Anda di halaman 1dari 5

7 TOKOH YANG DISEBUT SEBAGAI FILSUF PERTAMA DI DUNIA

Oleh: ERVIN DWI ANGGUN T.I.A

Berbicara tentang Filsuf, pasti yang terbesit pertama kali di pikiran kalian adalah Sokrates, Plato, dan
Aristoteles. Tapi tahukah kamu, ada filsuf yang hidup sebelum mereka. Mereka disebut sebagai flsuf
pertama didunia.

Disebut sebagai Kaum Pra-sokratis, dari kata Pre artinya sebelum dan Sokratis yang mengarah pada
filsuf Yunani kuno Sokrates, adalah para pemikir Yunani abad ke-6 dan 5 SM yang memperkenalkan
cara baru untuk menyelidiki dunia dan tempat umat manusia di dalamnya. Mereka dikenal di jaman
dahulu sebagai filsuf dan ilmuwan yang menginspirasi pemikiran tradisi Barat.

Berikut adalah 7 Tokoh yang disebut sebagai Filsuf Pertama di Dunia:

1. Thales dari Miletos

Thales lahir di Miletos pada tahun 626 sebelum masehi, dia terkenal dari pemikirannya
untuk mencari “arkhe” atau prinsip. Menurutnya, dunia ini harus ada suatu prinsip yang
mendasari berbagai fenomena seperti pergantian musim, arus laut, jagat raya dan
sebagainya, dan prinsip tersebut adalah air.

Salah satu alasan mengapa ia memilih air adalah karena ia berpendapat bahwa panas dapat
mengembalikan logam ke keadaan cair. Lalu air juga menunjukkan perubahan yang
signifikan daripada elemen apa pun yang dikenal pada saat itu, dan bisa dengan mudah
diamati dalam tiga keadaan yaitu cair, uap dan es.

Dalam bidang matematika, Thales juga terkenal akan teorinya yang menggunakan geometri
untuk menghitung ketinggian piramida dan jarak kapal dari pantai. Dia adalah individu
pertama yang diketahui menggunakan penalaran deduktif yang diterapkan pada geometri,
dan yang diketahui telah menemukan penemuan bidang ilmu matematika.

2. Anaximandros

Anaximandros adalah seorang filsuf yang lahir pada 610 SM di kota yang sama dengan
Thales, yaitu Miletos. Anaximandros juga merupakan murid dari Thales.

Sama seperti Thales, pemikiran Anaximandos juga mencari prinsip dunia. Meskipun
Anaximandros merupakan murid Thales, tetapi ia menjadi terkenal justru karena mengkritik
pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Menurutnya, bila air
merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala
sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya.

Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di
dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari
prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris.

Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh
pancaindra. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to
apeiron (abstrak atau tidak bisa didefinisikan).

3. Anaximenes
Anaximenes adalah seorang filsuf yang berasal dari kota Miletos, sama seperti Thales dan
Anaximandros. Sebagaimana kedua filsuf Miletos yang lain, ia berbicara tentang filsafat
alam, yakni apa yang menjadi prinsip dasar “arche” segala sesuatu.

Berlainan dengan Anaximandros, Anaximenes tidak melihat "to apeiron" sebagai prinsip
dasar segala sesuatu, melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.

Menurut Anaximenes, udara merupakan zat yang terdapat di dalam semua hal, baik tanah,
tubuh, pohon maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara
adalah prinsip dasar semua benda di dunia. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh
benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.

Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip pemadatan dan pengenceran. Bila


udara bertambah kepadatannya maka muncullah berturut-turut tanah, air, kemudian batu.
Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah api. Proses
pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam, sebagaimana air
dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh substansi lain dibentuk dari
kombinasi perubahan udara.

4. Pythagoras

Pythagoras dari kota Samos lahir sekitar tahun 570 SM dan meninggal sekitar tahun 495 SM
adalah salah seorang filsuf Yunani kuno.
Pythagoras terkenal akan ajarannya di berbagai penemuan matematika dan ilmiah, seperti
teorema Pythagoras, yaitu hubungan mendasar dalam geometri di antara tiga sisi segitiga
siku-siku. Ia menyatakan bahwa panjang sisi segitiga miring adalah jumlah dari kedua sisi lain
yang dikuadratkan. Teorema ini dapat ditulis sebagai persamaan yang menghubungkan
panjang sisi segitiga a, b, c, dan sering disebut sebagai persamaan Pythagoras.

Salah satu ajaran lain yang paling jelas dikemukakan oleh Pythagoras adalah metempsikosis,
yaitu keyakinan bahwa setiap jiwa itu abadi, dan setelah kematian jiwa tersebut akan masuk
ke tubuh yang baru.

5. Xenophanes

Xenophanes dari Colophon adalah seorang filsuf sekaligus penyair yang berpindah-pindah di
berbagai belahan dunia Yunani kuno selama akhir abad ke-6 SM dan awal ke-5 SM.
Xenophanes dipandang sebagai salah satu filsuf pra-Sokratis yang paling penting.

Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia


menulis puisi dengan tema-tema tradisional seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah.

Ia paling diingat karna kritiknya dalam novel antropomorfisme dalam agama yang cenderung
menuju pemikiran monoteisme pada masa itu, dan perintis dalam beberapa ilmu
pengetahuan.

6. Heraclitus

Heraclitus of Ephesus (535 - 504 SM) adalah seorang filsuf Yunani pra-Sokrates, dan berasal
dari kota Efesus, dulu bagian dari Kekaisaran Persia dan sekarang menjadi bagian dari Turki
modern.

Dia terkenal karena pendapatnya bahwa dunia jasmani terus-menerus dalam keadaan
perubaan (universal flux). Sesuai perkataannya, “panta rhei kai uden menei” yang berarti
“segalanya mengalir dan tidak ada satupun yang tetap”. Ia menggambarkan keadaan dunia
ini seperti aliran sungai. Selain itu, ia juga menggambarkan dunia ini seperti api yang selalu
berubah dan menghabiskan bahan bakar, dan tidak ada sesuatu pun yang benar-benar ada,
semuanya menjadi.

Penafsiran dari doktrin-doktrin ini sangat kontroversial, dan banyak ditentang oleh teori
filsuf-filsuf lainnya.

7. Parmenides

Parmenides dari Elea yang aktif di sekitar awal abad 5 SM. Dia adalah pendiri sekolah filsafat
Eleatic. Ia menulis pemikian filsafatnya dalam bentuk puisi dan masih bisa kita lihat sampai
jaman sekarang. Karya tunggal yang diketahui oleh Parmenides adalah sebuah puisi berjudul
On Nature yang berisi argumen dalam sejarah filsafat Barat.

Di dalamnya, Parmenides menetapkan Ia adalah filsuf pertama yang memperkenalkan


cabang filsafat “metafisika”, karena ia mempelajari yang ada atau being. Menurut
Parmenides di dunia ada dua pandangan tentang realitas. Ia menjelaskan bagaimana semua
realitas adalah satu, tidak mungkin ada yang namanya perubahan, dan eksistensi yang tidak
terikat oleh waktu.

Dengan adanya mereka, filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang paling penting karena
mempelopori lahirnya ilmu pengetahuan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai