Anda di halaman 1dari 6

Zaman Perunggu adalah masa dalam perkembangan sebuah peradaban

ketika kerajinan logam yang paling maju telah mengembangkan teknik


melebur tembaga dari hasil bumi dan membuat perunggu. Zaman Perunggu
adalah bagian dari sistem tiga zaman untuk masyarakat prasejarah dan terjadi
setelah Zaman Neolitikum di beberapa wilayan di dunia. Di sebagian besar
Afrika subsahara, Zaman Neolitikum langsung diikuti Zaman Besi.

SEJARAH JAMAN PERUNGGU

Kebudayaan perunggu di asia tenggara merupakan pengaruh dari kebudayaan


dongson , yang berkembang di Vietnam , geldern berpendapat bahwa
kebudayaan dongson berkembang paling muda sekitar 300 sm.

MANUSIA PENDUKUNG DI JAMAN PERUNGGU

Pendukung kebudayaan perunggu adalah bangsa deuteuro melayu (melayu


muda) yang migrasi ke Indonesia sambil membawa kebudayaan dongson.
Keturunannya adalah jawa, bali, bugis, madur, dll. Bahkan ditemukan beberapa
bukti bahwa telah terjadi pembaruan antara melayu mongoloide (proto melayu
dengan deuteuro melayu) dan papua melaneside.

Zaman Perunggu mengacu pada periode waktu masyarakat prasejarah di mana metalurgi
telah maju ke titik membuat perunggu (paduan timah dan tembaga) dari bijih alami, tetapi
belum sampai pada titik produksi sistematis besi (zaman besi).
Periode ini lebih maju dari Zaman Batu, di mana artefak dan alat-alat yang sebagian besar
terbuat dari batu berukir. Batu, Perunggu, dan Besi membentuk sistem tradisional tiga-
zaman untuk mengklasifikasikan budaya prasejarah.
Di beberapa daerah di Bumi, seperti Afrika, kelompok-kelompok tertentu langsung dari
Zaman Batu ke Zaman Besi, dan kelompok-kelompok langka, seperti suku terisolasi
Amazon di Brazil, belum berkembang melewati Zaman Batu.
Periode ini terutama terjadi antara 3500 SM sampai 1200 SM, dan secara tradisional dibagi
menjadi zaman awal (3500-2000 SM), Tengah (2000-1600SM), dan telat (1600-1200SM),
dengan metalurgi semakin lebih canggih, yang berpuncak pada penemuan alat kerja dari
besi.
Zaman Perunggu dimulai 5.500 tahun yang lalu di daerah yang kini menjadi Turki, Iran,
dan Irak, yang juga tempat lahir peradaban manusia. Pada saat ini, permukiman permanen
sudah berumur beberapa ribu tahun, tetapi butuh waktu bagi mereke untuk menemukan
potensi bijih logam. Tempat kelahiran metalurgi biasanya dianggap sebagai Anatolia,
Turki.
Zaman Perunggu di India dimulai pada 3300 SM dengan peradaban Lembah Indus. Di
Cina dan Asia Tenggara, mulai sekitar 2100 SM. Sepanjang Eropa, orang-orang mulai
menggunakan logam ini antara tahun 2100 SM dan 2000 SM atau lebih, dengan peradaban
canggih meningkat sepanjang milenium ke-2 SM.

Sebuah nuraghe, bangunan peninggalan zaman perunggu di Italia.


Periode perkembangan penting untuk umat manusia karena memungkinkan orang untuk
menciptakan alat yang lebih tahan lama dan artefak untuk penggunaan produktif.

Zaman Perunggu dimulai ketika manusia purba menyadari nilai dari bijih logam
Perunggu adalah lebih baik dari batu untuk berbagai macam aplikasi apakah seseorang
untuk membuat pisau, kapak, senjata, tembikar, atau karya seni, perunggu lebih kuat dan
lebih lama-lama.
Sebuah modal dadar yang lebih tahan lama untuk meningkatkan potensi kegiatan ekonomi
yang berkelanjutan, tetapi juga peperangan. Selama zaman ini, banyak umat manusia yang
tersegmentasi ke ribuan peperangan antar suku.
CIRI-CIRI JAMAN PERUNGGU

Pemakaian peralatan dari logam yang dikembangkan melalui teknik bivalve


(rangkap) dan a cire perdue (cetak lilin)

Telah terbentuk perkampungan yang teratur dipimpin oleh kepala suku yang
tinggal dalam rumah bertiang yang besar.

Telah terdapat pembagian kerja berdasarkan keahlian sehingga munculah kelompok


undagi (tukang yang ahli membuat peralatan logam )

HASIL KEBUDAYAAN DI JAMAN PERUNGGU

1. Kapak Corong

Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang
berguna untuk memasukkan tangkai kayu. Kapak ini ditemukan di Sumatra Selatan,
Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selayar dan dekat danau Sentani,
Papua.

2. Bejana Perunggu

Bejana perunggu berbentuk bulat panjang. Biasanya ditemukan di Sumatera


dan Madura.
3. Arca Perunggu

Arca dari jaman perunggu berupa arca manusia dan binatang dalam berbagai
bentuk. Arca tersebut biasanya ditemukan di Bangkinang dan di Limbangan.

4. Kapal Bercadik

Perahu bercadik merupakan perahu khusus dari Indonesia. Perahu ini terbuat
dari batang poho yang bagian dalamnya dikeruk hingga berbentuk lesung.
5. Nekara Perunggu

Nekara bentuknya semacam genderang (seperti dandang tertelungkup),


berpinggang pada bgian tengahnya, dan bagian atasnya tertutup. Bagi masyarakat
praaksara, nekara dianggap sesuatu yang suci. Di Indonesia nekara hanya
dipergunakan waktu upacara-upacara saja, antara lain ditabuh untuk memangil
arwah nenek moyang, dipakai sebagai genderang perang, dan dipakai sebagai alat
memanggil hujan. Benda ini memiliki nilai sni yang tinggi, terdapat pola hias yang
beraneka ragam. Pola hiasnya, yaitu pola gambar binatang, geometrik, burung,
gajah, ikan laut, kijang, harimau, dan manusia. Ada juga nekara yang tidak diberi
hiasan. Daerah penemuan nekara di Indonesia, antara lain, Pulau Sumatra, Pulau
Jawa, Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti, Pulau Kei, dan Pulau
Selayar. Nekara yang lebih kecil bentuknya disebut moko. Moko ditemukan di Pulau
Alor. Fungsinya Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai mas
kawin.

6. Perhiasan Perunggu
Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemuka sangat beragam bentuknya,
yaitu kalung, gelang tangan, gelang kaki, bandul kalung, cincin, dan sebagian
perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur. Di antara bentuk perhiasan tersebut
terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil dari lingkaran jari
anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang, dan Bali.

7. Manik-Nanik

Penemuan manik-manik yang berasal dari zaman perunggu sebagian besar


sebagai bekal kubur sehingga memberikan corak istimewa pada zaman perunggu.
Manik-manik dipakai sebagai perhiasan, alat tukar, dan alat upacara. Bahan dasar
manik-manik ada yang terbuat dari batu setengah permata (akik, kalsedon), kaca,
kulit kerang, atau tanah liat yang dibakar.

Anda mungkin juga menyukai