Anda di halaman 1dari 5

PERIODESASI FILSAFAT

A. Periode Yunani Kuno


Filsafat pada periode ini muncul sekitar abad ke-6 SM, berlangsung hingga zaman
Klasik atau Helenistik. Sering disebut periode filsafat alam, dikatakan demikian karena
pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam. Disebut juga sebagai
filsafat pra-Socrates. Munculah suatu pertanyaan untuk para filsuf saat itu, “Bukankah
dibalik keanekaragaman di alam semesta itu hanya ada satu azas?”. Thales mengatakan
air. Anaximandros menjawab yang tak terbatas. Empedokles mengatakan itu adalah
air-udara-tanah-api. Herakleitos mengatakan bahwa segala sesuatu itu mengalir/pantha
rei (selalu berubah). Parmenides mengatakan hal yang berlawanan dengan pernyataan
Herakleitos, yaitu kenyataannya sama sekali tak ada yang berubah.
Selain itu, juga muncul pertanyaan yang hampir sama dengan sebelumnya, “Bahan
dasar (arche) dari semesta raya ini adalah?”. Anaximandros: itu adalah Apeiron.
Pythagoras: hakekat alam semesta adalah bilangan. Demokritos: hakekat alam semsta
adalah atom. Herakleitos: hakekat alam semesta adalah api.
Kemudian, dalam satu periode tentu mempunyai ciri khas tersendiri guna
membedakan dengan periode-periode yang lain. Untuk zaman Yunani Kuno ini,
setidaknya ada 2 ciri khas yaitu: Pertama, metode berfikir logis/rasional dan sistematis.
Kedua, cara penyelidikan terhadap suatu peristiwa dan gejala-gejala alam sampai pada
masalah yang sekecil-kecilnya.

Tokoh-Tokoh Filsafat Periode Yunani Kuno


1. Thales (624-545 SM) lahir di kota Miletus yang terletak di pantai barat Asia Kecil,
sekarang disebut Turki. Sebelumnya, pemikiran yunani dikuasai dengan cara berpikir
mitologis dalam menjelaskan segala hal. Sedangkan pemikiran Thales sendiri
menjelaskan bahwa dunia dan segala gejala-gejala yang ada didalamnya tidak
bersandar pada mitos melainkan pada rasio (pola pikir) manusia.
2. Anaximander (610-546 SM) lahir dikota yang sama dengan Thales. Ia berpendapat
bahwa permulaan pertama tidaklah bisa ditentukan (apeiron) karena tidak memiliki
sifat-sifat zat yang sekarang.
3. Anaximanes (585-528 SM) dia dan dua tokoh sebelumnya yaitu Thales dan
Anaximander disebut sebagai filsuf mazhab Milesian, sebab sama-sama lahir di Kota
Miletus. Anaximanes berkeyakinan bahwa yang menjadi asal dari dunia ini adalah
udara. Sebab, udaralah yang meliputi seluruh alam dan menjadi dasar hidup manusia
untuk bernafas.
4. Pythagoras (528-496 SM) lahir di Pulau Samos dan dikenal sebagai “Bapak
Bilangan”. Menurutnya, dasar segala sesuatu adalah bilangan. Oleh karena itu, orang
yang tahu dan mengerti betul akan bilangan ia juga akan mengetahui segala sesuatu.
5. Heraklitus (535-480 SM) lahir di Kota Ephesos. Pokok pikiran filsafatnya yang
terkenal berkaitan dengan alam semesta adalah segala sesuatu berasal dari api. Di
dunia ini segala sesuatu itu berubah, tidak ada yang tetap. Sifat dasar api adalah terus
berubah, terus bergerak dan tidak tetap. Pendapat ini dirumuskan dengan istilah
pantha rei “semua mengalir”.
6. Parmenides (540-475 SM) lahir di Elea, Italia Selatan. Membagi pengetahuan
manusia menjadi dua, yaitu pengetahuan indra dan pengetahuan budi. Pengetahuan
indra adalah pengetahuan yang diperoleh manusia dari pengamatannya terhadap
realitas materi. Sementara pengetahuan budi adalah adalah pengetahuan yang dapat
dipercaya dan benar karena perolehannya didasarkan pada sesuatu yang tetap.
7. Empedokles (492-432 SM) lahir di Acragas, pesisir selatan Italia. Ia pandai dalam
bidang kedokteran, penyair retorika, politik, dan pemikir. Ia menentang bahwa
kesaksian indera adalah palsu. Memang pengamatan dengan indera menunjukan hal
yang jamak ataupun berubah, akan tetapi bentuk kenyataan yang bermacam-macam
itu hanya disebabkan oleh penggabungan dan pemisahan keempat anasir (rizomoto)
yang menyusun segala kenyataan. Keempat anasir itu adalah : air, udara, api dan
tanah.
8. Anaxagoras (499-428 SM) lahir di Clazomenae, Ionia. Ajaran filsafatnya
menyerupai Empedokles. Bedanya terletak pada anasir-anasir yang tidak hanya
empat, melainkan tidak terhitung bilangannya. Pokok penting dari ajarannya adalah
teori mengenai nous (ruh, akal) ruh itu terpisah dari segala sesuatu, tidak berampur
dengan anasir-anasir.
9. Protagoras (kira-kira 500 SM) lahir di Kota Abdera. Doktinnya yang paling diingat
bahwa “Manusia adalah ukuran segalanya, jika manusia menganggapnya demikian
maka demikian adanya, dan jika tak demikian makan tak demikian pula”.

B. Periode Klasik
Terjadi pada kurun waktu antara abad ke-5 dan ke-4 SM. Aliran yang mengawali periode
ini adalah Sofisme. Antara kaum sofis dan Socrates ini mereka mempunyai hubungan
yang erat dan hidup di zaman yang sama. Perbedaan dari keduannya adalah bahwa
pikiran filsafat Socrates ini sebagai suatu rekasi dan kritik terhadap pemikiran kaum
sofis.

Tokoh-tokoh dalam Periode Klasik


1. Socrates (470-399 SM) lahir di Athena. Ia merupakan generasi pertama dari tiga ahli
filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah
seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tidak pernah
dituliskannya, melainkan dilakukan dengan perbuatan. Filosofinya itu untuk mencari
kebenaran, oleh karenanya ia tidak mengajarkannya. Socrates berpendapat bahwa
dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikirkan sendiri, melainkan dengan jalan
tanya jawab dengan seseorang.
2. Plato (427-347 SM) lahir di Kota Athena. Ia adalah seorang murid sekaligus teman
diskusi Socrates dan juga merupakan seorang guru dari Aristoteles. Sumbangsih
Plato yang terkenal yaitu mengenai ide. Oleh karenanya Plato disebut sebagai aliran
idealisme. Sebagai realitas yang sebenarnya, kata Plato, ide itu bersifat subjektif.
Keberadaan ide tidak bergantung pada daya pikir manusia; ide itu mandiri, sempurna,
abadi, dan tidak berubah-ubah.
Untuk menjelaskan mengenai pikiran filosofisnya mengenai ide ini, Plato
membaginya menjadi dua realitas. Yaitu dunia ide dan dunia bayang-bayang atau
jasmani. Dunia ide adalah dunia kodrati, bersifat kekal dan abadi. Sementara dunia
bayang-bayang adalah penampakan, serminan, copy dari dunia ide. Apabila dunia
bayang-bayang atau jasmani itu musnah maka di dunia ide sesuatu itu masih ada.
3. Aristoteles (384-322 SM) lahir di Stagyra, Yunani utara. Pada usia 17 tahun ia
dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato selama kurang lebih 20 tahun
hingga Plato meninggal. Meskipun selama 20 tahun menjadi murid Plato, Aristoteles
menolak ajaran Plato mengenai idea. Menurutnya tidak ada idea yang abadi.

Dari pemikiran-pemikiran filsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat zaman klasik antara
lain:
1. Ilmu pengetahuan masih bersifat umum
2. Kebanyakan masih memikirkan asal-usul kehidupan
3. Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
4. Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas

C. Periode Pertengahan
Filsafat abad pertengahan ini diseut filsafat skolastik yang berarti ajaran atau sekolahan.
Belakangan ini, kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang
mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.filsafat abad
pertengahan (476-1492 M) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap karena pada masa itu
gereja membelenggu kehidupan manusia. manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dan kebebasan berpikir. Semua hasil pemikiran manusia itu
selalu diawasi oleh pihak gereja, kalau ada pemikirannyang menyimpang dari gereja,
maka akan mendapatkan hukuman berat.

Secara garis besar filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode
skolastik islam dan periode skolastik kristen.
1. Periode Skolastik Islam (Arab)
Kendati islam sudah dikenal oleh dunia sejak awal abad 7 M, namun filsafat di
kalangan kaum muslim baru dimulai pada awal abad 8 M. Kemudian, filsafat
dianggap berkembang dengan baik mulai abad 9 sampai 12 M. Keberadaann filsafat
pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa
daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1258) dan daulah Amawiyah di Spanyol (755-
7492). Periode skolastik Islam ini dapat dibagi menjadi ke dalam empat masa, yaiu:
a. Periode Kalam Pertama, ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
mutakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, yak ni: Khawarij, Murjiah,
Qadariyah, Jabariyah, Mu’tazilah, dan Ahli sunnah.
b. Periode Filsafat Pertama, periode ini ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf
muslim di wilayah timur, masing-masing adalah; Al-Kindi (806-873 M), Al-Razi
(865-925 M), Al-Farabi (870-950 M), dan Ibn Sina (980-1037 M).
c. Periode Kalam Kedua, periode ini ditandai dengan munculnya tokoh kalam
penting dan besar yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu kalam
berikutnya, mereka antara lain; Al-Asy’ari (873-957 M) dan Al-Ghazali (1065-
222 M).
d. Periode Filsafat Kedua, periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana dan ahl-
ahli dlam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa
daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat eropa sedang dalam masa
kegelapan. Mereka ini adalah:
- Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat dikenal Avempace
- Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat dikenal Abubacer
- Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat dikenal Averroce
e. Periode Kebangkitan, periode ini setelah mengalami kemerosotan alam pikiran
sejak abad 15 M hingga abad 19 M. Disebut juga sebagai Renaissans Islam.
Tokoh yang berpengaruh didalmnya yaitu; Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.
2. Periode Filsafat Skolastik Kristen
Dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu masa skolastik
awal, masa skolastik keemasan, dan masa skolastik akhir.
a. Masa Skolastik Awal (Abad 9-12 M), masa ini merupakan kebangkitan
pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya
dominasi golongan gereja. Pada masa ini juga, persoalan pemikiran yang paling
menonjol adalah hubungan antara rasio dengan wahyu (agama). Berikut ini
tokoh-tokoh filsafat pada masa ini adalah:
- Agustinus (354-430 M), pemikirannya adalah dibalik keteraturan dan
ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yatiu Tuhan.
- Santo Aselmus (1033-1109 M), ungkapan yang terkenal darinya adalah
credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham).
- Peter Abaelardus (1079-1142 M), kebalikan dari ungkapan Santo yaitu
intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya).
b. Masa Skolastik Keemasan (1200-1300 M), pada masa ini bukan hanya filsuf
kristiani saya yang berkembang tetapi juga pemikiran pada masa ini dipengaruhi
oleh filsuf islam. Masa ini juga disebut masa berbunga disebabkan bersamaan
dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan
pendidikan ilmu pengetahuan. Tokoh yang terkenal yaitu Albertus Magnus dan
Thomas Aquinas.
c. Masa Skolastik akhir (1300-1450 M), runtuhnya masa skolastik ini ditandai
dengan pemikiran William Occam (1285-1349 M) dengan tulisannya yang
menyerang kekuasaan gereja dan teologi kristen. Menurutnya, Tuhan harus
diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian.

Ciri-ciri filsafat abad pertengahan ini adalah:


a. Filsafat sudah diajarkan pada sekolah-sekolah
b. Adanya pengaruh gereja
c. Pemikiran mereka berdasarkan keyakinan kepada doktrin gereja.

D. Periode Modern
Zamn ini di mulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad 14
sampai abad 15) yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance (kelahiran
kembali). Tokoh dalam renaissance ini adalah tiga yaitu:
1. Niccolo Machiavelli (1469-1527)
2. Francis Bacon (1561-1626)
3. Blaise Pascal (1623-1662)
4. Thomas Hobbes (1588-1679)

Dalam filsafat modern ini juga muncul berbagai macam aliran, yaitu:
1. Aliran rasionalisme, tokohnya yaitu:
- Rene Descartes (1596-1650 M), beranggapan bahwa dasar semua pengetahuan
ada dalam pikiran.
- Baruch de Spinoza (1632-1677 M)
- Leibniz (1646-1716 M), dikenal sebgaai penemu kalkulus bersama newton.
2. Aliran Empirisme modern, tokohnya yaitu:
- John Locke (1632-1704 M), pembawa sebuah aliran yang mengimani bahwa
semua pikiran dan gagasan manusia berasal dari sesuatu yang didapat melalui
indra atau pengalaman.
- Dacid Hume (1711-1776 M), dia memilih pengalaman sebagai sumber utaman
pengetahuan. Pengalaman dapat bersifat lahiriyah (menyangkut dunia) dan
batiniah (menyangkut pribadi manusia).
- Geor W.F. Hegel (1770-1831 M)
3. Aliran Kritisme, tokonya yaitu:
- Immanuel Kant (1724-1804 M)
4. Aliran Romantisme, tokonya yaitu:
- Karl Marx (1818-1883 M)
- Hegel (1770-1831 M)

Ciri-ciri dari filsafat modern ini ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk
kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan
dengan tiga hal yaitu: subjektivitas, kritik dan kemajuan.

E. Periode Post-Modernisme
Postmodernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern. Posmodernismi
bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai teori-teori yang
berterbangan dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Berdasarkan asal-usul kata, post-
modern-isme, berasal dari bahasa inggris yang artinya faham (isme) yang berkembang
setelah (post) modern.
Istilah postmodernisme dibuat pada akhir tahun 1940 oleh sejarawan inggris, Arnold
Toynbee. Akan tetapi, istilah tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh
kritikus seni dan teori asal Amerika, Charles Jenck, untuk menjelaskan gerakan
antimodernisme.

Anda mungkin juga menyukai