Filsafat ilmu berasal dari zaman Yunani Kuno, di mana filsafat ilmu lahir
karena munculnya sebuah pengetahuan dari Barat. Akan tetapi, pada
perkembangannya ternyata ilmu pengetahuan di abad ke-17 mengalami
perpecahan, di mana ilmu dan filsafat berdiri sendiri. Perkembangan ilmu
pengetahuan selalu mengacu kepada peradaban Yunani. Hal ini didukung oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah mitologi bangsa Yunani,
kesusastraanYunani, dan pengaruh ilmu pengetahuan pada waktu itu yang sudah
sampai di Timur Kuno. Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan di setiap
periode ini dikarenakan pola pikir manusia yang mengalami perubahan dari mitos-
mitos menjadi lebih rasional.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa sebelum abad ke-17 ilmu
identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen
(1985) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Koento Wibisono menyatakan bahwa filsafat itu sendiri telah mengantarkan
adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu
pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dapat dipahami bahwa
para filsuf Yunani Kuno ternyata telah merintis tentang pengertian apa itu filsafat
ilmu dan bagaimana ilmu pengetahuan itu harus diletakkan? Ilmu pengetahuan
menampakkan diri sebagai masyarakat, sebagai proses dan sebagai produk, di
mana kaidah-kaidah ilmu pengetahuan itu dikatakan oleh Robert Merton adalah
universalisme, komunalisme, disinterestedness dan skeptisisme yang terarah
(Wibisono, 2009:2).
Sementara itu, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin
maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula
sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih
khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu
pengetahuan secara mudah berikut adalah uraian singkat dari masing-masing
periode atau sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
2. Zaman Pertengahan (6 M- 16 M)
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat dibagi menjadi dua periode
yaitu: periode Scholastik Islam dan periode Scholastik Kristen.
Pada periode Scholastik Islam, para filosof Islamlah yang pertama mengenalkan
filsafatnya Aristoteles. Diantaranya adalah Ibnu Rusyd, ia mengenalkan kepada
orang-orang barat yang belum mengenal filsafat Aristoteles. Para ahli pikir Islam
yang lain (Scholastik Islam) yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan
lain-lain.
Renaisans adalah suatu zaman yang sangat menaruh perhatian dalam bidang seni
lukis, patung, arsitektur, musik, sastra, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Zaman renaisans terkenal dengan era kelahiran kembali kebebasan manusia dalam
berpikir.
Pada zaman ini, manusia mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membatasi
manusia dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan. Proses
melahirkan kembali ini terjadi pada abad ke-15 dan 16. Dan, yang melahirkan
kembali kebudayaan Yunani dan Romawi kuno ini adalah orang-orang yang biasa
disebut kaum humanis.
4. Periode Kontemporer
Zaman ini bermula dari abad 20 M dan masih berlangsung hingga saat ini. Zaman
ini ditandai dengan adanya teknologiteknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu
yang semakin tajam dan mendalam. Pada zaman ini juga melihat integrasi fisika
dan kimia, pada zaman ini disebut dengan “Sains Besar”. Selain kimia dan fisika,
teknologi komunikasi dan informasi berkembang pesat pada zaman ini, seperti :
Listrik, Elektronika (transistor dan IC), Robotika (mesin produksi dan mesin
pertanian), TV dan Radio, Teknologi Nuklir, Mesin Transportasi, Komputer,
Internet, Pesawat Terbang dll.
Daftar Pustaka