Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemikiran yunani klasik tidap dapat dipisahkan dari filsafat, karena kelahiran filsafat bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada masa yunani kuno. Sebelum membahas tentang pemikiran yunani klasik secara mendalam, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu apa itu filsafat. Filsafat berasal dari dua kata yaitu Filos artinya cinta/senang dan Sofia artinya pengetahuan yang mendalam. Jadi, filsafat adalah mencintai kebijaksanaan. Orang yang mencintai kebijaksanaan/pengetahuan yang mendalam dinamakan filsuf. Kelahiran suatu filsafat tidak dapat dipisahkan dari yang namanya ketidakpuasan filsuf terhadap mitos tentang asal mula segala sesuatu, baik alam maupun manusia, yang tidak dapat diterima oleh akal. Pada masa yunani kuno, para pemikir pada waktu itu juga mempersoalkan tentang asal mula segala sesuatu. Seperti Herakleitos berpendapat bahwa segala sesuatu itu mengalir artinya berubah terus-menerus. Pemikiran yunani klasik dijadikan menjadi dasar berpikir dalam filsafat barat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas mengenai pemikiran yunani klasik pada makalah ini karena penulis ingin mengetahui apa yang dimiliki oleh pemikiran yunani klasik ini sehingga dijadikan menjadi dasar filsafat barat. Selain itu, penulis juga akan membahas mengenai sejarah pemikiran yunani klasik, tokoh-tokoh yang terlibat pada masa tersebut dan juga akan membahas mengenai pelajaran penting apa yang dapat dicontoh dari pemikir yunani klasik. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana pemikiran yunani klasik? b. Bagaimana sejarah dari pemikiran yunani klasik? c. Siapa-siapa saja tokoh yang ada pada masa yunani klasik dan apa perannya pada masa tersebut d. Apa pelajaran penting yang dapat dicontoh dari pemikir yunani klasik?

1.3 Manfaat Penulisan a. Untuk menjelaskan seperti apa pemikiran yunani klasik b. Untuk menjelaskan sejarah pemikiran yunani klasik c. Untuk menjelaskan tokoh-tokoh yang mengambil bagian pada masa yunani kuno dan menjelaskan pelajaran penting yang dapat dicontoh dari pemikir yunani klasik.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemikiran Yunani Klasik Pemikiran yunani klasik terjadi berkisar tahun 600 SM sampai 400 SM, Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya di bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles. Munculnya pemikiran yunani klasik ini ditandai dengan adanya suatu aliran yang bernama aliran sofisme. Aliran sofisme merupakan suatu aliran yang bersifat relativisme, artinya kesementaraan. Aliran ini mengajarkan kepada orang-orang bahwa segala sesuatu adalah sementara. Dan aliran ini yang membuat beberapa tokoh filsuf seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beserta murid-muridnya menjadikan persoalan yang muncul dari aliran ini menjadi bahan penyelidikan bagi mereka. Berbicara tentang alam pikiran Yunani dapat dibagi ke dalam 3 pokok pembicaraan : 1. Secara sempit, yaitu membatasi pembicaraan atas pemikiran Yunani hanya sampai masa pra-Socrates, 2. Secara khusus, dengan memfokuskan pembicaraan pada puncak pemikiran Yunani Klasik yang bertumpu pada pemikiran Socrates, Plato, dan Aristoteles, 3. Secara umum, yakni meliputi seluruh alam pikiran Yunani sejak awal, masa keemasan hingga mengalami penurunannya. 2.2 Sejarah Pemikiran Yunani Klasik Orang yunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongengdongeng. Artinya pada masa itu suatu kebenaran dengan menggunakan akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongengdongeng). Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles,dan sebagainya. Mereka menginginkan adanya pertanyaan tentang misteri alam semesta ini, dan jawabannya dapat diterima oleh akal (rasio).

Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi, pada saat itulah fisafat yunani lahir. Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani. Secara historis kelahiran dan perkembangan pemikiran Yunani Kuno (sistem berpikir) tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kelahiran dan perkembangan filsafat, dalam hal ini adalah sejarah filsafat. Dalam tradisi sejarah filsafat mengenal 3 (tiga) tradisi besar sejarah, yakni tradisi: Sejarah Filsafat India (sekitar2000 SM dewasa ini) Sejarah Filsafat Cina (sekitar 600 SM dewasa ini) Sejarah Filsafat Barat (sekitar 600 SM dewasa ini) Pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan dan mencari unsur induk (arch) yang dianggap sebagai asal mula segala sesuatu/semesta alam. Ada beberapa pemikir yang mengemukakan pendapatnya mengenai (arch) , seperti berikut ini : a. Thales (sekitar 600 SM) bahwa air merupakan arch b. Anaximander (sekitar 610 -540 SM) berpendapat arch adalah sesuatu yang tak terbatas c. Anaximenes (sekitar 585 525 SM berpendapat udara yang merupakan unsur induk dari segala sesuatu. d. Herakleitos ( 500 SM) dan Parmenides (515 440 SM), Herakleitos mengemukakan bahwa segala sesuatu itu mengalir (panta rhei) bahwa segala sesuatu itu berubah terusmenerus/perubahan

{1}

Budi Setiawan. Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat : Suatu Pengantar ke arah

filsafat ilmu. Diakses dari fpk.unair.ac.id/webo/...pdf/KUL_FIL_01_FPK.pdf, pada tanggal 17 Desember 2013, pukul 14.35 WIB.

e. Parmenides menyatakan bahwa segala sesuatu itu justru sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah). f. Pythagoras (sekitar 500 SM) berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri dari bilangan-bilangan

Dari beberapa pendapat pemikir (filsuf) diatas, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan upaya dasar untuk mencari unsur induk segala sesuatu (arche), itulah momentum dimana manusia sudah memulai memakain rasio (akalnya) atau telah kearah rasionalitas (logos). Munculnya pemikiran yunani klasik karena adanya kesadaran bagi orang-orang yang hidup pada masa tersebut bahwa segala sesuatu bukan lah berasal dari mitos, sehingga mereka memiliki keinginan untuk mencari kebenaran terhadap segala sesuatu melalui pemikiran mereka. Ada beberapa faktor yang menjadi dasar lahirnya pemikiran yunani klasik, yaitu : 1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. 2. 3. Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.

2.3 Tokoh-Tokoh Pemikir Yunani Klasik Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil.Mereka kagum terhadap alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha mencari jawaban atas apa yang ada di belakang semua misteri itu. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :

{2}

Makalah

Filsafat

Umum

Sejarah

Filsafat

Yunani

Kuno,

Diakses

dari Pada

http://khotimhanifudinnajib.blogspot.com/2011/07/sejarah-filsafat-yunani-kuno.html, tanggal 5 Januari 2014, pukul 12.35 WIB.


5

a. Thales (624-545 SM) dari Melitas, adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya, ia menjadi filusuf yang mempertanyakan isi dasar alam. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana (Seven Wise Men of Greece). Aristoteles memberikan gelar The Father of Philosoph, juga menjadi penasehat teknis ke-12 kota Ionia. Salah satu jasanya yang besar adalah meramal gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales mengembangkan Filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan struktur komposisi alam semesta. Menurut pendapatnya, semua yang berasal dari air sebagai materi dasar kosmis. Sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal fisika. Ia juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya.Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan juga sebagai the father of deductive reasoning (bapak penalar deduktif). b. Anaximandros (640-546) adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi. Jadi ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani. Pemikirannya yang dikenal adalah to aperion sebagai sesuatu yang tidak terbatas, abadi sifatnya, tidak berubah-berubah, ada pada segalagalanya, dan sesuatu yang paling dalam. c. Pythagoras (582 SM496 SM) adalah seorang filusuf yang juga seorang ahli ukur namun lebih dikenal dengan penemuannya tentang ilmu ukur dan aritmatik. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Bilangan, dan salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah Teorema Pythagoras. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan antara nada dengan panjang dawai. d. Socrates (470 SM -399 SM) adalah filsuf dari Athena. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupan contoh istemewa selaku filsuf yang jujur dan berani. Socrates menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal dengan Maicutika Telenhe , yaitu suatu metode dialektiva untuk melahirkan kebenaran.

{3}

Tokoh yunani yang mempengaruhi, diakses dari http://www.athba.net/2013/11-tokoh-

yunani-yang-mempengaruhi-di.html , pada tanggal 10 Januari 2014, Pukul 13.30 WIB.


6

e. Democritus, dikenal sebagai bapak atom pertama yang memperkenalkan konsep atom, bahwa alam semesta ini sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom adalah materi terkecil yang tidak dapat di bagi-bagi lagi. f. Plato (427 SM- 347SM), ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles, filsuf yang pertamakali membangkitkan persoalan being (hal ada) dan mempertentangkan dengan becoming( hal menjadi). g. Aristoteles (384 SM- 322 SM) adalah seorang filsuf yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander. Ia memberikan kontribusi di bidang metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu kedokteran dan ilmu alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies biologi secara sisitematis.

2.4 Pelajaran Penting yang dapat Dicontoh dari Para Pemikir Yunani Klasik Tiga filsuf pertama Yunani kuno telah dibicarakan di atas. Beberapa hal dapat dicatat sebagai pelajaran penting pertama setelah kita berkenalan dengan pemikiran filsafat Yunani yang paling kuno. Pelajaran-pelajaran tersebut adalah: {3} 1. Pemahaman Pemahaman tentang alam semesta memang bukan baru dibicarakan oleh para filsuf awal. Jauh sesudahnya itu, alam telah dicoba pahami dengan segala keterbatasan

pengetahuan, baik berakar pada cerita mitologis maupun mitis, dan tentu saja bersifat khayali, yang karenanya hanya dapat dipercaya dan diwariskan secara turun-temurun tanpa membuka atau merangsang pemikiran baru, kecuali ketidakpuasan yang makin mengental. Setidaknya, itulah yang telah dirasakan oleh para filsuf awal yang kemudian membangkitkan mereka pada semangat pemberontakan terhadap tradisi melalui penggunaan akal-budi yang terdapat di dalam dirinya hingga mengantarkan mereka kepada pintu gerbang kemerdekaan berpikir yang sama sekali baru, dimana pengetahuan yang dijadikan sebagai pegangan bukan berdasarkan apa kata orang atau demikian dikisahkan dan semacamnya yang tidak lagi datang dari luar diri manusia, tapi justru bertumpu, berdasar, dan bahkan berakar di dalam diri sang manusia itu sendiri, yakni dalam akal-budinya yang bertanya, yang berpikir, merenung, dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang spekulatif tentang alam semesta.

2. Keberanian Keberanian untuk menukik dan menemukan arkhe adalah keberanian yang amat luar biasa karena tak pernah diajarkan oleh latar belakang budayanya. Dari keberanian ini, kita dapat mengetahui bagaimana pemikiran yang spekulatif sebagai salah satu ciri filsafat yang akan senantiasa penting hingga dewasa ini telah dimulai jurus-jurus sederhana-nya oleh para kakek-moyang tiga pendekar sehati Yunani yang sama-sama mengakhiri pemahaman lama tentang alam semesta dan menggantinya dengan cara pandang baru yang menjadi rintisan dan menginspirasi para filsuf kemudian. 3. Mencengangkan Sangat pantas jika temuan para filsuf dikatakan mencengangkan, sebagai peristiwa ajaib, atau miracle sekalipun harus diakui bahwa pemikiran-pemikiran tersebut menjadi naf jika ditinjau dari pengetahuan mutakhir tentang alam semesta. Akan tetapi, kita pantas bersyukur bahwa filsafat telah mengakhiri abad-abad panjang yang melenakan dan meninabobokkan orang-orang Yunani pada umumnya, terkecuali tiga pendekaaaar J dari Miletos yang sudah disebutkan di atas. Apa yang dapat kita bayangkan seandainya filsafat tidak lahir di Yunani sementara di belahan bumi yang lain pun (India, dan Cina, terutama yang sebenarnya juga dikenal dengan filsafat-filsafatnya yang jauh lebih tua) nyatanya filsafat tidak cukup berkembang dengan baik hingga sekarang? Akankah ilmu pengetahuan akan dapat berkembang dan maju pesat begitu saja sebagai kemurah-hatian Tuhan kepada umatnya (bagi yang masih percaya pada Tuhan) sehingga teknologi sebagai hasil dari ilmu pengetahuan terapan dapat berkembang pesat memanifestasikan/mengejawantahkan imajinasi sang manusia. Jika boleh ikut-ikutan berspekulasi, sangat boleh jadi lambat-laun manusia memang akan menemukan harta kekayaan yang berdampak luar biasa, yakni akal -budi, entah kapan. Akan tetapi, yang pasti jika penemuan itu MAKIN MUNDUR ke belakang, sementara kemajuan demi kemajuan TERNYATA juga tidak dapat dipercepat, MAKA dapat dipastikan kita hanya akan memiliki satu dunia, bernama dunia nyata. Dan itu berarti, saat ini kita tidak dapat asyik tenggelam dalam dunia maya bernama Facebook, Twitter, dan aneka macam tawaran yang tersedia di dunia maya.

{4}

Pemikiran

Yunani

Kuno

sebagai

filsafat

alam,

diakses

dari

http://ganangdekartz,wordpress.com/2013/10/01/pemikiran-yunani-kuno-sebaga-filsafatalam, pada tanggal 11 Januari 2014, pukul 08.46 WIB.


8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pemikiran Yunani klasik dimulai pada saat para pemikir mulai merasa tidak puas terhadap mitos-mitos yang ada, sehingga mereka pun mulai memakai pikiran (akal) mereka untuk menjawab segala sesuatu yang ada di alam. Pemikiran yunani klasik terjadi berkisar tahun 600 SM sampai 400 SM. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya (zaman Hellenisme) di bawah pimpinan Iskandar Agung (356-323 SM) dari Macedonia, yang merupakan salah seorang murid Aristoteles. Munculnya pemikiran yunani klasik ini ditandai dengan adanya suatu aliran yang bernama aliran sofisme. Suatu aliran yang menyatakan bahwa segala sesuatu bersifat sementara artinya berubah secara terus-menerus. Ada 3 Faktor utama lahirnya pemikiran yunani klasik yaitu : (1) Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau

mengerti, (2) Karya sastra yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat yunani, dan (3) Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmuilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif. Tokoh-tokoh pemikir yunani klasik adalah : Thales (624-545 SM), Anaximandros (640-546), Pythagoras (582 SM496 SM), Socrates (470 SM -399 SM), Democritus, Plato (427 SM- 347SM), Aristoteles (384 SM- 322 SM) Pelajaran penting yang dapat dicontoh dari para pemikir yunani klasik ialah cara mereka memahami sesuatu hal yang baru, keberanian mereka dalam mengemukakan pendapat, serta hasil pemikiran mereka yang mencengangkan.

Anda mungkin juga menyukai