Anda di halaman 1dari 50

Pascasarjana Pengembangan Kurikulum

Universitas Pendidikan Indonesia

SEJARAH,
PERKEMBANGAN,
DAN TOKOH
ILMU-FILSAFAT
ILMU 2208960
Melvina Charitas
Varary Mechwafanitiara 2112977
Cantika
ILMU
PENGETAHUAN
PERIODE YUNANI KUNO (6 SM - 6 M)
Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana sebuah bangsa memilki peradaban.
Yu nani ku no sangat i dent i k deng a n f i l s a f a t y a n g m e r u p a k a n i n d u k d a r i i l m u
pengetahuan. Seiring dengan berkembangannya waktu, filsafat dijadikan sebagai
landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan, sehingga
berkembang pada generasi-generasi setelahnya (Bakhtiar, 2013).

Thales (624 - 545 SM)


Kurang lebih enam ratus tahun sebelum Nabi Isa (Yesus) terlahir, muncul
sosok pertama dari tridente Miletus yaitu Thales yang menggebrak cara
berfikir mitologis masyarakat Yunani dalam menjelaskan segala sesuatu.
Menurutnya, zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Thales
menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam pada masanya
(Strathern, 2001).
ILMU
PENGETAHUAN
Pythagoras (580 SM - 500 SM)
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya. Pythagoras dikenal melalui salah satu peninggalannya yang
terkenal yaitu teorema Pythagoras. Walaupun fakta di dalam teorema ini telah
banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan
kepada Pythagoras karena Pythagoras yang pertama kali membuktikan
pengamatan ini secara mat emat i s. Sel ai n i t u , Pyt hagoras berhasi l membu at
lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society. Terlebih, dalam ilmu ukur
dan aritmatika Pythagoras berhasil menyumbang teori tentang bilangan,
pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara nada dengan panjang
dawai (Hadiwiyono, 1980).
ILMU
PENGETAHUAN
Socrates (649 SM - 399 SM)
Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran barat adalah metode
penyelidikannya yang dikenal sebagai metode elenchos, suatu metode yang
banyak diterapkan untuk menguji konsep moral secara pokok. Oleh karenanya,
Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral serta filsafat
secara umum (Watt, 1997).
ILMU
PENGETAHUAN
Plato (427 SM - 347 SM)
Karya Plato yang paling terkenal adalah Republik (Politeia) di mana Plato
menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan ideal. Sumbangsih Plato
yang terpenting adalah ilmunya mengenai ide. Plato menyebutkan bahwa dunia
fana ini tidak lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di
dunia ideal semuanya sangat sempurna. Plato yang hidup di awal abad ke-4 SM
adalah seorang filsuf earliest (paling tua) yang tulisan-tulisannya masih
menghiasi dunia akademisi hingga saat ini. Salah satu karya Plato yaitu Timaeus
merupakan karya yang sangat berpengaruh di zaman sebelumnya, dimana dalam
karya tersebut Plato membuat garis besar suatu kosmogoni yang meliputi teori
musik dan ditinjau dari sudut perimbangan serta teori-teori fisika dan fisiologi
yang diterima pada saat itu (Ravertz, 2004).
ILMU
PENGETAHUAN
Aristoteles (384 SM - 322 SM)
Aristoteles memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik,
Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Aristoteles merupakan orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis
pada bidang ilmu alam. Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya
bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan
monarki. Kontribusi Aristoteles yang paling penting adalah masalah logika dan
teologi (metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif
(deductive reasoning) yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar
dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian
ilmiahnya Aristoteles menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen, dan
berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk menjelaskan
cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada
susunan pikir. Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut
silogisme (Ravertz, 2004).
ILMU
PENGETAHUAN
Anaximander (610 SM - 546 SM)
Anaximander dengan diktum falsafinya bahwa permulaan yang pertama, tidak
dapat ditentukan (apeiron) karena tidak memiliki sifat-sifat zat yang ada
sekarang.
Anaximenes (6 SM)
Anaximenes yang masih satu generasi dengan Anaximander berpendapat bahwa
zat yang awal ada adalah udara. Anaximenes menganggap bahwa seluruh benda
di alam semesta dirasuki dengan udara.

Demokreitos (460 - 370 SM)


Demokreitos mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi,
sehingga Demokreitos dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”.
ILMU
PENGETAHUAN
Empedokles (484 - 424 SM)
Empedokles adalah seorang filsuf Yunani yang berpendapat bahwa materi terdiri
atas empat unsur dasar yang disebut sebagai akar, yaitu: air, tanah, udara, dan
api. Selain itu, Empedokles menambahkan satu unsur lagi yang disebut cinta
(philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan dari satu
unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar ilmu-ilmu
fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM.
Archimedes (sekitar 287 - 212 SM)
Archimedes adalah seorang ahli matematika, astronom, filsuf, fisikawan, dan
insinyur berbangsa Yunani. Archimedes dianggap sebagai salah satu
matematikawan terbesar sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya
berupa prinsip matematis tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan
menarik sebuah kapal sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model
planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan
kemungkinan konstelasi di langit. Dari karya-karyanya yang bersifat
eksperimental, Archimedes kemudian dijuluki sebagai Bapak IPA Eksperimental
(Karim, 2014).
ILMU
PENGETAHUAN
PERIODE PERTENGAHAN (6 M - 14 M)
Z aman i ni masi h berhu bu ngan dengan z a m a n s e b e l u m n y a , z a m a n i n i d i s e b u t
dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya
para Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga, para ilmuwan yang ada
pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula dengan aktifitas
keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada agama.
Dengan kata lain, aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada
zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae (Pengabdi
Agama). Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya
karya-karya Aristoteles dan kitab suci sebagai pegangan.
ILMU
PENGETAHUAN
PERIODE ISLAM (650 - 1250 M)
Intelektualitas di dunia Islam berkembang pada saat Eropa dan Barat mengalami
titik kegelapan. Terdapat great gap dalam sejarah pemikiran ekonomi selama 500
tahun, yaitu masa yang dikenal sebagai dark ages. Masa kegelapan Barat
sebenarnya merupakan masa kegemilangan umat Islam (Schumpeter, 1954; Karim,
2007). Saat Eropa pada zaman pertengahan lebih berkutat pada isu-isu
keagamaan, maka peradaban dunia Islam melakukan penterjemahan besar-
besaran terhadap karya-karya filosof Yunani dan berbagai temuan di lapangan
ilmiah lainnya (Mustansyir & Munir, 2002). Keilmuan ini dipengaruhi oleh
persepsi t ent ang bagai mana t i nggi nya kedu du kan akal sepert i yang t erda p a t
dalam Al-Qur`an dan hadist. Persepsi ini bertemu dengan persepsi yang sama dari
Yunani melalui filsafat dan sains Yunani yang berada di kota-kota pusat
peradaban Yunani di dunia islam zaman klasik, seperti Alexandria (Mesir),
Jundisyapur (Irak), Antakia (Syiria), dan Bactra (Persia) (Nasution, 1998).
Kemudian ketika Irak, Syiria, dan Mesir diduduki oleh orang Arab pada abad
ketujuh, ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani dikembangkan di berbagai pusat
belajar. Terdapat sebuah sekolah terkenal di Alexandria (Mesir) tetapi kemudian
ILMU
PENGETAHUAN
Al-Rāzī (850 - 923)
Rhazi mengarang suatu Encyclopedia ilmu kedokteran dengan judul Continens
(Nasr & Oliver, 2003).

Ibnu Sina (980 -1037)


Sina menulis buku-buku kedokteran (al-Qonun) yang menjadi standar dalam
ilmu kedokteran di Eropa.

Al-Khawarizmi (825 M)
Khawarizmi menyusun buku Aljabar pada tahun 825 M yang menjadi buku
standar beberapa abad di Eropa. Al-Khawarizmi juga menulis perhitungan biasa
(Arithmetics) yang menjadi pembuka jalan penggunaan cara desimal di Eropa
untuk menggantikan tulisan Romawi.
ILMU
PENGETAHUAN
Ibnu Rushd (1126 - 1198 M)
Seorang filsuf yang menterjemahkan dan mengomentari karya-karya Aristoteles
(Tim Dosen Filsafat UGM, 1996).

Al Idris (1100 - 1166 M)


Idris membuat 70 peta dari daerah yang dikenal pada masa itu untuk
disampaikan kepada Raja Boger II dari kerajaan Sicilia.

Jābir ibn Hayyān (Geber) dan al-Bīrūnī (973 - 1050 M)


Sebagian karya Jābir ibn Hayyān memaparkan metode-metode pengolahan
berbagai zat kimia maupun metode pemurniannya. Sebagian besar kata untuk
menunjukkan zat dan bejana-bejana kimia yang belakangan menjadi bahasa
orang-orang Eropa berasal dari karya-karyanya. Sementara itu, al-Bīrūnī
mengukur sendiri gaya berat khusus dari beberapa zat yang mencapai ketepatan
tinggi (Watt, 1997).
ILMU
PENGETAHUAN
Periode Renaisans dan Modern (14 - 18 M)
Renaisans adalah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau
sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Renaisans merupakan era
sejarah yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi
perkembangan ilmu. Ciri utama renaisans yaitu humanisme, individualisme,
sekulerisme, empirisisme, dan rasionalisme. Sains berkembang karena semangat
dan hasil empirisisme, sementara Kristen semakin ditinggalkan karena semangat
humanisme. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaisance)
pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di
Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari dan
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin. Walaupun Islam akhirnya
terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi Islam telah
mendorong gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaisance) pada abad ke-14 M,
rasionalisme pada abad ke-17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18
M (Bertens, 1986).
ILMU
PENGETAHUAN
Periode Kontemporer (20 M)
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman
ini ditandai dengan adanya teknologi-teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu
yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini bidang fisika menempati
kedudukan paling tinggi dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Sebagian besar
aplikasi ilmu dan teknologi di abad 21 merupakan hasil penemuan mutakhir di
abad 20. Pada zaman ini, ilmuwan yang menonjol dan banyak dibicarakan adalah
fisikawan. Bidang fisika menjadi titik pusat perkembangan ilmu pada masa ini
(Surajiyo, 2007). Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika dan kimia, pada
zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Selain kimia dan fisika, teknologi
komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini, yaitu: listrik,
elektronika (transistor dan IC), robotika (mesin produksi dan mesin pertanian), TV
dan radio, teknologi nuklir, mesin transportasi, komputer, internet, pesawat
terbang, telepon dan seluler, rekayasa pertanian dan DNA, perminyakan, teknologi
luar angkasa, AC dan kulkas, rekayasa material, teknologi kesehatan (laser, IR,
USG), fiber optic, dan fotografi (kamera, video) (Karim, 2014).
ILMU
PENGETAHUAN
Albert Einstein (20 M)
Fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20 adalah Albert Einstein. Einstein
mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistik, dan kosmologi. Einstein
dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk
penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan pengabdiannya bagi Fisika Teoretis.
Karyanya yang lain berupa gerak Brownian, efek fotolistrik, dan rumus Einstein
yang paling dikenal adalah E=mc2 (Surajiyo, 2007).
ILMU
PENGETAHUAN
Linus Pauling (1953)
Pauling mengarang sebuah buku yang berjudul The Nature of Chemical Bond
menggunakan prinsip-prinsip mekanika kuantum. Kemudian karya Pauling
memuncak dalam pemodelan fisik DNA “rahasia kehidupan”.

James D. Watson, Francis Crick, dan Rosalind Franklin


(1953)
James dkk menjelaskan struktur dasar DNA, bahan genetik untuk
mengungkapkan kehidupan dalam segala bentuknya. Hal ini memicu rekayasa
genetika yang dimulai tahun 1990 untuk memetakan seluruh manusia genom
(dalam Human Genome Project) dan telah disebut-sebut berpotensi memiliki
manfaat medis yang besar (Karim, 2014).
Leon Chua (1971)
Chua berhasil menemukan "Memristor". Chua merupakan profesor teknik elektro
dan ilmu komputer di University of California Berkeley. Keberhasilan itu
menghidupkan kembali mimpi untuk bisa mengembangkan sistem-sistem
elektronik dengan efisiensi energi yang jauh lebih tinggi daripada saat ini (Karim,
2014).
FILSAFAT ILMU
PHILOSOPHY OF SCIENCE
Mengapa Filsafat Ilmu
penting dalam penelitian?
Bring the awareness
GARIS BESAR

§ Perbedaan Filsafat dan Filsafat Ilmu


§ Definisi dan Landasan Filsafat Ilmu
§ Aliran dan tokoh Filsafat Ilmu
PERBEDAAN FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU

FILSAFAT FILSAFAT ILMU


§ Objek material bersifat universal § Objek material bersifat khusus dan
empiris
§ Objek formal (sudut pandang)
bersifat non-fragmentaris § Bersifat fragmentaris, spesifik, dan
intensif
§ Menggunakan spekulasi, pemikiran
kritis, pengamatan § Menggunakan pendekatan riset
Definisi Filsafat Ilmu
• Cabang dari Filsafat
• science (Inggris), episteme (Yunani)
• Suatu usaha akal manusia yang
teratur dan taat asas menuju
penemuan keterangan tentang
pengetahuan yang benar.
Mohar dalam Andi Hakim Nasoetion (1999:27)
Landasan Filsafat Ilmu
1. Ontologis (hakikat, eksistensi, objek)
2. Epistemilogis (metode)
3. Aksiologis (nilai)
1. Pertanyaan
Landasan Ontologis
• Objek apa yang ditelaah?
• Bagaimana wujud dan hakikat dari objek
tersebut?
• Bagaimana keterkaitan antara objek ilmu
dan daya tangkap manusia?
• Menjadi dasar klasifikasi ilmu
pengetahuan dan bidangnya
2. Pertanyaan
Landasan Epistemologis
• Bagaimana proses pengetahuan yang masih
berserakan dan tidak teratur tersebut menjadi ilmu?
• Bagaimana prosedur dan mekanismenya?
• Hal apa yang harus diperhatikan agar pengetahuan
benar?
• Apa yang disebut kebenaran?
• Apa kriterianya?
3. Pertanyaan
Landasan Aksiologis
• Untuk apa ilmu itu?
• Bagaimana kaitan antara penggunaan
ilmu dan kaidah moral?
• Bagaimana penentuan objek dan
metode berdasarkan pilihan moral?
• Korelasi antara teknik prosedural dengan
norma moral?
School of Athens by Raphael
The 1st big controversy in science

IDEAS NATURE
RASIONALISME VS EMPIRISME

PERSAMAAN PERBEDAAN
§ Bersumber dari mata air § Pada penangkapan kesan:
pemikiran yang sama: 1. Melalui rasio: rasionalisme, a
manusia tidak dapat priori (tidak berdasarkan
mengetahui suatu objek pengalaman)
secara langsung, melainkan 2. Melalui indra: empirisme, a
menangkap kesan yang posteriori (berdasarkan
diberikan objek tesebut. pengalaman)
ALIRAN RASIONALISME
ALIRAN RASIONALISME
ALIRAN EMPIRISME
ALIRAN EMPIRISME
ALIRAN EMPIRISME

§ Francois Bacon (1561-1626)


§ Memperkenalkan cara kerja induktif
§ Akal budi bertolak dari pengalaman indriawi partikular untuk
mendapatkan dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang
berada dalam jangkauan pengamatan, lalu secara bertahap
menuju pernyataan-pernyataan yang lebih umum.
ALIRAN EMPIRISME

§ David Hume (17-11-1776)


§ Empiris radikal
§ Pengalaman indriawi sebagai dasar dari semua pengetahuan
§ Menolak adalanya kausalitas (hukum sebab akibat yang diterangkan akal)
§ Kausalitas hanya dapat diterangkan melalui pengalaman
POSITIVISME, NEOPOSITIVISME & PERLAWANAN POPPER

§ Membersihkan ilmu dari


spekulasi-spekulasi yang
tidak dapat dibuktikan
secara positif
§ Eksperimen / empiris
TAHAP PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MANUSIA
MENURUT COMTE
NEOPOSITIVISME / POSITIVISME LOGIS / EMPIRISME LOGIS

§ Positivisme Comte  Lingkaran


Wina (1924)
§ Anggota Lingkaran Wina: Moritz
Schlick, Hans Hahn, Otto Newrath,
Hans Reichenbach, Victor Kraft
POKOK PIKIRAN LINGKARAN WINA

1. Sumber pengetahuan adalah pengalaman (data-data indriawi).


2. Dalil matematika yang tidak dihasilkan dari pengalaman diakui
keberadaannya dan digunakan untuk mengolah data pengalaman indriawi.
3. Pernyataan dinyatakan bermakna jika terbuka untuk diverifikasi
(dibuktikan secara empiris). Etika, estetika dan metafisika dinyatakan
sebagai pernyataan yang tidak bermakna.
4. Menolak perbedaan antara ilmu alam dan ilmu sosial.
5. Berupaya mempersatukan semua ilmu di dalam suatu bahasa ilmiah yg
bersifat universal.
BLACK SWAN THEORY OF POPPER

§ Popper menentang kelompok Wina:


1. Menekankan perbedaan antara pernyataan ilmiah dan tidak ilmiah, bukan
perbedaan antara pernyataan bermakna atau tidak bermakna
2. Verifikasi (pembenaran) vs falsifikasi (dapat dibuktikan salah)
Bukan mengumpulkan sebanyak mungkin data untuk membenarkan hipotesis, tapi
mencari data untuk membuktikan hipotesis itu salah.
3. Praktik: observasi terhadap angsa putih dan peluang angsa hitam (black swan)
ALIRAN KRISTISIME

§ Dipopulerkan oleh Imanuel Kant


§ Berpikir membuat keputusan
§ Dalam membuat keputusan, Rasionalisme
dan Empirisme sama-sama penting
§ Penangkapan data empiris  masuk ke
dalam otak bertemu kategori-kategori a
priori  dalam mengambil keputusan ada
sintesis antara data empiris dan kategori akal
budi
PROSES BERPIKIR
MENURUT KANT

Data inderawi
berjumpa dengan
kategori-kategori a
priori akal budi
Data empiris Putusan: sintesis
tertangkap data inderawi dan
kategori akal budi
oleh indera
MAZHAB FRANKFURT

§ Dimotori oleh Horkheimer, Adorno, Marcuse, Habermas.


§ Mulanya perhatian akan ilmu sosial
§ Membebaskan ilmu sosial dan kemanusiaan dari kecenderungan positivism
(bentuk penerapan ilmu alam dalam ilmu sosial)
§ Menolak anggapan bahwa ilmu bebas nilai
§ Mempertautkan pengetahuan dan kepentingan
ALIRAN KRITISISME

§ Habermas membagi tiga bidang ilmu berbeda:


1. Ilmu empiris analitis dan kepentingan teknis Tindakan rasional
2. Ilmu historis hermeneutis dan kepentingan praktis  Tindakan
komunikatif
3. Ilmu kritis dan kepentingan emansipatoris  Tindakan
revolusioner emansipatoris
§ Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari kepentingan, karena itu
tidak bebas nilai.
§ Tiap kepentingan akan melahirkan ilmu sesuai dengan
kepentingannya.
ALIRAN FILSAFAT ILMU

Rasionalisme Empirisme Positivisme Kritisisme


• Plato • Aristoteles • Auguste Comte • Immanuel Kant
• Rene Descartes • Francois Bacon • Lingkaran Wina • Mazhab
• John Locke • Perlawanan Frankfurt
• David Hume Popper
KESIMPULAN

Pertumbuhan dan perkembangan filsafat ilmu tidak dapat


dipisahkan dari perkembangan filsafat pada satu pihak dan ilmu
pada pihak yang lain. Oleh karena itu, pengertian tentang ilmu
harus dilihat bukan sebagai suatu konsep sebagaimana yang kita
pahami dewasa ini, yaitu sesuatu konsep keilmuan yang relatif
mapan cara kerja dan dasar teoretisnya, melainkan harus dilihat
dalam suatu perkembangan menuju penyempurnaan yang
berlanjut.
Referensi
• Bakhtiar, Amsal. (2013). Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
• Bertens, K. (1986). Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
• Hadiwiyono, Harun. (1980). Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Kanisius.
• Karim, Abdul. (2014). Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Fikrah, 2(1), 273-289.
• Karim, Adiwarman A. (2007). Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
• Mustansyir, Rizal., & Munir, Misnal. (2002). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
• Nasr, Hossein., & Leaman, Oliver. (2003). Ensiklopedi Tematis Filsafat Islam. Bandung: Mizan.
• Nasution, Harun. (1998). Islam Rasional. Bandung: Mizan.
• Rahmat, Aceng dkk. (2013). Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kencana.
• Ravertz, Jerome R. (2004). Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
• Russell, Bertrand. (2004). Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari
Zaman Kuno Hingga Sekarang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
• Schumpeter, Joseph A. (1954). A History of Economic Analysis. New York: Oxford University Press.
• Strathern, Paul. (2001). 90 Menit Bersama Aristoteles. Jakarta: Erlangga.
• Surajiyo. (2007). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
• Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM. (1996). Filsafat Ilmu. Yogykarta: Universitas Gadjah
Mada.
• Universitetet i Agder. (2018, Mei 9). Philosophy of Science [Video]. Youtube,
https://www.youtube.com/watch?v=NmKLZ0eZpdY&t=88s
• Watt, W. Montgomery. (1997). Islam dan Peradaban Dunia: Pengaruh Islam atas Eropa Abad
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai