Anda di halaman 1dari 28

MAKNA FILSAFAT

DAN PEMIKIRAN
TOKOH
DOSEN PENGAMPU :
ARIE YUANITA. S.S , M. SI
Anggota
Kelompok
Aprilia Early Al Ghony (097)
Merida Rahma Paramita (105)
Najwa Meisya Albahri (114)
Mutiara Nora Ayu (121)
Gladistha Putri (123)
E

2
K
LO 0
MPO K
Zaman
Yunani
Kuno
ZAMAN YUNANI KUNO

Di Yunani sekitar abad ke-6 SM, muncul pemikir-pemikir yang


mempertanyakan asal-usul alam dan prinsip dasarnya yang dikenal sebagai
filsuf alam. Mereka tidak percaya pada legenda atau mitos nenek moyang,
melainkan menggunakan pemikiran kritis. Filsafat Yunani dianggap sebagai titik
awal dalam sejarah filsafat. Walaupun pada masa ini sudah menggunakan akal,
akan tetapi tidak sampai mendominasi penuh, khususnya pada masa­masa awal.
Hal ini mem­buktikan cara berfilsafatnya masih terpengaruh kepercayaan.
TUHAN DALAM
FILSAFAT YUNANI KUNO

Filsafat Yunani ditandai dengan rasionalisme. Thales meyakini keberadaan


dewa-dewa yang menggerakkan alam, Anaximander menyatakan asal-usul
segala sesuatu berasal dari sebuah entitas tak terbatas, Herakleitos
menekankan kebutuhan akan keadilan Tuhan, dan Plato menganggap Tuhan
sebagai sumber segala sesuatu, abadi, dan mengetahui segala hal.

Dari penjelasan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep tentang


Tuhan telah ada dalam filsafat Yunani pada zaman itu. Hal tersebut
menunjukkan bahwa orang Yunani percaya akan adanya kekuatan di luar
kemampuan manusia yang menggerakkan segalanya.
TUHAN DALAM
FILSAFAT YUNANI KUNO

Para pemikir Pra-Socrates, juga dikenal sebagai filsuf alam, hal tersebut
dikarenakan mereka yang memusatkan perhatian pada pencarian asal-
usul alam. Mereka tidak mengandalkan legenda atau cerita nenek
moyang, tetapi menggunakan pemikiran rasional mereka sendiri.
Beberapa di antaranya termasuk:
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Thales (625 ­- 545 SM)


Aristoteles menyatakan bahwa Thales menganggap air sebagai asal alam
semesta, yang merupakan asal dan tujuan segala sesuatu. Thales
mempercayai bahwa air ada di semua makhluk hidup dan memiliki beragam
bentuk, seperti tanah, asap, api, atau udara. Baginya, bumi mengapung di
atas air, dan matahari berasal dari air serta kembali padanya. Hal ini
menggambarkan filosofi utama Thales bahwa segalanya berasal dari dan
kembali kepada air.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Anaximander (610 - 547 SM)


Anaximander memiliki pandangan berbeda dari Thales dalam bidang
astronomi dan ilmu bumi. Dia menyatakan bahwa awal alam tidak dapat
ditentukan karena tidak ada zat yang memiliki sifat saat ini. Baginya,
segala sesuatu berasal dari substansi azali yang tidak terbatas, abadi, dan
ada dengan sendirinya. Anaximander percaya bahwa asal-usul segala
sesuatu berasal dari "Aperion", yang tak terbatas dan tidak dapat
dijelaskan dengan sifat-sifat benda yang dikenal manusia. Baginya, segala
sesuatu yang tampak dan terasa dibatasi oleh lawannya.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Anaximenes (585 - 494) SM


Dalam pandangannya tentang asal segala sesuatu, Anaximenes hampir
sama dengan Thales. Kedua­duanya berpendapat, yang asal itu mestilah
salah satu dari yang ada dan yang kelihatan. Thales mengatakan air asal
segala sesuatu dan kesudahan dari segala­galanya. Anaximenes mengatakan
udara. Udara yang membalut dunia ini, menjadi sebab segala yang hidup.
Jika tak ada udara itu, tak ada yang hidup. Pemikirannya ke sana barang
kali terpengaruhi oleh ajaran Anaximander, bahwa ”jiwa itu serupa dengan
udara”.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Herakletos (540-480 SM)


Herakletos menyatakan “You can not step twice into the same river;for the
fresh waters are ever flowing upon you” (Engkau tidak dapat terjun ke sungai
yang sama dua kali karena air sungai itu selalu mengalir). Dari pernyataan
tersebut, dapat dikatakan bahwa segala sesuatu terus berubah dan mengalir,
seperti air di sungai yang terus mengalir, mencerminkan alam yang selalu
berubah. Keadaan berubah dari dingin ke panas, dan sebaliknya, karena kosmos
ini selalu bergerak dan gerak berarti perubahan. Konsep asal alam semesta
bukanlah materinya, tetapi prosesnya.
ZAMAN YUNANI KLASIK
Herakleitos menjadi tokoh penting dalam sejarah filsafat Yunani
karena penekanannya pada konsep perubahan dalam segala hal,
bukan sekadar jawaban atas pertanyaan lama tentang asal-usul
yang pertama.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Sofisme (+- 375 SM)


Sofisme mengajarkan bahwa manusia adalah standar segala
sesuatu. Dalam filsafatnya, tidak ada kebenaran absolut; kebenaran
relatif dan sementara. Hal tersebut mencerminkan ajaran
relativisme, yang merupakan inti dari filsafat sofisme. Contoh
pengikut sofisme adalah Hippias dan Gorgias.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Zeno (490 - 430 SM)


Aristoteles menyatakan bahwa Zeno mengembangkan dialektika, sebuah metode
argumentasi yang berawal dari hipotesis dan menghasilkan kesimpulan. Dalam
melawan lawan-lawan Permenides, Zeno menggunakan kesimpulan mustahil dari
hipotesis untuk membuktikan kesalahannya. Dengan ini, Zeno menegaskan bahwa
gerak adalah ilusi. Zeno menyajikan paradoks anak panah untuk menyoroti aspek
paradoks gerak. Meskipun secara logika dapat dianggap diam pada setiap titik
dalam perjalanan, pengalaman empiris kita menunjukkan gerak. Hal tersebut
menunjukkan relativitas dalam pandangan gerak dan diam yang bergantung pada
pendekatan pembuktian yang digunakan.
Zaman
Yunani
Klasik
ZAMAN YUNANI KLASIK

Berlangsung sekitar 200 tahun (tahun ke-5 dan ke-4


SM). Selama periode ini, banyak tanah Yunani yang hilang
ke tangan Persia; Namun, belakangan tanah Yunani mulai
pulih. Selain menjadi landasan peradaban Barat, Yunani
Klasik mempunyai dampak yang sangat negatif terhadap
Romawi dan Cendekiawan paling terkemuka di bidang
politik, sains, arsitektur, filsafat, teater, dan astrologi
pada zaman ini.
Tulisan-tulisan awal Yunani KlasikYUNANI
ZAMAN tidak fokus mempelajari kosmos (seluruh
KLASIK

alam semesta), melainkan mempelajari manusia (yang antroposentris).


Manusia layak menjadi bagian dari filsafat dalam hidupnya, seperti aliran
antroposentris manusia yang memiliki banyak potensi seperti pikiran,
pergaulan, dan sebagainya (Bertens, 1999).
Perkembangan filsafat menunjukan kepastian, ditandainya semakin besar
minat terhadap filsafat. Bermula dengan Socrates tetapi belum sampai
kepada sistem filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu.
Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun Plato dan Aristoteles, berdasar
ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etik beserta Folosofi alam yang
berkembang sebelum Socrates.
Masa filsafat klasik yang dimaksudkan adalah masa socrates, Plato dan
Aristoteles. Disebut Filsafat klasik karena filsafat yang dibangunnya
mampu menguasai sistem pengetahuan alam pikiran Barat sampai ±
selama 2000 tahun. Para filsuf klasik muncul berusaha membangkitkan
kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang mengalami
pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab karena pengaruh negatif
dari filsuf aliran sofisme.
PEMIKIRAN PARA TOKOH

Socrates (469-399 SM)


Fillsafatnya ditujukan untuk membentuk moral yang baik bagi tiap individu. Ia
mementingkan etika, mendapatkan kebajikan. Tujuan hidup nya adalah
membuat jiwa sebaik mungkin hingga tercapai kebahagiaan yang sempurna.
Menurutnya keutamaan adalah pengetahuan.

Plato (427-347 SM)


Plato mempunyai nama asli Aristocles berusaha mengadakan penyelesaian
filsafat Herakletos dan Permenides yaitu yang berubah dan yang tetap, yang
bergerak. Menurutnya, yang berubah dalam pandangan Herakletos itu ada di
dunia pengalaman, sedangkan yang tetap dalam pandangan Permenides itu
ada di dunia idea. Di dunia idea adalah realitas yang sebenarnya, sedangkan di
dunia ini adalah bayangan. Ajaran itu dikenal dengan dualistis, dengan prinsip
membagi dunia menjadi dua yaitu dunia idea tetap dan dunia ini berubah,
tidak sempurna dan dapat dilihat oleh indera.
Tentang negara, Plato membagi penduduknya menjadi tiga golongan:
1. Golongan Teratas
2. Golongan Menengah
3. Golongan Terbawah
Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles pada mulanya mengikuti filsafat Plato namun dalam beberapa hal
berbeda. Seperti Plato, ia percaya pada kekuasaan yang transenden. Tetapi
Tuhan baginya adalah Causa (sebab) dari gerak universum, Gerak Pertama,
bukan pencipta universum. Ia mengemukakan empat sebab yang harus
diselidiki oleh ilmu pengetahuan yaitu causa efisien, finalis (tujuan), materi
(bahan), dan formal (bentuk).
Zaman
Yunani Per-
tengahan
ZAMAN YUNANI PERTENGAHAN

Pemikiran filsuf terbatas oleh dogma agama, karya seni dan


pemikiran harus sesuai dan terkait dengan kebenaran agama.
Dengan konsep "ancilla Theologia" yang mengharuskan semua
menjadi abdi agama. Dominasi agama menghambat
perkembangan ilmu pengetahuan, berbeda dengan di Timur yang
pesat dalam perkembangan filsafat dan ilmu pada masa
Abbasiyah. Di sana, banyak pemikir terkenal seperti al-Kindi,
al-Farabi, Ibnu Sina, dan al-Ghazali.
Abad pertengahan menciptakan kontinuitas ke periode selanjutnya, terutama
ZAMAN YUNANI KLASIK
dalam sejarah intelektualnya. Kebudayaan dan pemikiran pada masa itu
cenderung dogmatis karena pengaruh sistem pemerintahan teokratis yang
didominasi oleh gereja. Kondisi ini tidak terlepas dari konteks sosial-politik Abad
Tengah.

Sistem pemerintahan teokratis tersebut mempunyai ciri berikut :


1. Negara dijalankan berdasarkan dogma agama sehingga kitab suci
menjadi sumber hukum negara.
2. Agama yang kitab sucinya dijadikan sumber hukum diangkat
menjadi agama negara.
3. Pemimpin negara didominasi tokoh-tokoh agama (ulama).
PEMIKIRAN PARA TOKOH

St. Augustine
Mencakup pengaruh Plato dan fokus pada Tuhan serta Kristen sebagai
sumber kebenaran. Ia mempertanyakan apakah kebenaran hanya dapat
diwahyukan melalui iman atau dapat ditemukan melalui rasio. Baginya, rasio
dan iman keduanya terkait dalam jalan tujuan mencapai Tuhan. "De Civitate
Dei" merupakan karya utamanya.
Thomas Aquinas.
Puncak pemikiran filsafat. Semua pemikirannya juga ditujukan pada teologi
sesuai tuntutan zaman. Meskipun mengakui otonomi filsafat, ia
menyintesiskannya dengan teologi dalam karyanya seperti "Summa Contra
Gentiles" dan "Summa Theologiae". Bagi nya, pemikiran filsafat yang
kedudukannya diletakkan di bawah teologi, diberi tugas yang bertujuan untuk
mendamaikan kebenaran pewahyuan dan wawasan filosofis, serta
memberikan dasar rasional pada ajaran Kristen.
Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Waris, (2014). Pengantar Filsafat. Ponorogo: Stain Po Press


Wahid, M (2021). Filsafat Umum. Serang: A-Empat
Faisal, M (2019). Sejarah Sosial Yunani Klasik.
https://misekta.id/news/sejarah-sosial-yunani-klasik (diakses pada 27
Februari 2024)
Thank you!
THE END

Anda mungkin juga menyukai