Anda di halaman 1dari 43

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Periode 1 oleh Richtmayer


Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan
sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat
terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di
mana terdapat kehidupan di muka bumi dimana manusia mulai hidup. Batas antara zaman
prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan.
Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum
ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya
zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama,
tergantung dari peradaban bangsa tersebut.
Menurut Richtmeyer (1955), sejarah perkembangan ilmu fisika dibagi dalam empat
periode, yaitu;
A. Periode Pertama
Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun 1550-an. Pada periode pertama ini
dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk membuat perumusan empirik.
Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang sistematis. Ciri-ciri Periode
Pertama;
1. Belum ada penelitian yang sistematis.
2. Bersifats pekulatif.
3. Pergerakan benda-benda langit dianggap memiliki kekuatan magis.
Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk
membuat perumusan empirik. Pembagian pemikiran dan penemuan-penemuan para
ahli di periode Pertama dalam beberapa kurun waktu, yaitu;
1. 2400000 SM - 599 SM
Di bidang astronomi sudah dihasilkan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365 hari,
prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang. Dalam Teknologi sudah ada
peleburan berbagai logam, pembuatan roda, teknologi bangunan (piramid), standar
berat, pengukuran, koin (mata uang).
2. 600 SM – 530 M
Perkembangan ilmu dan teknologi sangat terkait dengan perkembangan
matematika. Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang gerak benda
langit (termasuk bumi), jarak dan ukuran benda langit. Dalam bidang sain fisik
Physical Science, sudah ada Hipotesis Democritus bahwa materi terdiri dari atom-
atom. Archimedes memulai tradisi “Fisika Matematika” untuk menjelaskan
tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain.
3. 530 M – 1450 M
Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur
Tengah. Dalam kurun waktu ini terjadi Perkembangan Kalkulus. Dalam bidang
Astronomi ada “Almagest” karya Ptolomeous yang menjadi teks standar untuk
astronomi, teknik observasi berkembang, trigonometri sebagai bagian dari kerja
astronomi berkembang. Dalam Sain Fisik, Aristoteles berpendapat bahwa gerak
bisa terjadi jika ada yang nendorong secara terus menerus; kemagnetan
berkembang ; Eksperimen optika berkembang, ilmu Kimia berkembang
(Alchemy).
4. 1450 M- 1550
Ada publikasi teori heliosentris dari Copernicus yang menjadi titik penting dalam
revolusi saintifik. Sudah ada arah penelitian yang sistematis.

4
2.2 Pemikiran dan Penemuan Para Ahli di Periode 1
A. Tahun 2400000 SM - 599 SM
1. Thales (625 – 544 SM)
a. Biografi
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang
merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di
Asia Kecil. seorang filsuf yang mengawali sejarah
filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales,
pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis
dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales
dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena
mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada
mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari
Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh
Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan
Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya.
Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya
alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam
(natural philosophy).
Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia
dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja.Selain itu, ia juga
dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai Kemudian Thales menjadi
terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal
28 Mei tahun 585 SM dengan mempelajari catatan-catatan astronomis yang
tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.

5
b. Pemikiran
1) Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani
arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-
galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya
sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam
segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales
terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua
makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga
memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-
ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas
air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan
kemudian terapung-apung di atasnya.
2) Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa
tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori
tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales
didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu
menggerakkan besi.
3) Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang
disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah
pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut:

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku

6
Teorema Thales :
1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.
4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
4) Alam Semesta
Sebagai orang pertama yang berpikir tentang materi pembertuk alam raya
ini. Dia membangun sebuah pandangan filosofi penciptaan alam yang
terbuat dari air.Dia melihat suatu dinamika air yang menyebabkan bumi ini
seakan hidup. Air telah mampu menggerakkan partikel biji-bijian sehingga
tumbuh menjadi sumber penghidupan bagi seluruh organisme. Dalam suatu
konsep, sebenarnya tidak ada hasil final yang pasti tentang konsep Thales
ini, namun dia juga menyatakan bahwa tidak ada hasil pasti mengenai segala
sesuatu yang Nampak. Karena sesungguhnya sesuatu yang nampak itu
sebenarnya berbeda dari kenyataan sebenarnya (reality is different from
appearance because not everything appears to be one unchanging thing).
Thales menyatakan bahwa air adalah partikel yang pada keadaan tertentu
akan mengalami solidifikasi (pembekuan) dan liquidisasi (mencair) yang
pada keadaan tertentu mampu menimbulkan getaran gempa dan
mempengaruhi pergerakkan bintang. Dari konsep penemuan Thales ini
menyatakan bahwa Thales mampu menghitung gejala gerhana matahari

7
dengan tepat. Selain penemuan penemuan konsep diatas, Thales juga telah
menemukan banyak konsep filisofi sebagai berikut;
 Thales adalah filsuf pertama dalam tradisi filsafat Barat. Ia
memetafisikakan alam bahwa unsure penyusunnya adalah air, dan
bumi yang datar ini mengapung diatas air.
 Ia mampu menghitung orbit matahari dan bulan dengan tepat
sehingga diriwayatkan mampu memprediksi adanya gejala gerhana
matahari total dengan tepat.
 Thales juga merupakan ahli Geometri dan Astronomi
Thales kemudian dianugrahi gelar sebagai bapak filsafat adalah ketika ia
memberikan pertanyaan tentang ”Apa sebenarnya bahan dasar alam semesta
? ” dan menjawabnya dengan ”air”. Karena pertanyaan dan jawabannya itu,
maka Thales termasuk kelompok filsuf yang mencari prinsip dasar (arche)
alam semesta. Menurutnya, prinsip alam semesta adalah air, karena
semuanya tidak akan bisa ada (bertahan hidup) tanpa adanya air.

2. Anaximandros (Άναξίμανδρος) (610 – 546 SM)


a. Biografi
Anaximandros (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada
saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan tahun 547/546 SM.
Karena itu, diperkirakan Anaximandros lahir sekitar tahun
610 SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximandros
meninggal tidak lama setelah Olmpiade tersebut usai,
sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546
SM.
Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos
dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes
tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat.
Anaximandros adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk
prosa. Akan tetapi, dari tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih
tersimpan hingga kini.
8
Anaximandros memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan geografi.
Misalnya saja, Anaximandros dikatakan sebagai orang yang pertama kali
membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia
memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke
Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah menemukan, atau
mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon.
Ditambah lagi, ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia
juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga
mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih
muda 15 tahun dari Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
b. Pemikiran
1) To Apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi
terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai
prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip
dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu,
dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya,
air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam
segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin
mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu
haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh
panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu
adalah to apeiron.
To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia
merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu.
Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari
prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai
unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang
basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada
akhirnya akan kembali.

9
2) Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya
tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal
segala sesuatu yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang
panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu terkandung di
dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku
inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu
kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar
kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-
bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih
besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada
pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.

1.1 Gambaran Alam Semesta menurut Anaximandros


Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas
lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan.
Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya dibalut oleh udara
yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-angsur bumi
menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada
bumi.
Tulisan yang paling menakjubkan dari Anaximander adalah pemikirannya
mengenai alam, posisi bintang, penelitian geometri, peta Yunani maupun
peta dunia. Dan karyanya yang terpenting adalah pengenalan prinsip
matematika dan ilmiah dalam studi astronomi maupun geografi.
Anaximander adalah seorang filsuf alam yang pemikirannya
menitikberatkan pada hal yang diamati disekitar mereka (alam, lingkungan,

10
fenomena dan gejala-gejala alam sendiri). Sesungguhnya ini berkaitan
dengan apa yang kita lihat, jika kita mengelililingi seseorang maka kita akan
melihat lingkaran, hal ini juga sama ketika kita melihat disekeliling kita, kita
pun akan melihat lingkaran. Fenomena inilah yang akhirnya menuntun
Anaximander untuk memperkirakan bentuk bumi. Kemudian Anaximander
menggunakan argumen simetri untuk mempertegas pendapatnya, yaitu yang
menyebutkan bahwa ada lingkaran lain yang sama dengan silinder
diantarnya. Sehingga terpikirlah bahwa bentuk bumi yang kita diami ini
adalah silinder dengan dua lingkaran di ujungnya.
Inilah titik awal pergolakan pemikiran yang mulai mempertanyakan hakikat
alam semesta, yang sebelumnya hanyalah berdasarkan pada mitologi yang
tidak rasional.
Selain bentuk bumi, Anaximander juga mengemukakan bahwa matahari,
bulan, planet, dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi. Jadi
matahari yang terlihat di pagi hari adalah matahari yang sama yang
tenggelam di sore hari dan terbit lagi di keesokan harinya.
Anaximander juga menambahkan jika bumi kita merupakan pusat tata surya.
Oleh karena itu bumi tidak jatuh. Beliau juga menyebutkan adanya konsep
keseimbangan dimana bumi berada di pusat keseimbangan di alam semesta
ini sehingga tidak akan jatuh. Konsep inilah yang akhirnya menginsprasi
adanya konsep gravitasi dan bidang astronomi lainnya.
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa kepercayaan bumi ditopang oleh
dewa Atlas, salah seorang dewa titan dalam mitologi Yunani amatlah kental.
Dengan dobrakan pemikiran dari Anaximander yang mulai mempertanyakan
kedudukan bumi di alam semesta ini menjadi titik awal untuk meneliti
secara mendalam mengenai alam semesta.
3) Meteorologi
Anaximander juga termasuk orang yang kritis menanggapi hal-hal yang
berhubungan dengan mitos, pengetahuan kuno, surga bahkan dewa-dewi
Yunani. Seperti yang kita ketahui bahwa Yunani amat kental dengan
mitologi dewa-dewinya. Namun disini Anaximander mempertanyakan
11
semua hal-hal yang berkaitan dengan kisah-kisah mitologi apalagi yang
berkaitan dengan alam.
Seperti halnya pada bidang meteorology. Anaximander menyatakan bahwa
petir bukanlah disebabkan oleh Zeus sang raja para dewa yang mengarahkan
trisulanya atau tongkat petirnya, tapi karena pneuma atau udara yang
memadat.
Selain itu Anaximander juga menjelaskan bahwa hujan berasal dari uap yang
dibawa ke atas tepat dibawah matahari. Bukan karena hal-hal yang
berhubungan dengan mitologi dan kekuatan dewa. Namun memang ada
sebab dan prosesnya, dan semua itu juga terjadi secara natural.
Tulisan Anaximander mengenai cuaca dan bidang meteorology ini
merupakan catatan pertama manusia yang menjelaskan fenomena cuaca
berdasarkan pemikiran rasinonal manusia bukan dari legenda taupun mitos.

B. Tahun 600 SM – 530 M


1. Pythagoras (570 – 495 SM)
a. Biografi
Pythagoras (570 SM – 495 SM, bahasa Yunani:
Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf
Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal
sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan
yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada
akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak
begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah
buatan mengenai dirinya.

b. Pemikiran
1) Teorema Phytagoras
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga
siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi
12
siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui
sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada
Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara
matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini
berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan
matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam
bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang
menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa ,
hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-
masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya
memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti
yang diajukan Hippasus.
Menggunakan rumus Phytagoras untuk menyelesaikan soal segitiga siku-
siku. Prinsipnya, kuadrat sisi miring segitiga tersebut sama dengan kuadrat
kedua sisi tegaknya. Atau, dalam bahasa yang “ilmiah”, menjadi:
𝒄𝟐 = 𝒂𝟐 + 𝒃𝟐
Rumus ini tidak berasal dari pemikir Yunani kuno ini. 1000 tahun sebelum
masa Phytagoras, orang-orang Yunani sudah mengenal penghitungan “ajaib”
ini.
2) Golden Ratio
Hal lain yang dinisbatkan kepada Phytagoras adalah perbandingan emas
(golden ratio). Pada masa lalu, matematika memang tidak melulu hanya
berkaitan dengan angka atau merupakan ilmu “kaku”. Matematika
digunakan untuk menjabarkan filsafat dan mengejar keindahan. Termasuk
golden ratio ini.
Berdasarkan penemuan Phytagoras, ternyata segala sesuatu di alam semesta
ini, selalu mengarah pada perbandingan yang sama. Cangkang siput, galur-
galur pada nanas, dan ukuran tubuh bagian atas manusia dibandingkan
bagian bawahnya hampir pasti mendekati perbandingan “suci” 1:1,618.
13
Phytagoras juga membuktikan, semua benda yang memiliki golden ratio
senantiasa memiliki tingkat estetika yang sangat tinggi. Kalau alam semesta
berlimpahan dengan benda-benda dengan “ukuran perbandingan emas”,
maka manusia mesti membuat yang serupa demi menjaga keindahan
tersebut.
Bahkan, Phytagoras berprinsip bahwa “Segala sesuatu adalah angka; dan
perbandingan emas adalah raja semua angka.”
3) Percaya Reinkarnasi
Lebih dari seribu tahun lalu, orang masih percaya pada kehidupan kembali
pasca kematian. Entah itu akhirat, entah berupa reinkarnasi. Tak terkecuali
Phytagoras. Ia percaya bahwa dirinya adalah reinkarnasi Euphorbus, seorang
pahlawan Troya. Sebagai penganut reinkarnasi, ia percaya pula semua jiwa
manusia dan binatang akan berpindah ke jasad lain.

2. Anaximanes (545 – 526 SM)


a. Biografi
Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM,
sedangkan tahun kematiannya diperkirakan sekitar tahun
528/526 SM. Ia diketahui lebih muda dari Anaximandros.
Ia menulis satu buku, dan dari buku tersebut hanya satu
fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
Seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan
Anaximandros. Anaximenes hidup sezaman dengan kedua filsuf tersebut,
kendati ia lebih muda dari Anaximandros. Ia disebut di dalam tradisi filsafat
Barat, bersama dengan Thales dan Anaximandros, sebagai anggota Mazhab
Miletos. Anaximenes adalah teman, murid, dan pengganti dari Anaximandros.
Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat alam,
yakni apa yang menjadi prinsip dasar (arche) segala sesuatu.

14
b. Pemikiran
1) Udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu
Salah satu kesulitan untuk menerima filsafat Anaximandros tentang to
apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling
memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah,
Anaximenes tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar
segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Tidak seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara
merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia,
maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara
adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan
seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan
pengenceran" (condensation and rarefaction. Bila udara bertambah
kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan
kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang
timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi
seluruh kejadian alam, sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap,
dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan
udara.
2) Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut Anaximenes adalah dari proses
pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk air, tanah, batu, dan
sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar, luas, dan tipis,
hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara
sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan,
bintang, dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi.
Benda-benda langit tersebut merupakan api yang berada di langit, yang
muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi. Ketika bintang,
bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka
15
tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari bumi ketika mereka
mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan fenomena alam
lainnya terjadi karena pemadatan udara.
3) Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai kumpulan udara saja. Buktinya, manusia
perlu bernapas untuk mempertahankan hidupnya. Jiwa adalah yang
mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak
sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga kelangsungan
jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara
tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang
sama, yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang
mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan
sering dibicarakan di dalam Filsafat Yunani. Akan tetapi, Anaximenes
belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran filsafatnya.

3. Empedokles (495 – 435 SM)


a. Biografi
Empedokles lahir di Agrigentum, pulau Sisilia, pada abad
ke-5 SM (495-435 SM). Ia berasal dari golongan
bangsawan. Empedokles adalah seorang filsuf dari
mazhab pluralisme. Tokoh lainnya dari mazhab ini adalah
Anaxagoras. Jika filsuf-filsuf Miletos mengajarkan bahwa
terdapat satu prinsip dasar yang mempersatukan alam
semesta, Empedokles berpendapat lain. Menurut
Empedokles, prinsip dasar itu tidaklah tunggal melainkan
empat. Ia dikenal sebagai seorang dokter, penyair, ahli pidato, dan politikus.
Empedokles dipengaruhi oleh aliran religius yang disebut orfisme, dan juga
kaum Pythagorean. Ada sum ber lain yang mengatakan ia mengikuti ajaran
Parmenides. Pada usia yang tidak diketahui, ia dibuang dari kota asalnya namun
tidak ada informasi mengenai pembuangannya itu. Berdasarkan keterangan dari

16
Aristoteles, Empedokles meninggal pada usia 60 tahun. Menurut legenda,
Empedokles meninggal dengan cara terjun ke kawah vulkano di gunung Etna.
b. Pemikiran
1) Tentang Empat Anasir
Empedokles berpendapat bahwa prinsip yang mengatur alam semesta
tidaklah tunggal melainkan terdiri dari empat anasir atau zat. Memang dia
belum memakai istilah anasir (stoikeia) yang sebenarnya baru digunakan
oleh Plato, melainkan menggunakan istilah 'akar' (rizomata). Empat anasir
tersebut adalah air, tanah, api, dan udara. Keempat anasir tersebut dapat
dijumpai di seluruh alam semesta dan memiiki sifat-sifat yang saling
berlawanan. Api dikaitkan dengan yang panas dan udara dengan yang
dingin, sedangkan tanah dikaitkan dengan yang kering dan air dikaitkan
dengan yang basah. Salah satu kemajuan yang dicapai melalui pemikiran
Empedokles adalah ketika ia menemukan bahwa udara adalah anasir
tersendiri. Para filsuf sebelumnya, misalnya Anaximenes, masih
mencampuradukkan udara dengan kabut.
Empedokles berpendapat bahwa semua anasir memiliki kuantitas yang
persis sama. Anasir sendiri tidak berubah, sehingga, misalnya, tanah tidak
dapat menjadi air. Akan tetapi, semua benda yang ada di alam semesta
terdiri dari keempat anasir tersebut, walaupun berbeda komposisinya.
Contohnya, Empedokles menyatakan tulang tersusun dari dua bagian tanah,
dua bagian air, dan empat bagian api. Suatu benda dapat berubah karena
komposisi empat anasir tersebut diubah.
2) Tentang Cinta dan Benci
Menurut Empedokles ada dua prinsip yang mengatur perubahan-perubahan
di dalam alam semesta, dan kedua prinsip itu berlawanan satu sama lain.
Kedua prinsip tersebut adalah cinta (philotes) dan benci (neikos). Cinta
berfungsi menggabungkan anasir-anasir sedangkan benci berfungsi
menceraikannya. Keduanya dilukiskan sebagai cairan halus yang meresapi
semua benda lain. Atas dasar kedua prinsip tersebut, Empedokles
menggolongkan kejadian-kejadian alam semesta di dalam empat zaman.
17
Zaman-zaman ini terus-menerus berputar; zaman pertama berlalu hingga
zaman keempat lalu kembali lagi ke zaman pertama, dan seterusnya. Zaman-
zaman tersebut adalah:
a. Zaman pertama.
Di sini cinta dominan dan menguasai segala-galanya, alam semesta
dibayangkan sebagai sebuah bola, di mana semua anasir tercampur
dengan sempurna, dan benci dikesampingkan ke ujung.
b. Zaman kedua.
Benci mulai masuk untuk menceraikan anasir-anasir, sehingga alam
semesta sebagian dikuasai oleh cinta dan sebagian lagi dikuasai oleh
benci. Benda-benda memiliki kemantapan tetapi dapat lenyap, misalnya
makhluk-makhluk hidup dapat mati. Menurut Empedokles, manusia
hidup pada zaman ini.
c. Zaman ketiga.
Apabila perceraian anasir-anasir selesai, mulai berlaku zaman ketiga, di
mana benci menjadi dominan dan menguasai segala-galanya. Keempat
anasir yang sama sekali terlepas satu sama lain merupakan empat lapisan
kosentris: tanah di dalam pusat dan api pada permukaan. Cinta kini
berada di ujung.
d. Zaman keempat.
Pada zaman ini cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar
dengan zaman kedua. Apabila cinta menjadi dominan, artinya zaman
pertama dimulai kembali.
3) Tentang Pengenalan
Empedokles menerangkan pengenalan berdasarkan prinsip bahwa "yang
sama akan mengenal yang sama". Hal tersebut berarti bahwa unsur tanah di
dalam diri kita mengenal tanah, sama seperti unsur air di dalam diri
mengenal air, dan seterusnya. Karena alasan ini, Empedokles berpendapat
bahwa darah merupakan hal utama dari tubuh manusi, sebab darah dianggap
sebagai campuran paling sempurna dari keempat anasir, terutama darah

18
paling murni yang mengelilingi jantung. Pemikiran Empedokles ini memberi
pengaruh di dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran selanjutnya.
4) Tentang Penyucian
Karya "Penyucian" berbicara tentang perpindahan jiwa dan cara agar orang
dapat luput dari perpindahan tersebut dengan menyucikan dirinya. Di dalam
karangan tersebut, Empedokles memperkenalkan diri sebagai daimon
(semacam dewa) yang jatuh karena berdosa dan dihukum untuk menjalani
sejumlah perpindahan jiwa selama tiga kali sepuluh ribu musim. Jiwa-jiwa
itu berpindah dari tumbuh-tumbuhan, kepada ikan-ikan, lalu kepada burung-
burung, dan juga manusia. Jikalau jiwa sudah disucikan, antara lain dengan
berpantang makan daging hewan, maka ia dapat memperoleh status daimon
kembali. Pandangan tentang perpindahan jiwa ini nampaknya diadopsi dari
mazhab Pythagorean.

4. Leukippos (495 – 435 SM)


a. Biografi
Leukippos (sekitar abad ke-5 SM) sulit diketahui sebab
hanya sedikit sumber kuno yang berbicara tentang
kehidupan dan karyanya. Leukippos adalah seorang filsuf
yang merintis mazhab Atomisme. Ia juga merupakan guru
dari Demokritos. Di dalam filsafat Atomisme, pemikiran
Demokritos lebih dikenal ketimbang Leukippos, meskipun
amat sulit membedakan antara pandangan Leukippos dan Demokritos. Para ahli
masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-ajaran
atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut.
Epikuros dan Samos bahkan membantah bahwa Leukippos adalah tokoh
historis. Akan tetapi, Aristoteles dan Theophrastos, muridnya, menyatakan
Leukippos sebagai pendiri mazhab Atomisme, dan kesaksian mereka lebih
dipercaya para ahli masa kini.
Tempat kelahiran Leukippos tidak diketahui, namun ada sumber kuno yang
mengatakan bahwa Leukippos berasal dari kota Miletos atau kota Elea.
19
Leukippos dikatakan memiliki hubungan dengan mazhab Elea. Ada
kemungkinan ia menetap di Elea beberapa waktu dan merumuskan filsafatnya
sebagai kritik atas filsafat Elea.
b. Pemikiran
1) Tentang Atom
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemikiran Leukippos dan
Demokritos sulit untuk dipisahkan sehingga untuk mengetahui lebih banyak
tentang konsep atom kita perlu mempelajari Demokritos. Ada satu catatan
dari Simplicius yang berbicara sedikit tentang konsep atom Leukippos.
Menurut Leukippos, atom adalah elemen yang tak terbatas dan abadi, terus
bergerak, serta memiliki bentuk yang jumlahnya tak terbatas. Atom inilah
yang membentuk segala sesuatu yang ada. Selain itu, atom-atom tersebut
bersifat padat dan penuh.
2) Determinisme
Leukippos juga mengajarkan semacam pandangan determinisme di dalam
satu fragmennya yang masih tersisa. Leukippos mengatakan:
"Tidak ada satu hal pun yang terjadi secara sembarangan, melainkan
semuanya terjadi karena maksud tertentu dan kebutuhan tertentu" (di dalam
bahasa Inggris, "No thing happens in vain, but all things for reason and by
necessity.")

5. Socrates (Σωκράτης) (469 – 399 SM)


a. Biografi
Socrates (Σωκράτης, Sǒcratēs) (469 SM - 399 SM)
adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan
salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis
Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan
generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari
Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles.
Socrates adalah guru Plato, dan Plato pada gilirannya
juga mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya,
20
Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan apapun sehingga sumber
utama mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya, Plato.

b. Pemikiran
1) Ajaran Relatifisme
Filsafat Socrates adalah suatu reaksi dan suatu kritik terhadap kaum sofis.
Sebutan “sofis” mengalami perkembangan sendiri. Sebelum abad ke-5
istilah itu berarti: sarjana, cendekiawan. Pada abad ke-4 para sarjana atau
cendekiawan bukan lagi disebut “sofis”, tetapi “filosofis”, filsuf, sedang
sebutan “sofis” dikenakan untuk para guru yang berkeliling dari kota ke kota
untuk mengajar. Akhirnya sebutan “sofis” tidak harum lagi, karena seorang
sofis adalah orang yang menipu orang lain dengan memakai alasan-alasan
yang tidak sah. Para guru berkeliling itu dituduh sebagai orang-orang yang
minta uang bagi ajaran mereka.
Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyangkan teori-teori
sains yang telah mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini
menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah
sebabnya Socrates bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak
semua kebenaran itu relatif, ada kebenaran umum yang dapat dipegang oleh
semua orang. Sebagian kebenaran memang relatif, tetapi tidak semuanya.
Sayangnya, Socrates tidak meninggalkan tulisan. Kaum sofis beranggapan
bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada
pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisi itu Socrates dapat
membuktikan kepada kaum sofis bahwa pengetahuan yang umum itu ada,
yaitu definisi itu sendiri. Jadi, kaum sofis tidak seluruhnya benar, yang benar
ialah sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus,
yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya relatif. Seperti contoh
berikut: apakah kursi itu? Orang bisa periksa seluruh kursi, kalau bisa
seluruh kursi yang ada dunia ini. Misalnya kursi hakim terdiri dari tempat
duduk dan sandaran, berkaki empat, dari bahan kayu jati. Kedua, kursi
malas, terdiri dari tempat duduk, sandara dan berkaki empat, terbuat dari
21
besi anti karat begitulah seterusnya. Jadi dapat diambil kesimpulah bahwa
setiap kursi itu selalu ada tempat duduk dan sandaran. Kedua ciri ini terdapat
pada semua kursi. Sedangkan ciri yang lain tidak dimiliki semua kursi.
Maka, semua orang akan sepakat bahwa kursi adalah tempat duduk yang
bersandaran. Contoh tersebut merupakan kebenaran obyektif – umum, tidak
subyektif – relatif. Tentang jumlah kaki, bahan, ukuran, dsb. Merupakan
kebenaran yang relatif.
2) Tentang Metode Dialetika
Metode yang biasa digunakan Socrates biasanya disebut dialektika. Menurut
Plato, dialektika dalam pengertian sebagai metode untuk menggali
pengetahuan dengan cara tanya jawab. Metode Socrates dinamakan
dialektika karena dialog mempunyai peranan penting didalamnya. Sebutan
yang lain ialah maieutika, seni kebidanan, karena cara ini Socrates bertindak
seperti seorang bidan yang menolong kelahiran bayi “pengertian yang
benar”.
3) Tentang Manusia Abadi
Socrates juga mengatakan bahwa jiwa manusia bukanlah nafasnya semata-
mata, tetapi asas hidup manusia dalam arti yang lebih mendalam. Jiwa itu
adalah intisari manusia, hakekat manusia sebagai pribadi yang bertanggung
jawab. Oleh karena jiwa adalah intisari manusia, maka manusia wajib
mengutamakan lebahagiaan jiwanya (eudaimonia = memiliki daimon atau
jiwa yang baik), lebih dari pada kebahagiaan tubuhnya atau kebahagiaan
yang lahiriah, seperti umpamanya: kesehatan dan kekayaan. Manusia harus
membuat jiwanya menjadi jiwa yang sebaik mungkin. Jikalau hanya hidup
saja, hal tersebut belum ada artinya. Pendirian Socrates yang terkenal adalah
“Keutamaan adalah Pengetahuan”. Keutamaan di bidang hidup baik tentu
menjadikan orang dapat hidup baik. Hidup baik berarti mempraktekkan
pengetahuannya tentang hidup baik itu. Jadi baik dan jahat dikaitkan dengan
soal pengetahuan, bukan dengan kemauan manusia.
Socrates telah percaya bahwa ada kehidupan setelah mati, dan mati
merupakan perpindahan jiwa manusia ke dunia selanjutnya. Orang mati
22
hanya meninggalkan jasad. Socrates berpendapat bahwa ruh itu telah ada
sebelum manusia, dalam keadaan yang tidak kita ketahui. Kendatipun ruh itu
telah bertali dengan tubuh manussia, tetapi diwaktu manusia itu mati, ruh itu
kembali kepada asalnya semua. Diwaktu orang berkata kepada Socrates,
bahwa raja bermaksud akan membunuhnya. Dia menjawab: “Socrates
adalah di dalam kendi, raja hanya bisa memecahkan kendi. Kendi pecah,
tetapi air akan kembali ke dalam laut”. Maksudnya, yang hancur luluh
adalah tubuh, sedangkan jiwa adalah kekal (abadi).

6. Demokritus (460 – 370 SM)


a. Biografi
Demokritos lahir di kota Abdera, Yunani Utara. Ia
hidup sekitar tahun 460 SM hingga 370 SM. Ia berasal
dari keluarga kaya raya. Pada waktu ia masih muda, ia
menggunakan warisannya untuk pergi ke Mesir dan
negeri-negeri Timur lainnya. Demokritos adalah seorang
filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme.
Ia adalah murid dari Leukippos, pendiri mazhab tersebut.
Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran
Demokritos yang lebih dikenal di dalam sejarah filsafat.
Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian.
Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos
menulis tentang ilmu alam, astronomi, matematika, sastra, epistemologi, dan
etika. Ada sekitar 300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-
sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.
Selain menjadi murid Leukippos, Ia juga belajar kepada Anaxagoras dan
Philolaos. Hanya sedikit yang dapat diketahui dari riwayat hidup Demokritos.
Banyak data tentang kehidupannya telah tercampur dengan legenda-legenda
yang kebenarannya sulit dipercaya.
Meskipun ia hidup sezaman dengan Sokrates, bahkan usianya lebih muda,
namun Demokritos tetap digolongkan sebagai filsuf pra-sokratik. Hal ini
23
dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari
Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik. Ajaran Leukippos dan
Demokritos bahkan hampir tidak dapat dipisahkan. Selain itu, filsafat
Demokritos tidak dikenal di Athena untuk waktu yang cukup lama.
b. Pemikiran
1) Tentang Atom
Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-
unsur yang membentuk realitas. Di sini, mereka setuju dengan ajaran
pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak
unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan Empedokles dan
Anaxagoras, Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak
dapat dibagi-bagi lagi. Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom
(bahasa Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi")
Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk
realitas. Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat
melihatnya. Selain itu, atom juga tidak memiliki kualitas, seperti panas atau
manis. Hal itu pula yang membedakan dengan konsep zat-zat Empedokles
dan benih-benih dari Anaxagoras. Atom-atom tersebut berbeda satu dengan
yang lainnya melalui tiga hal: bentuknya (seperti huruf A berbeda dengan
huruf N), urutannya (seperti AN berbeda dengan NA), dan posisinya (huruf
A berbeda dengan Z dalam urutan abjad). Dengan demikian, atom memiliki
kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang membentuk
realitas ini tidak berhingga.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat
dimusnahkan, dan tidak berubah. Yang terjadi pada atom adalah gerak.
Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam semesta
adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka atom-
atom itu dapat bergerak. Demokritus membandingkan gerak atom dengan
situasi ketika sinar matahari memasuki kamar yang gelap gulita melalui
retak-retak jendela. Di situ akan terlihat bagaimana debu bergerak ke semua
jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya bergerak. Dengan
24
demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu
bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles. Adanya
ruang kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.
2) Tentang Dunia
Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri
dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus. Atom-
atom ini digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang
disebut eidola. Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-
benda tersebut.
3) Tentang Pengenalan
Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-
atom, mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola.
Gambaran-gambaran inilah yang masuk ke panca indra manusia dan
disalurkan ke jiwa. Manusia dapat melihat karena gambaran-gambaran kecil
tersebut bersentuhan dengan atom-atom jiwa. Proses semacam ini berlaku
bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.
Lalu bagaimana dengan kualitas yang diterima oleh indra manusia, seperti
pahit, manis, warna, dan sebagainya? Menurut Demokritos atom-atom
tersebut tidak memiliki kualitas, jadi darimana kualitas-kualitas seperti itu
dirasakan oleh manusia? Menurut Demokritos, kualitas-kualitas seperti itu
dihasilkan adanya kontak antara atom-atom tertentu dengan yang lain.
Misalnya saja, manusia merasakan manis karena atom jiwa bersentuhan
dengan atom-atom yang licin. Kemudian manusia merasakan pahit bila jiwa
bersentuhan dengan atom-atom yang kasar. Rasa panas didapatkan karena
jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Dengan demikian, Demokritos menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu
hanya dirasakan oleh subyek dan bukan keadaan benda yang sebenarnya.
Karena itulah, Demokritos menyatakan bahwa manusia tidak dapat
mengenali hakikat sejati suatu benda. Yang dapat diamati hanyalah gejala
atau penampakan benda tersebut.

25
4) Tentang Etika
Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan
batin yang sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia
menyeimbangkan semua faktor di dalam kehidupan: kesenangan dan
kesusahan, kenikmatan dan pantangan. Yang bertugas mengusahakan
keseimbangan ini adalah rasio.

7. Aristoteles (384 – 322 SM)


a. Biografi
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice,
Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia
tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja
Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles
menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi
guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun.
Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato
meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.
Aristoteles (‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang
filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung. Ia menulis
tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika,
retorika, politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan
Socrates dan Plato, ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang
paling berpengaruh di pemikiran Barat.
b. Pemikiran
1) Logika
Penemuan Aristoteles yang terbesar dalam bidang logika adalah silogisme
(syllogimos). Silogisme maksudnya uraian berkunci, yaitu menarik
kesimpulan dari kenyataan yang umum atas hal yang khusus dan dapat
digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru dan tepat dari dua
kebenaran yang telah ada. Sebagai contoh ada dua pernyataan:

26
 Setiap manusia pasti akan mati
 Dia adalah manusia
Maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dia pasti akan mati
Menurut Aristoteles, pengetahuan baru dapat dihasilkan melalui dua cara
yaitu induksi dan deduksi. Induksi yaitu bertolak dari kasus-kasus yang
khusus menghasilkan pengetahuan tentang yang umum. Sedangkan deduksi
bertolak dari dua kasus yang tidak disangsikan dan atas dasar itu
menyimpulkan kebenaran yang ke tiga. Cara deduksi inilah yang di sebut
silogisme. Induksi tergantung pada pengetahuan indrawi senngakan deduksi
atau silogisme sama sekali lepas dari pegetahuan indrawi. Itula sebabnya
mengapa Aristoteles menganggap deduksi sebagai cara sempurna menuju
pengetahuan baru.
2) Filosofia Teoritika
 Fisika : yaitu tentang dunia materiil (ilmu alam dan sebagainya).
Kosmos terdiri dari dua wilayah yang sifatnya berbeda. Wilayah
sublunar di bawah bulan, maksudnya bumi) dan wilayah yang meliputi
bulan, planet dan bintang. Aritoteles beranggapan bahwa jagat raya
terbatas, berbentuk bola dan jagat raya tidak mempunyai permulaan
dlam waktu dan tidak mempunyai akhir (kekal). Sedangkan bumi dan
isinya terdiri dari empat unsur: api, udara, tanah dan air. Sedangkan
selain bumi hanya terdiri dari satu unsur yaitu aether. Penggerak
pertama adalah yang tidak di gerakkan.
Beberapa pembagian penting untuk memahami pemikiran Aristoteles :
a. Doktrin tentang substansi dan aksiden, benda dan bentuk
Substansi adalah hal pertama dan fundamental dari setiap benda dan
kategori. Substansi merupakan kategori pertama dan fundamental
yang membedakannya dengan kategori-kategori lainnya yang
merupakan aksidennya saja. Misalkan kita ambil contoh sebuah
meja. Meja adalah substansinya sedangkan warna hijaunya, untuk
makan, dll adalah aksidentnya saja. Jadi bisa dikatakan substansi
adalah apa yang membuat benda itu adalah totalitas benda itu
27
sedangkan aksidentnya adalah apa yang membuat benda itu sebagai
benda particular; meja adalah ketotalan dari meja sedangkan warna
hijau, untuk makan adalah kepartikularan benda itu.
b. Konsep Gerak
Konsep Gerak termasuk konsep yang penting dalam pemikiran
Aristoteles. Gerak ini juga menandakan perubahan dari potensial ke
actual. Di sini perubahan itu tidak menjadi hal yang penting; apakah
preubahan dari potensial ke actual itu adalah pertumbuhan,
pembusukan, perubahan kualitas jumlah dan kualitas, atau pun
berubah tempat.
c. Konsep elemen dan teory Mixio
Selain soal gerak, hal penting lain dari Aristoteles yang menjadi
pegangan dari pemikiran barat pada kurun waktu yang lama
setelahnya adalah dokrin tentang empat elemen yang berasal dari
system pemikiran Empedokes dan bagaimana cara menemukan
keempat elemen itu dalam prinsip–prinsip yang sangat mendalam.
Keempat elemen ini mempunya kualitas-kualitasnya tertentu pula
yakni kualitas sentuhan, aktif, harus berpasang-pasangan dalam
oposisinya. Aristoteles menunjukan delapan pasangan yang
mempunya kualitas haptic yang kontras satu sama lain: panas-
dingin, kerng-lembab, berat-ringan, jarang-padat, lembut-keras,
kasar-halus, rapuh-tabah. Dan elemen dari material dunia ditandai
oleh empat kemungkinan kombinasi dari dua haptic aktif kualitas
(prima quialitates): tanah (kering dan dingin), air (dingin dan
lembab), udara (lembab dan panas), api (panas dan kering). Segala
material alam di dunia ini mengandung paling sedikit dua dari
keempat elemen ini.
d. Gerak natural dan gerak dipaksa
Setiap gerakan digerakan oleh sesuatu yang lainnya. Ini merupakan
aksioma yang mendasari Fisika Aristotelian. Gerak sendiri
merupakan sesuatu yang sangat menjadi perhatian Aristoteles.
28
Misalnya dalam De Anima sendiri Aristoteles sudah membicarakan
soal gerak. Setiap benda yang bergerak selalu diakibatkan oleh
penggerak yang lainnya yang bisa juga sedang bergerak atau juga
diam.
 Metafisika : yaitu berpusat pada persoalan barang dan bentuk. Bentuk
dikemukakan sebagai pengganti pengertian dari Dunia Idea Plato yang
ditolaknya. Berbeda dengan plato yang memisahkan idea dan kenyataan
lahir, Aristoteles beranggapan bahwa bentuk ikut serta memberikan
kenyataan pada benda. Benda dan bentuk tak dapat dipisahkan. Barang
ialah materi yang tidak mempunyai bangun, melainkan hanya substansi,
maka bentuk adalah bangunnya. Sebagai contoh pada pandangan plato,
jiwa tidak dapat mati karena merupakan sesuatu yang adikodrati berasal
dari dunia ide. Plato berpendapat bahwa jiwa itu bersifat kekal.
Sedangkan menurut Aristoteles, jiwa dan tbuh ibarat bentuk dan materi.
Jiwa merupaka asas hidup yang menjadikan tubuh memiliki kehidupan.
Disadari Aristoteles, bahwa tubuh bisa mati oleh sebab itu, maka
jiwanya juga ikut mati.
3) Filosofia Praktika
 Etika (kesusilaan dalam hidup perorangan) dan Ekonomi (kesusilaan
dalam hidup kekeluargaan)

8. Euklides ( 325 – 265 SM)


a. Biografi
Euclid (Εὐκλείδης Eukleidēs), 325 SM, juga dikenal
sebagai Euclid dari Alexandria, Mesir adalah seorang
matematikawan Yunani, sering disebut sebagai
"Bapak Geometri". Dia aktif di Alexandria pada masa
pemerintahan Ptolemeus I (323-283SM).

29
b. Pemikiran dan Penulisan
1) Buku Element
Dalam bukunya yang berjudul Elemen, ia - sebagai bapak geometri -
mengemukakan teori bilangan dan geometri. Menurutnya satu hal yang
paling penting untuk dicatat, bahwa dalam pembuktian teorema-teorema
geometri tak diperlukan adanya contoh dari dunia nyata tetapi cukup dengan
deduksi logis menggunakan aksioma-aksioma yang telah dirumuskan.
Euclides menulis 13 jilid buku tentang geometri. Dalam buku-bukunya ia
menyatakan aksioma (pernyataan-pernyataan sederhana) dan membangun
semua dalil tentang geometri berdasarkan aksioma-aksioma tersebut. Contoh
dari aksioma Euclides adalah, "Ada satu dan hanya satu garis lurus garis
lurus, di mana garis lurus tersebut melewati dua titik". Buku-buku
karangannya menjadi hasil karya yang sangat penting dan menjadi acuan
dalam pembelajaran Ilmu Geometri.
Bagi Euclides, matematika itu penting sebagai bahan studi dan bukan
sekedar alat untuk mencari nafkah. Ketika ia memberi kuliah geometri pada
seorang raja, baginda bertanya, "Tak adakah cara yang lebih mudah bagi
saya untuk mengerti dalam mempelajari geometri?". Euclides menjawab,
"Bagi raja tak ada jalan yang mudah untuk mengerti geometri. Setiap orang
harus berpikir ke depan tentang dirinya apabila ia sedang belajar".
Euklides disebut sebagai “Bapak Geometri” karena menemuka teori bilangan
dan geometri. Subyek-subyek yang dibahas adalah bentuk-bentuk, teorema
Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,geometri ruang,
teori proporsi dan lain-lain.

30
9. Archimedes (Ἀρχιμήδης) (287 – 212 SM)
a. Biografi
Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM).
Ia adalah ahli matematika dan penemu dari Yunani yang
terkenal. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada
waktu itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,
sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah seorang
matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan
insinyur berbangsa Yunani. Ia dibunuh oleh seorang
prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari
jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan
matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar
sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.
Dia mengaplikasikan prinsip fisika dan matematika. Dan juga menemukan
perhitungan 𝜋 (pi) dalam menghitung luas lingkaran. Ia adalah ahli matematika
terbesar sepanjang zaman dan di zaman kuno. Tiga kaaarya Archimedes
membahas geometri bidang datar, yaitu pengukuran lingkaran, kuadratur dari
parabola dan spiral.
b. Hasil Penemuan
1) Baut Archimedes
Menurut penulis Yunani, Athenaeus dari Naucratis, Archimedes ditugaskan
oleh Raja Hiero II untuk merancang sebuah kapal besar yang bisa dijadikan
sebagai kapal pesiar sekaligus kapal angkatan laut.
Namun, jenis kapal seperti ini akan sangat besar dan sejumlah air laut
berpotensi memasuki lambung kapal.
Untuk mengatasi masalah ini, Archimedes merancang sebuah alat yang
berbentuk tabung dengan bilah spiral seperti baut (sekrup) di dalamnya
sehingga dinamakan ‘Baut Archimedes (Archimedes’ Screw)’.
Baut Archimedes bisa digerakkan dengan tangan atau dengan kincir angin.
Alat ini ditempatkan di dek kapal yang digunakan untuk membuang air dari
lambung kapal.
31
Baut Archimedes merupakan penemuan yang terkenal dan masih banyak
digunakan untuk keperluan irigasi di seluruh dunia.
2) Cakar Archimedes
Cakar Archimedes adalah senjata kuno mirip dengan crane, dilengkapi
dengan kait yang bisa mengangkat kapal keluar dari air dan
membalikkannya.
Alat ini dibuat untuk melindungi tembok kota Syracuse yang berhadapan
dengan laut.
Ketika kapal musuh mendekati tembok kota pada malam hari, Cakar
Archimedes dikerahkan dan berhasil menenggelamkan banyak kapal.
3) Hukum Archimedes
Cerita bermula ketika Archimedes diminta memeriksa mahkota baru Raja
Hiero II.
Archimedes diminta memeriksa apakah mahkota itu terbuat dari emas murni.
Jika ternyata terdapat tambahan perak, Archimedes harus pula mengetahui
berapa kadar yang telah dicampurkan ke dalam mahkota tersebut.
Archimedes diminta memeriksa keaslian mahkota tersebut tanpa
merusaknya.
Setelah menerima tugas tersebut, saat sedang mandi, Archimedes mengamati
bahwa tingkat air naik saat dia memasuki bak mandi.
Dari peristiwa tersebut Archimedes lantas menyimpulkan bahwa sebuah
benda yang dicelupkan dalam air akan mendapatkan gaya apung yang sama
besar dengan berat cairan yang dipindahkan. Ketentuan ini lantas dikenal
sebagai Hukum Archimedes.
c. Penemuan Lain
Sementara Archimedes tidak menciptakan tuas, dia adalah orang pertama yang
menjelaskan prinsip kerja tuas. Archimedes dikenal pernah mengatakan, “Beri
saya tempat untuk berdiri dan saya akan memindahkan bumi.” Prinsip kerja tuas
terbukti membantu pelaut mengangkat dan memindahkan beban berat. Selama
Perang Punic Pertama, Archimedes berhasil menemukan odometer, sebuah

32
perangkat yang menjatuhkan bola setelah satu mil perjalanan yang digunakan
untuk mengukur jarak.
Karya lain Archimedes yang terkenal adalah penemuan hubungan antara
permukaan dan volume udara, teorema mengenai pusat gravitasi benda pipih,
cermin pembakaran, dan nilai ‘pi’ yang lebih akurat.

10. Eratosthenes (Ἐρατοσθένης) (276 – 194 SM)


a. Biografi
Eratosthenes (bahasa Yunani Ἐρατοσθένης) (276
SM - 194 SM) adalah seorang matematikawan, ahli
geografi dan astronom zaman Helenistik. Ia tercatat
sebagai orang yang pertama kali memikirkan sistem
koordinat geografi, dan yang pertama diketahui
menghitung keliling Bumi.

b. Pemikiran
1) Keliling Bumi
Sebagai seorang pustakawan, Eratosthenes mengetahui dari banyak buku-
buku bahwa matahari berada pada titik tertingginya di langit pada siang hari
tanggal 22 Juni, titik tertingginya pada musim panas. Pada saat ini, sebuah
tongkat yang ditegakkan vertikal akan membentuk bayangan yang terpendek
di antara bayangan yang dibentuk pada hari-hari lainnya. Jika matahari tepat
berada di atas kepala, tongkat yang dipancang ditanah secara tegak, tidak
akan membentuk bayangan! (Bayangannya jatuh pada titik dimana tongkat
itu dipancang, jadi tidak ada bayangan). Peristiwa ini akan terjadi di Syene
(sekarang daerah Libya), sebuah kota di utara Alexandria.
Eratosthenes mengetahui bahwa matahari berada langsung tepat di atas
Syene dari informasi buku-buku perpustakaan yang melaporkan bahwa pada
titik balik (titik tertinggi) matahari pada musim panas, sinar matahari akan
memancar secara langsung lurus ke bawah dan dipantulkan kembali ke atas
lewat jalan yang sama. Eratosthenes kemudian bernalar bahwa jika sinar
33
matahari diteruskan ke dalam bumi pada titik ini, maka sinar ini akan
melewati titik tengah bumi.
Pada siang hari di tanggal 22 Juni Eratosthenes mengukur bayangan yang
dihasilkan oleh sebuah pilar vertikal di Alexandria dan menemukan bahwa
tinggi bayangan yang terbentuk adalah 1/8 kali tinggi pilar sebenarnya. Ini
berkenaan dengan sudut sebesar 7,2o antara cahaya matahari dan pilar
vertikal (lihat gambar).

Karena 7,2o adalah 7,2/360, atau 1/50 kali sebuah lingkaran, Eratosthenes
bernalar bahwa jarak antara Alexandria dan Syene adalah 1/50 kali keliling
bumi. Dengan demikian keliling bumi akan sama dengan 50 kali jarak antara
kedua kota ini: Alexandria ke Syene. Jarak antara kedua kota ini, cukup
datar dan telah sering dilalui oleh orang-orang pada masa itu. Surveyor pada
masa itu telah mengukur jarak kedua kota tersebut sebesar 5000 stadia (1
stadia = 0,16 km).Berdasarkan data ini, Eratosthenes kemudian menghitung
keliling bumi sebesar 50 x 5000 stadia atau sama dengan 250.000 stadia.
Jika nilai stadia ini dikonversi menjadi kilometer maka diperoleh 0,16 x
250.000 = 40.000 km.

11. Diophantus (150 SM – 364 M)


a. Biografi
Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Diophantus.
Dia tinggal di Alexandria, Mesir, mungkin dari antara
tahun 200 dan 214-284 atau 298. Sekitar tahun 250
seorang matematikawan Yunani yang bermukim di
Alexandria melontarkan problem matematika yang
tertera di atas batu nisannya, dalam batu nisannya
tertulis: 'Di sini terletak Diophantus,' keajaiban lihatlah.
34
Tidak ada catatan terperinci tentang kehidupan Diophantus, namun
meninggalkan problem tersohor itu pada Palatine Anthology, yang ditulis
setelah meninggalnya. Pada batu nisan Diophantus tersamar (dalam persamaan)
umur Diophantus.
"Seperenam kehidupan yang diberikan Tuhan kepadaku adalah masa muda.
Setelah itu, seperduabelasnya, cambang dan berewokku mulai tumbuh.
Ditambah sepertujuh masa hidupku untuk menikah, dan tahun kelima
mempunyai anak. Sialnya, setengah waktu dari kehidupanku untuk mengurus
anak. Empat tahun kegunakan bersedih".
Dugaan tentang kehidupan Diophantus cukup misterius. Kita hanya dapat
menduga lewat dua fakta yang menarik sebelum menarik kesimpulan. Pertama,
dia mengutip tulisan Hypsicles yang diketahui hidup sekitar tahun 150 SM.
Kedua, tulisan Diophantus dikutip oleh Theon dari Alexandria. Prakiraan hidup
Theon, diacu dari gerhana matahari yang terjadi pada 16 Juni 364. Dengan dua
fakta ini diperkirakan Diophantus hidup antara tahun 150 SM sampai tahun 364.
Para peneliti, menyimpulkan bahwa diperkirakan Diophantus hidup sekitar
tahun 250.
Diophantus dari Alexandria kadang-kadang disebut "bapak aljabar ", adalah
matematikawan Yunani yang bermukim di Alexandria dan penulis serangkaian
buku yang disebut Arithmetica, namun karyanya tersebut sudah banyak yang
hilang. Teks-teks tersebut menjelaskan tentang pemecahan persamaan aljabar.

b. Pemikiran
1) Aljabar
Diophantus mengembangkan konsep-konsep aljabar Babylonia dan merintis
suatu bentuk persamaan sehingga bentuk persamaan seringkali disebut
dengan persamaan Diophantine (Diophantine Equation) menunjuk bahwa
Diophantus cukup memberi sumbangsih bagi perkembangan matematika.
Dalam Arithmetica, meski bukan merupakan buku teks aljabar akan tetapi
didalamnya terdapat problem persamaan x² = 1 + 30y² dan x² = 1 + 26y²,
yang kemudian diubah menjadi “persamaan Pell” x² = 1 + py²; sekali lagi
35
didapat jawaban tunggal, karena Diophantus adalah pemecah problem bukan
menciptakan persamaan dan buku itu berisikan kumpulan problem dan
aplikasi pada aljabar. Problem Diophantus untuk menemukan bilangan x, y,
a dalam persamaan x² + y² = a² atau x³ + y³ = a³, kelak mendasari Fermat
mencetuskan TTF (Theorema Terakhir Fermat). Prestasi ini membuat
Diophantus seringkali disebut dengan ahli aljabar dari Babylonia dan
karyanya disebut dengan aljabar Babylonia. Misal umur x, sehingga x = 1/6x
+ 1/12x + 1/7x + 5 + ½x + 4 akan diperoleh x = 84, umur Diophantus.

C. Tahun 530 M-1450M s.d 1450M-1550


1. Claudius Ptolemaeus (Κλαύδιος Πτολεμαῖος) (90 – 168 M)
a. Biografi
Seorang ahli geografi, astronomi, dan astrolog yang
hidup pada zaman Helenistik di provinsi Romawi,
Aegyptus. pengarang beberapa risalah ilmiah, tiga di
antaranya kemudian memainkan peranan penting
dalam keilmuwan Islam dan Eropa. Yang pertama
adalah risalah astronomi yang dikenal sebagai
Almagest (dalam bahasa Yunani Η μεγάλη Σύνταξις
, "Risalah Besar"). Yang kedua adalah Geographia, yang merupakan diskusi
teliti mengenai pengetahuan geografi Helenistik. Yang ketiga adalah risalah
astrologi dikenal sebagai Tetrabiblos ("Empat buku") di mana dia berusaha
mengadaptasi astrologi horoskop ke filosofi alam Aristotelian. Ia juga
melestarikan daftar raja-raja kuno, disebut "Kanon Ptolemaeus", yang penting
bagi penelitian sejarah Timur Tengah.
Claudius adalah nomen (nama keluarga) seorang Roma; Ptolemaeus
menyandang nama itu, sehingga menjadi bukti bahwa dia adalah seorang
warganegara Roma. Sesuai kebiasaan, Keluarga Ptolemy pertama yang menjadi
warganegara (entah itu dia atau nenek moyangnya) mengambil nama itu dari
seorang Roma yang bernama Claudius, sehingga membuatnya diberi status
kewarganegaraan. Jika orang Roma ini adalah kaisar, kewarganegaraan sudah
36
akan diberi di antara tahun 41 dan 68 M. (waktu Claudius, lalu Nero, menjabat
kaisar). Astronom itu juga mempunyai praenomen (nama pertama), yang tetap
tak diketahui. Tetapi, kemungkinan Tiberius, karena praenomen itu sangat
umum di antara yang keluarga-keluarga yang diberi kewarganegaraan oleh
kaisar ini.
Ptolemaeus (Ptolemy) adalah sebuah nama Yunani. Muncul satu kali di mitologi
Yunani, dalam bentuk Homeric. Cukup biasa di antara golongan sol bagian atas
Makedonia pada saat Alexander Agung, dan ada beberapa di antara tentara
Alexander, satu di antaranya pada tahun 323 S.M. menjadikan dirinya sendiri
Raja Mesir: Ptolemy I Soter; semua raja setelah dia, sampai Mesir menjadi
provinsi Roma pada tahun 30 S.M., adalah juga dari dinasti Ptolemaic. Hanya
ada sedikit bukti tentang subyek asal usul Ptolemy (meskipun melihat di atas
kewarganegaraan Roma keluarganya), tetapi kebanyakan sarjana dan sejarawan
mempertimbangkannya tak mungkin bahwa Ptolemeus berhubungan dengan
dinasti kerajaan Ptolemeus.
b. Pemikiran
1) Trigonometri
Dia memperkenalkan metode trigonometri berdasarkan fungsi Crd akord
(yang berhubungan dengan fungsi sinus dengan dosa = (Crd 2 a) / 120).
Ptolemy merancang bukti baru dan teorema geometris. Ia memperoleh,
menggunakan akord lingkaran dan tertulis 360-gon, pendekatan tersebut π =
3 17 / 120 = 3,14166 dan, dengan menggunakan √ 3 = akord 60 °, √ 3 =
1,73205.
Dia menggunakan rumus untuk fungsi Crd yang analog dengan formula
kami untuk dosa (a + b), dosa (a - b) dan dosa / 2 untuk membuat tabel dari
Crd fungsi pada interval 1 / 2 gelar. Ptolemy kemudian melanjutkan untuk
menjelaskan matematika. menggunakan rumus untuk fungsi Crd yang
analog dengan formula kami untuk dosa (a + b), dosa (a - b) dan dosa / 2
untuk membuat tabel dari Crd fungsi pada interval 1 / 2 gelar.

37
2) Prediksi Posisi Matahari & Bulan
Dalam pemeriksaan teori matahari, Ptolemy membandingkan pengamatan
sendiri equinoxes dengan orang-orang dari Hipparchus dan pengamatan
Meton sebelumnya pada 432 SM. Dia dikonfirmasi panjang dari tahun tropis
sebagai 1 / 300 dari hari kurang dari 365 1 / 4 hari, nilai yang tepat diperoleh
oleh Hipparchus . Karena, sebagaimana Ptolemy dirinya tahu, keakuratan
sisanya dari data sangat bergantung pada nilai ini, kenyataan bahwa nilai
yang benar adalah 1 / 128 dari hari kurang dari 365 1 / 4 hari tidak
menghasilkan kesalahan dalam sisa pekerjaan. Ptolemy menemukan panjang
dari musim dan, berdasarkan ini, ia mengusulkan sebuah model sederhana
untuk matahari yang merupakan gerakan melingkar dari kecepatan sudut
seragam, tapi bumi tidak berada di tengah lingkaran tetapi pada jarak yang
disebut keanehan dari pusat ini.
Ptolemy memberikan teorinya bulan. Di sini ia mengikuti Hipparchus yang
pernah belajar tiga periode yang berbeda satu dapat diasosiasikan dengan
gerakan bulan. Ada waktu yang dibutuhkan untuk bulan untuk kembali ke
garis bujur yang sama, waktu yang dibutuhkan untuk itu untuk kembali ke
kecepatan yang sama (anomali) dan waktu yang dibutuhkan untuk itu untuk
kembali ke lintang yang sama. synodic bulan , itu adalah waktu antara
berturut oposisi dari matahari dan bulan.
3) Teori Geosentri
Gerak benda – benda angkasa sebagaimana Matahari, bulan, planet – planet,
dan bintang – bintang Nampak bergerak dalam lingkaran – lingkaran di
sekitar garis yang menghubungkan Bumi dengan Polaris. Pergerakan ini
menyebabkan semua benda – benda angkasa, kecuali bintang – bintang di
langit Utara terbit di Timur dan terbenam di Barat.Sistem Ptolemaik atau
teori geosentris mengatakan bahwa gerak tata surya berpusat pada Bumi.
Dalam sistem ini, Bumi dianggap telah diam pada sumbunya, dengan lima
planet yaitu bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Sartunus
bergerak mengitarinya.

38
1.2 Gambar Posisi Planet “Teor Geosentris”

2. Leonardo Da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519)


a. Biografi
Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, provinsi Firenze,
Italia, 15 April 1452 – meninggal di Clos Lucé, Perancis,
2 Mei 1519 pada umur 67 tahun) adalah arsitek, musisi,
penulis, pematung, dan pelukis Renaisans Italia. Ia
digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan
sebagai genius universal.
Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai,
seperti Jamuan Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal
karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi
jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan
mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna. Selain itu, ia juga
turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan kuliner.
Leonardo merupakan anak dari Ser Piero Da Vinci dan Caterina. Ia memiliki
nama lengkap Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti Leonardo putra Ser
Piero dari kota Vinci.
Pada usia belia, Leonardo sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio
dan mulai melukis di Firenze. Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan
pensiun melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini
lebih bagus dari lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis, Leonardo juga
sanggup menunjukkan kemampuannya di bidang yang lain.

39
Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk bekerja dengan Adipati
(Duke) di sana. Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur adalah
Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia
tidak hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-
jalan sungai dan membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan
memainkan lut dan bernyanyi. Lalu ia bekerja untuk Raja Louis XII dari
Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma.
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangelo dalam merancang
katedral Santo Petrus. Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu
pengetahuan. Ia mulai mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin
terbang. Pemikirannya itu terdapat dalam buku catatanya sebanyak 7.000
halaman.
Di dalam buku itu juga terdapat sketsa tentang studi tubuh manusia. Pada zaman
itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar kira-kira karena siapapun
dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-curi
kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang
tak lazim pada zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi
dunia kedokteran.
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir (The Last Supper) pada tahun 1495 sampai
tahun 1497 yang dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah
rusak akibat dimakan waktu. Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang
kini terdapat di musium Louvre Paris.
Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara
lain menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah
Da Vinci sendiri. Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut
memang pernah ada, seorang istri pedagang.
Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan
dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis.

40
b. Penemuan
1) Senapan Mesin
Senapan mesin multi-laras adalah senjata
dengan senjata yang luar biasa. Da Vinci
membuat sketsa artileri ini baterai bergulir
sekitar 1.480 sementara di Florence,
mungkin sebagai kartu panggil untuk
seorang pangeran prajurit yang
membutuhkan seorang arsitek militer. Sebuah engkol tangan menyesuaikan
elevasi, dan reload merupakan tantangan utama "" terutama ketika di bawah
api.
Meskipun mampu cepat-api yang kemudian Model senapan mesin menjadi
terkenal, ini mekanisme nya bertempat yang bertujuan dan loading cerdik.
Dengan memperluas bidang api, bentuk seperti kipas prototipe Da Vinci
membuat senjata berpotensi efektif terhadap garis pasukan maju. Selain
desain Da Vinci adalah mudah untuk bergerak di medan perang karena itu
ringan dan terpasang pada roda.
2) Terminator
Ksatria mekanik Leonardo Da Vinci itu tidak
ditemukan sampai tahun 1957, ketika Carlo
Pedretti menemukannya, tersembunyi di antara
desain yang tak terhitung jumlahnya Da Vinci.
Ksatria mekanik, pertama kali membuat sketsa
oleh DaVinci pada 1495.
3) Cluster Bomb
Untuk membuat membombardir, atau meriam, senjata
yang sudah dikenal pada saat itu, bahkan lebih
mematikan, Da Vinci proyektil besar juga dirancang,
terdiri dari kerang putaran dipasang di sekitar spacer
besi dan dijahit di dalam casing lentur. Setelah dipecat,
penemuan ini meledak menjadi banyak fragmen
41
dengan yang memiliki rentang yang lebih besar dan dampak dari satu
meriam-bola.
4) Catapult
Desain dasar dari ketapel sudah digunakan
selama ratusan tahun sebelum Da Vinci
memulai pada memperbaikinya. Dia benar-
benar datang dengan beberapa model yang
berbeda. Ini desain tertentu menggunakan
pegas daun ganda untuk menghasilkan sejumlah besar energi untuk
mendorong proyektil batu atau bahan pembakar melalui jarak yang jauh.
Pemuatan dua pegas daun besar dilakukan dengan menggunakan engkol
tangan pada sisi ketapel
5) Parasut
Da Vinci selalu terpesona dengan penerbangan manusia
dan kerangka nya, berbentuk seperti piramida dan kain
disampirkan adalah konsepsi resultan dari penemu besar.
Parasut per da Vinci akan memberikan orang kesempatan
melayang hanya di langit. Dia menjelaskan gorong-gorong
sebagai sesuatu yang akan membantu siapa pun
melemparkan dirinya dari titik yang lebih tinggi untuk mendapatkan ke
tanah dengan nol cedera.

42
3. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
a. Biografi
Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus;
bahasa Polandia Mikołaj Kopernik; lahir di Toruń, 19
Februari 1473 – meninggal di Frombork, 24 Mei 1543
pada umur 70 tahun) nama aslinya ialah Niklas
Koppernigk (Mikołaj Kopernik, dalam bahasa
Polandia yang merupakan bahasa sehari-hari pada
waktu itu). Baru belakangan, sewaktu ia mulai
menulis karya akademinya, ia menggunakan nama Latin, Nicolaus Copernicus.
Ayahnya, seorang saudagar yang berdagang di Toruń, mempunyai empat anak;
Nicolaus adalah si bungsu.
Seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang
mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam
bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga
seorang kanon gereja, gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib.
Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan
teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta)
dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan
merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern
(teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi banyak aspek
kehidupan manusia lainnya. Universitas Nicolaus Copernicus di Torun,
didirikan tahun 1945, dinamai untuk menghormatinya.
b. Pemikiran
1) Teori Hilosentris
Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani Aristarchus dari
Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planit-
planit lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas
kebenaran hipotesa "heliocentris" ini, Copernicus memerlukan waktu
bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan
untuk penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium
43
(Tentang Revolusi Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya
secara terperinci dan mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.
Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya,
bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet
lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para
pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala
peredaran planet mengelilingi matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar
karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran. Jadi,
bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski
begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun
tergugah, terutama astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang
melakukan pengamatan lebih teliti dan tepat terhadap gerakan-gerakan
planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang membikin Johannes
Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang
tepat.

1.3 Gambar Sistem Alam Semesta Copernicus


Buku Copernicus punya makna yang tampaknya tak memungkinkan baik
Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja ilmiahnya. Kesemua mereka
adalah pendahulu-pendahulu yang penting dan menentukan bagi Newton,
dan penemuan merekalah yang membikin kemungkinan bagi Newton
merumuskan hukum-hukum gerak dan gaya beratnya. Secara historis,
penerbitan De Revolutionobus Orbium Coelestium merupakan titik tolak
astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan titik tolak pengetahuan
modern.

44
2.3 Perbedaan Periode 1 Richtmeyer dengan Boer Jacob
A. Karakteristik Periode Pertama menurut Richtmeyer ialah;
1. Belum ada penelitian yang sistematis.
2. Pada periode pertama ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk
membuat perumusan empiris.
B. Karakteristik Periode Pertama menurut Boer Jacob ialah;
1. Belum adanya eksperimen yang sistematis.
2. Kebebasan dalam mengadakan percobaan.
3. Hasil perkembangan pengetahuan dalam bidang fisika tidak memuaskan
4. Eksperimen tidak sistematis dan jauh dari ketelitian

45

Anda mungkin juga menyukai