Anda di halaman 1dari 14

ANAXIMANDER

KELOMPOK I
1. Benny H / 21700014
2. Desilina Wau / 21400035
3. Roberth Bellar Mino / 21700022
Kelahirannya
● Anaximander atau dalam bahasa Yunani disebut pula sebagai Anaximandros. Anaximander adalah
seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales dirinya dan
Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat.
Anaximander adalah filsuf pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi,
dari tulisan Anaximander hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini
● Menurut Apollodorus, seorang penulis Yunani kuno
● Anaximander (610-546 SM) telah berumur 63 tahun pada saat Olimpiade ke-58 yang dilaksanakan
tahun 547/546 SM.
● Karena itu, diperkirakan Anaximander lahir sekitar tahun 610
● SM. Kemudian disebutkan pula bahwa Anaximander meninggal tidak lama setelah Olmpiade
tersebut usai, sehingga waktu kematiannya diperkirakan pada tahun 546 SM
● Menurut tradisi Yunani kuno, Anaximander memiliki jasa-jasa di dalam bidang astronomi dan
geografi. Misalnya saja, Anaximander dikatakan sebagai orang yang pertama kali membuat peta
bumi.
Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika
ia memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke
Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximander telah menemukan, atau
mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah
lagi,
ia mampu memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian
ia juga menyelidiki fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga
mengenai asal mula kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih
muda 15 tahun dari Thales, namun
ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Pendidikannya

Ia adalah seorang sarjana yang cakap yang lahir sebelum genap waktu
kandungannya, maka dari itu karyanya tidak begitu diakui oleh dunia.
Anaximander adalah bapak teori evolusi, karena ia tidak mengenal ajaran Islam
atau Kristen, tidak pula mengenal ajaran Hindu. Baginya alam adalah belantara
keabadian dalam mana dunia kita juga berada, tidak ada penciptaan dan
pemusnahan, yang ada hanya gerak, evolusi dan perkembangan abadi, dan
dunia yang ada adalah salah satu perwujudannya. Orang-orang Yunani kuno
menganggap Anaximander berasal dari sekolah Monist yang dimulai di Miletus
dengan Thales diikuti oleh Anaximander dan selesai dengan Anaximenes.
Pemikiran/Teori-Teorinya

Anaximander merupakan filsuf alam, yang tentunya banyak dari


pemikirannya dipengaruhi oleh perhatian yang cukup besar terhadap alam,
lingkungan dan fenomena ataupun gejala yang berkaitan dengan alam.
Anaximander dianggap banyak berjasa pada bidang astronomi dan geografi.
Walaupun Anaximander merupakan murid Thales, ternyata banyak dari
pemikirannya yang berbeda jauh dengan pemikiran gurunya. Dengan mengupas
satu persatu tiap detail pemikiran Anaximander, kita akan memahami upaya
manusia dalam memandangan dan memahami alam semesta.
A. To apeiron sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Meskipun Anaximandros merupakan murid Thales, namun ia menjadi


terkenal justru karena mengkritik pandangan gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche)
segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya air
terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun
kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala
sesuatu. Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar
tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan
tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar segala
sesuatu adalah to apeiron.

To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip
abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan
meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya
sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam
dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga semua pada akhirnya akan kembali.
B. Pandangan tentang Alam Semesta

Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun pandangannya tentang alam


semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang
terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin itu
terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah
yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah
pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah
matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga
kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad
raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain

Mengenai bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan
tetapi, perlu dijelaskan pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi
pada awalnya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka berangsur-
angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.
Anaximander juga berkeliling dan menemukan pemukiman yang disebut Apollonia di pesisir
Laut Hitam. Satu hal lagi yang luar biasa dari Anaximander, beliau adalah orang pertama yang
membuat peta.
Anaximander juga seorang penjelajah yang kritis. Ia menggambarkan dengan cermat apa yang
dilaluinya dan menuangkannya dalam sebuah peta. Inilah pertama kalinya peta dibuat. Untuk itu
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Anaximander merupakan orang pertama yang
membuat peta. Dan ia juga orang pertama yang meninggalkan karyanya dalam bentuk prosa.
c. Pandangan tentang Makhluk Hidup

Mengenai terjadinya makhluk hidup di bumi, Anaximandros


berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air semata-mata. Karena itu,
makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah manusia. Karena panas
yang ada di sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Disitulah, mulai ada makhluk-
makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat.
Ia berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama
yang hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain
pada fase awal kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke
darat adalah sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.

Mengenai asal mula kehidupan, Anaximander juga menjelaskan evolusi


makhluk hidup yang berasal dari lautan yaitu ikan. Pemikiran ini didasarkan
pada bahwa tidak mungkin seorang manusia adalah makhluk pertama yang
hidup karena manusia memerlukan pengasuhan pada awal kelahirannya.
Oleh karena itu Anaximander mempercayai bahwa makhluk hidup
pertama adalah ikan yang kemudian naik ke daratan. Dan kemudian
mengalami proses yang pada akhirnya berevolusi menjadi manusia
D. Bidang Astronomi

Sesungguhnya karya berupa tulisan dari Anaximander hanya sedikit yang masih
bertahan hingga sekarang. Lebih banyak yang memperkenalkan pemikiran Anaximander
adalah Aristoteles dan Apollodorus yang mengupas detail pemikiran-pemikiran Anaximander.
Tulisan yang paling menakjubkan dari Anaximander adalah pemikirannya mengenai alam,
posisi bintang, penelitian geometri, peta Yunani maupun peta dunia. Dan karyanya yang
terpenting adalah pengenalan prinsip matematika dan ilmiah dalam studi astronomi maupun
geografi.

Selain bentuk bumi, Anaximander juga mengemukakan bahwa matahari, bulan, planet,
dan bintang-bintang bergerak mengelilingi bumi. Jadi matahari yang terlihat di pagi hari
adalah matahari yang sama yang tenggelam di sore hari dan terbit lagi di keesokan harinya.
Anaximander juga menambahkan jika bumi kita merupakan pusat tata surya. Oleh
karena itu bumi tidak jatuh. Beliau juga menyebutkan adanya konsep keseimbangan dimana
bumi berada di pusat keseimbangan di alam semesta ini sehingga tidak akan jatuh. Konsep
inilah yang akhirnya menginsprasi adanya konsep gravitasi dan bidang astronomi lainnya.
Padahal seperti yang kita ketahui bahwa kepercayaan bumi ditopang oleh Dewa Atlas, salah
seorang dewa titan dalam mitologi Yunani amatlah kental.

Dengan dobrakan pemikiran dari Anaximander yang mulai mempertanyakan kedudukan


bumi di alam semesta ini menjadi titik awal untuk meneliti secara mendalam mengenai alam
semesta.
E. Bidang Meteorologi

Anaximander juga termasuk orang yang kritis menanggapi hal-hal yang berhubungan
dengan mitos, pengetahuan kuno, surga bahkan dewa-dewi Yunani. Seperti yang kita ketahui
bahwa Yunani amat kental dengan mitologi dewa-dewinya. Namun disini Anaximander
mempertanyakan semua hal-hal yang berkaitan dengan kisah-kisah mitologi apalagi yang
berkaitan dengan alam.
Seperti halnya pada bidang meteorology. Anaximander menyatakan bahwa petir bukanlah
disebabkan oleh Zeus sang raja para dewa yang mengarahkan trisulanya atau tongkat
petirnya, tapi karena pneuma atau udara yang memadat. Selain itu Anaximander juga
menjelaskan bahwa hujan berasal dari uap yang dibawa ke atas tepat dibawah matahari.
Bukan karena hal-hal yang berhubungan dengan mitologi dan kekuatan dewa. Namun
memang ada sebab dan prosesnya, dan semua itu juga terjadi secara natural.
Tulisan Anaximander mengenai cuaca dan bidang meteorology ini merupakan catatan
pertama manusia yang menjelaskan fenomena cuaca berdasarkan pemikiran rasinonal
manusia bukan dari legenda taupun mitos.
E. Penemuan Lainnya

Penemuan Anaximander yang lain adalah jam matahari. Jam ini dapat menentukan teangah hari, atau
titik bayangan terendah dan juga sebagai arah mata angin.
Semua karya Anaximander ditulis berdasarkan prinsip ilmiah dan rasional, bukan sekedar mitos. Sebagai
seorang yang rasionalis, Anaximander menuliskan penelitiannnya berdasarkan penghitungan geometri dan
matematika Disini juga terlihat jelas perhatian Anaximander terhadap matematika maupun geomatri yang
sangat besar. Penelitiannya selalu didasarkan pada konsep perhitungan geometri. Bahkan ada beberapa
sumber yang menyatakan jika Anaximander mampu memprediksi gempa maupun gerhana dengan
perhitungan geometri tersebut. Karena konsep Anaximander juga,
trigonometri berkembang.
Dan mengenai perhitungannya terhadap kedudukan bumi, matahari, bulan, planet dan benda angkasa
lainnya Anaximander juga menggunakan perhitungan geometri. Dengan demikian sesungguhnya banyak
sekali penemuan dan penelitian dari Anaximander yang patut dikaji dan menjadi titik awal perkembangan
ilmu pengetahuan modern
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai