Anda di halaman 1dari 2

BAB XIII KARTU GESEK BEBAS BUNGA

Semakin hari akan semakin sedikit penggunaan uang tunai untuk bertransaksi. Lihat saja masyarakat
di Negara maju yang sudah mulai jarang menggunakan uang tunai untuk berbelanja. Uang tunai
hanya digunakan untuk transaksi yang kecil-kecil, seperti membayar parker, membayar ongkos taksi,
membeli Koran dan sebagainya. Sementaran itu, transaksi jual beli dan transaksi lainnya sudah lebih
sering menggunakan kartu gesek.

Namun, berbeda dengan Negara maju yang memfungsikan kartu gesek lebih sebagai alat belanja.

Indonesia sepertinya lebih banyak menggunakan kartu gesek itu sebagai fasilitas « Utang » jangka
pendek.

Sejarah diciptakannya kartu gesek ini cukup lucu juga.

Terinspirasi dari sebuah kejadian tak terduga yang cukup memalukan, seorang pengusaha akhirnya
menciptakan kartu gesek sebagai alat bayar pengganti uang tunai.

Begini ceritanya; Pada suatu malam, seorang pengusaha kenamaan di New York menjamu rekan
bisnisnya di sebuah restoran sembil melakukan negosiasi.

Kartu Tagi

Express. Kegunaan kartu ini adalah sebagai alat bayar dimana pemegang kartu harus melunasinya
pada saat jatuh tempo.

Penggunaan kartu ini dapat dikenakan tambahan biaya tetapi dapat juga tidak, bergantung pada
peraturan yang berlaku

Kartu Kredit

Oleh karena penggunaan charge card terbatas dan harus langsung dibayar lunas, maka
dikembangkan kartu gesek jenis baru, yaitu kartu kredit atau credit card

Kartu Debet

Tidak semua orang mampu memiliki kartu kredit apalagi charge card yang lebih terbatas
penggunaannya. Kartu gesek yang lebih mudah untuk dimiliki adalah kartu debet. Untuk memiliki
kartu ini, seseorang harus memiliki rekening tabungan di bank yang bersangkutan. Kartu ini tidak
memberikan utang pada penggunanya namun langsung mengurangi rekening tabungan nasabah
pada saat kartu digesek, Selain dapat digunakan sebagai pengganti uang yang tidak dibawa, atau
uang yang ketinggalan seperti kasus pengusaha tadi, kartu gesek, kecuali kartu debet, juga kini lebih
diandalkan sebagai pengganti uang yang tidak atau belum dimiliki alias utang. Jadi, walaupun tidak
punya uang di rekening bank, tetapi masih tetap membeli barang atau mengambil uang di

ATM.

Namun, malah justru terjadi disini.

BSC adalah charge card yang dipergunakan bagi nasabah BII Syariah Platinum. Pada saat ini, hanya
tersedia pilihan gold dengan plafon antara Rp 8 juta sampai dengan Rp50 juta.
Selayaknya charge card lainnya. BSC dapat dipakai diseluruh dunia dengan jaringan Visa
International. Selain dapat digunakan untuk belanja seperti halnya kartu kredit, BSC juga dapat
digunakan untuk menarik uang di ATM.

Transaksi dengan BSC ini menggunakan aqad pokok Qardh dab kafalah atau pinjaman uang dan
penjaminan. Pada saat kartu digesek di merchant. Bank membayarkan tagihannya pada took. Pada
akhir bulan, bank menagih pembelanjaan tersebut ke pemegang kartu. Oleh karena akadnya adalah
pinjaman uang, maka bank tidak boleh mengambil bunga atau pemegang kartu pada saat jatuh
tempo.

Begitu juga kartu ini jika digunakan untuk menarik uang di ATM, semua tagihannya harus dilunasi
pada saat jatuh tempo. Jika digunakan di ATM, kartu ini memberikan fasilitas pinjaman tunai. Oleh
karena bank tidak mengambik uang, maka bank hanya akan mengenakan biaya penarikan tunai atas
transaksi tersebut.

Jika nasabah lalai dalam membayar tagihan, bank akan mengenakan denda administrasi yang
besarnya tetap, bukan persentase seperti bunga. Denda dimaksudkan untuk mendidik pemegang
kartu agar lebih berdisiplin dalam melunasi tagihan. Uang hasil denda itupun tidak dijadikan
penghasilan untuk bank, namun masuk ke dalam dana social. Oleh karena itu, bank biasanya juga
menyarankan agar nasabah memiliki rekening di bank yang bersangkutan agar memudahkan dalam
melakukan pembayaran otomatis dari rekening mereka.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa dibalik segala kemudahan dan manfaat yang diberikan kartu gesek,
tersimpan juga potensi penyalahgunaan yang cukup besar. Dampak negatif kartu gesek, terutama
kartu kredit, sudah sering terjadi dimana konsumen pada tahap awal akan terdorong lebih konsumtif.

Jika tidak dapat mengendalikan diri akhirnya akan terjerat utang dan sulit untuk melepaskan diri.

Dewan Syariah Nasional menetapkan batasan yang cukup ketat untuk kartu gesek syariah ini demi
menghindari dari efek negative penggunaan kartu gesek seperti yang selama ini sering terjadi.

Anda mungkin juga menyukai