0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan2 halaman
Peningkatan kebutuhan energi manusia yang berasal dari sumber energi fosil telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran udara akibat emisi gas rumah kaca, hujan asam, dan pemanasan global. Dampak lainnya adalah pencemaran perairan dari tumpahan minyak dan kerusakan lahan akibat pertambangan batu bara.
Peningkatan kebutuhan energi manusia yang berasal dari sumber energi fosil telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran udara akibat emisi gas rumah kaca, hujan asam, dan pemanasan global. Dampak lainnya adalah pencemaran perairan dari tumpahan minyak dan kerusakan lahan akibat pertambangan batu bara.
Peningkatan kebutuhan energi manusia yang berasal dari sumber energi fosil telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan, seperti pencemaran udara akibat emisi gas rumah kaca, hujan asam, dan pemanasan global. Dampak lainnya adalah pencemaran perairan dari tumpahan minyak dan kerusakan lahan akibat pertambangan batu bara.
Dampak Negatif Penggunaan Energi Terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan
kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Secara umum, kegiatan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan: Dampak Terhadap Udara dan Iklim Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). - Emisi NO2 (Nitrogen Oksida) berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NO2 tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. - Emisi SO2 (Sulur Dioksida) pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NO2di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam. - Emisi CO2 (Karbon Dioksida), menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. - Emisi CH4 (metana), Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global. pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal dari gas bumi yang tidak dibakar Dampak Terhadap Perairan
Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan
minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dampak Terhadap Tanah
Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.