Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FILSAFAT

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

DI SUSUN OLEH :
YADIL YAMIN
ARBANIK

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
secara historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan
ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat telah berhasil mengubah pola fikir bangsa Yunani
dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa Yunani dan
bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh para dewa.
Karenanya para dewa harus dihormatidan sekaligus ditakuti kemudian disembah. Dengan
filsafat, pola fikir yang selalu tergantung pada dewa diubah menjadi pola fikir yang tergantung
pada rasio.
Perubahan dari pola fikir mitosentris ke logosentris membawa implikasi yang besar.
Alam dengan segala gejalanya, yang selama ini ditakuti kemudian didekati dan bahkan
dieksploitasi. Perubahan ini melahirkan berbagai cabang ilmu pengetahuan mulai dari zaman
Yunani kuno sampai dengan zaman modern. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya
huku-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik di alam
jagad raya (makrokosmos) maupun alam manusia (mikrokosmos).
Perkembangan sejarah filsafat di dunia barat dapat dibagi dalam empat periodisasi. Periodisasi
ini didasarkan atas ciri pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah zamanYunani
Kuno atau periode klasik, ciri pemikiran filsafat adalah kosmosentris yakni para filosof masa ini
mempertanakan asal-usul alam semesta dan jagad raya. Kedua, adalah zaman abad pertengahan,
ciri pemikiran abad ini teosentris, yakni para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat
untk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani.
B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini akan mencoba menguraikan secara ringkas sejarah perkembangan filsafat
pada periode klasik dan periode pertengahan. Paparan dikemukana secara singkat latar belakang
kelahiran masing-masing periode, ciri-ciri pokok pemikirannya beserta filosof-filosof yang
berpengaruh dominan, dan pengaruh masing-masing periode terhadap perkembangan pemikiran
kemanusiaan pada umumnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A . Perkembangan Filsafat Ilmu Periode Klasik.

1. Masa sebelum Socrates.


Dalam sejarah filsafat biasanya filsafat Yunani dijadikan sebagai pangkal sejarah filsafat
barat. Hal ini karena dunia barat dalam alam berpikirnya selalu mengacu pada pikiran Yunani.
Kelahiran pemikiran filsafat di dunia barat diawali pada abad ke-6 sebelum masehi dengan
ditandai runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang selama ini menjadi konsep
pembenaran terhadap setiap gejala alam. Mereka mencari tahu tentang asal mula alam dengan
segala isinya.
Menurut Poedjawijatna bahwa ahl pikir yang berusaha mencari intisari alam melalui pikiran
belaka itu yang tertua adalah terdapat di kota kecil Miletos, pada abad keenam sebelum masehi
dengan beberapa tokoh filsafat antara lain adalah :
1) Thales (624 – 548 SM) menyimpulkan bahwa air merupakan arche (asal-mula) dari segala
sesuatu, pendapatnya didukung oleh kenyataan bawa air meresapi seuruh benda-benda di jagad
raya ini.
2) Anaximandros (611 – 545 SM) meyakini bahwa asa mula dari segala sesuatu
adalah apeiron yaitu sesuatu yang tidak terbatas.
3) Anaximenes (588-524 SM) mengatakan bahwa asas- mula segala sesuatu itu adalah udara,
keyakinannya ini didukung oleh kenyataan bahwa udara merupakan unsur vital kehidupan.
4) Heraklitos (540-480 SM) melihat alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah; sesuatu
yang dingin berubah menjadi panas, yang panas berubah menjadi dingin. Ungkapan yang
terkenalnya adalah panta rhei uden menei (semuanya mengalir dan tidak adam sesuatu pun yang
tinggal mantap). Ia menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukan
bahannya melainkan penyebabnya, yaitu api. Api dapat mengeraskan adonan roti, dan disisi lain
dapt melunakkan es. Maka api meupakan simbol perubahan.
5) Parmenides (515-440 SM) mengemukakan pendapatnya bahwa gerak dan perubahan tidak
mungkin terjadi. Menurutnya, realitas merupakan keseluruhan yang bersatu, tidak bergerak dan
tidak berubah. Dia menegaskan yang ada itu ada. Itulah satu-satunya kebenaran.
6) Demokritos (460-370) merupakan pemikir penting Yunani dalam rangka perkemabngan ilmu
pengetahuan. Ia menegaskan realitas terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan atom,
berasal dari kata a = tidak, dan tomos = terbagi/terpisahkan. Pandangan Demokritos merupakan
ckal bakal perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi.Menurut Demokritus bahwa
bergeraknya atom-ataom di ruang kosong mengakibatkan tabrakan atom. Karena betuk atom
berbeda-beda, maka menyebabkan terbentuknya rangkaian atom yang berkelompok-kelompok
dan akhirnya menyatu dalam bentuk kosmos. Terbentuknya kosmos dari bukan berarti atom
mengalalmi perubahan, tetapi yang berubah hanyalah tumpukan, kombinasi, pengelompokkan
dan pemisahan, serta substansi karena terjadi perubahan ruang (tempat). Democritos
mengatakan, hanya kesesuaian atomlah yang menyebabkan dapat berproses menjadi bumi.

BAB III
KESIMPULAN

1. Filsafat dan ilmu saling terkait, karena kelahiran ilmu tidan terlepas dari peran filsafat, dan
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat teah merubah pola pikir
bangsa Yunani dari pandangan mitos ke logos. Perubahan ini melahirkan berbagai cabng ilmu
pengetahuan sejak zaman Yunani kuno sampai dengan zaman modern.
2. Perkembangan filsafat barat dibagi ke dalam empat periode berdasarkan ciri pemikirannya, yaitu
zaman Yunani kuno (klasik), zaman pertengahan, zaman modern, dan zaman kontemporer.
3. Sejarah perkembangan filsafat ilmu periode klasik terbagi ke alam tiga bagian yaitu: masa
sebelum Socrates, masa Socrates, dan masa sesudah Socrates.
a. Masa sebelum Socrates.
Pada masa ini orang mencoba memikirkan asal mula kejadian alam, sehingga lahir pemikiran-
pemikiran baru tentang alam dan mulai meninggalkan mite-mite yang berkembang masa itu.
Pemikir-pemikir masa ini adalah:
1) Thales (624-548 SM) menyimpulkan bahwa unsur materi alam itu beasal dari air.
2) Anaximandros (611-545 SM) menyimpulkan bahwa asal-mula segala sesuatu adalah sesuatu
yang tidak terbatas (aperion).
3) Anaximenes (588-524 SM) menyimpulkan bahwa asal mula segala sesuatu adalah udara.
4) Heraklitos (540-480 SM) menyimpulkan asal-mula segala sesuatu dapat berubah karena
penyebabnya, yaitu api.
5) Parmenides (515-440 SM) bahwa gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi, yang ada
keseluruhan yang bersatu.
6) Demokritos (460-370 SM) menyimpulkan bahwa segala sesuatu terdiri atas atom-atom. Ini
merupakan cikal bakal perkembangan ilmu fisika, kimia, dan biologi.
b. Masa Socrates.
Ia mengembangkan pemikirannya tidak terhadap alam tetapi terpusat pada manusia dengan
menggunakan metode Majeutika (kebidanan). Dia mencari pengertian-pengertian melalui dialog,
dari dialog dapat menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang sejati. Menurutnya kebenaran sejati
adalah Tuhan.
c. Masa sesudah Socrates.
Filsafat setelah masa Socrates terpusat pada alam dan manusia. Beberapa tokoh masa ini antara
lain Plato dengan pemikirannya tentang ide, dan Aristoteles dengan pola pemikiran
ketuhanannya.
4. Sejarah perkembangan filsafat periode pertengahan.
Perkembangan filsafat pada masa pertengahan terjadi kemunduran karena sangat dipengaruhi
oleh perkembangan agama kristen. Semua pemikiran harus disesuaikan dengan seluruh ajaran
kristiani, sehingga jika ada orang yang berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan
realitas dianggap menyimpang dari dari aturan-aturan kristiani. Tokohnya antara lain Augustine
dengan penyeimbangan antara jasmani dan rohani. Tokoh lainnya adalah Thomas Aquinas yang
mengadopsi pemikiran gurunya : Aristoteles tetapi setiap yang tida cocok dengan ajaran agama
kristiani ditinggalkannya. Semua pemikirannya merupakan siar kristiani.
DAFTAR PUSAKA

Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005 Cet ke-2

Cecep Sumarna, Filsafat Ilmu: Dari Hakekat menuju Nilai, Bandung: Pustaka
Bani Quraisy, 2004, Cet I

Hasan Bakti Nasution, Filsafat Umum,Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001


Imam Barnadib , Filsafat Pendidikan sistem dan Metode, Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta,
1984

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam


Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1992.

Mustansyir, Rizal, dkk, Filasafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cet. III

Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, Jakarta: PT. Pembangunan, 1980, Cet ke-5.

Anda mungkin juga menyukai