
10
filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu alam dan filsafat ilmu
sosial.20
Ilmu merupakan terjemahan dari kata science, yaitu pengetahuan
yang rasional dan didukung dengan bukti empiris, dalam bentuk yang
baku. Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang terbaca
dalam
pustaka
menunjuk
sekurang-kurangnya
tiga
hal,
pengalaman
manusia.
Ilmu
tidak
mempelajari
sebab
(ada
penjelasan
yang
dapat
menjadi
alat
pengetahuan
sedangkan
indra
hanya
a.
Menarik
menjelaskan
aktivitas
akal
yang
khas
kesamaan
dari
mereka.
Teori
ini
membiarkan
titik-titik
disebut
dengan
Akal
mempunyai
kemampuan
jika
berkenaan
dengan
pribadi
seseorang
saja
disebut ilham atau isyraq, dan jika berkaitan dengan bimbingan umat
manusia dan penyempurnaan jiwa mereka dengan syariat disebut
wahyu.27
I. KESIMPULAN
1. Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
ultimate reality, baik yang berbentuk jasmani/konkret, maupun
rohani/abstrak.
2. Dalam pemahaman ontologi tentang persoalan keberadaan,
menimbulkan tiga segi pandangan, yaitu keberadaan dipandang
dari segi jumlah (kuantitas), sifat (kualitas) dan proses. Keberadaan
dipandang
dari
segi
jumlah
(kuantitas),
ditemukan
aliran
aspek
metodis,
sistematis,
koheren,
dari
rasional,
pengetahuan,
DAFTAR PUSTAKA
Ontologi, http://lafire77.blogspot.co.id/2011/09/ontologi.html
Ontologi, http://risnadewi12.blogspot.co.id/2013/02/ontologi.html
Ontologi
Ilmu
Pengetahuan,
http://www.rangkumanmakalah.com/ontologi-ilmupengetahuan
Pengertian Filsafat, Ilmu, dan Filsafat Ilmu Dari beberapa Tokoh. dan
Ruang
Lingkupnya,
http://manusiapinggiran.blogspot.co.id/2013/02/pengertianfilsafat-ilmu-dan-filsafat.html
A.M. Saefuddin, dkk., Desekularisasi Pemikiran: Landasan Islamisasi
(Bandung: Mizan, 1991)
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,
2011)
Anton Bakker, Ontologi Metafisika Umum: filsafat Pengada dan DasarDasar Kenyataan ( Yogyakarta: Kanisius, 1992)
Indah
Widyaningrum,
Ontologi,
http://matematikaunsriindah.blogspot.co.id/2014/09/ makalahontologi.html
Jujun A. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2007)
Jujun A. Suriasumantri (Peny.), Ilmu dalam Perspektif (Jakarta: Yayasan
Obor, 2006)
Louis O Kattsouff, Pengantar filsafat (Yogjakarta: Tiara Wacana, 2004)
Marion,
Ontologi,
http://marion-
rebai.blogspot.co.id/2013/12/ontologi.html
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu ( Yogyakarta : Liberty, 2010)
Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty, 2003)
15