SESI I
FILSAFAT PRA-SOCRATES
Filsafat pra-Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng
atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu,
baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari
jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana atau pemikir yang menyelidiki
tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite
yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun
manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite
tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam
semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite
ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa
pelangi adalah pemantulan matahari pada awan. Pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal, dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang
dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.
Para pemikir filsafat yang pertama hidup di Miletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana
pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh
manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya
para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli
filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah
yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang
sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja
keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih
jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita
nenek moyang.
Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam tersebut tidak mempercayai
cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena
itulah mereka berusaha untuk mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya
2
sendiri, maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran
mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.
Siapa saja para filsuf yang dapat digolongkan dalam masa Socrates? Mereka adalah:
Kota Miletos terletak di bagian selatan pesisir Asia Kecil dan memiliki pelabuhan yang
memungkinkan perhubungan dengan daerah lain. Kehidupan masyarakat ditopang oleh kegiatan
perniagaan dan pelayaran. Dengan demikian, Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak
kebudayaan serta informasi dari pelbagai tempat. Selain itu, kemakmuran yang dimilikinya membuat
para penduduk dapat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan seni dan juga berdiskusi mengenai
pelbagai tema secara terbuka di tempat-tempat umum. Karena itulah kota ini lebih maju dari kota-kota
lain dan menjadi tempat lahirnya filsuf-filsuf pertama.
Pada tahun 494 SM, kota Miletos direbut dan dimusnahkan oleh bangsa Persia. Di dalam
sejarah filsafat selanjutnya, hampir tidak dikenal lagi nama kota itu. Yang tersisa dari kota tersebut
adalah pemikiran dari para filsuf Miletos yang merupakan perintis filsafat Barat.
Filsuf-filsuf dari Miletos ini terkenal karena merupakan para filsuf pertama di dalam sejarah
Filsafat Barat. Permulaan filsafat adalah ketika manusia mulai memikirkan dunia dengan rasionya,
bukan lagi dengan sekadar mempercayai mitos-mitos. Hal tersebut dilakukan oleh para filsuf Miletos
(Thales, Anaximandros, dan Anaximenes) dengan cara bertanya mengenai prinsip dasar ( arche) dari
segala sesuatu. Pemikiran filsafat mereka berpusat pada alam, sehingga mereka dikenal juga sebagai
filsuf alam.
4
Pemikiran ketiga tokoh dari Miletos tersebut kemudian disebut sebagai Mazhab Miletos
yang pemikirannya dapat dirangkumkan di dalam tiga pernyataan, yaitu:
1. Alam semesta merupakan keseluruhan yang bersatu, maka harus diterangkan dengan satu prinsip
saja. Ketiga filsuf Miletos tidak sepakat mengenai prinsip tersebut.
2. Alam semesta dikuasai oleh suatu hukum, dan bukan berjalan begitu saja dengan kebetulan.
3. Karena dikuasai oleh hukum tertentu, sehingga alam semesta merupakan kosmos, yang
merupakan bahasa Yunani dari dunia yang teratur (lawan dari kata khaos yang berarti dunia yang
kacau).