Anda di halaman 1dari 5

3 FILSUF TENTANG ALAM

1. THALES 624 – 546 SM


“SEGALA SESUATU BERASAL DARI AIR (EVERY THING IS MADE OF WATER)”
Thales lahir dan hidup di Miletus sebuah perkampungan Yunani di pantai Turki. Thales di
pandang sebagai satu dari antara para pemikir utama Yunani. Thales terlibat dalam politik
dan sangat sukses sebagai pengusaha/pedagang. Thales melakukan perjalanan di seluruh
daerah Timur Mediterania dan mengunjungi Mesir untuk mempelajari geometri yang
menjadi basis penalaran deduktifnya (deductive reasoning) sambal begadang. Thalse adalah
seorang guru, ahli filsafat pertama dari Milesian Scool Of Philosophers. Anaximander
merupakan muridnya, mengembangkan teori-teori ilmiahnya dan menjadi mentor
Anaximenes.
Konteks : Cabang filsafat metefisik, pendekatan Monisme.
Sebelumnya :
2500 – 900 SM pengaruh dominasi peradaban Minoan di Crete dan kemudian peradaban di
Yunani dan mempercayakan agama untuk menjelaskan fenomena fisik. 1100 SM bangsa
Babilonia menciptakan mitos Enuma Elis, yang menggambarkan keadaan terpenting dari
dunia sebagai perkumpulan yang berair. 700 SM Theogony oleh penyair Yunani Hesiod
dihubungkan dengan bagaimana para dewa menciptakan alam semesta.
Sesudahnya :
Awal abad ke 5 M, Empedocles mengajukan empat elemen dasar dari cosmos yaitu bumi,
air, udara, dan api. 400 M, Leucippus dan Democritus menyimpulkan bahwa kosmos terbuat
semata – mata dari atom – atom dan ruangan kosong.
Selama periode Archaic (Pertengahan abad ke 8 – 6 SM) rakyat semenanjung Yunani secara
berangsur – angsur masuk ke kelompok city-state (negara kota) dan mengembangkan
system alfabetik dalam tulisan, sebagaimana pada permulaan filsafat Barat. Sebelumnya,
peradaban telah mempercayakan atas agama untuk menerangkan fenomena dunia
sekitarnya. Pemikir pertama dan utama dari pemikir – pemikir baru ini adalah Thales, ia
memahami geometri dan astronomi dan terkenal dengan reputasinya telah meramal
gerhana matahari total dalam tahun 586 SM. Thales dapat melakukan ramalan atas dasar
catatan – catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak tahun 747 SM. O”Grady
(2002) menguraikan bahwa dari kemungkinan tulisan – tulisan Thales tidak ada yang
bertahan dan sedikit acuan kuno yang masih ada. Satu bukti di mana Heraclitus mengatakan
bahwa Thales adalah orang pertama yang belajar astronomi. Paragraf dalam oxyrhynchus
papyri di mana Aristarchus menunjukkan tentang pemahaman fenomena eclipse dari Thales.
Aristoteles menyediakan bukti awal yang masih ada tentang filsafat Thales dan merupakan
sumber utama bagi filsafatnya. Thales percaya bahwa peristiwa – peristiwa di alam semesta
bukan akibat dari campur tangan supranatural, tetapi secara alamiah akibat penalaran dan
observasi.
Substansi Fundamental
Thales mengajukan pertanyaan “what is the basic material of the cosmos?” Ide bahwa
segala sesuatu di alam semesta pada akhrinya dapat disimpulkan untuk substansi tunggal
merupakan teori monism. Thales dan pengikutnya adalah para pemikir yang pertama
mengajukan teori-teorinya dalam filsafat Barat. Alasan Thales bahwa materi fundamental
dari alam semesta terjadi sebagai sesuatu yang terbentuk dari sesuatu yang lain. Thales
menyimpulkan bahwa semua hal, tanpa menghiraukan sifat yang jelasnya, harus menjadi air
dalam beberapa tingkatan transformasi dan juga bahwa secara keseluruhan bumi
mengambang di atas dasar air. Dari air itu bumi telah muncul. Kemunculannya terjadi karena
adanya gempah dalam air ini.
Thales di pandang sebagai figur utama dalam sejarah filsafat karena ia pemikir pertama yang
mencari jawaban-jawaban naturalistik dan rasional terhadap soal-soal fundamental lebih
dari pada menganggap objek-objek dan peristiwa-peristiwa terhadap tingkah para dewa
yang berubah-ubah. Thales dan para pemikir kemudian dari Milesian School meletakkan
landasan bagi pikiran-pikiran ilmiah dan filsafat melintas ke dunia Barat.
Sezaman dengan Thales hiduplah dua filsuf yakni Anaximandros dan Anaximenes.
Anaximandros berpandangan bahwa asal alam semesta adalah zat yang tak terbatas dan tak
terhingga yang disebut apeiron. Anaximanes berpendapat lain yakni bahwa alam berasal
dari udara. Ketiga filsuf ini merupakan mazhab Miletos yang berasal dari kata Miletus.

2. PYTHAGORAS 570 – 495 SM


“NUMBER IS THE RULER OF FORMS AND IDEAS”
Konteks : Cabang metafisika, pendekatan Pythagoreanism
Sebelumnya :
Abad ke 6 SM Masehi Thales mengajukan suatu penjelasan non-religius tentang cosmos.
Sesudahnya :
536 – 475 SM Heraclitus menolak Pythagorianisme dan menyebutkan bahwa cosmos
ditentukan oleh perubahan. 438 SM Plato memperkenalkan konsep bentuk-bentuk
sempurna (perfect forms), yang diwujudkan ke dalam pikiran bukan indra. 300 SM Euclid,
seorang ahli matematika Yunani membangun prinsip-prinsip geometri. 1619 seorang ahli
matematika Jerman Johannes Kepler menguraikan gambaran tentang hubungan antara
geometri dan fenomena-fenomena fisik.
Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan Pythagoras. Para pemikir modern percaya
bahwa Pythagoras mungkin lahir di pulau Samos, lepas pantai yang pada masa modern yaitu
Turki. Pada masa mudanya, Pythagoras melakukan petualangan, yang kemungkinan ia
belajar pada Milesian School, dan mengunjungi Mesir , disebuah pusat belajar. Kira-kira
umur 40 tahun, ia membangun sebuah komunitas yang jumlahnya sekitar 300 orang di
Croton, Italia Selatan. Anggota-anggotanya memepelajari kombinasi studi mistik dan
akademik, dan meskipun dalam sifat kebersamaan, Pythagoras jelas adalah pemimpin
komunitas tersebut. Pada umur 60 tahun, ia kawin dengan seorang gadis muda, Theano dari
Crotona. Munculnya permusuhan terhadap pemujaan pengikut Pythagoras (Pythagorian
Cult) memaksanya meninggalkan Croton, dan ia melarikan diri ke Metapontum, juga berada
di daerah Italia Selatan, saat mana kemudian ia meninggal. Komunitasnya menghilang pada
abad ke 4 SM. Pythagoras menghabiskan masa kecilnya tidak jauh dari Miletus. Pythagoras
bahkan belajar pada akademi kelompok tersebut. Seperti Thales pendiri Milesian School.
Pythagoras dikatakan telah mempelajari dasar geometri selama kunjungannya ke Mesir.
Dengan latar belakang ini, bukan suatu kejutan bahwa ia mendekati pemikiran filsafatnya
dengan cara ilmiah dan matematika.
Akademi Pythagorean
Pythagoras adalah seorang religious dan percaya tahyul dan mempercayakan reinkarnasi
dan peralihan jiwa serta menetapkan suatu cara pemujaan agama. Dirinya sendiri
diberlakukannya sebagai seorang “messiah” yang baik di Croton, Italia Selatan. Pythagorians
sebagai murid-muridnya memandang ide-idenya sebagai “mystical revelation” terhadap
meluasnya beberapa temuan, yang menandainya sebagai Wahyu (Revalations). Baginya
tujuan hidup adalah kebebasan dari siklus reinkarnasi yang dapat diperoleh apa yang
melekat pada seperangkat aturan perilaku, dan oleh perenungan, atau apa yang kita sebut
pemikiran ilmiah yang obejektif. Pythagoras percaya proyek ini lebih bernilai daripada
observasi belaka. Pythagoras menemukan penekanan prinsip dibelakang semua sudut kanan
dari segitiga dan menemukannya sebagai kebenaran universal. Penemuan ini adalah diuar
biasa. Pythagorian memandang penemuan ini sebagai waktu Tuhan. Pythagoras
menyimpulkan bahwa keseluruhan cosmos di atur oleh hukum-hukum matematika. Ia
mengatakan bahwa angka (rasio angka dan aksioma-aksioma matematika) dapat digunakan
untuk menerangkan struktur sesungguhnya dari cosmos. Ia tidak secara total menolak idea
Milesian bahwa alam semesta terbuat dar satu substansi fundamental, tetapi ia bergerak
dari substansi ke bentuk. Pythagoras dan murid-muridnya membawa lebih jauh dan
memberikan angka-angka terhadap makna gaib. Mereka menunjukkan bahwa nomor satu
sebagai angka tunggal, sesuatu yang unik, yang berasal dari hal-hal lain yang dapat
diturunkan. Penjelasan Pythagorian dari terciptanya alam semesta mengikuti pola
matematika. Atas ketidakterbatasan , Tuhan menentukan suatu yang terbatas, karena itu
semua yang eksis memiliki suatu ukuran actual. Dengan car aini Tuhan menciptakan suatu
kesatuan yang dapat diukur yang berasa dari segala sesuatu.
Harmoni Numerik (Numerical Harmonies), penemuan paling penting Pythagoras adalah
hubungan antara angka-angka, rasio dan proporsi. Hal ini diperkuat Kembali oleh
penyelidikannya pada music, dan lebih khusus pada hubungan antara nada-nada yang
menyenangkan karena disuarakan secara bersama. Pythagoras menemukan bahwa interval-
interval ini harmonis karena hubungan antara satu sama lain rasio matematikanya tepat dan
sederhana. Seri-seri ini dikenal sebagai seri harmonis. Ia menyebutkan bahwa keistimewaan
dari matematika ia telah temukan dalam geometri abstrak dan juga yang hidup dalam dunia
nyata.
Bintang-bintang dan unsurnya. Pythagoras telah membuktikan bahwa tidak hanya struktur
alam semesta dapat diterangkan dalam terminology matematikan – Number is a ruler of
roms – tetapi juga akustik adalah suatu ilmu eksakta dan proporsi harmoni yang diatur
angka. Pythagoras juga mengembangka prinsip-prinsip penalaran deduktif yang merupakan
proses Langkah-langkah mulai dengan aksioma-aksioma yang dibuktikan sendiri (seperti
2+2=4) ke arah pengembangan kesimpulan-kesimpulan atau fakta baru. Salah satu dari
kontribusi Pythagorian yang sangat penting terhadap pengembangan filsafat adalah gagasan
pemikiran yang abstrak adalah lebih besar terhadap bukti dari indra. Para pengikut
Pythagoras mencoba mengkombinasi rasional dengan religious dengan menguji daya tahan
filsafat dan agama dalam beberapa cara. Pythagoras telah memiliki prestasi mendekati
legendaris dengannya. Apa yang penting tentang Pythagoras adalah pengaruhnya yang
sangat luas atas pemikiran filsafat.
3. PLATO 427 – 347 SM
“EARTHLY KNOWLEDGE IS BUT SHADOW”
Kontes : Cabang epistemology, pendekatan relativisme
Sebelumnya :
Abad ke-6 SM, filsuf-filsuf Milesian mengajukan teori-teori untuk menjelaskan sifat dari
substansi cosmos. 500 Tahun SM Heraclitus menyatakan bahwa segala sesuatu tetap dalam
keadaan mengalir atau berubah. 450 SM Protagoras menyatakan bahwa kebenaran adalah
relative.
Sesudahnya :
350 SM, Aristoteles mengajarkan bahwa manusia dapat menemukan kebenaran melalui
observasi dunia sekitar kita. 250 SM, Plotinus mendirikan Neo-Platonist School, suatu agama
yang mengambil ide-ide Plato. Tahun 86 Masehi, St. Agustinus dari Hippo menggabungkan
teori-teori Plato ke dalam ajaran Kristen. Pada tahun 399 SM, Socrates pembimbing Plato
dijatuhi hukuman mati Socrates tidak meninggalkan tulisan, dan Plato menyelamatkan apa
yang ia pelajari dari gurunya untuk kepentingan anak cucu. Pada awalnya, perhatian Plato
sangat banyak berasal dari pembimbingnya untuk menyelidiki pengertian nilai-nilai moral
yang abstrak seperti keadilan, kebajikan/keadilan, dan menyangkan pendapat Protagoras
bahwa benar dan salah merupakan istilah-istilah relative. Pada Republic, Plato meletakkan
visinya tentang negara-kota yang idealnya dan menggali aspek-aspek kebajikan. Tetapi
dalam proses, ia juga menjega subjek-subjek diluar filsafat moral. Plato menyimpulkan
bahwa yang tidak berubah dalam alam semesta dengan yang tidak berubah dalam moral dan
masyarakat. Republic adalah karya Plato yang sangat terkenal dan merupakan karya filsafat
yang sangat berpengaruh di dunia dalam teori politik baik secara intelektual maupun
historis.
Pencarian yang ideal (Seeking The Ideal). Dalam Republic, Plato menggambarkan persoalan-
persoalan yang diajukan Sokrates tentang konsep-konsep kebajikan dan moral dalam
kerangka membangun pengertian-pengertian yang jelas dan bermakna. Plato memutuskan
bahwa sebelum menunjuk pada konsep moral dalam pikiran atau penalaran, terlebih dahulu
menggali apa yang dimaksud dengan konsep itu dan apa yang membuat hal itu berharga.
Plato menyatakan secara tidak langsung bahwa ia memikirkan beberapa jenis dari bentuk
ideal di dunia tempat kita tinggal apakah itu konsep-konsep filsafat moral. Plato
menunjukkan bahwa ini tidak sekedar berbagi hidup, tetapi kita semua memiliki gagasan
dalam pikiran kita suatu ide tentang tempat tidur yang ideal atau anjing, yang kita gunakan
dalam mengakui contoh tertentu. Plato menunjukkan bahwa pengetahuan yang sejati
dicapai melalui penalaran, lebih dari pada akal sehat kita.
Dunia Idea (World Of Ideas). Penalaran membawa Plato ke hanya satu konklusi bahwa harus
ada dunia idea, atau bentuk-bentuk yang secara total terpisah dari dunia materi. Plato
bahkan melanjutkan dengan menyatakan bahwa kenyataan ide-ide ini merupakan realitas,
dan dunia di sekitar kita adalah sekedar model atasnya. Plato mempresentasi apa yang
dikenal sebagai “Allegory of the Cave”(kiasan tentang gua). Plato percaya bahwa segala
sesuatu yang dirasakan indra dalam dunia materi adalah sama dengan gambar-gambar pada
dinding gua, sekedar bayang-bayang realitas. Dalam dunia idenya Plato terdapat ide tentang
keadilan yang adalah benar-benar adil, dan semua itu ikwal dari keadilan dalam dunia
material sekitar kita adalah model-model, atau varian yang lebih kecil darinya. Kesamaan
merupakan kebenaran dari konsep kebaikan yang dalam perenungan Plato sebagai “ultimate
idea” dan menjadi tujuan dari semua penemuan filsafatnya.
Pengetahuan Bawaan (Innate Knowledge). Plato beragumentasi bahwa konsepsi bentuk-
bentuk ideal harus asli seperti kita tidak menyadarinya. Plato percaya bahwa manusia
terbagi atas dua bagian yaitu tubuh dan jiwa. Plato menyimpulkan bahwa jika kita yang
adalah kekal dan abadi, memiliki kediaman dalam dunia ide-ide sebelum lahir, dan tetap
mendambakan untuk kembali kealam itu setelah meninggal. Bagi Plato tugas filsuf adalah
untuk menggunakan penalaran terhadap penemuan bentuk-bentuk ideal dari ide-ide. Plato
sering menemukan kesulitan-kesulitan dalam meyakinkan filsuf-filsuf pengikutnya dari sifat
sejati terhadap panggilan mereka.
Warisan yang Tiada Bandingnya (Unsurpassed Legacy). Plato sendiri merupakan penjelmaan
dari idenya, atau sesungguhnya, fisuf. Ide Plato akhirnya menemukan jalannya dalam
pemikiran-pemikiran filsafat Islam dan Kristen pada abad pertengahan, yang meliputi St.
Augustine dari Hippo, yang menggabungkan ide-ide Plato dengan ajaran gerejanya. Plato
juga meletakkan dasar-dasar rasionalisme abad ke 17. Pengaruh Plato masih dapat dirasakan
hari ini. Ia lahir dalam keluarga terhormat di Athena sekitar tahun 427 SM dan Bernama
Aristocles, dan memperoleh nama tengah “Plato” yang berarti “broad”. Ia mendirikan suatu
sekolah yang dikenal dengan nama Academy dimana kata akademi berasal, menghabiskan
sisa hidupnya sampai kematiannya pada tahun 347 SM.

Anda mungkin juga menyukai