Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME BUKU

FILSAFAT PENDIDIKAN

Penulis : Mutiara Fadhila Firdana

NIM : 1172060072

Jurusan : Pendidikan Biologi V B

Judul Buku : Alam Pikiran Yunani

Pengarang : Mohammad Hatta

Penerbit : Universitas Indonesia (UI-Press)

Tahun terbit : 2006

Bahasa : Indonesia

Tebal Buku : 207 Halaman

Pendahuluan
Filosofi meninjau dengan “bagaimana” dan “apa sebabnya”. Filosofi meninjau dengan
pertanyaan “apa itu”, “dari mana” dan “ke mana”. Filosofi memandang alam sebagai satu soal
yang bulat dan mencukil soalnya lebih dalam.
I. Filosofi Alam
Kesimpulan ajaran Thales ialah “semuanya itu air”. Dalam pandangan Thales tak ada
jurang yang memisahkan hidup dan mati. Anaximandros adalah murid Thales (610-547 SM).
Menurutnya langit itu bulat seperti bola. Anaximandros menggap jiwa yang menjadi dasar hidup
itu serupa dengan udara. Anaximenes mengajarkan bahwa barang yang asal itu satu dan tak
terhingga. Baginya yang asalnya itu mestilah satu daripada yang ada dan yang tampak.
II. Filosofi Herakleitos
Anasir yang asal itu menurut pendapatnya api. Api itu lebih dari air dan udara, dan setiap
orang dapat melihat sifatnya mudah bergerak dan mudah bertukar rupa. Pikiran dunia yang
dinamai logos. Logos menjadi pusat pandangan Herakleitos tantang alam. Logos itu kekal selama-
lamanya.
III. Filosofi Elea
Xenophanes menafkahi hidupnya dengan bernyanyi dan melagukan sya’ir yang dalam-
dalam artinya. Isi sya’irnya itu menentang takhyul. Dia mengajarkan, bahwa Tuhan itu tidak
banyak, melainkan satu. Paremenides menjadi pembangun logika pertama.Yang dalam
semboyannya yaitu: hanya Yang Ada itu ada, Yang Tidak Ada itu tidak. Zeno mengemukkan
paradox, keterangan yang mengandung pertentangan itu, semata-mata untuk menyatakan bahwa
kalau Yang Ada dipandang sebagai “yang banyak”, yang dasar keterangan mengandung sifat yang
berlawanan. Melissos mengatakan, Yang Ada itu tudak berhingga. Filosofi Elea mementingkan
lahir, mendorongkan pikiran ke jalan logika.
IV. Pythagoras dan Pengikutnya
Filosofinya berdasarkan pada pandangan agama dan paham keagamaan. Suatu tarikat, atau
boleh juga disebut suatu aliran listrik. Dia terpengaruh oleh aliran listrik . Phytagoras mendidik
kebatinan dengan mencucikan ruh. Pyhtagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluk yang
sekarang kepada makhluk yang akan datang. Pythagoras manusia itu asalnya Tuhan. Jiwa itu
adalah penjelmaan daripada Tuhan yang jatuh ke dunia karena berdosa. Hidup di dunia ini menurut
paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Beliau juga termasuk ahli pikir yaitu dalam ilmu
tematik dan ilmu berhitung. Contohnya, segi-tiga Pythagoras.
V. Filosofi Alam Lagi
Dalam bagian pertama abad ke lima sebelum Masehi timbul kembali filosofi alam. Guru-
gurunya yang terutama ialah Empedokles, Anaxagoras, Leukippos dan Demokritos. Empedokles
banyak terpengaruh oleh aliran mistik arfisisme dan ajaran Pyhtagoras.
Empedokles mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya satu, disatukan oleh cinta. Cinta
adalah kodrat yang membawa bersatu, bercampur. Tetapi alam yang satu tadi dipecah oleh benci,
kodrat yang menjadi pokok perpisahan dan sengketaan. Alam tersusun daripada anasir yang asal.
Jumlahnya empat: udara, api, air dan tanah. Keempatnya itu masing-masing pemangku sifat yang
empat pula: dingin, panas, basah dan kering.
Anaxagoras berependapat bahwa anasir yang asal itu tidak empat, melainkan banyak, dan
tak terhitung jumlahnya. Barang yang asal tidak bisa berubah menjadi baru. Keadaannya tetap.
Campuran dan perpisahan anasir asal itu derakkan oleh kodrat luar. Kodrat dinamainya Nus, yang
artinya yang menyusun alam ini dari keadaan yang kacau-kacau bermula. Anaxagoras sudah dekat
kepada agama yang sudah percaya kepada Tuhan Yang Esa. Nus yang menjadikan alam ini.
Sebelumnya alam terkembang segala barang terkumpul jadi satu.
Leukippos yang mengajarkan dari hal atom , yang asal katanya dari Grik : a = tidak, dan
toom = terbagi. Jadinya “atoom” artinya tidak dapat dibagi lagi. Menurutnya, atom adalah benda
yang sekecil-kecilnya, bagian penghabisan daripada segala barang.
Demokritos baginya tak lain daripada atom dan gerakannya. Atom itu tak bermula dan tak
berakhir, ada selama-lamanya. Jumlahnya banyak. Atom dan lapang yang kosong adalah dua sendi
bagi keterangan Demokritos tentang alam ini. Bahwa anasir yang terutama ialah api. Dan
memebedakan antara kebenaran dan pendapat manusia. Ajarannya menyudahi pandangan ke arah
alam besar. Dengan dia bermual pandangan baru, pandangan ke dalam alam etik, soal tertib sopan.
VI. Sofisme
Pada pertengahan abad ke-5 sebelum Masehi timbulah aliran baru dalam filosofi Yunani
yang dinamai orang sofisme atau sofistik. Sofistik asalnya dari kata “sophos”, yang artinya cerdik
pandai. Ia menjadi pendahuluan kepada filosofi klasik. Kaum sofis membawa filosofi memandang
manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Mereka hanya sependirian
dalam hal meniadakan, dalam pendirian yang negatif, pokoknya ajarannya ialah bahwa
“kebenarannya yang sebenarnya-benarnya tidak tercapai”. Sofisme mengajar orang memandang
segala-galanya sebagai sementara, ajarannya bersifat relatif. Sofisme adalah teori tentang
relativisme. Zaman kegelapan Atena melhirkan filosofi klasika, filosofi yang ujudnya menetapkan
dasar-dasar kebenaran.
Bagi Protagoras “manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, bagi yang ada karena adanya,
bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya, semuanya itu harus beneran umum tidak ada.
Gorgias , pada dasar yang dikemukakannya sebagai alasan meniadakan ada tiga. Pertama, tak ada
sesuatunya. Kedua, jika sekiranya ada sesuatunya, ia tak dapat diketahui. Ketiga, jika kiranya kita
mengetahui sesuatunya, pengetahuan itu tidak dapat kita jabarkan kepada orang lain. Gorgias
mengatakan “tiap-tiap pendirian salah”. Hippias menurut pendapatnya “hukum negeri itu sang
perkosa bagi manusia, sebab ia bertentangan dengan hukum alam”. Prodikos, ia berkata: “Manusia
itu ajaib tabiatnya”. Mati itu dipandang olehnya sebagai kejadian yang baik sekali untuk
menghindarkan kejahatan dalam hidup. Pendirian relatif! Baik dan buruk bergantung kepada
keadaan. Zaman sofistik disebut zaman “kesadaran” dan “pemnbukaan pikiran”.
VII. Filosofi Klasik
Zaman klasik bermul adenga Sokrates, sistem ajaran dibangun oleh Plato dan Aristoteles.
Tujuan Sokrates adalah mengajar orang mencari kebenaran. Hal itu dilakukanmelalui Tanya
jawab. Kebenaran itu tetap dan harus dicari. Metodenya disebut Maieutik, menguraikan. Sokrates
mencari pengertian yairu bentuk yang tetap. Jalan yang ditempuhnya adalh metode induksi dan
definisi. Inti ajaran etik sokrates adalah “Budi ialah tahu”, sifatnya intelektuil dan rasionil.
Manusia itu pad adasarnya baik. Murid Sokrates, Euklides mengajar filosofi di kota Megara,
ajarannya “yang ada itu ada satu tidak berubah-ubah”. Aantisthenes ajarannya “budi adalah satu-
satunya yang baik”. Aristippos berpendapat kesenangan hidup harus jadi tujuan (hedonism).
Plato mendirikan tempat mengajar “academia”, cara mengajarnya dengan dialog tanya
jawab.tulisan plato rata-rata berbentuk dialog, tulisannya ditempatkan dalam 4 masa, 1) ditulis
pada masa mudanya 2) masa yangterkenal “masa peralihan” 3) di masa matangnya 4) ditulis pada
hari tuanya. Inti sari dari filosofi plato ialah tentang “idea”. Pokok tinjauannya adalah mencari
pengetahuan tentang pengetahuan. Etika plato bersifat inteltuil dan rasionil. Dasar ajarannya adalh
mencapai budi baik. Budi ialah tahu. Etikanya bersendi pada ajarannya idea. Ada 2 macam budi,
1) budi filosofi yang didapat dari pengetahuan dan pengertian 2) budi biasa dari kebiasaaan orang
banyak. Menurut plato tujuan pemerintah yang benar ialah memdidik warganya mempunyai budi.
Negara yang ideal harus berdasar pada keadilan. Plato membagi pendudk dalam 3 golongan yaitu
rakyat jelata, pembantu urusan Negara, kelas pemerintah atau filosof.
Aristoteles belajar sejak kecil dengan ayahnya, setelah ayahnya wafat dia belajar
diakademia Plato. Setelah plato meninggal, Aristoteles berkeliling dunia, dan membuka sekolah
meneraokan pengajaran Plato. Tujuan akhir filosofinya adalah pengetahuan tentang adanya yang
umum. Kebenaran yang sebenarnya hanya bisa di dapatkan dengan jalan pengertian. Dimasa itu,
seluruh ilmu dipandang sebagai filosofi, jadi filosofinya aristoteles adalahh segala ilmu
pengetahun yang diketahuinya. Aristoteles terkenal sebagai bapak logika. Logika tidak lain dari
berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebabb akibat. Inti
sari dari ajaran logikanya adalah syllogismos atau silogistik atau natijah. Silogistik maksudnya
uraian berkunci yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum ke yang khusus. Aristoteles
memebagi logika dalam tiga bagian yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dam
membuktikan atau menerangkan. Menurut aristoteles, adanya yang sebenarnya ialah yang umum
dan pengetahuan tentang itu ialah pengerian. Yang umum, idea, adalah sebagai adanya yang
sebenarnya, sebeb dari segala kejadian. Metafisika aristoteles berpusat pada peroalan “barang” dan
“bentuk”. Barang adalah sesuatu yang dapat m,empunyai bentuk ini dan itu. Bentuk
dikemukananya sebgai pengganti pengertian idea platon yang ditolaknya. Segala perubahan ada 4
sebabnya yaitu barang, bentuk, sebeb yang datang dari luar, dan tujuan. Menurut aristoteles lam
meliputi semuanya yang berhubung dengan materi dan badan-badan yang bergerak dan diam.
Alam ada selamanya. Etik aristoteles tujuannya mencapai eudaemonie, kebahagiaan sebagai
“batrang yang tertinggi” dalam penghidupan. Ia memmahadamkan dengan realis dan sederhana.
Negara meurut aristoteles pelaksanaan etik sempurna dalam Negara. Hubungan manusia dengan
negaara adalah sebagai bagian terhadap seluruhnya. Negara lebih dahulu dari yang lainnya.
Pendapat tentang bentuk Negara terpadu dalam 2 hal. Mengemukakan 3 macam bentuk tata negara
yaitu monarki, aristoraksi, politeia.
VIII. Helen-Romana
Pokok pikiran yang dikemukakan adalah darimana terjadinya alam, ia mengatakan
semuanya itu satu. Filosofii yunani sesudah aristoteles tidak lagi mencapai puncak pikiran yang
tinggi, temapat meninjau segala masalah alam. Peralihan filosofi yunani menjadi filosofi Helen-
romana disebebkan terutama oleh alexandros yang besar, murid aristoteles oleh itu masa filosofi
yunani sesudah aristoteles dalam garis besarnya dapat dibagi 2 masa etik dan masa religi.
1. Masa etik
Epikuros yang mendidikan sekolah filosofi ini lahit di samos tahun 341 sm. Epikuros tidak punya
perhatian pada penyelidikan ilmiah. Ia hanya menggunakan pengetahuan yang diperoleh darii hasil
penyelidikan yang sudah dikenal. Menurut pendapat epikuros filosofi harus merintis jalan kea rah
mencapai kesenangan hidup. Logika disebut oleh epikuros sebagai istilah “kanonika”. Epikuros
tak suka kepada teori-teori tentang bentuk pengertian da nisi pengetahuan. Epikuros menolak
segala etik sosial, segala hubungan kemasyarakatan. Fisika yang diajarkan epikuros praktis
maksudnya. Dengan ajaran itu ia hendak membebaskan manusia dari kepercayaan pada dewa-
dewa. Fisika epikuros adalah dasar bagi ajaran etiknya, sebab itu pokok etikny aialah mencari
kesenangan hidup. Tujuan etik epikuros adalah didikan memperkuat jiwa untuk menghadapadi
segala keadaan.
Sekolah stoa hampir serentak timbulnya dengan sekolah epikuros di atena, didirikan oleh
zeno. Ajaran zeno banyak persmaaan dengan epikuros, zeno lebih suka mengambil ajaran
herakleitos sebagai sendi teorinya. Menurut kaum stoa maksudnya memperoleh kriterium tentang
kebenaran. Menurut kaun stoa ucapan aristoteles adalah suatu dalil yang belum dinyatakan
benarnya. Pendapat kaum stoa disebut dalam filosofi pendapat nominalisme sebagai lawan dari
realism. Fisika kaum stoa juga belajar tentang teologi. Ada 2 dasar dunia yaitu bekerj adan
dikerjakan. Inti dari filosofi stoa dalah etiknya. Maksudnya ialah mencari dasar-dasar umum untuk
bertindak dan hidup yang tepat. Kaum sto amemelihara persekutuan baik dalam masyarakat.
Skeptic artinya ragu-ragu, sakwangka, yang satu sekolah disebut kaum skeptis aliran pyrron yang
kedua disebut skeptic academia alarian plato. Pyron mengajarkan bahwa kebenaran tidak dapat
diduga. Kaum skeptic aliran arkesilaos berpendapat, bahwa cita-cita orang bijaksana ialah bebas
dari berbuat salah.
2. Masa Religi
Aliran ini disebut aliran neo Pythagoras karena ia berpangkal pada ajaran Pythagoras yang
mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Kaum ini percaya bahwa jiwa itu hidup
selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turuntemjurun.
Pandangan filosofi philon ialah hubungan manusia dengan tuhan yang menjadikannya.
Philon menggunakan ajaran filosofi stoa. Hidup yang berpikir dan memandang keatas bagi philon
lebih besar nilainya darpada hidup yang bergelour dengan keadaan sehari-hari.
Filosofi Plotinos sering disebut neoplatonisme karena dia memperdalam filosofi plato.
Ajaran Plotinus berpokok pada yang satu. Filosofi Plotinus berpangkal pada keyakinan bahwa
segala ini, yang asal itu adalah satu dengan yang tidak ada pertentangan di dalamnya. Ajaran
plaotinus tentang jiwa adalah dasar teorinya tentang hidup yang praktis dan ajaran moral. Menurut
pendapatnya benda itu tidak terpengaruh oleh yang satu, yang baik, adalah pangkal dari yang jahat.
Ajaran hiduo dan moral tak lain daripada melkasanakan dalam praktik ajaran ajarannya tentang
jiwa. Sebagai tujuan hidup manusia dikatakannya mencapai persamaan dengan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai