Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas ke hadirat Allah SWT., yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang kami beri judul “FILSAFAT HELLENISME”. Makalah ini kami ajukan untuk
memenuhi tugas mata kulian Filsafat Umum.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HELLENISME
B. EPICUROS DAN AJARAN-AJARANNYA PADA MASA ETIK
C. ALIARAN STOA
D. PIKIRAN-PIKIRAN STOA
E. ALIRAN SKEPTISME
F. MASA RELIGI
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara mengenai filsafat sebenarnya kita sedang berbicara tentang mencari hakikat
sesuatu. Dan sesuatu inilah yang pada akhirnya menjadi obyek pembahasan filsafat, yaitu
hakikat Tuhan, hakikat manusia dan alam. Diawali dari rasa ingin tahu akan hakikat sesuatu,
dan rasa ketidak pastian atau ragu-ragu, sesseorang secara terus-menerus berfikir untuk
mencari jawabannya. Upaya-upaya untuk menyingkapi hakekat segala sesuatu yang wujud,
telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani.
Pemikiran filsafat mengalami perkembangan yang sangat pesat dan cepat menyebar
ke berbagai wilayah dengan periode yang berbeda-beda seperti Filsafat Yunani, Filsafat
Klasik, Filsafat Islam, sampai pada Filsafat Moderen yang banyak ragam pemikirannya.
Periode tersebut mempunyai ciri-ciri dan corak masing-masing meskipun secara umum dari
periode satu keying lainnya ada pemikiran yang bersentuhan. Di dalam periode tersebut
terdapat periode Hellenisme yang juga mempunyai cara pendang yang khas atau corak yang
khusus.
Oleh sebab itu, disini pemakalah akan mencoba menjelaskan periode Hellenisme dan
ciri-cirinya yang akan dikupas pada pembahasan ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Hellenisme?
2. Bagaimanakah sejarah Hellenisme?
3. Kapankah Hellenisme ini digunakan?
4. Mengapa
BAB II
PEMBAHASAN
Helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein
yang berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek).
Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 SM.
Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan
antara budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua.
Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 SM (masa alexander agung atau
meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm (berkembangnya agama kristen atau jaman philo)
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat sesuatu
atau sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani kuno.
Sebelum filsafat yunani muncul, kebudayaan yunani telah mencitrakan khas berfikir
yang filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang
menentukan kelahiranfilsafat. Filsafat yunani bukan semata-mata hasil ciptaan filosof, tetapi
merupakan kelanjutan kultur yunani sebelum masa filsafat. Bahkan mulanya filsafat di
yunani lahir untuk melepaskan diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan
ajaran agamanya dengan doktrin dan kekuasaan .
Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berfikir yang tidak relevan dengan
realitas yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis
bukan eksistensi yang sesunggunya, karna setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang
paling hakiki.
Dalam masa etik ada tiga macam aliran filsafat, yaitu aliran Epicuros, Stoa, dan
Skeptis. Epicuros diambil dari nama pembangunan sekolah, stoa yang artinya ruang. Di ruang
itu, Zeno dari Kiton sebagai gurunya. Nama Skeptis diperoleh karena sikapnya yang kritis
terhadap filsafat klasik.
Epicuros sebagai pendiri sekolah filosofi ini lahir di Samos pada tahun 341 SM, ia
merupakan guru filsafat di Mytilen dan Lamp-sakos dan ketika berusia 70 tahun yaitu pada
tahun 217 SM Epicuros meninggal di Athena. Pada tahun 300 SM Epicuros datang ke Athena
dan mendirikan sebuah sekolah filsafat dengan nama “Taman Kaum Epicuros”.
a. Ajaran Logika
Logika disini merupakan “kanonika”, sebagai norma yang membangun pengetahuan.
Norma dan kriteria merupakan sesuatu yang terpandang (memiliki nilai), karena segala
macam pandangan adalah benar, benar pula dalam jiwa yang memandang. Pandangan orang
gila pun dianggap sebuah kebenaran. Logikanya tidak menerima kebenaran selain hasil
pemikiran. Kebenaran hanya dicapai dengan pemandangan (penglihatan atau hasil indrawi)
dan pengalaman. Epicuros adalah seorang empirisis, baginya kebenaran nyata hanya yang
terpandang oleh indra.
b. Fisika
Pelajaran fisika yang diajarkan kepada murid-muridnya berdasarkan ajaran logikanya.
Dari ajaran fisika, Epicuros ingin membebaskan manusiadari kepercayaan kepada dewa-
dewa. Ajarannya menyatakan bahwa dunia ini bukan dibuat dan dikuasai oleh dewa-dewa,
melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika, dsb.
c. Etika
Ajaran etika Epicuros memusatkan untuk memperoleh kesenangan hidup. Yang
dimaksud ialah barang yang paling tinggi nilainya, mencakup kesenangan badaniah dan
rohaniah. Kesenangan jiwa diangga yang paling penting karena meliputi masa dulu, masa
sekarang, dan masa yang akan datang. Tujuan etik Epicuros adalah agar memperkuat jiwa
untuk menghadapi segala keadaan yang timbul atau yang akan timbul.
C. . MAZHAB STOA
Pendirinya adalah Zeno dari Kition. Ia dilahirkan di Kition pada tahun 340 sebelum
Masehi. Dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM. Ia mencapai umur 76 tahun. Awalnya
ia hanyalah seorang saudagar yang suka berlayar. Suatu ketika kapalnya pecah di tengah laut.
Dirinya selamat, tapi hartanya habis tenggelam. Karena itu entah mengapa ia berhenti
berniaga dan tiba-tiba belajar filsafat. Ia belajar kepada Kynia dan Megaria, dan akhirnya
belajar pada academia di bawah pimpinan Xenokrates, murid Plato yang terkenal.
Setelah keluar ia mendirikan sekolah sendiri yang disebut Stoa. Nama itu diambil dari
ruangan sekolahnya yang penuh ukiran Ruang, dalam bahasa Grik ialah “Stoa”. Tujuan
utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Dalam literatur lain
disebutkan bahwa pokok ajaran etik Stoa adalah bagaimana manusia hidup selaras dengan
keselarasan dunia. Sehingga menurut mereka kebajikan ialah akal budi yang lurus, yaitu akal
budi yang sesuai dengan akal budi dunia.
a. Logika
Menurut kaum Stoa, logika maksudnya memperoleh kriteria tentang kebenaran.
Dalam hal ini, mereka memiliki kesamaan dengan Epikuros. Apa yang dipikirkan tak lain
dari yang telah diketahui pemandangan. Buah pikiran benar, apabila pemandangan itu kena,
yaitu memaksa kita membenarkannya. Pemandangan yang benar ialah suatu pemandangan
yang menggambarkan barang yang dipandang dengan terang dan tajam. Sehingga orang yang
memandang itu terpaksa membanarkan dan menerima isinya.
b. Fisika
Kaum Stoa tidak saja memberi pelajaran tentang alam, tetapi juga meliputi teologi.
Zeno sebagai pendiri Stoa, menyamakan Tuhan dengan dasar pembangun. Dasar pembangun
ialah api yang membangun sebagai satu bagian daripada alam. Tuhan itu menyebar ke
seluruh dunia sebagai nyawa, seperti api yang membangun menurut sesuatu tujuan. Semua
yang ada tak lain dari api dunia itu atau Tuhan dalam berbagai macam bentuk. Menurut
mereka dunia ini akan kiamat dan terjadi lagi berganti-ganti. Pada akhirnya Tuhan menarik
semuanya kembali padanya, oleh karena itu padakebakaran dunia yang hebat, itu semuanya
menjadi api. Dari api Tuhan itu, terjadi kembali dunia baru yang sampai kepada bagiannya
yang sekecil-kecilnya serupa dengan dunia yang kiamat dahulu.
c. Etik
Inti dari filsafat Stoa adalah etiknya. Maksud etiknya itu ialah mencari dasar-dasar
umum untuk bertindak dan hidup yang tepat. Kemudian malaksanakan dasar-dasar itu dalam
penghidupan. Pelaksanaan tepat dari dasar-dasar itu ialah jalan untuk mengatasi segala
kesulitan dan memperoleh kesenangan dalam penghidupan. .
D. PIKIRAN-PIKIRAN STOA
1. Logika
Logika menurut kaum Stoa bertujuan memperoleh kriterium tentang kebenaran.
Mereka mempergunakan juga teori reproduksi dan demokritos. Apa yang kupikirkan tak lain
dari yang telah diketahui dengan pemandangan. Menurut kaum Stoa, ucapan Aristoteles
adalah suatu dalil yang belum dinyatakan kebenarannya. Suatu Petitio Principil,
yaitu ,enerima sesuatunya sebelum diterangkan. Kriterium bagi suatu kebenaran terletak pada
evidensinya, kenyataanya, bahwa isi pemandangan itu terletak pada pikiran. Buah pikiran
benar, apabila pemandangan itu tepat, yaitu memaksa kita membenarkannya. Pemandangan
yang benar ialah suatu pemandangan, yang menggambarkan barang yang dipandang dengan
terang dan tajam, sehingga orang yang dipandang dengan terang dan tajam, sehingga orang
yang memandang itu terpaksa membenarkan dan menerima isinya.
2. Fisika
Menurut kaum Stoa, alam semesta ini ditentukan oleh suatu kuasa yang disebut logos
(pikiran semesta). Oleh sebab itu, semua kejadian tunduk kepada hukum alam yang berjalan.
Manusia tidak dapat mengelak. Manusia itu, jiwa atau rasio manusia bisa mengenali hukum
alam. Manusia akan hidup bijaksana dan bahagia bila ia bertindak sesuai dengan rasionya.
Jika memang demikian ia akan menguasai nafsu-nafsunya dan dapat mengendalikan diri
secara sempurna untuk menyesuaikan hukum-hukum alam.
3. Etika
Etika menurut kaum Stoa adalah mencari dasar-dasar umum untuk bertindak dan hidup
tepat, kemudian melaksanakan dasar-dasar itu dalam penghidupan. Pelaksanaan yang tepat
dari dasar-dasar itu merupakan jalan untuk mengatasi segala kesulitan dan memperoleh
kesenangan dalam penghidupan. Mazhab Stoa berpendapat bahwa tujuan hidup yang
tertinggi ialah memperoleh harta yang terbesar nilainya, yaitu kesenangan hidup.
E. PENGERTIAN SKEPTISISME
Skeptisisme adalah paham yang memandang sesuatu selalu tidak pasti (meragukan,
mencurigakan), contohnya: kesulitan itu telah banyak menimbulkan skeptisisme terhadap
kesanggupan dalam menanggapi gejolak hubungan internasional. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), skeptis yaitu kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan
ajaran dsb), contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan
skeptis. Jadi secara umum skeptisisme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang
tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya. Tom Friedman dari New York Times
mengatakan bahwa skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu,
meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu.
Seorang yang skeptis akan berkata: "Saya kira itu tidak benar. Saya akan menceknya." Dalam
penggunaan sehari-hari skeptisisme bisa berarti: Suatu sikap keraguan atau disposisi untuk
keraguan baik secara umum atau menuju objek tertentu; Doktrin yang benar ilmu
pengetahuan atau terdapat di wilayah tertentu belum pasti; ataU Metode ditangguhkan
pertimbangan, keraguan sistematis, atau kritik yang karakteristik skeptis (Merriam-Webster).
Dalam filsafat, skeptisisme adalah merujuk lebih bermakna khusus untuk suatu atau
dari beberapa sudut pandang. Termasuk sudut pandang tentang: Sebuah pertanyaan,Metode
mendapatkan pengetahuan melalui keraguan sistematis dan terus menerus
pengujian,Kesembarangan, relativitas, atau subyektivitas dari nilai-nilai moral,Keterbatasan
pengetahuan,Metode intelektual kehati-hatian dan pertimbangan yang ditangguhkan.
F. MASA RELIGI
lebih dari tiga ratus tahun filosofi Helen-Roman mencoba mengganti agama rakyat
dengan ajaran yang dipandangnya lebih rasional untuk leperluan hidupnya. Agama itu
dianggap suatu belenggu,menanam rasa takut dalam hati manusia. Oleh karna itu agama
dipandang suatu penghalang untuk memperoleh kesenangan hidup. Filsafat menurut Epicuros
harus merintis jalan ke arah mencapai kesenangan hidup.
Kaum Stoa memusatkan ajarannya kepada adanya hukum kausalita alam yang mengatur
segala jalan hidup di dunia ini sehingga rasa takut itu tidak pada tempatnya. Kaum Skeptis
mengemukakan sikap sangsi kepada ajaran-ajaran filsafat klasik dan menolak bahwa manusia
dapat mencapai kebenaran. Akan tetapi bermacam-macam jalan yang ditunjukkan berbagai
oleh berbagai filsafat Helen-Romana untuk memproleh kesenangan hiduptidak menjapai
tujuan.Hanya perasaan agama yang muncul sesudah beberapa abad terpendam dapat
mengobati jiwa yang luka. Sungguhpun perasaan agama yang baru muncul itu tidak serupa
dengan agama lama, pengaruhnya sama saja. Ia tidak bersarang di otak, retapi hinggap dalam
hati sanubari.
1. Aliran Neo-Pythagoras
Aliran ini disebut aliran neo-pythagoras karna ia berpangkal kepada ajaran pythagoras
yang mendidik kebatinan dengan belajar mensucikan roh. Akan tetapi, dalam
perkembangannya, aliran ini menempuh jalannya sendiri. Moderatus dari Gades adalah guru
pertama aliran ini, untuk mendidik perasaan cinta dan mengabdi kepada tuhan,orang jatus
menghidupkan dalam leeasannya jarak yang jauh antara tuhan dan manusia. Makin besar
jarak itu, makin besar cinta dan makin kuat keinginan untuk mendekatkan diri kepada tuhan
yang jauh itu.
2. Philon Alexandereia
Alexandreia di Mesir adalah suatu kota tempat pertemuan pikiran yang berpengaruh
dimasa sekitar permulaan abad masehi. Disana bertemu alam pikiran Yunani, yang bersifat
intelektualis dan rasional,dan pandangan kaum Yahudi yang banyak mengandung mistik.
Pada tempat itulah, lahir Philon. Pandangan filsafat yang diajarkan oleh philon banyak
diambil dari kitab wasiat lama. Pokok filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhannya
Sang Pencipta. Tuhan itu maha tinggi tempatnya. Tuhan hanya dapat diketahui oleh manusia
dengan pancaindranya. Karna sempunanya dan sucinya, Tuhan berpisah dengan dunia yang
bernoda. Rupanya,tuhan tidak dapat diketahui oleh manusia, tetapi keberadaannya dapat
dimengerti.
Philon merujuk pada ajaran filsafat Stoa yang mengemukakan dua dasar dunia, yaitu
yang bekerja dan yang di pekerjakan. Yang bekerja adalah tuhan,benda yang dikerjakan
adalah kebalikan dalam segala hal dari yang mengerjakan,tidak bergerak, tidak mempunyai
bentuk dan tidak mempunyai nyawa. Dari benda itu tuhan menciptakan dunia nyata dengan
memberikan kepadanya gerak, bentuk dan hidup. Tuhan menjadikan dunia dalam 6 hari.
Angka enamempunyai arti yang dalam bagi philon, karns dipengaruhi oleh ajaran Phytagoras.
Angka 6 adalah deretan angka-angka yang paling sempurna, sebab ia adalah bilangan dari
1x6, dari 2x3 dan dari 3x2. Akan tetapi,pada masa tuanya, angka 7 yang paling menarik pada
philon. Langitada 7,planet ada 7.
A. KESIMPULAN
Pola fikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya : Epikuros, Stoa, dan Skeptis
dari periode etik. Kemudian ada juga neo phytagoras, philon, dan Plotinus dari periode religi. Berikut
penjelasannya secara ringkas.
Epikuros : Ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikkan dan menihilkan peran
tuhan di dunia. Menurutnya tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup
di dunia. Karena itu, epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa : Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang
kebenaran relative sama dengan epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria
setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis : Mereka adalah mazhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran yang klasik.
Menurut mereka, kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan
mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria
tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
Dalam konteks religi ciri umum pembentukan agama baru sepanjang periode Helenisme adalah
muatan ajaran mengenai bagaimana umat manusia dapat terlepas dari kematian. Ajaran ini seringkali
merupakan rahasia. Dengan menerima ajaran dan menjalankan ritual-ritual tertentu, orang yang
percaya dapat mengharapkan keabadian jiwa dan kehidupan yang kekal. Suatu wawasan menyangkut
hakikat sejati alam. Semesta dapat menjadi sama pentingnya dengan upacara agama untuk
mendapatkan keselamatan.
B. SARAN
Pembahasan ini telah selesai, maka penulis makalh ini berpesan kepada semaunya
supaya:
Setelah mengetahui ini semoga makin bijak lagi dalam berfilsafat.
Bisa memahami dan mengajarkan kepada sesame agar lebih bermanfaat.
Dan juga bisa memberitahukan kepada khalayak ramai mengenai Filsafat Hellenisme.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul hakim Atang dan Ahmad Saebani Beni, 2008. Filsafat Umum, PUSTAKA SETIA, Bandung.
TN, Filsafat Umum(Epoicuros, Stoa dan Skeptis). Diunduh pada Tanggal 03 Desember 2019, pukul
05.19. Darihttps:// coretansaya06.blogspot.com/2017/08/filsafat-umum-epikuros-stoa-dan-
skeptis.html?m=1.
Ismalia Benazir Cut, HELLENISME DAN ABAD PERTENGAHAN, Diunduh pada Tanggal 03 Desember
2019, pukul 11.47, Dari https://www.academia.edu/3834731/.