Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidak berlangsung secara instan,
melainkan terdapat tahapan-tahapan di dalamnya. Oleh karena itu, untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu kita harus melakukan pembagian atau klasifikasi secara periodik, karena
secara periodik menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Untuk menelusuri filsafat Yunani, perlu dijelaskan terlebih dahulu asal kata filsafat. Berasal
dari Bahasa Yunani yaitu “philosophia”. Dari kata Philosophia inilah akhirnya timbul kata-
kata philosophie (Belanda, Jerman, Perancis), philosophy (Inggris), dan dalam bahasa
Indonesia disebut filsafat atau falsafat. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman
Yunani Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan. Mencintai kebenaran/pengetahuan adalah
awal proses manusia mau menggunakan daya pikirnya, sehingga mampu membedakan mana
yang riil dan mana yang ilusi.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu maka sesuai dengan definisinya, sejarah dan
perkembangan filsafat tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dalam perkembangannya
filsafat berkembang melalui beberapa zaman yaitu diawali dari Zaman Yunani Kuno, Zaman
kegelapan (Abad 12-13 M), Zaman Pencerahan (14-15 M), Zaman awal Modern dan Modern
(Abad 16-18 M), dan Zaman Pos Modern (Abad 18-19) hingga saat ini.
Eropa merupakan sentral atau gudang ilmu pengetahuan, maka dalam sejarah
perkembangan ilmu terbukti bahwa sumbangsih dunia timur bagi kemajuan ilmu pengetahuan
hingga sekarang ini sangatlah besar. Banyak penemuan yang terjadi di dunia timur yang baru
dikembangkan belakangan di dunia barat. Namun perkembangan pemikiran secara teoritis
senantiasa mengacu kepada peradaban Yunani. Oleh karena itu, periodesasi perkembangan
ilmu yang disusun mulai dari peradaban Yunani kemudian diakhiri pada penemuan-
penemuan pada zaman kontemporer. Sehubungan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas,
penyusun mencoba mengkaji tentang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Yunani
kuno yang kami ambil dari beberapa referensi yang ada. Dalam karya ilmiah ini akan dibahas
mengenai sejarah dan perkembangan filsafat dari Zaman Yunani Kuno hingga saat ini.

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK PEMIKIRAN MASA YUNANAI KUNO


Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berangkat dari tradisi
pemikiran para filsafat barat berawal dari abad ke 7 SM yang ditandai dengan runtuhnya mite
dan dongeng yang selama ini dipercaya menjadi referensi pengetahuan manusia.
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa
ini orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu saja,
melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis.
Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir-ahli pikir
terkenal sepanjang masa. Pada masa ini Filsafat lebih bercorak “kosmosentris”, artinya para
filsuf pada waktu itu mengarahkan perhatian mereka terhadap masalah-masalah yang
berkaitan dengan asal mula terjadinya alam semesta. Mereka berupaya mencari jawaban
tentang prinsip pertama (arkhe) dari alam semesta, oleh karena itu mereka lebih dikenal
dengan julukan “Filsuf-Filsuf Alam”.

TOKOH YANG HIDUP PADA MASA YUNANI KUNO

1
Beberapa tokoh filsuf yang terkenal pada masa ini ialah:
1. Thales (625-548 SM)
2. Anaximander (610-546 SM)
3. Anaximenes (585-528 SM)
4. Pythagoras (571-496 SM)
5. Heraclitus (544-484 SM )
6. Parmanides (501-492 SM)
7. Zeno

PEMIKIRAN PARA FILOSOF PADA MASA YUNANI KUNO

1) Thales (625-548 SM)


Orang Miletus itu digelari “Bapak Filsafat” karena dia adalah orang yang mula-mula
berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang
jarang diperhatikan orang,juga orang zaman sekarang: ”What is the nature of the world stuff
?”(Mayer,1950:18) Apa sebenarnya bahn alam semesta ini? Terlepas dari apapun
jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat namanya menjadi filosof pertama.Ia
sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas karena
memunculkan pertanyaan baru yaitu dari apa air itu? Thales mengambil air sebagi asal alam
semesta barang kali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang sangat diperlukan dalam
kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung diatas air (Mayer,1950:18).
Dari pernyataan Thales tersebut maka dapat diketahui bahwa sesuatu yang sederhana pun
dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang sangat kompleks.

2) Anaximander (610-546 SM)


Theophrastus menggambarkannya sebagai penerus dan murid Thales. Seperti Thales,
Anaximender tampaknya juga campuran antara ahli astrologi, geologi, matematika, fisika dan
filosof. Menurut Agathemerus, orang pertama yang berani menggambar dunia yang tak
berpenghuni diatas tablet.
Anaximander berpendapat bahwa benda pembentuk dunia yang asli adalah apeiron, suatu
substansi yang tidak memiliki batas atau definisi. Ia menjelaskan apeiron sebagai sesuatu
yang mengelilingi segala sesuatu secara tak terbatas dan juga sebagai sesuatu makhluk dari
mana semua langit dan dunia didalamnya maujud:bumi, udara, api, dan air bagaimanapun
juga digerakkan oleh substansi yang tak terbatas.
Anaximander percaya bahwa bumi bentuknya bulat silinder, kedalamannya sepertiga dari
lebarnya sehingga bumi seperti drum. Menurut Anaximender bumi tidak ditopang oleh apa-
apa, tetapi tetap berada pada jarak yang sama dari smua benda. Ia juga berpendapat bahwa
makhluk pertama yang hidup dilahirkan dalam kelembaban yang melekat pada kulit kayu
yang berduri dan kemudian mengalami perkembangan kehidupan organik.

3) Anaximenes (585-528 SM)


Adalah yang ketiga dari trio filosof yang dikenal dengan milesian. Ia diperkirakan
berkibar sekitar 540 SM dan dia adalah murid dari Anaximander.
Seperti Anaximander, Anaximanes berpendapat bahwa prinsip pertama dari segala benda
adalah tak terbatas. Ia menyatakan bahwa prinsip pertama tersebut adalah udara karena
udaralah yang meliputi seluruh alam dan menjadika dasar hidup bagi manusia yang sangat
diperlukan oleh nafasnya.

2
Anaximenes mengajarkan bahwa bumi datar dan melayang diudara, bahwa bintang-
bintang ditanam seperti paku dalam kristal dan benda-benda langit bergerak mengitari bumi
seakan-akan seperti topi yang mengitari kepala kita. Ia juga menjelaskan bahwa terjadinya
gempa bumi merujuk pada pilihan pertukaran bumi antara keadaan kering dan basah. Aetius
menyatakan bahwa ia telah mengatakan matahari adalah datar seperti daun dan smua benda
langit seperti api tetapi mempunyai benda-benda bumi diantara benda-benda tersebut.

4) Pythagoras (571-496 SM)


Ia adalah ahli matematika dan mistik, lahir di Samos, sebuah pulau dekat pantai Ionia,
tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di Croton (sebelah selatan Italia).
Aristoteles mengatakan bahwa pythagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti
udara dan air merupakan prinsip semua benda : modifikasi angka sedemikian rupa menjadi
keadilan , yang lain menjadi jiwa dan nalar, yang lain lagi menjadi kesempatan dan sama
halnya hampir semua benda yang lain secara angka bisa dijelaskan.
Angka, bagi Pythagoras adalah materi dan makna cosmos. Ia berpendapat bahwa genap
dan ganjil secara bersama-sama menghasilkan kesatuan dan kesatuan itu menghasilkan angka
yang merupakan sumber semua benda.

5) Heraclitus (544-484 SM )
Menurut Diogenes Laertius mengatakan bahwa Heraclitus sangat sombong dan angkuh
hingga akhirnya menjadi manusia pembenci yang hidup di pegunungan dan memakan
rerumputan serta tanam-tanaman.
Heraclitus menyatakan bahwa “You can not step twice into the same river; for the fresh
waters are ever flowing upon you” (Engkau tidak dapat terjun ke sungai yang samadua kali
karena air sungai itu mengalir).(Warner, 1961:26)
Menurut Heraclitus, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah, sesuatu yang dingin
berubah menjadi panas, begitupun sebaliknya. Itu berarti bila kita hendak memahami
kehidupan kosmos, kita mesti menyadari bahwa kosmos itu selalu bergerak dan gerakan itu
menghasilkan perlawanan perlawanan-perlawanan. Pernyataan itu mengandung pengertian
bahwa kebenaran selalu berubah.

6) Parmanides (501-492 SM)


Adalah salah seorang tokoh relativisme yang penting, yang lahir pada akhir abad 16 SM.
Ia adalah warga negara Elea sebelah selatan Italia. Ia dikatakan sebagai logi kawan pertama
dalam segala segala filsafat, bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian modern.
Sistemnya secara keseluruhan didasarkan pada deduksi logis, tidak seperti Heraclitus,
misalnya, menggunakan metode intuisi.
Parmanides mengakui adanya pengetahuan yang tidak tetap dan berubah-ubah serta
pengetahuan mengenai yang tetap yaitu pengetahuan indra dan budi. Menurut Permanides
pengetahuan budi itu sangat utama karena ia beranggapan bahwa pengetahuan indra
dianggapnya keliru belaka, tidak mampu mencapai kebenaran.

7) Zeno
Menurut Plato ia lahir pada tahun 490 SM. Zeno dikenal karena paradoknya, ia adalah
murid dan pengikut Parmanides, Eleatik yang paling terkemuka, yang berpendapat bahwa

3
relitas adalah satu, tidak berubah dan tidak bergerak, dan realitas dipahami dengan benar oleh
nalar bukan indra.
Zeno dari Elea berusaha menunjukkan bahwa gerak hanya khayal belaka. Penalarannya
yang paling terkenal dalam hal ini menyatakan bahwa Achilles tak akan pernah dapat
mengejar kura-kura. Ini disebabkan kura-kura tadi akan selalu berada di depan Achilles pada
saat ia mencapai titik tempat kura-kura itu semula. Mellisus memperbaiki pendirian
Permanides dengan mengatakan bahwa ada, tidak hanya tak terhingga dalam waktu,
melainkan dalam ruang. Dengan demikian pendapatnya ini menyimpang dari tradisi Yunani
yang memandang ruang bersifat berhingga.

KESIMPULAN
Ilmu filsafat dipahami melalui sejarah perkembangan pemikiran filsafat. Menurut
catata sejarah, filsafat barat bermula di Yunani. Bangsa Yunani mulai mempergunakan akal
ketika mempertanyakan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar abad VI SM.
Pemahaman filsafat tidak dapat dilepaskan dari perjalanan panjang sejarah pemikiran
manusia itu sendiri. Sebagimana pemikiran manusia pada awalnya masih diliputi dengan
corak berpikir mitilogis. Corak pemikiran ini diwarnai dengan pertimbangan-pertimbangan
magis dan animistik terkait dengan corak kehidupannya sehari-hari. Dalam perkembangan
selanjutnya manusia mulai berpikir yang lebih rasional dengan disertai argumentasi-
argumentasi logis. Dari sinilah fase awal dari berpikir secar filsafati, manusia mulai
merumuskan pernyataan-pernyataan logis dan sistematis terkait dengan persoalan-persoalan
yang tengah di hadapinya. Filsafat Yunani muncul dari pengaruh mitologi, mistisisme,
matematika dan persepsi yang kental sehingga segalanya nyaris tidak jelas dan seakan
mengacaukan pandangan dunia. Kebudayaan mereka kaya dan kreatif namun dikelilingi oleh
orang-orang yang sportif dan kompetitif.
Secara umum karakteristik filsafat Yunani kuno adalah rasionalisme, yaitu suatu
pemahaman tentang sebuah pengetahuan yang lebih mengutamakan akal (logika).
Rasionalisme Yunani itu mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.

DAFTAR PUSTAKA
Collinson, Diane. Lima Puluh Filosof Dunia yang Menggerakkan, Jakarta : PT
Rajagravindo Persada, 2001
Billy Yanuar Wijaya. 2010. Sejarah dan Perkembangan Filsafat dari Masa ke Masa.
[online].
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/08/sejarah-perkembangan-ilmu-
pengetahuan-pada-zaman-yunani-kuno/ diakses pada 3 April 2013 20:00 WIB
http://bagas-sarosa-gunadarma.blogspot.com/2012/10/i.html diakses pada 10 April
2013 21:00 WIB
Tafsir, Ahmad, Prof. DR. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009

_________

Septi Novita Aristama


(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin,
M.Pd.)

Anda mungkin juga menyukai