Anda di halaman 1dari 7

RESUME

FILSAFAT DAN LOGIKA KESEHATAN


“Arche”

Disusun Oleh :
Muhammad Rudianto
P10121147

KELAS B

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS TADULAKO
❖ THALES ( 624 – 548 SM ) ~ AIR
Thales merupakan ahli matematika dan astronomi. Thales dengan ilmu
perhitungannya tentang terjadinya gerhana, dengan menghitung ketinggian piramida
dengan menghitung bayangannya. Selain itu juga Thales berpendapat bahwa bumi itu
berasal dari air (Djaja, 2012: 14). Selain ahli matematika dan astonomi, Thales juga
seorang politikus, ahli geometri, dan filsafat. Sebagai “Bapak Filsafat/ The Father of
Philosophy” Thales merupakan ahli filsuf atau ilmuan yang menciptakan sejarah filsafat
Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales cara berfikir orang Yunani sangat
mengutamakan berfikir mitologis atau legenda dalam setiap berbeda dengan Thales, ia
merupkan ahi filsafat pertama di Eropa yang mencoba menjelaskan bahwa dunia dan
gejala isinya tidak bersandar pada mitos, melainkan pada rasio dan logika manusia.
Selain itu, dalam bidang matematika Thales merupakan pelopor pertama geometri abstrak
yang di dasarkan pada cara mengukur banjir. Implementasinya dilakukan dengan cara
membuktikan ilmu-ilmu geometri, salah satunya yaitu menyatakan bahwa kedua sudut
alas dari satu segitiga sama kaki adalah sama besarnya.
Thales sendiri berpendapat bahwa alam terbentuk dari air. Pemikiran Thales
didasari atas pengalaman-pengalamannya bahwa tiap kehidupan di bumi sangat
membutuhkan air. Tumbuhan, hewan, dan manusia membutuhkan air untuk dapat
bertahan hidup dan tumbuh. Air menjadi komponen utama pembangun alam, setelah
Thales mempelajari dari bangsa Mesir ketergantungan mereka pada Sungai Nil
sebagai jantung kehidupan masyarakat pada saat itu.
Menurut Thales, air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air telah menjadi
pokok dan yang paling utama dari segala-galanya di alam semesta. Air dapat
mengalir dan membentuk dirinya sendiri tanpa ada hambatan dan gangguan dari
luar.

❖ ANAXIMANDER ( 610 – 518 SM ) ~ APEIRON ( Realitas Tanpa Batas )


Anaximander/ Anaximandros (610-546 SM), murid Thales dan ia seorang ahli
filsuf dari madzhab Miletos. Anaximandros adalah ilmuan pertama yang tidak
menggunakan tulisan berhuruf prosa. Ia juga merupakan filsuf yang berjasa dalam bidang
astronomi dan geografi. Selain itu juga Anaximandros adalah orang pertama yang
menciptakan suatu traktat dalam kesusastraan Yunani. Jadi ia merupakan orang pertama
yang menciptakan peta bumi. Anaximandros berpendapat mengenai arche (asas alam
semesta) ia menjelaskan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang tidak dapat diamati indra,
yaitu apeiron (to apeiron = yang tak terbatas) tetapi tidak menunjuk pada salah satu unsur
yang dapat di amati oleh indra. Akan tetapi, sebagai suatu unsur yang tak terbatas, abad
sifatnya, ada pada segala-galanya, tidak berubah-ubah, sesuatu yang paling dalam.
Alasannya apabila ia menunjuk pada salah satu unsur arche, maka hal tersebut akan
memiliki karakter yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya, sehingga tidak akan ada
tempat bagi unsur yang berlawanan (Aizid, 2018: 445).
Pendapat yang lain ia menyatakan bahwa bumi di ibaratkan seperti silinder yang
ukurannya lebih kecil dari matahari. Dan juga pendapatnya yang lain bahwa segala
sesuatu yang ada di bumi ini berasal dari satu bahan tunggal tetapi bukan air (Djaja,
2012: 15).

❖ ANAXIMANES ( 590 – 518 SM ) ~ UDARA


Anaximenes (545-528 SM), merupakan seorang filsuf yang dari polis Miletos,
sama dengan Thales dan Anaximandros. Anaximenes usianya lebih muda dari
Anaximandros, ia hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut, ia sering mempelajari
tentang filsafat alam, yaitu sesuatu yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu
(Aizid, 2018: 447).
Anaximenes juga mengemukakan pendapatnya bahwa bahan alam terbentuk dari
udara (Djaja, 2012: 14).
Hal ini juga dikemukakan oleh Nawawi (2017 :148) bahwa jiwa merupakan udara
yang bisa berfungsi dengan nafas. Udara menghasilkan semua benda yang ada di alam
semesta dikarenakan suatu proses "pemadatan dan pengenceran". Apabila udara
bertambah kepadatannya maka muncullah berturutturut angin, air tanah dan akhirnya
batu. Akan tetapi apabila udara menjadi lebih encer, yang muncul adalah api.
❖ PHYTAGORAS ( 580 – 500 SM ) ~ BILANGAN
Pythagoras dilahirkan di daerah Samos (polis Ioni), selanjutnya berpindah ke
Kroton (Italia Selatan). Pythagoras merupakan soeranng ilmuan yang ahli dalam bidang
matematika. ia dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan salah satu ilmu yang masih
digunakan yaitu mengenai teorema Pythagoras, ia berpendapat bahwa kuadrat hipotenusa
dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya atau
sisi-sisi siku-sikunya. Meskipun teori ini telah banyak diketahui oleh manusia sebelum
Pythagoras, namun teorema ini dinobatkan kepada Pythagoras karena ia merupakan
manusia pertama yang membuktikan pengamatan ini secara matematis. Pythagoras juga
mendirikan lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society (Karim, 2014: 278).
Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila
segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung,
dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur,
melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan
kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.

❖ DEMOKRITOS ( 460 – 370 SM ) ~ ATOM


Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom yaitu unsur-unsur
yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju dengan nasihat pluralisme Empedokles
dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu.Hendak tetapi,
bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa
unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur tersebut
diberi nama atom (bahasa Yunani atomos: a berfaedah "tidak" dan tomos berfaedah
"terbagi")
Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk
realitas.Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain
itu, atom juga tidak mempunyai kualitas, seperti panas atau manis. Hal itu pula yang
membedakan dengan pemikiran zat-zat Empedokles dan benih-benih dari Anaxagoras.
Atom-atom tersebut berlainan satu dengan lainnyanya melewati tiga hal:
bentuknya(seperti huruf A berlainan dengan huruf N), urutannya (seperti AN berlainan
dengan NA), dan posisinya (huruf A berlainan dengan Z dalam urutan abjad).Dengan
demikian, atom mempunyai kuantitas belaka, termasuk juga massa.Banyak atom yang
membentuk realitas ini tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak diproduksi menjadi, tidak dapat
diberantas, dan tidak berganti. Yang terjadi pada atom yaitu gerak. Karena itu,
Demokritus menyalakan bahwa "prinsip dasar lingkungan kehidupan semesta yaitu atom-
atom dan kekosongan". Bila mempunyai ruang kosong, karenanya atom-atom itu dapat
memainkan usaha. Demokritus membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar
matahari memasuki kamar yang gelap gulita melewati retak-retak jendela. Di situ hendak
terlihat bagaimana debu memainkan usaha ke semua jurusan, walaupun tidak mempunyai
angin yang menyebabkannya memainkan usaha. Dengan demikian, tidak diperlukan
prinsip lain sebagai membuat atom-atom itu memainkan usaha, seperti prinsip "cinta" dan
"benci" menurut Empedokles. Mempunyainya ruang kosong sudah cukup membuat
atom-atom itu memainkan usaha.

❖ SOCRATES ( 469 – 399 ) ~ DIALEKTIKA


Socrates (469-399 SM), di zaman Yunani kuno, Socrates merupakan seorang
yang sangat terpelajar dan intelektual yang tinggi sehingga ia dikerkenal berkat ilmu
pengetahuan dan kebijaksanaannya yang sangat tinggi. Mengenai biografi Socrates, tidak
banyak orang mengetahuinya. Tetapi sebagian sumber menjelaskan keterangan tentang
dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristhopanes, Plato, Xenophon, dan Aristoteles.
Muridmuridnyalah yang benyak menerangkan tentang Socrates, karena ia tidak banyak
meninggalkan tulisan. Orang yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato,
yang berupa dialog-dialog (Aizid, 2018: 421)
Ajarannya tentang ilmu filsafat mengenai etika atau kesusilaan bahkan logika
banyak dijelaskan oleh Sokrates. Ia mengajarkan agar manusia dapat membedakan hal-
hal yang benar atau salah, baik atau buruk, dan adil atau tidak adil. Ajarannya ditujukan
pada anak muda yang diajaknya berdiskusi (Djaja, 2012: 15).
Socrates mengemukakan pendapatnya bahwa pengetahuan dan kehidupan adalah
satu dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Untuk itu, pengujian
diri sendiri merupakan dasar dari penelitian dan pembahasannya. Bagi Socrates
pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Semboyan
yang paling disukainya adalah tulisan yang tertera di Kuil Delphi yaitu “Kenalilah dirimu
sendiri” (Aizid, 2018: 422)

❖ PLATO ( 427 – 347 SM ) ~ RASIONALISME


Plato (427-347 SM) dia dilahirkan di Athena dan pada usia 20 tahun ia murid dari
Socrates dan merupakan satu-satunya yang menggunakan terminologi filsafat (Ridwan,
2010: 19).
Menurut Plato, satu-satunya pengetahuan sejati adalah apa yang disebutnya
sebagaiepisteme, yaitu pengetahuan tunggal dan tak berubah, sesuai dengan ide-ide
abadi.Pengetahuan bagi Plato, hasil ingatan yang melekat pada manusia.
Pengetahuanadalah pengenalan kembali akan hal yang sudah diketahui dalam Ide Abadi.
Dengandemikian, untuk mengetahui, menyelidiki, dan sampai pada pengetahuan sejati,
kitahanya mengandalkan akal budi yang sudah mengenal Ide Abadi.

❖ ARISTOTELES ( 384 – 322 ) ~ METAFISIKA, LOGIKA, BIOLOGI


Aristoteles (384-322 SM), merupakan murid Plato, ia ahli dalam bidang ilmu
biologi dan ilmu ketatanegaraan. Hasil karyanya yang terkenal adalah Klasifikasi Flora
dan Fauna yang dilakukan di Kepulauan Aegea Yunani. Ada lagi dibidang
Ketatanegaraan, Aristoteles mengemukakan bahwa sistem pemerintahan yang baik yaitu
mengutamakan kebahagiaan rakyatnya, bukan malah sebaliknya, rakyat menderita karena
penguasa yang serakah. Aristoteles juga berjasa atas Pendidikan di Yunani karen ia
merupakan pendiri dari pusat Pendidikan yang bernama Peripatetis. Salah seorang
muridnya ialah Alexander Agung, yang merupakan Raja Makedonia (Djaja, 2012: 16).
Metafisika: yaitu berpusat pada persoalan barang dan bentuk. Bentuk
dikemukakan sebagai pengganti pengertian dari Dunia Idea Plato yang ditolaknya.
Berbeda dengan plato yang memisahkan idea dan kenyataan lahir, Aristoteles
beranggapan bahwa bentuk ikut serta memberikan kenyataan pada benda. Benda dan
bentuk tak dapat dipisahkan. Barang ialah materi yang tidak mempunyai bangun,
melainkan hanya substansi, maka bentuk adalah bangunnya. Sebagai contoh pada
pandangan plato, jiwa tidak dapat mati karena merupakan sesuatu yang adikodrati berasal
dari dunia ide. Plato berpendapat bahwa jiwa itu bersifat kekal. Sedangkan menurut
Aristoteles, jiwa dan tbuh ibarat bentuk dan materi. Jiwa merupaka asas hidup yang
menjadikan tubuh memiliki kehidupan. Disadari Aristoteles, bahwa tubuh bisa mati oleh
sebab itu, maka jiwanya juga ikut mati.
Penemuan Aristoteles yang terbesar dalam bidang logika adalah silogisme
(syllogimos). Silogisme maksudnya uraian berkunci, yaitu menarik kesimpulan dari
kenyataan yang umum atas hal yang khusus dan dapat digunakan dalam menarik
kesimpulan yang baru dan tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Sebagai contoh ada
dua pernyataan: ≈ Setiap manusia pasti akan mati ≈ Dia adalah manusia Maka dapat di
tarik kesimpulan bahwa dia pasti akan mati Menurut Aristoteles, pengetahuan baru dapat
dihasilkan melalui dua cara yaitu induksi dan deduksi. Induksi yaitu bertolak dari kasus-
kasus yang khusus menghasilkan pengetahuan tentang yang umum. Sedangkan deduksi
bertolak dari dua kasus yang tidak disangsikan dan atas dasar itu menyimpulkan
kebenaran yang ke tiga. Cara deduksi inilah yang di sebut silogisme. Induksi tergantung
pada pengetahuan indrawi senngakan deduksi atau silogisme sama sekali lepas dari
pegetahuan indrawi. Itula sebabnya mengapa Aristoteles menganggap deduksi sebagai
cara sempurna menuju pengetahuan baru.

Aristoteles, mengajukan sebuah teori mengenai asal-usul kehidupan yang


disebut abiogenesis. Teori ini dicetuskan pada tahun 384-322 SM. Aristoteles yakin
bahwa makhluk hidup itu ada karena benda mati dan semuanya muncul secara spontan.
Sehingga muncul sebutan Generatio Spontanea. Misal, cacing berasal dari tanah, ikan
berasal dari air, dan belatung yang muncul dari daging busuk.

Anda mungkin juga menyukai