Filsafat yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal puncaknya
filsafat. Pada waktu itu sekitar abad VI SM di wilayah Yunani muncul pemikir-pemikir yang disebut filosuf alam. Dinamakan demikian karena objek yang dijadikan pokok persoalan adalah megenai alam. Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar. Dari mana terjadinya alam, itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka. Para filosuf alam tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian, dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal karena itulah mereka berusaha untuk mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri. Maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal, karena pemikiran mereka sampai pada akar ( radik = akar) dari alam yang di persoalkan. Para filosuf alam adalah sebagai berikut : A. THALES ( 625- 545 SM) Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri mesir. Ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Miletos. Dalam pada itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik ( ilmu pasti) dan astronomi ( ilmu bintang). Sesungguhnya demikian Thales terbilang bapak filosufi Yunani sebab dialah filosouf yang pertama, ia tak pernah meninggalkan pelajaran yang dituliskannya sendiri filosofinya diajarkan dengan mulut saja, dan dikembangkan oleh murid-muridnya dari mulut ke mulut pula. Baru Aristolteles, menuliskannya kemudian. Menurut katerangan Aristoteles, kesimpulan ajaran Thales ialah semuanya itu air. Air yang cair adalah pangkal, pokok dan dasar ( principle) segala-galanya. Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula Bagi Thales, air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada dan yang jadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada yang jadi itu. Di awal air di ujung air. Air sebab yang penghabisan asal air pulang ke air. Air yang satu itu adalah bingkai dan pula isi. Atau dengan kata lain, filosofi air adalah substrat ( bingkai ) dan substansi (isi) kedua- duanya. Dalam pandang thales masih animisme. Animisme ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa tetapi juga benda mati. Kepercayaannya ke sana di kuatkan oleh pengalaman pula. Besi berani dan batu api yang digosok sampai panas menarik barang yang dekat padanya. Ini pandangannya sebagai mempunyai kodrat tanda berjiwa. Jadi tentang filosufi Yunani yang pertama ini, pandangan pikirannya menyatukan semua pada air. Air asal dan akhir. B. ANAXIMANDROS ( 610-547 SM) Anazimandros adalah salah satu dari murid Yhales. Ia lebih muda lima belas tahun dari Thales, tapi meninggal dua tahun lebih dulu dari Thales. Anazimandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi. Sebagai filosof ia lebih besar dari gurunya. Oleh karena itu meskipun ia Thales, namun mempunyai prinsip dasar alam. Prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan tak terbatas yang oleh dia disebut apeiron. Apeiron adalah zat yang tak terhingga dan tak terbatas dan tidak dapat dirupakan,tak ada persamaannya dengan apapun. Segala tampak dan terasa, segala yang dapat ditentukan rupanya dengan panca indera kita, semuanya itu mempunyai akhir. Ia timbul (jadi), hidup, mati, dan lenyap. Segala berakhir berada dalam kejadian senantiasa, yaitu dalam keadaan berpisah dari yang satu kepada yang lain. Yang cair menjadi beku dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi dari ada Apeiron dan kembali pula kepada Apeiron. Jika kita melihat sifat-sifat yang diberikan oleh Anaximandros tentang Apeiron yaitu sebagai zat atau sesuatu yang tak terhingga, tak terbatas, tak dapat diserupakan dengan alam, maka barangkaliyang dimaksud dengan apeiron adalah Tuhan. C. ANAXIMENES (585 494 SM) Anaximenes adalah seorang murid Anaximandros, ia juga adalah filosof alam terakhir dari kota Miletos. Sesudah ia meninggal dunia, kemajuan filosof alam berakhir di kota tersebut. Ia berpendapat bahwa barang yang asal itu satu dan tak terhingga. Ia tidak dapat menerima pendapat Anaximandros -gurunya-, bahwa barang yang asal itu tidak ada persamaannya dengan barang yang lain dan tidak dapat dirupakan. Baginya, yang asal itu mesti satu dari yang ada dan tampak. Barang yang asal itu adalah udara. Udara itulah yang satu dan tidak berhingga. Dalam pandangan tentang asal, Anaximenes turun kembali ke tingkat yang sama dengan Thales. Kedua duanya berpendapat, yang asal itu mestilah salah satu dari yang ada dan yang terlihat. Thales mengatakan air asal dan kesudahan dari segala galanya. Anaximenes mengatakan udara yang memalut dunia ini, menjadi sebab segala yang hidup. Jika tak ada udara itu, tak ada yang hidup. Pikirannya ke sana barangkali terpengaruh oleh ajarran Anaximandros, yang mengatakan bahwa Jiwa itu serupa dengan udara. Sebagai kesimpulan, ajarannya mengatakan bahwa Sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain dari udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini menjadi satu. Untuk pertamakalinya, pengertian jiwa masuk ke dalam pandangan filosofi. Hanya saja, Anaximenes tidak melanjutkan argumennya kepada soal penghidupan jiwa.soal jiwa yang mengenai alam kecil, perasaan manusia yang hidup dalam pergaulan, baru kemudian jadi masalah yang penting bagi filosofi. Baru Aristoteles mulai mengupasnya. Dengan itu, dihidupkannya cabang ilmu baru, yaitu ilmu Psikologi. Menurut pendapat Anaximenes, udara itu benda, udara itu materi. Tetapi, sungguh dasaar hidup dipandangnya sebagai benda, ia membedakan pula yang hidup dengan yang mati. Badan mati, karena menghembuskan jiwa itu keluar, dan yang mati itu tidak berjiwa. Anaximenes mengemukakakn suatu soal baru, yang belum didapat pada Thales dan Anaximandros. Ketiga tiganya berpendapat, bahwa ada yang asal yang menjadi pokok segalanya. Tetapi Anaximenes maju selangkah lagi dengan bertanya : Gerakan apakah yang menjadi sebab terjadinya alam yang lahir yang banyak ragam dan macamnya dari barang asal yang satu itu ? Sebagai ahli ilmu alam, Anaximenes mencari jawabannya dengan memperhatikan pengalaman. Semuanya terjadi dari udara. Kalau udara diam saja, sudah tentu tidak terjadi yang lahir itu dengan berbagai macam dan ragam. Udara bisa jarang dan padat, kalau udara menjadi jarang, terjadilah api. Kalau udara berkumpul menjadi rapat, terjadilah angin dan awan. Bertambah pendapat sedikit lagi, turun hujan dari awan itu. Dari air, terjadilah tanah, dan yang sangat padat menjadi batu. Di samping itu, Anaximenes juga merupakan filosof yang pertama kali membincangkan jiwa dalam pandangan filsafat. Hanya saja, ia tidak bisa melanjutkan pikirannya kepada soal penghidupan jiwa. karena memang hal ini di luar garis filosofi alam. D. HERAKLITOS (540-480 SM) Heraklitos lahir di kota Ephesos di Asia Minor. Ia menyatakan bahwa asal dari segala sesuatu hanyalah satu anasir, yakni api. Api itu lebih dari air dan udara. Api itu membakar semuanya, menjadikan semuanya itu menjadi api dan akhirnya menukarnya menjadi abu. Yang kemudian ini dapat diibaratkan dengan pada panas matahari yang menjadi syarat hidup bagi makhluk hidup yang ada di bumi. Heraklitos memandang api sebagai anasir yang menurut pandangannya semata mata tidak terikat pada alam luaran seperti pandangan para filosof Miletos. Menurutnya, segala kejadian yang ada di dunia ini serupa dengan api, yang tidak ada putusnya dan berganti ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri. Segala hidup adalah mula dari mati. Dalam dunia ini tidak ada yang tetap. Semuanya berlalu, dan semuanya mengalir. Dunia adalah tempat pergerakan senantiasa, tempat kemajuan yang tidak berkeputusan. Yang baru itu mendapat tempatnya dengan menghancukan posisi yang lama. Dunia ini medan perjuangan yang tidak berkeputusan antara dua aliran yang bertentangan. Tetapi perjuangan itu antara yang banyak dengan yang banyak, maka tidak ada kemajuan. Segala barang yang fana, segala keadaan yang sementara, adalah tingkat berturut turut dari suatu gerakan yang maha besar. perjuangan itu adalah Bapak dari segalanya, raja dari segalanya. Jika dipahamkan, uraian Heraklitos ini dan dibandingkan dengan uraian Thales, Anaximandros, dan Anaximenes. Nyatalah bahwa tujuan pandangan para filosof sudah berubah. Inilah jasa Heraklitos yang sangat besar, ia berpendapat suatu dunia baru yang tidak diketahui filosof filosof alam. Yaitu dunia pikiran yang dinamainya Logos. Akam pikiran inilah yang dipersoalkan filosof sampai sekarang ini. Dan menurutnya, segala perubahan dikuasai oleh hukum dunia yang satu, yaitu Logos (pikiran). Orang yang mengetahui hukum dunia tentu akan bertindak menyatukan hukum tersebeut. Seperti halnya logos menguasai dunia, perbuatan manusia akan dikuasai oleh akalnya. Logoslah yang menjadikan dunia bergerak, dank arena itulah hukum dunia menurut irama yang tetap. E. PHYTAGORAS (580-500 SM)
Phytagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang terkenal
dengan teorimanya. Ia dilahirkan di Pulau Samos yang merupakan pulau menakjubkan di Ionia dengan udara yang segar , lautan dan pepohonan, serta music. Ia kemudian menetap di Corton. Kehidupan Phytagoras dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Dalam kisah Yunani ia banyak disebut sebagai orang yang banyak melakukan kegiatan perjalan. Diantaranya adalah perjalanannya ke mesir. Tujuannya pergi kesana adalah berguru , menuntut ilmu kepada imam-imam mesir. Ia belajar tentang astronomi, geometri, dan juga ritus-ritus mistik. Setelah beberapa lama belajar dimesir, ia kembalu ke Samo, dan disini Phytagoras melanjutkan pencariannya mengenai filsafat dan ilmu-ilmu yang didapatkannya di Mesir.(Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, Kencana Prenada Media Goup, Jakarta, Cet: 1, 2011) Kemudian Ia melakukan perjalanan lagi ke sebelah selatan Italia pada tahun 530 M. Ia kemudian menetap di kota Kroton. Di kota ini ia mendirikan sebuah perkumpulan agama, yaitu disebut sebagai kaum Phytagoras. Perkumpulan itu menjadi sebuah tarikat. Mereka merupakan tipe masyarakat yang diam dan menutup diri dari masyarakat lain dan hidup selalu dengan ama ibadat. Ujung tarikat Phytagoras ialah mendidik kebathinan dengan mensucikan ruh. Phytagoras percaya akan perpindahan jiwa dalam makhluk yang akan datang. Apabila seseorang meninggal, jiwanya kembali lagi kedunia, masuk kedalam badan suatu hewan. Menurut kepercayaan Phytagoras manusia itu berasal dari Tuhan. Menurutnya jiwa dalam manusia adalah penjelmaan dari Tuhan yang jatuh kedunia karena dosa. Dia Ia akan kembali ke langit di mana kehidupan Tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu. Hidup murni adalah jalan untuk menghapus dosanya itu. Tetapi prosesnya tidak tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Sebab jiwa itu masuk berulang- ulang ketubuh makhluk terlebih dahulu. Dengan jalan itu setingkat dari setingkat ia akan mencapai kemurnian. Untuk mencapai hidup murni haruslah orang memantangkan makan daging dan kacang. Menurut kepercayaan itu Phytagoras menjadi penganjur Vegetarisme, yang hanya memakan sayur dan buah saja. Tetapi tidak cukup orang hidup dengan membersihkan hidup jamani saja. Juga hidup rohani teristimewa harus diperhatikan. Manusi harus berzikir senantiasa untuk mencpai kesempurnaa hidupnya. Menurut keyakinan kaum Phytagoras, setiap waktu orang harus mempertanggung jawabkan hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Hidup di dunia menurut Phytagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian. Berlagu dengan music adalah juga sebuah jalan untuk membersuhkan ruh. Dalam penghidupan kaum Phytagoras music itu dimuliakan. Phytagoras sendiri tidak ada meniggalkan ajaran yang tertulis (buku). Apa yang kelaura dari mulutnya sendiri susah memisahkan dari yang ditambahkan oleh murid- muridnya. Pelajar dan guru sudah menjadi satu kepercayaan. Sebab itu orang tak dapat mengatakan semua itu ajaeran seorang Phytagoras semata. Harus dikatakan bahwa itu adalah paham Kaum Phytagoras. Oleh pengikutnya Phytagoras dianggap sebagai seorang dewa. Apa yang dikatakannya musti benar. Selain sebagai tokoh dalam Kepercayaan Kaum Phytagoras. Ia juga merupakan seorang pemikir. Terutama dalam ilmu matematika. Dialah orang pertama yang mengemukakan teori dari angka-angka yang menjadi dasar ilmu berhitung. Falsafah pemikirannya banyak diilhami oleh rahasia angka-angka. Ia beranggapan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah angka. Benda dari benda lain dibatasi oleh angka, kita menentukan segala sesuatu dengan bilangan. Segala sesuatu dalam alamraya tidak tertentu dan tidak menentu, benda atau materi adalah sesuatu yang tidak menentu, baru setelah memiliki batas bentuk dan angka ia menjadi tentu dan pasti. Dunia angka adalah dunia kepastian, dan dunia ini erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti. Ilmu ukur mengajarkan lingkaran mutlak bulat, namun dalam alam kenyataanya tidak dapat kita jumpai lingkaran yang mutlakbulat meskipun bagaimana teliti dan hati- hati kita memutar jangka. Alam dunia penuh dengan kekurangan, hanya Tuhanlah yang mempunyai kesempurnaan. Di sinilah masalahnya dimana pemikiran dunia piker lebih terhormat daripada dunia kebendaan, dan Tuhan tentu ilmu pasti. Dalam ilmu kalah dan Theology zaman pertengahan jalan pemikiran seperti Phytagoras sangat berpengaruh sehingga pembuktian adanya Tuhanpun didasarkan pada logika dan ilmu pasti. Kita mengenal kebalikannya sifat yang mustahil, kemudian ada satu lagi sifat mungkin. Semakin besar kegagalan yang ditemui oleh orang dalam hidupnya sehari-hari, semakin besar kesediann dia untuk terbang dari dunia kebendaan an merindukan kepda sesuatu yang hakiki dan abadi, semakin besar kesediannya untuk menerima barang keramat dan mistik. Disini dapat kita lihat bahwa seorang Phytagoras memiliki ajaran filasafat yang penuh dengan matematik. Karena kecakapan yang ia miliki dan terpengaruh besar dengan matematik. Sehingga dalam segala keadaan ia melihat angka-angka dan segala keadaan merupakan perpaduan dari unsur angka. Angka adalah asal dari segala dan segala macam hubungan dapat dilihat dari angka. Phytagoras mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan. Baginya tidak ada satupun yang di alam ini terlepas dari bilangan. Semua realitas dapat diukur dengan bilangan atau kuantitas. Karena itu, dia berpendapat bahwa bilangan adalah unsur utama dari alam dan sekaligus menjadi ukuran. Kesimpulan ini ditarik dari kenyataan bahwa realitas alam adalah harmoni antara bilangan dan gabungan antara dua hal yang berlawanan, seperti nada music dapat dinikmati karena oktaf adalah hasil dari gabungan bilangan (bilangan ganjil) dan 2 (bilangan genap). Kalau segala-galanya adalah bilangan, itu berarti bahwa unsur bilangan merupakan juga unsur yang terdapat dalamsegala sesuatu. Unsur-unsur bilangan itu adalah genapdan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Demikian juga seluruh jagad raya merupakan suatu harmoni yang mendamaikan hal-hal yang dikembalikan pada bilangan. Jasa phytagoras ini sangat besar dalampengembanganilmu. Terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat tergantung pada pendekatan matematika. Galileo menegaskan bahwa alam ditulis dalam bahasa matematika. Dalam filsafat ilmu, matematika merupakan sarana ilmiah yang tepenting dan akurat karena dengan pendekatan matematikalah ilmu dapat diukur dengan benar dan akurat. Di samping itu, matematika dapat menyederhanakan uraian yang panjang dalam bentuk symbol, sehingga lwbih cepat dipahami. (Bakhtiar Amsal, Filsafat Ilmu, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2007)
F. PARMENIDES (540-473 SM)
Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Arti nama Parmenides adalah "Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitossebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM. Ia berasal dari kota Elea, Italia Selatan. Ia berasal dari keluarga yang kaya dan terhormat di Elea. (https://id.wikipedia.org/wiki/Parmenides pada 16 Sept 2017 jam 12:22). Ia adalah tokoh yang mengatakan kebenaran adalah satu, namun berbeda-beda dari orang mengatkannya. Ada kebenaran yang dikatakannya dengan rendah hati, dan kebenaran disampaikan dengan cara teroro dan paksa. Dan cara yang masih berlaku dari zaman dahulu hingga modern, dimana manusia banyak yang menghindari konflik dan masalah yang terjadi. Karena manusia lebih menyukai kemudahan dalam setiap aktifitasnya. Ia memiliiki cara bepikir tentang Tuhan, yaitu : 1) Tidak mungkin meyakini yang tidak ada. 2) Tidak mungkin Tuhan itu ada dan sekaligus tidak ada. Untuk mencapai kebenaran, kita tidak dapat berpedoman dengan pengelihatan yang menampakkan kepada kita yang banyak dan berubah-ubah. Hanya akal dapat mengatakan bahwa yang ada itu harus ada, serta mengakui yang tidak ada itu mustahil ada. G. DEMOKRITOS (460 - 360 SM) Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat. Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara. Ia hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia berasal dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih muda, ia menggunakan warisannya untuk pergi ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari riwayat hidup Demokritos. Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda yang kebenarannya sulit dipercaya. Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda, namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos dan Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Selain itu, filsafat Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama. Misalnya saja, Plato tidak mengetahui apa-apa tentang Atomisme. Baru Aristoteles yang kemudian menaruh perhatian besar terhadap pandangan atomisme. (https://id.wikipedia.org/wiki/Demokritospada 16 Sept 2017 jam 12:51) Menurut Demokritos, segala sesuatu berisi penuh atau kosong. Jika kita memiliki pisau dan membelah sesuatu semisal buah apel, namun apel tersebut kosong maka tidak aka nada hasilnya. Dan jika apel tersebut sebenar-benarnya buah apel yang memiliki daging di dalamnya, maka jiak dibelah dengan pisau pasti akan menghasilakn sebuah potongan-potongan buah apel yang dapat dibagi menjadi potongan yang terbesar sampai terkecil. Dan diibaratkan bagian-bagian kecil dalam apel yang kemudian dibagi menjadi titik-titik yang tak terbatas jumlahnya dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Maka bagian-bagian terkecil apel tersebut menjadi gambaran sebagaimana atomos yang sangat kecil dan tidak terlihat tetapi ada dan menimbulak efek yang sangat besar. Atomos juga berarti tidak dapat dibagi. Ia tidak timbul dan tidak hilang, juga sangat homogeny, satu dari ruang lain tidak berbeda kecuali dalam bentuk dan besarnya, tak berubah sifatnya kecuali hanya dalam peletakakannya, lahir dan hilangnya benda tergantung pada bersatu atau berpisahnya atom-atom itu. Letak, bentuk dan besar kecilnya atom menentukan sifat-sifat benda. Atom-atom itu dalam keadaan bergerak selamanya, sebaaimana geraknya titik-titik debu yang dapat kita lihat dalam berkas sinar matahari di udara yang tak berangin. Gerak itu terjadi tidak karena akal melainkan secara mekanis. Demokritos sependapat dengan Heraklitos, bahwa segala permulaan adalah api. Api yang terdiri dari atom yang sangat halus, licin dan bulat. Atom apilah yang menjadi dasar dalam segala hidup. Atom api adalah jiwa. Jiwa itu tersebar ke seluruh badan kita, yang menyebabkan kita bergerak. Waktu menarik nafas, kita tolak ia keluar. Kita hidup hanya selama kita bernafas. Demikianlah Demokritos menjadikan atom sebagai asas hidup pengelihatan, perasaan dan pendengaran, semua timbul dari gerak atom.