THALES
Thales lahir antara tahun 624–625 SM, meninggal antara tahun 547–546
SM. Dia adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad
ke-6 SM. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama dan
disebut sebagai bapak filsafat.Karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-
gejala didalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia.
Beliau juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam
bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang
pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri,
astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales
digolongkan ke dalam Mazhab Miletos. Thales tidak meninggalkan bukti-bukti
tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan
melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales
adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam
semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam
(natural philosophy).
Pemikiran Thales:
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani
arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya
yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada
sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat
mantap, dan tak terbinasakan. Menurut Thales air sebagai sumber kehidupan.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan
makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk
hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat
berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Selain itu, ia
juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang
sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di
atasnya.
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa
tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang
materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan
pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
3. Teorema Thales
Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku.
a. 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
b. 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang
saling berlawanan akan sama.
4.Pandangan Politik
B. ANAXIMANDROS
C. HERAKLITUS.
Pemikiran Heraclitus:
a. Logos
Menurut Heraclitus alam semesta ini bergerak dan berubah karena adanya
Logos. Logos yang dimaksud heraclitus tidak didefinisikan secara khusus, artinya
tidak digambarkan secara jelas, tidak dapat dipahami orang lain karena logos
adalah pemikiran orang itu sendiri. Pernyataan inilah yang membuat Heraclitus
dijuluki “si Gelap” (the obscure), karena pemikirannya ini tidak dapat
disimpulkan secara pasti. Namun jika kita mengkaji bahwa logos adalah cara
berfikir manusia itu sendiri yang didefinisikan sebagai rasio, alasan, susunan,
maka logos adalah cara seseorang memandang, menilai, berfikir tentang dunia dan
alam sekitarnya dengan menggunakan daya pikir mereka sendiri.
b. Api
Heraclitus berpendapat bahwa kosmos terbentuk dari api. Dari
pendapatnya ini maka seperti sifatnya bahwa api itu menyala, panas, dan dapat
meredup. Api dapat mengubah sesuatu dengan panasnya, dan cahayanya menyala,
juga meredup sesuai dengan waktunya. Kehidupan di alam semesta ini dapat
digambarkan sebagaimana api dalam filsafat Heraclitus. Pada suatu masa
kehidupan itu akan selalu berpijar dan menyala-nyala seperti api yang sedang
membara, namun pada masanya akan mati dengan sendirinya.
c. Harmoni
Heraclitus berpendapat bahwa dua hal yang berbeda terdapat kesatuan.
Perbedaan-perbedaan di alam semesta ini memiliki keterkaitan satu dengan yang
lainnya, dia menganggap bahwa ada hubungan dalam setiap perbedaan.jika
dikaitkan dengan kejadian-kejadian nyata yang dialami oleh manusia misalnya
rasa kenyang muncul akibat dari adanya rasa lapar. Adanya tua karena proses dari
muda. Tidak akan ada orang kaya tanpa orang miskin. Tidak ada presiden tanpa
rakyat. Adanya hal-hal yang berbeda inilah yang merupakan proses dari satu
kesatuan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dan dalam perbedaan
inilah tercipta sebuah harmoni kehidupan yang saling melengkapi.
D. Sungai
Menurut Heraclitus kita tidak akan turun dua kali di sungai yang sama.
Maksud dari pandangan ini adalah menggambarkan segala sesuatu yang tidak
mungkin tetap atau sama dengan sebelumnya. Segala sesuatunya pasti berubah
dan bergerak, serta mengalir. Pandagan Heraclitus “Panta rhei uden menei,
Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap” pemikiran
Heraclitus ini menjelaskan kepada kita bahwa segala sesuatu tidak ada yang
bersifat tetap, semuanya berubah, mengikuti arus perubahan. Jika ditelaah lebih
jauh, dari pemikiran Heraclitus ini kita bisa mengkaitkan dengan jalan hidup kita.
Nasib, takdir, dan jalan hidup manusia mengalir seperti air di sungai, mengikuti
kemana arus sungai mengalir menuju muara sungai, demikian juga kehidupan
manusia selalu berubah mengikuti arus perkembangan jaman menuju pada
perubahan. Dari ada menjadi tiada, dan dari tiada menjadi ada. Dari muda menjadi
tua, dari hidup menjadi mati. Dari kaya menjadi miskin, atau sebaliknya dari
miskin menjadi kaya. Alam semesta yang kita huni inipun mengalami hal yang
sama, ber-evolusi terus menerus mengikuti iklim, cuaca, dan faktor-faktor
lainnya.
D. PLATO
Plato merupakan salah satu filsuf yang terlahir di Atena pada tahun 427 SM,
dan meninggal pada tahun 347 SM di Atena pula pada usia 80 tahun. Ia berasal
dari keluarga aritokrasi yang turun temurun memegang politik penting dalam
politik Atena. Ia bercita-cita menjadi orang Negara, tapi perkembangan politik
dimasanya tidak memberi kesempatan padanya untuk mengikuti jalan hidup yang
diinginkannya itu.
Namanya bermula Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia
memperoleh nama itu karena bahunya yang lebar sepadan dengan badannya yang
tinggi dan tegap raut mukanya, potongan tubuhnya serta parasnya yang elok.
Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain pelajaran umum adalah
menggambar dan melukis disambung dengan belajar musik dan puisi. Sebalum
dia dewasa dia sudah pandai membuat karangan yang bersajak. Dimasa itu Plato
mendapat didikan dari guru-guru filosofi, pelajaran filosofi mula-mula
diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos yang
mengajarkan seperti air “semuanya berlalu”. Sejak umur 20 tahun Plato mengikuti
pelajaran Sokrates dan pelajaran itulah yang memberikan kepuasan baginya.
Pengaruh Sokrates makin hari makin mendalam padanya, ia menjadi murid
Sokrates yang setia sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi
pujaannya. Dalam segala karangannya yang berbentuk dialog, bersoal jawab.
Sokrates kedudukannya sebagai pujangga yang menuntun, dengan cara begitu
ajaran Plato tergambar keluar melalui mulut Sokrates. Setelah pandangan
filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan
gurunya. Sokrates digambarkannya sebagai guru bahasa isi hati riwayat di Atena
yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuasaan demokrasi yang
meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh
kekuasaan seorang tiran dan oligarki, yang akhirnya membawa Atena lenyap ke
bawah kekuasaan asing.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia
pandai menyatukan puisi dan ilmu seni filosofi. Pandangan yang mendalam dan
abstrak sekalipun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada
seorang filosof sebelumnya dapat menandinginya dalam hal ini. Hukuman yang
ditimpakan itu dipandangnya suatu perbuatan zalim meminum racun, besar sekali
pengaruhnya atas pandangan hidup Plato Sokrates dimatanya adalah seorang yang
jujur dan adil orang yang tak pernah salah. Tidak lama setelah Sokrates
meninggal, Plato pergi dari Atena, itulah permulaan ia mengembara 12 tahun
lamanya dari tahun 399 SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides
mengajarkan filosofinya. Ada cerita yang mengatakan bahwa ia mengarang
beberapa dialog yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah
hidupberdasarkan ajaran Sokrates. Dari Megara ia pergi ke Kyrena, dimana ia
memperdalampengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang
bernama Theodoros, disana ia juga mengarang buku-buku dan mengajarkan
filosofi. Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau Sisiria
yang pada wkatu itu diperintah oleh seorang tiran yang bernama Dionysios yang
mengajak Plato tinggal di istananya. Disitu Plato kenal dengan ipar raja Dionysios
yang masih muda bernama Dion yang akhirnya menjadi sahabat karibnya. Mereka
berdua sepakat mempengaruhi Dionysisos dengan ajaran filosofinya agar
kehidupan sosialnya menjadi lebih baik. Tetapi ajaran Plato membuat Dionysios
menjadi jemu. Pada tahun 367 SM setelah Plato 20 tahun menetap dalam
Akademia, diterimanya undangan dari Dion untuk datang ke Sirakusa, setelah
Dionysios meninggal maka digantikan oleh Dion dengan nama dionysios II dan
berharap Plato dapat mengajarkan kepada yang masih muda itu “pandangan
filosofi tentang kewajiban pemerintah menurut pendapat Plato” akhirnya Plato
berangkat ke Sirakusa dan disambut oleh raja dengan gembira, tetapi bagi raja itu
filosofi itu tidak menarik akhirnya intrigue, fitnah dan hasutan merajalela dalam
istana itu. Akhirnya Dion dibenci oleh raja dan dibuang ke Sisilia. Kemudian
Plato kembali ke Atena, tapi 6 tahun kemudian pada tahun 361 SM plato ketiga
kalinya datang ke Sirakusa, raja Dionysios II dengan Dion berusaha agar Plato
kemabali ke Sirakusa, tapi maksudnya tidak berhasil dan harapannya untuk
mencoba sekali lagi melaksanakan cita-citanya tentang pemerintahan yang baik
dalam politik gagal sama sekali. Akhirnya Plato kembali ke Atena dan
memusatkan pada Akademia sebagai guru dan pengarang. Plato tidak pernah
menikah dan tidak punya anak.
Pemikiran yang dicetuskan Plato: intisari dari filosofi plato ialah
pendapatnya tentang idea itu adalah suatu ajara yang sulit pemahamannya. Salah
satu sebab ialah bahwa pahamannya tentang idea selalu berkembang, bermula idea
itu dikemukakan sebagai teori logika, kemudian meluas menjadi pandangan
hidup, menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social mencakup pandangan
agama. Plato memisahkan kenyataan yang kelihatan dalam alam yang lahir
dimana berlaku pandangan Herakleitos dan alam pengertian yang abstrak dimana
berlaku pandangan Parmenides. Dalam bidang yang pertama yang ada hanya
kiraan, sebab kalau semuanya mengalir tidak berhenti-henti, tiap barang bagi
setiap orang pada setiap waktu hanya berupa seperti yang terbayang dimukanya
maka manusia menjadi ukuran segalanya seperti dikatakan oleh Protagoras. Tetapi
pengetahuan dapat memberikan apa yang tetap adanya yaitu idea. Berlakunya idea
itu tidak bergantung kepada pandangan dan pendapat orang banyak, ia timbul
semata-mata karena kecerdasan berpikir pengertian yang dicari dengan pikiran
adalah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada, tinggal mencarinya sja. Pokok
tinjauan filosofi Plato adala mencari pengetahuan tentang pengetahuan, ia bertolak
dari ajaran gurunya Sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang
berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagi
dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi
Plato. Pengertian yang mengandung didalamnya pengetahuan dan budi yang
dicarinya bersama-sama dengan Sokrates, pada hakekatnya berlainan sama sekali
dari pandangannya, sifatnya tidak diperoleh dari pengalaman. Pemandangan
hanya alasan untuk menuju pengertian, ia diperoleh atas usaha akal sendiri.
Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari
kedaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu suatu pikiran melainkan suatu
realita. Pendapat Parmenides tentang adanya yang satu kekal, dan tidak berubah-
ubah, tapi yang baru dalam ajaran Plato ialah pendapatnya tentang suatu dunia
yang tidak bertubuh. Filosof grik sebelumnya dia tidak genal gambaran dunia
semacam itu, juga adanya dalam pikiran Parmenides yang mengisi sepenuhnya,
sehingga tidak ada lagi tempat yang kosong. Dunia yang bertubuh adalah dunia
yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman. Semua itu bergerak dan
berubah senantiasa tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan
pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian.
Menurut Plato Negara ideal menganut prinsip yang mementingkan
kebajikan. Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan, apapun yang dilakukan
atas nama Negara harus dengan tujuan untuk mencapai kebajikan. Atas dasar
itulah kemudian Plato memandang perlunya kehidupan bernegara. Tidak ada cara
lain menurut Plato untuk membangun pengetahuan kecuali dengan lembaga-
lembaga pendidikan, inilah yang kemudian memotivasi Plato untuk mendirikan
sekolah dan akademi pengetahuan. Plato menilai Negara yang mengabaikan
prinsip kebajikan jauh dari Negara yang didambakan manusia, sehingga Negara
yang ideal menurut Plato adalah Negara yang menjunjung tinggi kebajikan.
Manusia juga dianugrahi bakat dan kemampuan yang tidak sama, masing-masing
memiliki bakat alamiah yang berbeda dan itu menciptakan saling ketergantungan.
Negara ideal menurut Plato adalah City State, Negara yang tidak terlalu luas dan
tidak terlalu kecil. Negara luas akan sulit untuk menjaganya sementara negara
kecil akan sulit dipertahankan karena mudah untuk dikuasai.
Pemikiran Plato yang anti individualise yang telah merusak kehidupan
social masyarakat Athena, manusia menjadi individualise hanya mementingkan
kebutuhan diri mereka sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain. Ada
tuduhan yang mengatakan bahwa Plato adalah anti demokrasi, argumentasi ini
membenarkan tuduhan itu mengapa Plato menjadi anti demokrasi. Pemikiran
Plato tidak terlepas dalam konteks sosio-hostoris kehancuran Athena. Kehancuran
Athena menurut Plato bukan hanya karena kekalahan Athena dalam perang
pelopenesos. Kemenangan Sparta atas Athena menunjukkan prinsip-prinsip dari
kenegaraan Athena yang demokratis. Inilah yang melahirkan karya-karya Plato
dalam judul republic. Dalam buku ini Plato secara tegas menujukkan simpati dan
kekagumannya kepda system kenegaraan otoriter Sparta dan antipatinya kepada
demokrasi. Plato menuduh kehancuran Athena disebabkan akibat demokrasi yang
lemah dan disintegrasi serta tidak stabil.
Etik Plato: pendapat Plato seterusnya tentang etik bersendi ada ajarannya
tentang idea. Dualisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam
praktik hidup, oleh karena itu kemauan seseorang bergantung kepada
pendapatnya, nilai kemauannya itu ditentukan pula oleh pendapat itu. Jadinya
menurut Plato ada 2 macam budi, pertama budi filosofi yang timbul dari
pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan
orang banyak. Pandangan Plato tentang Negara dan luasnya masih terpaut pada
masanya, ia lebih memandang kebelakang daripada kemuka. Buku-buku yang
ditulis pada masa Sokrates adalah Apologie, Kriton, Ion,Protagoras,Laches,
Politeia, buku I, Lysis, Charmides dan Euthypron. Dalam seluruh dialog itu Plato
berpegang pada pendirian gurunya Sokrates. Dalam buku-buku itu tidak terdapat
buah pikiran Plato yang timbul kemudian yang emnjadi corak filosofinya yaitu
ajaran tentang idea. Cita-cita yang dikemukakan dalam tulisannya dimasa itu ialah
pembentukkan pengertian dalam daerah etik. Buah tangan yang ditulisnya dalam
masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”, masa itu disebut juga masa Megara.
Yaitu waktu Plato tinggal sementara itu dialog-dialog yang diduga ditulisnya
dalam masa itu ialah Gorgias, Kratylos, Menon, Hippias dan beberapa lainnya.
Tulisannya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah
Phaidros, Symposion, Phaidon, dan Politeia buku II-X. ajaran tentang idea
menjadi pokok pikiran Plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan,
metafisika,psikologi, etik, politik, dan estetika.
E. ARISTOTELES
Aristoteles, (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari
Plato dan guru dari Alexander Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang
berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan,
etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap
menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran
Barat. Aristoteles telah melahirkan banyak teori selama 62 tahun hidupnya,
bahkan beberapa teori atau pemikirannya masih diaplikasikan hingga saat ini.
Tercatat kurang lebih seratus tujuh puluh buku hasil tulisan Aristoteles, dimana
dalam buku-buku tersebut terkandung teori-teori buah pemikiran Aristoteles
dalam berbagai disiplin ilmu.
Pemikiran Aristoteles:
1. Ilmu alam
Dalam ilmu alam, Aristoteles memberikan sumbangan beberapa
teori. Berikut beberapa kontribusi Aristoteles dalam ilmu alam:
Aristoteles dikenal sebagai orang pertama yang mengumpulkan dan
mengelompokkan spesies-spesies dalam ilmu biologi secara sistematis.
Aristoteles adalah orang yang pertama kali membuktikan bahwa bumi itu
bulat. Ia membuktikan hal tersebut dengan cara melihat gerhana.
Aristoteles menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi,
geologi, fisika, anatomi, physiologi, dan hampir tiap karyanya dikenal di
masa Yunani purba
Aristoteles menyampaikan teori yang bertentangan dengan Plato. Ia
menyampaikan bahwa semua benda bergerak menuju satu tujuan dan
benda itu harus ada penggeraknya,yaitu Theos (Tuhan). Teori yang
disampaikan oleh Aristoteles ini mengandung unsur teleologis atau
ketuhanan.
2. Filsafat
Sebagai bapak ilmu pengetahuan sekaligus filusuf yang ternama
pada masa itu, Aristoteles banyak sekali mengemukakan teori-teori
mengenai filsafat. Menurut Aristoteles filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Berikut adalah teori-teori yang disampaikan oleh Aristoteles
mengenai filsafat:
1. Logika yaitu tentang bentuk susunan pikiran.
2. Filosofia teoritika
3. Filosofia praktika, tentang hidup kesusilaan (berbuat)
4. Filosofia poetika/aktiva (pencipta)
Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan
kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu
metode rasional-deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode
rasional-deduktif dari premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi
yang berupa pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam
kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan fondasi penting dalam
logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji keabsahan cara
berfikir.
Contoh silogisme:
–Semua binatang mamalia pasti menyusui (premis mayor)
Selain teori silogisme, Aristoteles juga mengemukakan mengenai teori
Hilemorfisisme (berdasarkan kata yunani Hyle dan morphe). Teori ini
menyatakan bahwa bila manusia mati dapat disimpulkan maka jiwanya
pun mati. Aristoteles pula yang menyatakan bahwa manusia adalah
makhluk sosial , dimana manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia saling
membutuhkan satu sama lain. Pernyataan ini terus diterapkan oleh
manusia hingga saat ini. Teori ini membuat manusia menyadari bahwa
menjaga hubungan baik dengan sesama merupakan suatu kewajiban
mengingat mereka akan saling membutuhkan.
Aristoteles mencetuskan kalimat-kalimat yang menakjubkan, diantaranya
“Kemiskinan adalah bapaknya revolusi dan kejahatan,” dan kalimat
“Barangsiapa yang sudah merenungi dalam-dalam seni memerintah
manusia pasti yakin bahwa nasib sesuatu emperium tergantung pada
pendidikan anak-anak mudanya.” Hal ini tentu saja menjadi luar biasa
karena pada waktu itu, pada abad Aristoteles hidup, belum terdapat
sekolah seperti pada saat sekarang ini. Begitu hebatnya pemikiran
Aristoteles sehingga apa yang belum ada pada masanya ternyata dapat Ia
cetuskan hingga dapat dibuktikan pada masa sekarang.
3. Ilmu politik
Dalam ilmu politik, Aristoteles menyampaikan teorinya bahwa sistem
pemerintahan yang ideal merupakan gabungan dari sistem pemerintahan
demokrasi dan monarki
4. Bahasa
Dalam bidang bahasa Aristoteles menemukan Sepuluh jenis kata yang
dikenal orang saat ini seperti. Kata kerja, kata benda, kata sifat dan
sebagainya merupakan pembagian kata hasil pemikirannya. Selain itu,
terdapat istilah-istilah ciptaan Aristoteles yang masih digunakan hingga
saat ini, diantaranya “Informasi, relasi, energi, kuantitas, kualitas, individu,
substansi, materi, esensi, dll”
5. Seni
Aristoteles menuangkan pemikirannya mengenai seni dengan
menulis sebuah buku berjudul Poetika. Ia mengemukakan bahwa
pengetahuan dibangun dari pengamatan dan penglihatan. Dalam wikipedia
disebutkan bahwa menurut Aristoteles keindahan menyangkut
keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah
karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan
hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan
kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu
disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah
dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut.
Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan.