Anda di halaman 1dari 6

Acta Psychologia, Volume 1 Nomor 2, 2019, Halaman 162-167

Acta Psychologia
Available online at: http://journal.uny.ac.id/index.php/acta-psychologia

Hubungan antara Harga Diri dan Citra Tubuh pada Remaja Putri Kelas X SMA
Lupitasari
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta;
Jl. Colombo No. 1 Sleman Yogyakarta, 55281
lupitas0996@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri dengan citra tubuh pada remaja putri di SMA Z di
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex post facto. Penelitian
dilakukan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA dengan populasi
130 remaja dan sampel berjumlah 100 remaja. Pengumpulan data dilakukan dengan skala harga diri dan citra tubuh.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Pearson Product Moment. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, harga diri berhubungan dengan citra tubuh pada remaja putri kelas X di SMA Z Yogyakarta
dengan nilia korelasi sebesar 0.458 dengan signifikansi (p) < 0.05.

Kata Kunci: harga diri, citra tubuh, remaja putri

Abstract
The purpose of this study is to determined the how self-esteem correlate with body image of grade X teenage girls
at Z Senior High School Yogyakarta. This study used a quantitative approach with type of research was ex post
facto. This study was conducted in Yogyakarta. The subject of this study were Senior High School students with
the population in this study were 130 teenagers and subjects in this study are 100 teenagers. Data were collected
using self-esteem and body image scales. Data were analysed using linear regression to examine the correlation
between self-esteem and body image. The result of this study showed that self-esteem correlate significantly with
body image of grade X teenage girls at Z Senior High School in Yogyakarta.

Keywords: self-esteem, body image, teenage girls

Pendahuluan dengan tingkat perubahan fisik dan


perubahan tersebut berlangsung sangat
Masa remaja merupakan masa transisi pesat. Menurut Havighurst (dalam Hurlock,
perkembangan dari masa anak- anak 1999) terkait dengan perubahan fisik yang
menuju dewasa yang ditandai dengan terjadi, para remaja harus dapat menerima
perubahan biologis, kognitif, dan sosial. keadaan fisiknya dan menggunakan
Masa remaja berlangsung dari usia 12-21 tubuhnya secara efektif, dimana hal tersebut
tahun yang dibagi menjadi: masa remaja merupakan salah satu tugas perkembangan
awal (12-15 tahun), masa remaja remaja.
pertengahan (15-18 tahun), dan masa
remaja akhir (18-21 tahun) (Monks. dkk, Salah satu aspek psikologis dari
2006). Menurut Hurlock (1997), masa perubahan fisik remaja saat pubertas adalah
remaja adalah masa dimana tingkat citra tubuh. Remaja terobsesi dengan tubuh
perubahan sikap dan perilaku remaja sejajar mereka dan mengembangkan gambaran

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 162


dari bentuk tubuh yang mereka sukai (Allen Selama masa remaja, perempuan lebih
dkk., 2008; Mueller, 2009). Citra tubuh memiliki perhatian khusus tentang berat
merupakan salah satu bagian dari konsep badan, bentuk tubuh dan citra diri
diri yaitu, sikap seseorang terhadap dibandingkan laki-laki. Ada bukti ilmiah
tubuhnya sendiri secara sadar dan tidak bahwa citra tubuh dialami secara negatif
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan oleh mayoritas perempuan dan anak
perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, perempuan (Furnham, Badmin & Snead,
penampilan dan potensi tubuh saat ini dan 2002; Grogan, 2008). Banyak yang tidak
masa lalu yang secara berkesinambungan puas dengan ukuran dan berat badan
dimodifikasi oleh pengalaman baru setiap mereka karena kelangsingan dipandang
individu (Stuart & Sundeen, 1991). sebagai standar yang diinginkan dan sebagai
pola kecantikan, terutama bagi wanita
Citra tubuh merupakan topik yang muda. Pada masa dewasa, berat badan yang
semakin penting di zaman sekarang ini. rendah jauh lebih umum di kalangan wanita
Orang-orang saat ini sangat memperhatikan daripada pria (Ali & Lindstrom, 2006).
penampilan dan benar- benar dipaksa untuk
menjadi kurus, bugar, dan cantik. Gambar Di Indonesia fenomena citra tubuh juga
model atau artis yang ditampilkan di layar terjadi di kalangan perempuan. Asri dan
televisi dan di majalah memberikan pesan Setiasih (2004), menyatakan bahwa di
bahwa kesuksesan dan kebahagiaan berasal Surabaya kategori ketidakpuasan bentuk
dari kecantikan yang tidak dapat dicapai. tubuh pada perempuan penyandang
Ukuran konstan tubuh kurus dan obesitas tergolong tinggi dan sedang
kecantikan menuntun orang-orang untuk sebanyak 45.5%. Mereka memilih
mencermati penampilan mereka sendiri melakukan akupuntur untuk mendapatkan
serta orang-orang di sekitar mereka, dan tubuh yang ideal. Dieny (2007),
biasanya orang-orang memandang tubuh mengemukakan hasil penelitiannya di
mereka sendiri lebih kejam daripada Semarang menunjukkan bahwa remaja
kenyataan yang sebenarnya (Lowery, berusia 14-17 tahun sebanyak 68.2%
Robinson Kurpius, dkk, 2005 ). menginginkan tubuh yang langsing dan
tinggi, 50.4% pernah melakukan upaya
Classer (2001) menyatakan bahwa jenis pencapaian tubuh ideal secara tidak tepat,
kelamin adalah faktor penting dalam 22.2% melakukan diet tidak sehat, 9.3%
perkembangan citra tubuh seseorang. mengkonsumsi obat pelangsing, dan 37%
Deacey dan Kenny (2001) juga sependapat melakukan olahraga berlebih.
bahwa jenis kelamin mempengaruhi citra
tubuh. Pria dan wanita tidak melihat tubuh Citra tubuh merupakan aspek penting
mereka dengan cara yang sama, wanita dalam perkembangan psikologis dan
tampak lebih kritis dan lebih menekankan interpersonal remaja, terutama remaja putri
pada penampilan tubuh mereka daripada (Cash & Pruzinsky, 2002). Remaja yang
pria. Menurut Cash (2002), citra tubuh memiliki citra tubuh positif akan merasa
negatif lebih banyak dialami oleh sebagian puas dan menyukai penampilan tubuhnya,
besar perempuan yaitu banyak yang tidak sedangkan remaja yang memiliki citra tubuh
puas dengan tubuh mereka, terutama negatif selalu merasa penampilannya jauh
dengan ukuran tubuh dan berat badan. Cash dari gambaran idealnya (Tamannaeifar dan
menemukan bahwa sekitar 40%-70% Mansourinik, 2012). Verplanken (dalam
remaja putri tidak puas dengan dua atau Herabadi, 2007) juga melakukan penelitian
lebih aspek dari tubuhnya seperti pinggul, mengenai kebiasaan seseorang untuk
perut, dan paha. Sekitar 50%-80% remaja berpikiran negatif dalam menilai dirinya
putri ingin langsing dan 20%-60% remaja sendiri. Penilaian negatif menjadi kebiasaan
putri telah melakukan diet. serta terus menerus muncul secara

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 163


otomatis, sering dan menetap dalam benak Metode Penelitian
seseorang, sehingga dapat menurunkan
harga diri. Menurut Lubis dan Astuti (2010), Jenis penelitian
serangkaian operasi kecantikan seperti Penelitian ini menggunakan pendekatan
bedah plastik, sedot lemak, operasi kuantitatif dengan jenis penelitian ex post
memperbesar payudara banyak dilakukan facto. Menurut Sugiyono (2010), ex post
oleh wanita di seluruh dunia yang memiliki facto merupakan suatu penelitian yang telah
harga diri rendah. terjadi kemudian merunut ke belakang
Harga diri itu sendiri merupakan salah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
satu faktor yang berkaitan dengan menimbulkan kejadian tersebut. Dalam
perkembangan citra tubuh. Seseorang yang penelitian ini variabel bebas berupa harga
memiliki harga diri yang tinggi diri, adapun variabel terikat berupa citra
akanmengembangkan evaluasi yang positif tubuh.
terhadap tubuhnya, namun sebaliknya Waktu dan tempat penelitian
seseorang yang memiliki harga diri yang
rendah akan meningkatkan citra tubuh yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
negatif (Cash & Pruzinsky, 2002). Menurut sampai bulan Mei 2019. Penelitian ini
Rosenberg (dalam Mruk, 2006) harga diri dilakukan di SMA Z Yogyakarta.
merupakan sikap seseorang berdasarkan
persepsi tentang bagaimana individu Populasi, Sampling, dan Subjek
menghargai dan menilai dirinya sendiri Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
secara keseluruhan, yang berupa sikap kelas X di SMA Z Yogyakarta yang
positif atau negatif terhadap dirinya. berjumlah 130 orang. Sampel pada
penelitian ini berjumlah 100 orang.
Harter (dalam Damon & Lerner, 2006) Pengambilan sampel dalam penelitian ini
juga mengungkapkan bahwa penampilan menggunakan simple random sampling.
fisik yang terkait dengan citra tubuh secara
konsisten memiliki hubungan yang kuat Teknik pengumpulan data dan instrumen
dengan harga diri. Bessenoff (2006),
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
menemukan bahwa semakin besar
ini menggunakan angket atau kuesioner.
ketidaksesuaian persepsi seseorang
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
terhadap tubuhnya dengan gambaran
ini adalah skala harga diri dan skala citra
idealnya, maka semakin besar kemungkinan
tubuh. Skala dalam penelitian ini
seseorang memiliki harga diri yang lebih
menggunakan skala Likert yang sudah
rendah.
dimodifikasi. Skala Likert yang sudah
Harter (dalam Berk, 2012) mengatakan dimodifikasi memiliki 4 alternatif jawaban
bahwa citra tubuh merupakan salah satu yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak
prediktor kuat bagi penghargaan diri dari Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
anak muda. Selain itu, Cash (2012)
Pernyataan dalam kuesioner tersebut
menyatakan bahwa citra tubuh, yang
terdiri dari dua jenis pernyataan, yaitu
meliputi persepsi mengenai keseluruhan
favorable dan unfavorable. Menurut Azwar
penampilan fisik, merupakan unsur penting
(2009), favorable berisi pernyataan yang
dari harga diri keseluruhan remaja.
mendukung indikator variabel, sedangkan
Berkaitan dengan masalah tersebut, peneliti
unfavorable berisi pernyataan yang tidak
ingin mengetahui apakah harga diri dapat
mendukung indikator variabel. Penilaian
memprediksi citra tubuh pada remaja putri.
untuk aitem favorable adalah 4-3-2-1, untuk
aitem unfavorable 1-2-3-4.

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 164


Tabel 1. Kisi-kisi skala harga diri Teknik Analisis data
Aspek Pengertian Teknik analisis data yang digunakan dalam
Power Kemampuan seseorang penelitian ini terdiri atas analisis deskriptif,
mengontrol tingkah lakunya uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji
sendiri maupun orang lain. normalitas dan uji linearitas, serta uji
Significance Penerimaan, perhatian dan hipotesis.
kasih sayang yang diterima dari
orang lain. 1. Analisis deskriptif
Virtue Kepatuhan terhadap prinsip
etis, moral, dan agama. Analisis data deskriptif memiliki tujuan
Competence Kemampuan mencapaiprestasi untuk mendeskripsikan variable. Data
dan tugas-tugaspada variasi usia berupa skala diperoleh kemudian diubah
seseorang. dalam bentuk kategori.

Penyusunan skala harga diri didasari 2. Uji prasyarat


teori dari Coopersmith (1967) yang memuat
Uji prasyarat yang dilakukan yaitu uji
empat aspek harga diri yaitu, kekuatan
normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas
(power), keberartian (significance), kebajikan merupakan cara untuk mengetahui data
(virtue), dan kemampuan (competence). Skala penelitian yang ada termasuk dalam kategori
harga diri diadaptasi dari teori Coopersmith. berdistribusi normal atau tidak normal
Tabel 2. Kisi-kisi skala citra tubuh (Misbahuddin, 2013). Uji normalitas
Aspek Pengertian dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov
Evaluasi Mengukur keseluruhan dengan taraf signifikansi (p)<0.05. Adapun
Penampilan ukuran tubuh. uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
Orientasi Pandangan mendasar tentang hubungan antara variabel bebas dan
Penampilan penampilan dan usaha untuk variabel terikat terdapat hubungan linearitas
memperbaik penampilan. atau tidak. Uji linearitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan Tes for
Kepuasan Kepuasan individu terhadap Linearity dalam program SPSS Statistics for
Terhadap bagian tubuh secara spesifik windows dengan taraf signifikan 0.05.
Bagian Tubuh dan keseluruhan.
3. Uji Hipotesis
Kecemasan Kewaspadaan individu
MenjadiGemuk terhadap bertambahnya berat Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
badan untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan positif antara harga diri dan citra
Pengkatego rian Pengkategorian ukuran tubuh tubuh pada remaja putri. Pengujian
Ukuran dari kurus sampai gemuk. hipotesis dilakukan dengan bantuan IBM
Tubuh SPSS Statistics for windows, menggunakan
Penyusunan skala citra tubuh didasari teori uji regresi linier satu prediktor (Hadi, 2004).
dari Cash yang diadaptasi dari Husna (2013)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang membagi citra tubuh ke dalam lima
aspek antara lain, evaluasi penampilan, Hasil Uji Deskriptif
orientasi penampilan, kepuasan terhadap
bagian tubuh, kecemasan menjadi gemuk, Berdasarkan uji deskriptif, data harga diri
dan pengkategorian ukuran tubuh. dikelompokkan menjadi tiga kateori yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Diketahui
bahwa sebagian besar subjek memiliki harga
diri di kategori tinggi dengan rincian tidak

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 165


ada subjek yang memiliki harga diri di dapat menerima kondisi tubuhnya dan
kategori rendah, sebanyak 28% subjek di menghargai apa yang dimiliki, sehingga
kategori sedang, dan sebanyak 72% di individu merasa lebih percaya diri dan
kategori tinggi. Adapun dari skor citra nyaman dengan kondisi fisiknya (Januar &
tubuh sebagian besar memiliki citra tubuh Puri, 2014). Sebaliknya, citra tubuh yang
di kategori sedang dengan rincian sebanyak positif juga dapat meningkatkan harga diri
6% subjek kategori rendah, sebanyak 78% seseorang. Penilaian positif hubungan yang
kategori sedang, dan sebanyak 16% kategori positif antara variabel harga diri dengan
tinggi. variabel citra tubuh. Artinya semakin tinggi
harga diri remaja putri, maka citra tubuh
Hasil Uji Prasyarat
yang dimiliki semakin positif. Begitu pula
Berdasarkan uji normalitas dengan sebaliknya, semakin positif penilaian
Kolmogorov Smirnov, pada variable harga terhadap penampilan fisik remaja putri,
diri didapat signifikansi (p) 0.200 dan pada maka semakin tinggi harga diri yang
variable citra tubuh didapat signifikansi (p) dimilikinya.
0.077. Dengan demikian distribusi data
Hasil penelitian yang menunjukkan
harga diri dan citra tubuh berdistribusi
adanya hubungan antara harga diri dengan
normal karena nilai p>0.05. Adapun pada
citra tubuh sejalan dengan penelitian yang
hasil uji linieritas, didapat nilai F pada baris dilakukan oleh Victoria Nurvita dan
Linearity sebesar 29.628 dan signifikansi (p) Muryantinah (2015), yaitu terdapat
=0.00 sehingga kedua variable memiliki hubungan yang positif antara variabel harga
hubungan yang linier. Hasil uji prasyarat diri dengan variabel citra tubuh. Artinya
terpenuhi sehingga pada uji hipotesis dapat semakin tinggi harga diri remaja putri, maka
dilakukan dengan uji regresi linier satu citra tubuh yang dimiliki semakin positif.
prediktor. Begitu pula sebaliknya, semakin positif
penilaian terhadap penampilan fisik remaja
Hasil Uji Hipotesis
putri, maka semakin tinggi harga diri yang
Uji regresi linier dilakukan untuk menguji dimilikinya.
hipotesis yang menyatakan bahwa harga diri
mampu memprediksi citra tubuh pada Simpulan dan Saran
remaja putri. Berdasarkan hasil pengujian
Simpulan
diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar
0.458 dengan signifikansi (p) < 0.05. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil
berarti terdapat hubungan positif yang kesimpulan bahwa harga diri pada remaja
signifikan antara harga diri dengan citra putri berhubungan dengan citra tubuh
tubuh. remaja putri.

Pembahasan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan kesimpulan dari penelitian
sudah dilakukan diketahui bahwa harga diri yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
berhubungan positif dengan citra tubuh diberikan yaitu sebagai berikut.
pada remaja putri. Citra tubuh berkaitan 1. Bagi remaja putri
dengan harga diri individu, seseorang Harga diri yang dimiliki tinggi, sehingga
dengan harga diri tinggi akan
perlu dipertahankan agar dapat menjadi
mengembangkan citra tubuh positif. Citra seseorang yang lebih mandiri dan mampu
tubuh positif membuat individu merasa
menyesuaikan diri dengan berbagai situasi.
lebih puas terhadap penampilan fisiknya.
Individu yang memiliki citra tubuh positif

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 166


2. Guru bimbingan dan konseling prevention. Second Edition. New
York: Guilford Press.
Diharapkan dapat mengoptimalkan
perannya dalam membimbing dan Cash, T. F., & Pruzinsky, T. (2002). Body
mengarahkan siswa untuk terus image: A handbook of theory, research,
mengembangkan harga diri dan citra tubuh and clinical practice. New York: The
yang positif melalui konseling kelompok Guilford Press.
atau pelatihan berpikir positif. Coopersmith, S. (1967). The Antecedents of
3. Kepala sekolah self- esteem. San Francisco: W.H.
Freeman and Company.
Diharapkan dapat membuat program yang
dapat meningkatkan harga diri dan citra Damon, W., & Lerner, R. (2006). Handbook
tubuh siswa seperti memberikan pelatihan of child psychology, 6th ed., hlm. 506–
atau pembelajaran mengenai berpikir 561. New York: Wiley.
optimis atau berperilaku positif, agar siswa Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-Teori
dapat terus meningkatkan harga diri dan Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
citra tubuh. Madia, 41.
Daftar Pustaka Guindon, M. H. (2010). Self-esteem ascross the
lifespan. New York: Routledge.
Aditomo & Retnowati. (2004).
Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi perkembangan
Perfeksionisme, harga diri, dan
anak dan remaja. Jakarta: PT Gunung
kecenderungan depresi pada remaja
Mulia.
akhir. Jurnal Psikologi Fakultas
Psikologi. Universitas Gadjah Grogan, S. (2008). Body image: Understanding
Mada. body dissatisfaction in men, women and
children. London: Routledge.
Anastasia, M. (2006). Menjelajah tubuh:
Perempuan dan mitos. Kecantikan. Hadi, S. (2004). Statistika Jilid 2.
Yogyakarta: LKis. Yogyakarta: Andi Offset.
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu Husna, N. L. (2013). Hubungan antara body
pendekatan praktik. Jakarta: Rineka image dengan perilaku diet
Cipta. (Penelitian pada Wanita di Sanggar
Senam Rita Pati). Jurnal Psikologi, 2
Asri, D.N; & Setiasih. (2004). Penerapan
(2)
metode akupuntur pada wanita
penyandang obesitas. Jurnal Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan
Psikologi. Anima Indonesian Anak. Jakarta: Salemba Humanika.
Psychological Journal, 286-296. Sari, D. N. P. (2012). Hubungan antara
Azwar, S. (2013). Reliabilitas dan body image dan self esteem pada
validitas. Yogyakarta: Pustaka dewasa awal tuna daksa. Jurnal Ilmiah
Pelajar. Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1).
Azwar, S. (2007). Metode penelitian. Pustaka Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif,
Pelajar: Yogyakarta. kualitatif, dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Baron, R.A., & Byrne, D. (2004). Psikologi
sosial. (edisi ke-10). Cetakan ke-1.
Jakarta: Erlangga.
Cash, T. F., & Smolak, L. (2011). Body image:
A handbook of science, practice, and

Copyright © 2019, Acta Psychologia - 167

Anda mungkin juga menyukai