7. Plato
Bersifat sokratik
Berbentuk dialog[23]
Bersifat Mite-mite, [24]
Tentang ide-ide
Manusia soma-sema, dan ajaran tentang Negara.
Dinamika pemikiranya
Ada banyak cara untuk mengkalsifikasikan dinamika pemikiran plato, kita munkin
sudah mendegar mengenai ide-ide ialah ilmu esak atau ilmu pasti. Kita juga bisa melihat
bahwasanya ilmu pasti lebih diutamakan dalam ranah akademisi. Plato tentu dipengaruhi oleh
kaum Pytagorean. Pada Aristoteles dan pada murid-muridnya plato yang lain kita juga
mendengar sedikit mengenai isi pendirian-pendirian ini, namun sulit untuk menafsirkan data-
data ini. Yang pasti ialah plato dalam pendirianya yang tidak tertulis ia mengangap ide-ide
sebagai bilangan bilangan. Itu tentu berarti bahwa ia menyamakan ide-ide dengan bilangan-
bilangan yang mempuyai peranan yang begitu besar dalam pemikiran Pythagoriean. Akan
tetapi, tidak dapat disimpulkan bahwa Plato menganut ajaran Pythagorean begitu saja. Sebab,
kita mempunyai data-data tertentu tentang mereka mengenai bilangan.[25] Seluk beluknya
tidak penting bagi ajaran kita disini. Sebab, kita juga harus membatasi dalam hal ini,
mengenai prinsip-prinsip yang tidak tertulis sampai detik ini masih di perdebatkan.
Membaca kutipanya bartend dapat kita rasakan bahwa dalam jiwa manusia ada
sesuatu yang mengajak manusia untuk bergerak dan mengatakan, semisal seorang gadis lewat
didepan kita dengan wajah yang cantik dan anggun tentu secara praktis maupun mistik kita
akan mengatakan bahwa ia cantik dan anggun, dia akan menagatakan sesuai dengan yang di
tangkap panca indera. Dengan melihat hal itu kemudian plato menyebut dengan ide atau idea
serta eidos dan juga dengan kata Morphe yang berarti bentuk[26] Dan masih banyak lagi
dinamika pemikiran plato, semidal dua dunia, dan ajarab tentang jiwa dll
8. Aristoteles
Tentang metavisika
Tentang etika
Tentang politik
Tentang logika
Tentang fisika
Tentang matematika dan astronomi
Dinamika pemikiranya
Corak pemikiran Aristoteles sebenarnya hampir sama dengan plato dan Phytagorean.
Namun pengklasifikasian pemikirannya begitu luas hingga kemana-mana. Metavisika, Etika,
politik, logika dan ilmu esak yang lain. Menurut Bertnd pemikiranya sudah diklasifikasikan
antara lain dinamika. Logika tidak terdapat pada aristoteles sendiri. Dalam karangan-
karangan masa kuno yang kita miliki, nama logika pertama kali muncul pada cicero abad 1
SM. Tetapi dalam arti seni berdebat alexander Aphordias sekitar permulaan abad ke 3, adalah
orang yang pertama mengunakan logika dalam arti yang sekarang dimaksud denganya ( ilmu
yang menyelidiki lurusnya tidaknya pemikiran kita. Aristoteles mengunakan istilah kata
analitika untuk menyelidiki argument-argumen yang bertitik tolak dari hipotesis atau
putusan- putusan yang benar dan ia memakai istilah dealektika untuk menyelidiki argumen-
argumen yang bertitik tolak dari hipotesis atau putusan yang tidak tau benarnya. [27]
Aristoteles mengakui kejeniusan Plato dan ia pun merasa berhutang budi terhadapnya.
Namun, aristoteles menolak hal yang sangat fundamental dalam filsafat plato. Yakni ide dua
dunia, menurut Plato mustahil ada pengetahuan yang dapat di andalkan tentang dunia yang
terus menerus berubah ini, sebagaimana yang di tanggkap pancaindra kita. Katanya objek-
objek pengetahuan yang sejati ada di dunia lain, di suatu dunia abstrak yang tidak bergantung
ruang dan waktu, yang hanya di tangkap oleh akal saja, sementara itu Aristoteles, hanya ada
satu dunia saja yang dapat kita filsafati. Yakni dunia yang kita tinggali dan kita alami.
Baginya dunia ini amat mengagumkan dan penuh daya pesona yang tiada habisnya.
Aristoteles mempelopori pendakatan filsafat yang mengankat dari eksprimen dan pengalaman
sebelum pemikiran Absatrak[28]