Anda di halaman 1dari 1

B.

Jenis-Jenis Dalil (Hujjah)

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa dalil ata hujjah ini terdiri dari dua jenis, yaitu naqli
dan aqli. Naqli karena dalil atau hujjah tersebut didasarkan pada pengetahuan wahyu yaitu Al-
Qur’an dan Al-Hadits, sementara aqli karena dalil ata hujjah itu didasarkan pada pengetahuan akal.
Contoh dalil naqli: Tuhan itu Maha Kuasa atas segala sesuatu (Q.S Al Baqarah: 20). Katakanlah: Dia-
lah Allah yang Maha Esa (Q.S Al Ikhlas: 1). Contoh Dalil Aqli: Tuhan itu Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Kalau ada Tuhan selain Allah di langit dan di bumi, tentu keduanya (langit dan bumi) telah
hancur (Q.S Al Anbiya: 22). Maka Tuhan adalah dzat yang Maha Esa.

Imam Ahdari membagi hujjah (argumentasi) akal kepada lima jenis, yaitu kitabah, syi’run,
burhan, jadal, dan safsathah.

1. Khitabah
Adalah hujjah yang terdiri dari premis-premis yang dapat diterima. Misalnya
pernyataan: ‘Pekerjaan yang baik mengakibatkan diperolehnya kesuksesan. Segala hal yang
mengakibatkan kesuksesan tidak boleh diabaikan, maka pekerjaan yang baik tidak boleh
diabaikan. Contoh lain: si Fulan berkeliling di malam hari dengan membawa senjata. Setiap yang
demikian adalah pencuri. Maka si Fulan adalah pencuri.
2. Syi’run
Adalah hujjah yang terdiri dari premis-premis yang menyenangkan hati atau sebaliknya.
Misalnya pernyataan orang yang membujuk agar minum arak: ‘Ini adalah arak dari setiap arak
adalah cairan permata, maka arak inipun adalah cairan permata”. Atau pernyataan yang
menakut-nakuti agar tidak minum madu: “Ini adalah madu dan setiap madu itu pahit sekali,
maka madu ini pahit sekali”.
3. Burhan
Adalah hujjah yang terdiri dari premis-premis yang pasti atau meyakinkan. Misalnya
pernyataan: “Zaid adalah manusia dan setiap manusia adalah makhluk hidup, maka Zaid adalah
makhluk hidup”.
4. Jadal
Adakah hujjah yang terdiri daripremis-premis yang telah dikenal. Misalnya
pernyataan:”Berbuat dhalim itu perbuatan jelek. Setiap perbuatan jelek mencemarkan nama
baik. Maka dhalim itu akan mencemarkan nama baik”.
5. Safsathah
Adalah hujjah yang terdiri dari premis-premis yang berupa khayalan, kebohongan dan
mengaburkan. Misalnya pernyataan sambil menunjuk gambar kuda pada dinding.”Ini
adalahmkuda. Setiap kuda meringkik. Maka kuda ini meringkik” atau pernyataan “Isa berbicara
dengan istilah-istilah ilmiah dan setiap orang berbicara dengan istilah istilah ilmiah adalah
seorang ilmuwan. Maka dia adalah ilmuwan.”

Anda mungkin juga menyukai