di Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Unmer Malang PENGANTAR Perkembangan IPTEK dewasa ini tak bisa lepas dari peran dan pengaruh Filsafat Barat
Filsafat barat berkembang seperti sekarang
desebabkan oleh perkembanmgan Filsafat pada zaman yunani kuno
Pada zaman yunani kuno filsafat identik dengan
ilmu pengetahuan IPTEK dikembangkan oleh bangsa barat pada abad 20 telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia, dengan tujuan untuk mengetahui keadaan dan lingkungan serta menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, atau lingkungannya dengan dirinya (strategi hidup).
IPTEK dikembangkan untuk membuat manusia
menjadi lebih mudah dan nyaman dalam menjalani hidup Pada abad 20 menjelang abad 21, perkembangan IPTEK telah menguasai kehidupan umat manusia (terjadi krisis kemanusiaan).
Banyak orang berpendapat bahwa masalah-
masalah kemanusian akan dapat diselesaikan hanya dengan disiplin ilmu tertentu.
Perkembangan lain adalah munculnya metodologi
bagi masing-2 ilmu yang menyebabkan hanya ilmu itulh yng memiliki kebenaran ilmih (yang lain tidak) PERIODISAI PEMIKIRAN FILSAFAT BARAT
Zaman Yunani Kuno (Abad 6 SM-6M)
Zaman Pertengahan (Abad 6-16 M)
Zaman Renaisans (Abad 14-16 M)
Zaman Modern (Abad 17-19 M)
Zaman Kontemporer (Abad 20 dan
seterusnya) ZAMAN YUNANI KUNO (6 SM-6M)
Sebelum era pemikiran filsafati, orang
Yunani percaya adanya dongeng-dongeng (mite) atau mitologi Ada 2 bentuk mite : a. Kosmogonis (mencari tentang asal usul alam semesta) b. Kosmologis (Berusaha mencari keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian) Kedua hal tersebut membuat filsafat lolos dari control akal (ratio) TOKOH-TOKOH YUNANI KUNO Perhatian utamanya adalah pengamatn terhadap gejala kosmik dan fisik sebagai iktisar guna menemukan sesuatu asal mula (arche) yang menjadi unsur awal terjadinya asal mula.
Thales (640-550 SM)
Menyimpulkan bahwa air merupakan asal mula dari segala sesuatu, karena air meresapi seluruh benda di jagad raya) Anaxsimander (611-545 SM) Meyakini bahwa asal mula sesuatu adalah tidak terbatas.
Anaxsimanes (588-524 SM)
Menyatakan asal mula sesuatu adalah udara, sebab udara merupakan unsur vital kehidupan
Pythagoras (580-460 SM)
Asas segala sesuatu dapat diterangkan atas dasar bilangan-2. (Bilangan memerintah jagad raya) Herakleitos (540-475 SM) dan Parmenides (540-475 SN) Bertanya tentang “Apakah realitas itu berubah” “Semuanya mengalir dan tidak ada sesuatu yang tinggal mantap”
Demokritos (469 370 SM)
Realitas terdiri dari banyak unsur yang disebut tidak terbagi (Fisika, Kimia, Biologi) Socrates (470-399 SM) Metode dialektika (bercakap-cakap) Tidak menyampaikan pengetahuan, tetapi menanyakan pada orang lain dan membidani pengetahuan yang terdapat dalam jiwa orang lain, dan dengan bertanya dapat mengkritisi pemikiran yang sudah dilakukan.
Plato (murid Socrates) (428-348 SM)
Filsafat dualisme Mengakui adanya dua kenyataan yang terpisah dan berdiri sendiri (dunia ide dan bayangan/indrawi). Ada dua bentuk pengetahuan: a. Pengenalan ide-2 yang teguh, jelas, tidak berubah. b. Pengenalan benda-benda jasmani yang bersifat berubah Aristoteles (384-322 SM) Tugas pokok ilmuwan: Mencari penyebab-penyebab obyek yang diselidiki: a. Sebab material: Bahan dari mana benda dibikin b. Sebab Formal : Bentuk yang menyusun bahan c. Sebab Efisien : Sumber kejadian faktor yang menjalankan kejadian d. Sebab Final : Tujuan yang menjadi arah seluruh kejadian
Juga dikenal konsep, kualitas, kuantitas, relasi,
ruang, waktu, aksi. ZAMAN PERTENGAHAN (6-16 SM)
Zaman pertengahan di Eropa sebagai zamn
keemasan bagi kekristenan, dan pemikiran kefilsafatan mengacu pada ajaran agama. Perkembangan pemikiran abad pertengahan juga masih dipengaruhi oleh pemikiran Yunani kuno, antara lain : a. Plato menampakkan pengaruhnya pada Agustinus b. Aristoteles menampakkan pengaruhnya pada Thomas Aquinas Agustinus (354-430 M) Dengan pengetahuannya menganai kebenaran- kebenaran abadi yang disertakan sejak lahir dalam ingatn dan yang menjadi sadar karena manusia mengetahui sesuatu, manusia ikut ambil bgian dalam idea-idea Tuhan, yang mendahului ciptaan dunia. Ciptaan merupakan keadaan yang ikut ambil bagian dlm idea-idea Tuhan, tetapi mnusia adalah ciptaan yng unik, ia bukan keadaan yang ambil bagian yang pasif melainkan diwujudkan secara aktifdalam suatu pengetahuan yang penuh kasih. Dalam arti tertentu keadaan ikut ambil bgian ini terjadi dengan mengetahui sesuatu , namun semua perbuatan mengetahui dibimbing oleh kasih. Menurut Agustinus Tuhan ada sebagai ada yang bersifat pribadi dan sebagai pribadi menciptakan seluruh jagad raya secara bebas. Thomas Aquinas (1125-1274) Segala sesuatu timbul atau diciptakan oleh Tuhan, maka segala sesuatu juga diambil dari kebaikan Tuhan
Kitab suci mengajarkan bahwa
kejadian alam berawal mula, tetapi filsafat tidak dapat membuktikan hal itu. Zaman Renaisans (14-16 M) Sebuah era kebebasan manusia dalam berfikir dan menentang pola pemikiran abad pertengahan (dogma agama)
Renaisan juga bebas dari pengaruh
yunani kuno TOKOH-TOKOH ZAMAN RENAISANS Nicolas Copernicus (1472-1543 M) Berpendapat bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Bumi bergerak pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari (Teori Heliosentrisme). Pemikiran Copernicus sekaligus menggugurkan teori Geosentrisme- nya Platomeus yang diperkuat oleh kaum Gereja dan merubah paradigma tentang alam semesta Francis Bacon (1561-1626 M) Pendapatnya : Pengetahuan adalah kekuasaan: a. Mesiu menghasilkan kemenangan perang b. Kompas memungkinkan orang mengarungi samudra c. Percetakan akan mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan ZAMAN MODERN (17-19 M) Ditandai dengan semakin berkurangnya kekuasaan gereja Semakin bertambahnya kekuasaan ilmu pengetahuan Hal ini menyebabkan berkembangnya IPTEK dan Filsafat barat menuju modern Dengan sikap ilmiah sesuatu kebenaran dapat dibuktikan melalui metode yang dapat diuji dengan nilai kebenaran yang tidak tetap (bisa dikoreksi) Otoritas kebenaran bukan dibawah akal manusia Manusia menjadi pusat perhatian Filsafat Memunculkan Epistemologi: a. Bagaimana manusia memperoleh pengetahuan b. Apa sarana yng paling memadai c. Apa yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri Hal ini memunculkan beberapa aliran: 1. Rasionalisme 2. Empirisme 3. Kritisme 4. Idealisme 5. Positivisme 6. Maxsisme