Email : Skpratami21@gmail.com
Program Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung
Gambaran interaksi sosial dan penyesuaian diri pada remaja dengan body shaming di
SMAN 1 Cigudeg Tahun 2019
Gambaran Interaksi Sosial dan Penyesuaian Diri Pada Remaja Dengan Body
Shaming di SMAN 1 Cigudeg
ABSTRAK
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat
baik secara fisik, psikologis maupun intelektual, maka apabila perkembangan fisiknya
tidak sesuai hal itu akan menyebabkan remaja mengalami body shaming. Body Shaming
merupakan aspek yang luas yang dapat mencakup aspek fisik tubuh, seperti penampilan
seseorang, dan juga rasa malu tentang aspek fisik penilaian tubuh yang kurang jelas,
seperti perilaku. Adapun tujuan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran interaksi sosial dan penyesuaian diri pada remaja dengan body shaming di
SMAN 1 Cigudeg. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Cara
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan sampel yang di dapat
sebanyak 153 responden. Data diperoleh dengan mengisi kuesioner body shaming yang
berisi 24 poin pertanyaan, kuesioner interaksi sosial berisi 20 poin pertanyaan, dan
penyesuaian diri yang berisi 29 poin pertanyaan. Hasil penelitian yang didapat dari 153
responden kelas X dan XI menunjukkan bahwa (64%) dengan interaksi sosial baik dan
(36%) adanya gangguan interaksi soaial. Sedangkan penyesuaian diri (86%) dengan
penyesuaian diri baik dan (14%) dengan kesulitan dalam penyesuaian diri. Diharapkan
kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan
dengan menjadikan body shaming sebagai landasan.
ABSTRACT
Adolescence is a period of rapid growth and development both physically, psychologically and
intellectually, so if physical development is not appropriate it will cause adolescents to
experience body shaming. Body Shaming is a broad aspect that can cover the physical aspects of
the body, such as a person's appearance, and also shame about the physical aspects of the body's
evaluation that are less clear, such as behavior. The purpose of the researchers in this study is to
describe the social interaction and adjustment in adolescents with body shaming at SMAN 1
Cigudeg. The research design used was descriptive research. The method of sampling uses
purposive sampling, with 153 respondents as samples. Data was obtained by filling out the body
shaming questionnaire containing 24 question points, a social interaction questionnaire
containing 20 question points, and an adjustment that contained 29 question points. The results
of the research obtained from 153 respondents of class X and XI showed that (64%) with good
social interaction and (36%) there was a disruption in social interaction. While adjustment (86%)
with good adjustment and (14%) with difficulty in adjusting. It is expected that the next
researcher will develop research that has been done by making body shaming as a foundation.
mahasiswa pria tidak puas dengan tubuh keluarganya (Widodo, A 2014). Berdasarkan
mereka dan 90% dari mereka ingin menjadi hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa
lebih berotot (Lind, Eva, 2016). interaksi sosial atau menjalin hubungan
dengan orang lain merupakan kebutuhan
Penelitian lain menunjukan bahwa yang penting dan mendasar bagi remaja
remaja yang memiliki citra tubuh yang mengingat sebagian besar waktu mereka
negatif akan semakin banyak menghabiskan dihabiskan bersama orang-orang diluar
uang untuk perawatan demi memperoleh lingkungan keluarganya dan perlu adanya
bentuk tubuh yang diinginkan dan lebih peneyesuaian diri.
banyak membeli barang-barang yang
sebenarnya tidak begitu diperlukan hanya Penyesuaian adalah suatu proses
untuk memperoleh pengakuan dari teman dinamika terus menerus yang bertujuan
sebayanya sebagai cara untuk menutupi untuk mengubah kelakuan untuk mendapat
kekurangannya secara fisik (Rohliyani, L, hubungan yang lebih serasi antara diri dan
2011). Studi kualitatif menunjukan citra lingkungan (Sobur, 2010). Penyesuaian diri
tubuh pada remaja cover dance memberikan pada remaja menuntut kemampuan remaja
hasil bahwa remaja yang merasa dirinya untuk hidup dan berinteraksi secara wajar
tidak menarik secara fisik merasa tidak terhadap lingkungan, sehingga remaja
percaya diri dan minder ketika menari merasa puas terhadap diri sendiri dan
daripada remaja cover dance yang merasa lingkungannya (Kumalasari, 2012).
dirinya cukup menarik secara fisik (Karima, Penyesuaian diri akan menjadi salah satu
A, 2011). Citra tubuh yang positif akan pegangan penting dalam membantu remaja
memfasilitasi kepercayaan diri dan pada saat terjun dalam masyarakat luas.
kenyamanan seseorang dalam berinteraksi
sosial, sedangkan citra tubuh yang negatif Penelitian yang dilakukan oleh
akan menyebabkan seseorang mengalami mahasiswa IPB pada tahun 2014
kecemasan dan hambatan dalam berinteraksi menunjukan tingkat bullying di rural area
sosial (Widiasti, N, 2016). masih tinggi hingga mencapai 34,6%
sehingga peneliti tertarik melakukan
Interaksi sosial merupakan penelitian di SMAN 1 Cigudeg yang
hubungan-hubungan sosial yang dinamis berlokasi di kecamatan Cigudeg yang
yang menyangkut hubungan antara orang memiliki populasi siswa/siswi yang
perorangan, antara kelompok-kelompok berjumlah 519 jiwa, menurut banyaknya
manusia, maupun antara orang perorangan jumlah siswa SMAN 1 Cigudeg berada
dengan kelompok manusia (Soekanto, dalam posisi 26 dari 49 SMAN di
2012). Kabupaten Bogor (BPS, 2017).
Penelitian menunjukan kebutuhan METODE
untuk berinteraksi dengan orang lain diluar
lingkungan keluarganya ternyata sangat Penelitian ini menggunakan
besar, terutama kebutuhan berinteraksi penelitian deskriftif, dimana penelitoi hanya
dengan teman sebayanya dan menemukan mendapatkan gambaran interaksi sosial dan
fakta bahwa 74,1% waktu remaja dihabiskan penyesuaian diri pada remaja dengan body
bersama orang lain diluar lingkungan shaming. Penelitian ini dilaksanakan oleh
Oleh : Siti Khaerunnisa Pratami1), Tantri WU2)
Email : Skpratami21@gmail.com
Program Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung
Gambaran interaksi sosial dan penyesuaian diri pada remaja dengan body shaming di
SMAN 1 Cigudeg Tahun 2019
peneliti di SMAN 1 Cigudeg. Pada adalah interaksi sosial dan penyesuaian diri
penelitian ini yang dijadikan populasi pada remaja dengan body shaming.
adalahh siswa siswi kelas 10 dan 11 di
SMAN 1 Cigudeg dan sampelnya adalah Tabel 5.1
siswa siswi kelas 10 dan 11 yang mengalami Distribusi Responden Berdasarkan
body shaming sebanyak 153 responden. Usia di SMAN 1 Cigudeg 2019 (n=153)
96% 80
100
64%
60
GANGGUAN
76% 86%
100
80
60
50
40 14%
22%
20 2% 0
0
1 orang 2-5 >5
orang orang Berdasarkan diagram 5.5 bahwa
sebagian besar siswa/i SMAN 1 Cigudeg
menunjukkan penyesuaian diri baik
Berdasarkan diagram 5.3 bahwa sebanyak 132 responden (86%) dan
sebagian besar siswa/i memiliki jumlah sebagian kecil menunjukkan kesulitan dalam
sahabat >5 orang sebanyak 116 responden
Oleh : Siti Khaerunnisa Pratami1), Tantri WU2)
Email : Skpratami21@gmail.com
Program Studi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung
Gambaran interaksi sosial dan penyesuaian diri pada remaja dengan body shaming di
SMAN 1 Cigudeg Tahun 2019
penyesuaian diri sebanyak 21 responden sejak kecil agar mampu berinteraksi dengan
(14%). lingkungan sekitar.
Adapun upaya yang harus dilakukan
PEMBAHASAN untuk meningkatkan interaksi sosial pada
Pada pembahasan ini akan diuraikan remaja dengan body shaming yaitu
tentang interaksi sosial dan penyesuaian diri pemahaman terhadap dunia sehingga dapat
pada remaja dengan body shaming di SMAN lebih mudah berempati, penjelasan tentang
1 Cigudeg. keunikan sehingga remaja bisa mengetahui
Hasil penelitian pada remaja dengan bahwa setiap orang berbeda-beda,
body shaming bahwa siswa/i SMAN 1 penjelasan tentang norma-norma sosial,
Cigudeg kelas X dan XI menunjukkan selain itu dapat juga dilakukan pemberian
interaksi sosial baik sebanyak (64%) dan dalam bimbingan dan konseling,
adanya gangguan interaksi sosial sebanyak kemampuan interaksi sosial remaja dapat
(36%). dikembangkan dengan layanan bimbingan
Penelitian ini tidak sejalan dengan kelompok. Dalam layanan bimbingan
penelitian Widiasti (2016) yaitu citra tubuh kelompok remaja diberikan pembelajaran
yang positif akan memfasilitasi kepercayaan tentang penanaman nilai dan sikap tertentu,
diri dan kenyamanan seseorang dalam cara atau kebiasaan tertentu, dan bagaimana
berinteraksi sosial, sedangkan citra tubuh mereka menyelesaikan masalah-masalah
yang negatif akan menyebabkan seseorang yang sedang mereka hadapi. Dengan
mengalami kecemasan dan hambatan dalam bimbingan kelompok yang dimaksud
berinteraksi sosial. individu akan lebih mampu menjalani
Peneliti berpendapat bahwa ada kehidupannya secara efektif.
faktor lain yang mempengaruhi interaksi
sosial yaitu faktor budaya. Bentuk Sedangkan mengenai penyesuaian
kebudayaan yang berkembang dalam suatu dirinya didapatkan hasil penelitian pada
kelompok masyarakat sangat berpengaruh remaja dengan body shaming bahwa siswa/i
terhadap pembentukan kepribadian anggota- SMAN 1 Cigudeg kelas X dan XI
anggotanya salah salah satunya adalah menunjukkan penyesuaian diri baik
interaksi sosial. Suatu kebudayaan tidak sebanyak (86%) dan adanya kesulitan dalam
secara langsung mempengaruhi suatu penyesuaian diri sebanyak (14%).
masyarakat, akan tetapi melalui pembiasaan Penelitian ini tidak sejalan dengan
yang terjadi terus-menerus masyarakat akan penelitian Halimatus Syadiah (2015) yaitu
mengalami perkembangan kearah bentuk perubahan yang paling bisa dirasakan
baru secara alamiah. Seperti halnya di remaja adalah perubahan fisik, remaja akan
sekolah melalui proses kegiatan belajar mulai merasakan adanya perbedaan pada
mengajar siswa-siswi dituntut untuk tubuhnya yang berkembang. Hal tersebut
berkomunikasi, baik dengan teman sebaya membuat remaja memiliki gambaran tentang
maupun orang-orang yang ada di lingkungan dirinya sendiri yang disebut body shaming.
sekolah. Adapun pola asuh orang tua yang Terjadinya perubahan fisik tersebut secara
dapat mempengaruhi interaksi sosial otomatis memberikan dampak penyesuaian
seseorang, misalnya anak diberikan stimulus diri pada remaja untuk dapat menyesuaikan
dengan dirinya sendiri dan lingkungan.
Jurnal Keperawatan Mei Tahun 2019
Prodi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung
Jaya, Kusnadi. (2015). Keperawatan Jiwa. Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan
Tangerang : BINARUPA AKSARA Riset Keperawatan Edisi 2.
Publilsher. Yogyakarta: Graha ilmu.
Lind, Eva. (2016). Body Shame, Physical Sumiati, dkk. (2009). Kesehatan Jiwa
Illness And Self-Reported Physical Remaja dan Konseling. Jakarta :
Health. Journal of BSc In Psychology. Katalog Dalam Terbitan.
Marcdante, Karen J dkk. (2011). Nelson Stuart. (2016). Prinsip dan Praktik
Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Jakarta: Keperawatan Jiwa Buku 1. Singapore:
Saunders. Elsevier.
Mariana, Tuti. (2018). Skripsi Dinamika
Psikologis Perempuan Mengalami Body
Shame, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Jurnal Keperawatan Mei Tahun 2019
Prodi Keperawatan Bogor Poltekkes Kemenkes Bandung