B. Periode Klasik
Terjadi pada kurun waktu antara abad ke-5 dan ke-4 SM. Aliran yang mengawali periode
ini adalah Sofisme. Antara kaum sofis dan Socrates ini mereka mempunyai hubungan
yang erat dan hidup di zaman yang sama. Perbedaan dari keduannya adalah bahwa
pikiran filsafat Socrates ini sebagai suatu rekasi dan kritik terhadap pemikiran kaum
sofis.
Dari pemikiran-pemikiran filsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat zaman klasik antara
lain:
1. Ilmu pengetahuan masih bersifat umum
2. Kebanyakan masih memikirkan asal-usul kehidupan
3. Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
4. Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas
C. Periode Pertengahan
Filsafat abad pertengahan ini diseut filsafat skolastik yang berarti ajaran atau sekolahan.
Belakangan ini, kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang
mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.filsafat abad
pertengahan (476-1492 M) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap karena pada masa itu
gereja membelenggu kehidupan manusia. manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dan kebebasan berpikir. Semua hasil pemikiran manusia itu
selalu diawasi oleh pihak gereja, kalau ada pemikirannyang menyimpang dari gereja,
maka akan mendapatkan hukuman berat.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode
skolastik islam dan periode skolastik kristen.
1. Periode Skolastik Islam (Arab)
Kendati islam sudah dikenal oleh dunia sejak awal abad 7 M, namun filsafat di
kalangan kaum muslim baru dimulai pada awal abad 8 M. Kemudian, filsafat
dianggap berkembang dengan baik mulai abad 9 sampai 12 M. Keberadaann filsafat
pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia Islam, yaitu selama masa
daulah Abbasiyah di Baghdad (750-1258) dan daulah Amawiyah di Spanyol (755-
7492). Periode skolastik Islam ini dapat dibagi menjadi ke dalam empat masa, yaiu:
a. Periode Kalam Pertama, ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok
mutakallimin/aliran-aliran dalam ilmu kalam, yak ni: Khawarij, Murjiah,
Qadariyah, Jabariyah, Mu’tazilah, dan Ahli sunnah.
b. Periode Filsafat Pertama, periode ini ditandai dengan munculnya filsuf-filsuf
muslim di wilayah timur, masing-masing adalah; Al-Kindi (806-873 M), Al-Razi
(865-925 M), Al-Farabi (870-950 M), dan Ibn Sina (980-1037 M).
c. Periode Kalam Kedua, periode ini ditandai dengan munculnya tokoh kalam
penting dan besar yang berpengaruh terhadap perkembangan ilmu kalam
berikutnya, mereka antara lain; Al-Asy’ari (873-957 M) dan Al-Ghazali (1065-
222 M).
d. Periode Filsafat Kedua, periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana dan ahl-
ahli dlam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa
daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat eropa sedang dalam masa
kegelapan. Mereka ini adalah:
- Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di Barat dikenal Avempace
- Ibnu Thufail (m. 1185 M), di Barat dikenal Abubacer
- Ibnu Rusyd (1126-1198 M), di Barat dikenal Averroce
e. Periode Kebangkitan, periode ini setelah mengalami kemerosotan alam pikiran
sejak abad 15 M hingga abad 19 M. Disebut juga sebagai Renaissans Islam.
Tokoh yang berpengaruh didalmnya yaitu; Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad
Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, dan masih banyak lagi.
2. Periode Filsafat Skolastik Kristen
Dalam sejarah perkembangannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu masa skolastik
awal, masa skolastik keemasan, dan masa skolastik akhir.
a. Masa Skolastik Awal (Abad 9-12 M), masa ini merupakan kebangkitan
pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya
dominasi golongan gereja. Pada masa ini juga, persoalan pemikiran yang paling
menonjol adalah hubungan antara rasio dengan wahyu (agama). Berikut ini
tokoh-tokoh filsafat pada masa ini adalah:
- Agustinus (354-430 M), pemikirannya adalah dibalik keteraturan dan
ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yatiu Tuhan.
- Santo Aselmus (1033-1109 M), ungkapan yang terkenal darinya adalah
credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham).
- Peter Abaelardus (1079-1142 M), kebalikan dari ungkapan Santo yaitu
intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya).
b. Masa Skolastik Keemasan (1200-1300 M), pada masa ini bukan hanya filsuf
kristiani saya yang berkembang tetapi juga pemikiran pada masa ini dipengaruhi
oleh filsuf islam. Masa ini juga disebut masa berbunga disebabkan bersamaan
dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan
pendidikan ilmu pengetahuan. Tokoh yang terkenal yaitu Albertus Magnus dan
Thomas Aquinas.
c. Masa Skolastik akhir (1300-1450 M), runtuhnya masa skolastik ini ditandai
dengan pemikiran William Occam (1285-1349 M) dengan tulisannya yang
menyerang kekuasaan gereja dan teologi kristen. Menurutnya, Tuhan harus
diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian.
D. Periode Modern
Zamn ini di mulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad 14
sampai abad 15) yang ditandai dengan munculnya gerakan renaissance (kelahiran
kembali). Tokoh dalam renaissance ini adalah tiga yaitu:
1. Niccolo Machiavelli (1469-1527)
2. Francis Bacon (1561-1626)
3. Blaise Pascal (1623-1662)
4. Thomas Hobbes (1588-1679)
Dalam filsafat modern ini juga muncul berbagai macam aliran, yaitu:
1. Aliran rasionalisme, tokohnya yaitu:
- Rene Descartes (1596-1650 M), beranggapan bahwa dasar semua pengetahuan
ada dalam pikiran.
- Baruch de Spinoza (1632-1677 M)
- Leibniz (1646-1716 M), dikenal sebgaai penemu kalkulus bersama newton.
2. Aliran Empirisme modern, tokohnya yaitu:
- John Locke (1632-1704 M), pembawa sebuah aliran yang mengimani bahwa
semua pikiran dan gagasan manusia berasal dari sesuatu yang didapat melalui
indra atau pengalaman.
- Dacid Hume (1711-1776 M), dia memilih pengalaman sebagai sumber utaman
pengetahuan. Pengalaman dapat bersifat lahiriyah (menyangkut dunia) dan
batiniah (menyangkut pribadi manusia).
- Geor W.F. Hegel (1770-1831 M)
3. Aliran Kritisme, tokonya yaitu:
- Immanuel Kant (1724-1804 M)
4. Aliran Romantisme, tokonya yaitu:
- Karl Marx (1818-1883 M)
- Hegel (1770-1831 M)
Ciri-ciri dari filsafat modern ini ditandai dengan perubahan dalam bentuk-bentuk
kesadaran atau pola-pola berpikir. Sebagai bentuk kesadaran, modernitas dicirikan
dengan tiga hal yaitu: subjektivitas, kritik dan kemajuan.
E. Periode Post-Modernisme
Postmodernisme adalah faham yang berkembang setelah era modern. Posmodernismi
bukanlah faham tunggal sebuah teori, namun justru menghargai teori-teori yang
berterbangan dan sulit dicari titik temu yang tunggal. Berdasarkan asal-usul kata, post-
modern-isme, berasal dari bahasa inggris yang artinya faham (isme) yang berkembang
setelah (post) modern.
Istilah postmodernisme dibuat pada akhir tahun 1940 oleh sejarawan inggris, Arnold
Toynbee. Akan tetapi, istilah tersebut baru digunakan pada pertengahan 1970 oleh
kritikus seni dan teori asal Amerika, Charles Jenck, untuk menjelaskan gerakan
antimodernisme.