Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEORI ELABORASI

OLEH :
ASTRI LESTARI
DESI EKA NUR FITRIANA
ELSA RAHMAYANI SARI
LENNY PRASTIWI

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat
Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun makalah yang
berjudul Makalah teori elaborasi ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah disain sistem pembelajaran. Makalah ini berisi tentang pegertian teori
elaborasi, teknik teori elaborasi, kompnen teori elaborasi ,prinsip teori elaborasi,
langkah pembelajaran berdasarkan teori elaborasi dan hasil penelitian yang telah
menggunakan teori elaborasi.
Terimakasih pula kami sampaiakan kepada rekan-rekan seperjuangan dan
dosen mata kuliah

yang teah memberikan bantuan berupa pengarahan dan

bimbingan sehingga makalah ini dapat terselesaikan.


Penulis makalah menyadari bahwa dalam penulisan review jurnal ini
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat terbuka untuk menerima
kritikan dan saran dari pembaca.
Jakarta, 4 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi

....................................................................................................i

............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

....................................................................................1

........................................................................................2

..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

.....................................................................................3

2.1 Pengertian elaborasi

.....................................................................................3

2.2 Teknik elaborasi

...........................................................................................3

2.3 Komponen elaborasi


2.4 Prinsip elaborasi

.....................................................................................4

...........................................................................................8

2.5 Pembelajaran elaborasi

.................................................................................9

2.6 Langkah-langkah pembelajaran elaborasi


2.7 kelebihan dan kelemahan teorielaborasi
2.8 hasil penelitian elaborasi

......................................................9
......................................................11

.............................................................................11

BAB III PENUTUP ............................................................................................13


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

................................................................................................13

..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

.......................................................................................15

Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................................16

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dunia pendidikan tentunya berakitan dengan belajar. Belajar adalah
suatu proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman (Sudjana, 2005). Dalam belajar siswa berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar. Selain itu siswa juga berinteraksi dengan
keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setelah melaui proses pembelajaran, siswa akan memperoleh
hasi belajar yang dapa dijadikan sebagai evaluasi diri. Hasil belajar yang baik
bergantung pada proses belajar yang dilalui atau dijalani oleh siswa. Proses
belajar yang baik tentunya dibutuhkan suatu perencanaan yang baik pula.
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaa pendekatan dan metode
pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waku yang akan dilaksanakan
pada masa tertentu untuk mencapai tujuan ang telah ditentukan (Majid, 2009).
Hal ini berarti sebelum melakukan suatu embelajaran seorang guru harus
menata, mengoranisasikan isi atau materi yang akan dipelajari bersama siswa.
Salah satu cara untuk mengorganisasikan materi dapat dilakukan dengan
mengunakan teori elaborasi.
Teori elaborasi akan membantu guru mengorgansasikan materi
menjadi urut dari yang bersifat ke khusus sehingga lebih memudahkan siswa
dalam proses pembelajaran. Menurut Uno (2007) iri pembelajaran model
elaborasi adalah memulai pembelajaran dari peyajian isi pada tingkat umum
ke tingkat rinci (urutan elaboratif). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh J. Priyanto Widodo (2015) menunjukan bahwa pengorganisasian
pembelajaran berdasarkan model elaborasi merupakan model pembelajaran
yang baru dan menarik untuk dikembangkan sebagai model pembelajaran di
sekolah. Hal terebut dapat terlihat dari komentar atau saran yang diberikannya
terkait dengan struktur orientasi, epitome atau kerangka isi pembelajaran,
tahapan elaborasi, sintesis, gambar-gambar dan butir soal yang disertai dengan
gambar-gambar. Sehingga penerapan model elaborasi dalam mata pelajaran
1

Sosiologi di SMA dapat diterima dengan baik dan menyatakan dukungannya


untuk dapat diuji cobakan di kelas. Ahli isi dalam penelitian tersebut melihat
adanya kemudahan pembelajaran berdasarkan model elaborasi yang
dimodifikasi dengan kurikulum SMA, sehingga pembelajaran dengan model
elaborasi

merupakan

salah

satu

solusi

untuk

mengimplementasikan

pembelajaran.
2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adamakalah ini adalah sebagai berikut:
1 Apa yang dimaksud dengan teori elaborasi?
2 Bagaimana teknik elaborasi?
3 Komonen apa sajakah yang terdapat pada teori elaborasi?
4 Apa sajakah prinsip-prinsip pada teori elaborasi?
5 Bagaimana pembelajaran dengan teori elaborasi?
6 Langkah apa sajakah yang dilakukan saat pembelajaran dengan teori
elaborasi?
7 Apa kelebihan dan kelemahan teori elaborasi?
8 Bagaimana hasil pembelajaran dengan menggunakann teori elaborasi?
Tujuan
Adapun tujuan makalah ini dibuat yaitu:
1 Untuk mengetahui pengertian teori elaborasi
2 Untuk mengetahui teknik elaborasi
3 Untuk mengetahui komonen yang terdapat pada teori elaborasi
4 Untuk mengetahui prinsip-prinsip pada teori elaborasi
5 Untuk mengetahui pembelajaran dengan teori elaborasi
6 Untuk mengetahui langkah yang dilakukan saat pembelajaran dengan teori
7
8

elaborasi?
Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan teori elaborsi
Untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakann teori
elaborasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Elaborasi


Teori

elaborasi

mendeskripsikan cara-cara pengorganisasian isi

pembelajaran dengan mengikuti urutan umum ke rinci (Wena, 2013).


Pengurutan isi pembelajaran dari yang bersifat umum ke rinci dilakukan
dengan dimulai menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang

dipelajari) dan dilanjutkan dengan mengelaborasi bagian-bagian yang ada


dalam epitome secara lebih rinci. Epitome sendiri merupakan unit konseptual
yang serupa dengan skemata (Uno, 2007).
2.2 Teknik Elaborasi
Seorang guru harus aktif memilih sendiri teknik elaborasi yang tepat
untuk dirinya. Pemilihan teknik elaborasi harus disesuaikan dengan jenis
materi yang dipelajari serta ketepatan dan keefektifitasan penggunaannya.
Teknik-teknik elaborasi tersebut digunakan untuk mempermudah peserta didik
dalam proses pembelajaran. Secara garis besar, terdapat dua teknik elaborasi
yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran. Teknik tersebut antara lain
teknik verbal rehearsal dan teknik mnemonic.
1 Teknik verbal rehearsal
Teknik ini dilakukan dengan cara membaca kembali informasi yang baru
diterima dengan keras dan berulang-ulang. Pengulangan yang dilakukan
dengan membaca keras bertujuan untuk menghasilkan articulatory loop.
Kekuatan dan tingkat kemudahan penggunaan teknik ini dipengaruhi oleh
dua hal, yaitu intensitas articularly loop dan panjang serta kompleksitas
informasi baru yang diterima. Semakin sering informasi baru diulang,
maka semakin kuat tersimpan di dalam memori. Semakin pendek suatu
kata atau kalimat yang dipelajari atau diterima, maka akan semakin mudah
diingat.
2

Teknik Mnemonic
Teknik mnemonic merupakan teknik elaborasi yang dilakukan dengan
mengelompokkan informasi ke dalam bentuk lain yang lebih sederhana
tetapi bermakna. Terdapat beberapa jenis teknik mnemonic yang sering
digunakan diantaranya yaitu chunking, rhyming, key word, inventing
story, acronym.
a. Teknik chunking
Teknik ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan informasi yang
berbentuk urutan kata atau nomor-nomor ke dalam unit kelompok atau
chunk. Misalnya pengelompokan angka 020623885541 menjadi
082260834155
b. Teknik rhyming
3

Teknik ini berarti teknik menyusun informasi baru ke dalam bentuk


rima atau nyanyian.
c. Teknik keyword
Teknik keyword atau kata kunci digunakan untuk memudahkan
menghafal.
d. Teknik inventing story
Teknik ini dilakukan dengan menyusun sebuah informasi secara
berangkai seperti urutan sebuah cerita.
e. Teknik acronym
Teknik ini dilakukan dengan menyusun informasi baru ke dalam
bentuk singkatan yang berupa kata.
2.3 Komponen-komponen elaborasi
Teori elaborasi dalam pembelajaran

dapat

dilakukan

dengan

memperhatikan beberapa komponen. Terdapat tujuh komponen pada teori


elaborasi, antara lain urutan elaborasi, urutan prasyarat belajar, rangkuman,
sintesis, analogi, pengaktif strategi kognitif, dan kontrol belajar.
1. Urutan elaborasi
Urutan elaborasi ini merupakan urutan isi pembelajaran dari yang
bersifat sederhana ke kompleks atau dari yang bersifat umum ke yang
lebih khusus atau rinci. Selanjutnya mengepitomisasi isi pembelajaranya
itu memulai pembelajaran dengan ide yang paling sederhana dan paling
fundamental yang biasa disebut dengan epitome atau epitomisasi isi mata
pelajaran. Mengepitomisasi berarti menyajikan beberapa ide yang paling
fundamental dan representative pada tingkat yang kongkrit serta aplikatif
atau ketrampilan tertentu. Tingkat aplikasi artinya menggunakan
generality untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa baru atau menggunakan
konsep-konsep untuk mengidentifikasi contoh-contoh baru.
Menurut Degeng (dalam Wena, 2013) epitome dapat disepadankan
dengankerangka isi. Sebagai kerangka isi epitome mencakup sebagian
kecil isi mata pelajaran yang amat penting yang lebih rinci. Terdapat dua
hal pokok yang harus diperhatikan ketika melakukan urutan elaborasi, hal
tersebut adalah penyajian isi bidang studi pada tingkat umum
mengoptimasi (bukan merangkum) bagian yang lebih rinci dan optimasi
dibuat atas dasar satu tipe truktur isi bidang studi.
2. Urutan prasyarat belajar

Urutan prasyarat belajar adalah struktur yang menunjukan konsep,


prosedur, atau prinsip mana yang harus dipelajari sebelum konsep,
prosedur atau prinsip yang bisa dipelajari. Dengan artian, urutan prsayarat
belajar

menampilkan

hubungan

prasyarat

belajar

untuk

suatu

konsep,prosedur atau prinsip. Urutan prasyarat belajara ini sesuai dengan


pendapat Gagne yang menyebutkan urutan prasyarat belajar dalam konteks
teori elaborasi sepadan dengan struktur belajar atau hirarki belajar.
Struktur belajar atau hirarki belajar menunjukkan konsep-konsep,
prosedur-prosedur atau prinsip-prinsip lain yang dapat menampilkan
hubungan sebagai prasyarat belajar.
3. Rangkuman
Rangkuman merupakan suatu komponen strategi elaborasi yang digunakan
untuk meninjau kembali (review) secara sistematis terhadap apa yang telah
dipelajari. Rangkuman bersifat sangat penting untuk mempertahankan
retensi atau daya ingat peserta didik terhadap materi yang dipelajari.
Demikian pula rangkuman berfungsi untuk memberikan pernyataan
singkat mengenai isi bidang studi yang telah dipelajari siswa. Berdasarkan
teori elaborasi rangkuman diklasifikasikan menjadi dua yaitu rangkuman
internal dan eksternal. Rangkuman internal (internal summarizer)
diberikan pada setiap akhir suatu pelajaran dan hanya merangkum isi
bidang studi yang baru diajarkan. Rangkuman eksternal (within-set
summarize) diberikan setelah beberapa kali pelajaran, yang merangkum
semua isi yang telah dipelajarindalam beberapa kali pelajaran itu.
4. Presintesis
Presintesis berfungsi untuk menunjukan kaitan-kaitan diantara konsep,
prosedur, atau prinsip yang dijarkan. Presintesis sangat penting karena
akan menunjukan sejumlah keterkaitan atau hubungan diantara konsep,
prosedur, dan prinsip sehingga dapat memudahkan pemahaman tentang
suatu konsep kebermaknaan dengan jalan menunjukan konteks suatu
konsep, prosedur atau prinsip pada bagian isi yang lebih luas (Ausubel
dalam Wena, 2013) sekaligus juga dapat memberikan pengaruh
motivasional pada siswa (Keller dalam Wena, 2013). Dengan cara

membuat kaitan-kaitan diantara pengetahuan yang baru dengan yang lama,


yang telah dimiliki oleh siswa, pesintesis juga berpeluang untuk
meingkatkan retensi.
5. Analogi
Analogi bertujuan untuk memudahkan pemahaman terhadap pengetahuan
yang baru dengan cara membandigkannya dengan pengetahuan yang
sudah dikenal siswa. Analogi menggambarkan persamaan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yanglain yang berada diluar
cakupan pengetahuan yag sudah dipelajari. Disaming itu, analogi dapat
dipakai untuk enjelaskan suatu konsep, prosedur, prinsip atau teori
sehingga mudah dipahami siswa. Hal ini dapat membantu pemahaman
terhadap pengetahuan yang sukar dimengerti oleh pembelajar. Semakin
dekat persamaan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
dijadikan analogi semakin efektif analogi tersebut.
6. Pengaktifan strategi kognitif
Strateg kognitif adalah ketramapilan yang diperlukan siswa untuk
mengatur proses internalnya ketika belajar, mengingat, dan berfikir. Gagne
(dalam Dahar, 1988:168-169) menyebutkan strategi kognitif sebagai
proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa (orang
yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan
perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir. Strategi kognitif hendaknya
diaktifkan selama pembelajaran berlangsung. Pembelajara akan lebih
efektif apabila guru mampu mendorong siswa baik secara sadar ataupun
tidak, untuk mengguakan strategikognitif yang sesuai. Menurut Rigney,
terdapat dua cara untuk mengaktifkan strategi kognitif, yaitu :
1. Embedded strategy
Embedded strategy adalah strategi yang dilakukan dengan cara
mernacang pembelajaran yag memaksa siswa untuk menggunakan cara
tersebut. strategi ini dapat erupa penampilan gambar, diagram,
mnemonic, analogi, dan prafase. Selain itu, dapat berupa pertanyaan
penuntun (adjunct_question) juga dapat dipakai dalam startegi ini.
2. detached strategy

Detached strategy adalah sttategi yang memberikan imbauan kepada


siswa untuk menggunakan strateg yang pernah ia gunakan. misalnya
menghimbau siswa untuk membuat diagram yang baru saja ditunjuan
oleh guru atau pikirkan sebuah analogi untuk memperjelas ide yang
baru saja dibahas.
7. Kontrol belajar
Menurut Merill ( dalam Wena, 2013) konterol belajar in erkaitan dengan
kebebasan siswa dalammelakukan pilihan dan pengurutan terhadap isi
yang dipelajari (content control), kecepatan belajar (pace control),
komponen strategi pembelajaran yang ingin digunakan (display control),
dan strategi kognitif yang ingin digunakan (conscious cognition control).
2.4 Prinsip Dalam Strategi Pembelajaran Elaborasi
Menurut Degeng (dalam Wena, 2013), ada enam prinsip yang menjadi
dasar dalam melakukan pengorganisasian isi pembelajaran, yaitu :
1. Prinsip pertama adalah penyajian kerangka isi (epitome). Dalam teori
elaborasi, penyajian kerangka isi ditempatkan pada fase yang paling awal
dari keseluruhan proses pembelajaran.
2. Prinsip kedua adalah berkaitan dengan tahapan dalam melakukan
elaborasi isi pembelajaran. Elaborasi tahap pertama akan mengelaborasi
bagian-bagian yang tercakup dalam kerangka isi, elaborasi tahap kedua
akan mengelaborasi bagian-bagian yang tercakup dalam elaborasi tahap
pertama, dan begitu seterusnya.
3. Prinsip ketiga adalah berkaitan dengan penekanan bahwa bagian yang
terpentinglah yang harus disajikan pertama kali. Guna menentukan
penting atau tidaknya suatu bagian ditentukan oleh sumbangannya untuk
memahami keseluruhan isi bidang studi.
4. Prinsip keempat berkaitan dengan tingkat kedalaman dan keluasan
elaborasi. Setiap elaborasi hendaknya dilakukan cukup singkat agar
konstruk (fakta, konsep, prinsip atau prosedur) dapat diterima dengan baik
oleh siswa. Namun demikian, elaborasi juga perlu dilakukan dengan cukup
panjang agar tingkat kedalaman dan keluasan elaborasi memadai.
5. Prinsip kelima berhubungan dengan penyajian pensintesis. Penyajian
pensintesis dilakukan secara bertahap, yaitu setelah setiap kali melakukan
7

elaborasi, secara khusus dimaksudkan untuk menunjukkan hubungan di


antara konstruk-konstruk yang lebih rinci yang baru diajarkan, dan untuk
menunjukkan konteks elaborasi dalam epitome.
6. Prinsip keenam berhubungan dengan penyajian

jenis

pesintesis.

Pesintesisnyang fungsinya sebagai pengait satuan-satuan konsep, prosedur,


atau prinsip hendaknya disesuaikan dengan tipe isi bidang studi.
7. Prinsip ketujuh pemberian rangkuman. Rangkuman yang dimaksud untuk
mengadakan tinjauan ulang mengenai isi bidang studi yang

sudah

dipelajari, dan hendaknya diberikan sebelum penyajian pensintesis.


2.5 Pembelajaran Elaborasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia No 41 tahun tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah, terdapat beberapa kegiatan dalam kegiatan elaborasi, Kegiatan
tersebut mengarahkan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang
lebih mengaktifkan siswa. Kegiatan tersebut antara lain:
1.
Membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna
2.
Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
3.

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis


Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut


4.
Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
5.
Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
6.

prestasi belajar
Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan

baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok


7.
Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individual
8.

maupun kelompok.
Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan


9.
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.
2.6 Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Elaborasi
Strategi pembelajaran elaborasi dilakukan dengan langkah-langkah
yang sistematis. Langkah-langkah pengorganisasian pembelajaran dengan
menggunakan model elaborasia dalah sebagai berikut :
8

Penyajian kerangka isi.


Pembelajaran dimulai dengan menyajikan kerangka isi, struktur yang
memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.

Elaborasi tahap pertama.


Elaborasi tahap pertama adalah mengelaborasi tiap-tiap bagian yang ada
dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang terpenting. Elaborasi tiap-tiap
bagian diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup
konstruk-konstruk yang baru saja diajarkan (pensintesis internal).

Pemberian rangkuman dan sintesis eksternal.


Pada akhir elaborasi tahap pertama, diberikan rangkuman dan diikuti
dengan pensintesis eksternal. Rangkuman berisi pengertian-pengertian
singkat mengenai konstruk-konstruk yang diajarkan dalam elaborasi, dan
pensintesis eksternal menunjukkan hubungan penting yang ada antar bagian
yang telah dielaborasi, dan hubungan antara bagian-bagian yang telah
dielaborasi dengan kerangka isi.

Elaborasi tahap kedua.


Setelah elaborasi tahap pertama berakhir dan diintegrasikan dengan
kerangka isi, pembelajaran diteruskan ke elaborasi dengan maksud
membawa siswa pada tingkat ke dalaman sebagaimana ditetapkan dalam
tujuan pembelajaran.

Pemberian rangkuman.
Pada akhir elaborasi tahap kedua, diberikan rangkuman seperti pada
elaborasi tahap pertama.

2.7 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Elaborasi


Kelebihan strategi pembelajaran elaborasi antara lain:
1. Elaborasi menempatkan siswa sebagai subyek belajar, artinya siswa
berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali
pengalamannya sendiri.
2. Strategi ini menggali kemampuan mengingat, berpikir dan pengalaman
setiap siswa.

3. Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai


dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap siswa bisa
terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.
Perbedaan ini bersifat positif untuk bertukar pendapat.
4. Merubah merubah pengetahuan memori jangka pendek menjadi memori
jangka panjang.
Sementara kelemahan strategi pembelajaran elaborasi antara lain:
1. Tidak semua siswa bisa menerima strategi ini dengan baik dan tepat,
karena gaya belajar setiap siswa berbeda-beda.
2. Dalam mengimplementasikan strategi ini memerlukan banyak waktu
untuk

menggali,

menghubungkan,

menganalisis,

mengembangkan

pengetahuan dan memerlukan berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu


yang inovatif dengan menggabungkan, mengkonstruksi, mengumpulkan
catatan yang baik dan benar.
3. Dalam evaluasi pembelajaran, tingkatan sintesis diterapkan pada tingkatan
SMA.

Sehingga

apabila

diterapkan

pada

tingkatan

SMP maka

membutuhkan penalaran dan waktu yang lama.


2.8 Hasil penelitian yang menggunakan model elaborasi
Penelitian tentang elaborasi sudah banyak diakukan untuk penelitian
pendidikan. Salah satu contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti
Sundari Miswadi, Murbangun Nuswowati, Wasiah. Penelitiannya berjudul
pengaruh pengaruh pembelajaran elaborasi Penelitian ini di ujikan pada mata
pelajaran kimia di SMA dengan judul jurnal (Pengaruh Pembelajaran
Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA) yang di ujikan. Adapun
hasil penelitian yang dilakukannya adalah sebagai berikut:
1 kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
2 Hasil analisis nilai afektif, siswa kelas eksperimen dinyatakan empat
siswa tidak tuntas dan tiga puluh sembilan siswa tuntas dengan batas
kriteria ketuntasan 65. Nilai terendah 57,14 dan nilai tertinggi 100,00
dengan rata-rata 72,29, sedangkan siswa kelas kontrol dinyatakan sepuluh
siswa tidak tuntas dan dua puluh sembilan siswa tuntas. Nilai terendah
3

48,57 dan nilai tertinggi 85,71 dengan rata-rata 67,69.


Hasil analisis nilai psikomotorik, siswa kelas eksperimen secara
keseluruhan dinyatakan tuntas dengan nilai terendah 68,57 dan nilai

10

tertinggi 85,71, sedangkan rata-rata kelas 78,94. Untuk kelas kontrol


dinyatakan dua siswa tidak tuntas dan tiga puluh tujuh siswa dinyatakan
tuntas Nilai terendah 62,86 dan nilai tertinggi 88,57 dengan rata-rata kelas
4

75,60.
Berdasarkan hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran elaborasi
dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa merasa senang dengan
pembelajaran elaborasi. Ini ditunjukkan 4,65% siswa menjawab selalu
menyenangkan, 51,16 % siswa menjawab kebanyakan menyenangkan,
27,91%

siswa

menjawab

seimbang

antara

menyenangkan

dan

membosankan, 13,95% siswa menjawab kebanyakan membosankan dan


hanya 2,33% siswa menjawab selalu membosankan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori elaborasi merupakan teori pembelajaran yang mengorganisasikan
materi pembelajaran dari yang bersifat umum ke yang bersifat khusus dengan
menampilkan epitome atau kerangka isi. Dalam teori elaborasi terdapat teknik
elaborasi yang digunakan untuk mempermudah peserta didik dalam proses
pembelajaran. Terdapat dua teknik elaborasi yang dapat dilakukan dalam
proses pembelajaran, yaitu teknik verbal rehearsal dan teknik mnemonic.
Terdapat tujuh komponen pada teori elaborasi, antara lain urutan elaborasi,
urutan prasyarat belajar, rangkuman, sintesis, analogi, pengaktif strategi
kognitif, dan kontrol belajar. Selain itu terdapatprinsip dalam melakukan teori
elaorasi. prinsip tersebut yaitu: penyajian kerangka isi (epitome), tahapan
dalam melakukan elaborasi isi pembelajaran, penekanan bahwa bagian yang
terpentinglah yang harus disajikan pertama kali, tingkat kedalaman dan
keluasan elaborasi, penyajian pensintesis, dan berhubungan dengan penyajian
11

jenis pesintesis. Adapaun langkah-langkah pembelajaran dengan teori


elaborasi diawali dengan penyajian kerangka isi, elaborasi taap pertama,
pemberia rangkuman atau ssintesis eksternal, elaborasi tahap kedua,
pemberian rangkuman dan sintesis eksternal, sintesis elaborasi tahap kedua ke
dalam kerangka isi dan diakhiri dengan penyajian kerangka isi untuk
mensintesis keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan. Hasil belajar
yang menggunakan teori elaborasi menunjukan hasilbelajar yang lebih tinggi
dibandingkan degan yang tidak menggunakan teori elaborasi. Selain itu siswa
juga merasa lebih senang mengggunakan teori elaborasi dalam pembelajaran.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu: makalah ini terbatas membahas
tentang pengertian elaborasi, teknik elaborasi, komponen elaborasi, prinsip
elaborasi, langkah pembelajaran elaborasi, kelebihan serta kelemahan
elaborasi, dan hasil penelitian yang menggunakan teori elaborasi dalam
pembelajaran sehingga mungkin perlu perluasan kajian yang dibahas yang
terkait dengan teori elaborasi. Selain itu, artikel terkait hasil penelitian yang
menggunakan teori elaborasi dalam pembelajaran juga lebih baik ditambahkan
agar lebih banyakpengetahuan dan informasi yang didapatkan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori-TeoriBelajar. Proyek Pengembangan


Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti.
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya,
Miswadi, S.S, Nuswowati, M & Wasiah. 2009. Pengaruh Pembelajaran
Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan
Kimia. Vol . 3 No.1, 2009, hlm 373-378.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 41 tahun
tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Sudjana, N 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B., Abdul Karim Rauf, dan Najamuddin Petta Solong.
2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran. (Cet. II). Gorontalo: Nurul
Jannah.
Weni, M. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

13

Widodo, J. Priyanto. 2015. Mengorganisasi Isi Pembelajaran Model


Elaborasi pada Materi Pelajaran Sosiologi SMA. Jurnal Edukasi 1 (1): 115.

14

Lampiran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Universitas

: Universitas Negeri Jakarta

Mata Kuliah

: Desain Sistem Pembelajaran

Kelas/Semester

: Magister Pendidikan Biologi 2016/1

Materi Pokok

: Teori dalam Desain Pembelajaran (Elaboration Theory)

Alokasi Waktu

: 70Menit

A. Indikator
1. Mampu menjelaskan pengertian teori elaborasi.
2. Mampu menjelaskan teknik teori elaborasi.
3. mampu menjelaskan komponen dalam teori elaborasi.
4. Mampu menjelaskan prinsip-prinsip dalam teori elaborasi.
5. Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran model
elaborasi.
B. Tujuan Pembelajaran
Dengan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi
dan mengomunikasikan melalui kegiatan di dalam kelas:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian elaborasi dengan benar.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan teknik elaborasi dengan benar.
3. Mahasiswa dapat dan komponen dalam teori elaborasi dengn benar.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip dalam teori elaborasi
dengan benar.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah dalam pembelajaran
model elaborasi dengan benar.
C. Metode Pembelajaran
Pengamatan, diskusi, tanya jawab.
D. Media, Alat, dan Sumber belajar
Media
: LKS
Alat
: Spidol, White Board, laptop dan LCD
Sumber Belajar
: Buku dan Internet
E. Langkah Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran

Alokasi

16

A.

Kegiatan Awal

Waktu
5 menit

1. Presenter memberi salam dan menyampaikan topik yang akan


dibahas.
2. Presenter menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Presentermenyampaikan bagian-bagian pada materi yang akan
B.

disampaikan.
Kegiatan Inti
Elaborasi Tahap Pertama
1.
2.
3.
4.

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok (1 kelompok 4 orang).


Presenter membagi LKS pada tiap-tiap kelompok.
Masing-masing kelompok berdiskusi.
15 menit
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Pemberian Rangkuman dan Sintesis Eksternal


1. Presentermempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi kelompok
yang presentasi.
2. Setiap kelompok diakhir presentasi memberikan kesimpulan.
3. Membimbing siswa untuk membuat sintesis dari hasil kelompok yang
presentasi.

15 menit

Elaborasi Tahap Kedua


1. Kelompok lain presentasi.
2. Kelompok yang tidak presentasi memberikan tanggapan.
3. Kelompok yang presentasi membuat kesimpulan dan sintesis
Pemberian Rangkuman dan Sintesis Eksternal
1. Membimbing siswa untuk membuat rangkuman.
2. Membimbing siswa untuk mengaitkan konsep yang dielaborasi tahap
pertama dan kedua dengan kerangka isi materi.

15 menit

Penyajian Kerangka Isi secara Keseluruhan


1. Presenter bersama mahasiswa mereview materi yang telah dipelajari.

17

10 menit

5 menit
C.

Kegiatan Akhir

5 menit

1. Presenter memberikan reward kepada yang aktif berdiskusi pada


proses pembelajaran.
2. Presenter menutup proses pembelajaran dengan memberikan
salam

LEMBAR KERJA
Anggota Kelompok :

No.
1.

Pertanyaan
a. Jelaskan Apa yang anda

Hasil Diskusi

ketahui tentang teori


elaborasi?
18

No.

Pertanyaan
b. Jelaskan Komponen yang

Hasil Diskusi

terdapat pada teori


elaborasi?

2.

Jelaskan teknik teori


elaborasi!

3.

Jelaskan prinsip-prinsip pada


teori elaborasi!

19

No.

Pertanyaan

Hasil Diskusi

Bagaimana langkah
pembelajaran pada teori
elaborasi?

20

Anda mungkin juga menyukai