MAKALAH
Disusun Oleh :
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang. Dan kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita
semua semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim penyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini. Amin
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahiranya tidak
dapat dipisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang munculnya
pada masa Yunani kuno. Makna kata filsafat sendiri adalah cinta kearifan, arti
kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya dari kata
filsafat. Aliran yang mengawali periode Yunani kuno adalah sofisme,
gambaran yang diberikan para tokohaliran ini terlihat jahat dan tidak
memiliki moral namun, sebenarnya mereka memilih jasa yang lumayan besar
dalam perkembangan filsafat dan ada yang menganggap bahwa aliran sofisme
merusak dunia filsafat.
Filsafat dikenal dengan sebutan philosophy (inggris), philosophie (Bahasa
prancis), filosfie, wijsbegeerte (belanda), philosophia (latin), kata filsafat
diambil dari Bahasa arab yaitu falsafah. Secara etimologis, filsafat berasal
dari Bahasa Yunani filosofia, merupakan bentukan dari philos atau filo dan
Sophia atau sofia. Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis.kegiatan
kefilsafatan ialah merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun. Juga
bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan
kefilsafatan ialah pecobaan untuk Menyusun suatu system pengetahuan yang
rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun
untuk memahami diri kita sendiri.
Dalam sejarah filsafat ada saat-saat yang dianggap penting sebagai
patokan suatu era, karena selain punya ciri khas pada zamannya, suatu aliran
filsafat bisa meninggalkan pengaruh yang penting dalam sejarah peradaban
manusia.
Filsafat kadang kala lahir tidak selamanya dalam keadaan normal,
salah satunya adalah eksistensialisme. Lahirnya eksistensialisme berangkat
dari suatu krisis kemanusiaan akibat perang dunia 1 terutama di eropa barat,
dalam bidang filsafat eksistensialisme mengkritik paham materialism yang
menggangap manusia hanyalah sesuatu yang ada, tanpa menjadi subjek.
Manusia berpikir, berkesadaran inilah yang tidak disadari oleh materialism.
Dengan demikian manusia dalam dalam pandangan materialism melulu
menjadi objek. Sementara idealism sebaliknya, berpikir dan berkesadaran
dilebih-lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada barang lain selain pikiran.
Idealism dalam hal ini hanya memandang manusia sebagai subjek. Aliran ini
dikembangkan oleh soren Kierkegaard kemudian diteruskan oleh jean paul
Sartre. (Tafsir. 2000).
Pada abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah.
Pemikiran filsafat pada saat itu telah membentuk suatu kepribadian tiap-tiap
bangsa dengan pengertian dan caranya sendiri. Tokoh-tokohnya adalah :
Hegel, Karl Marx, August Comte. JS. Mill dan John Dewey.
Filsafat dewasa ini atau filsafat abad ke-20 juga disebut filsafat
kontemporer yang merupakan ciri khas pemikiran filsafat adalah
desentralisasi manusia. Karena pemikiran filsafat abad ke-20 ini memberikan
perhatian yang khusus kepada bidang Bahasa dan etika social.
Pada masa abad modern ini pemikiran filsafat berhasil menempatkan
manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan, sehingga
corak pemikirannya: antroposentris, yaitu pemikiran filsafatnya mendasarkan
pada akal piker dan pengalaman.
Filsafat untuk abad sekarang bukan lagi hal barang baru dan momok
yang harus ditakutkan oleh banyak orang, tetapi yang menjadi kendala dalam
menyampaikan maksud-maksud filsafat kepada masyarakat secara luas yaitu
Bahasa. Filsuf dalam kondisi sseperti itu harus menaruh perhatian besar guna
menjelaskan kaidah-kaidah Bahasa dalam filsafat agar mudah dipahami oleh
masyarakat. Perhatian terhadap Bahasa tersebut awalnya dilakukan oleh G. E.
More, kemudian diteruskan oleh B. Russel dan Wittgenstein. Melalui
Wittgenstein inilah muncul metode analisis Bahasa. Metode analisis Bahasa
yang ditampilkan oleh Wittgenstein berhasil membentuk pola pemikiran baru
dalam dunia filsafat. Tugas filsafat bukan saja membentuk pernyataan tentang
sesuatu yang khusus, melainkan memecahkan persoalan yang timbul akibat
ketidakpahaman terhadap logika Bahasa. (Muntansyir. 2001).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja pemikiran tokoh-tokoh filsafat abad ke-19 dan ke-20 di
jerman, prancis, inggris, amerika, dan dunia islam.
2. Bagaimanakah karakteristik filsafat abad ke-19 dan ke-20 di jerman,
prancis, inggris, amerika, dan dunia islam.
3. Apa saja pengaruh filsafat abad ke-19 dan ke-20 di jerman, prancis,
inggris, amerika, dan dunia islam.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pemikiran tokoh-
tokoh filsafat abad ke-19 dan ke-20 di jerman, prancis, inggris,
amerika, dan dunia islam.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui karakteristik filsafat
abad ke-19 dan ke-20 di jerman, prancis, inggris, amerika, dan dunia
islam.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pengaruh filsafat abad
ke-19 dan ke-20 di jerman, prancis, inggris, amerika, dan dunia islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran tokoh-tokoh filsafat abad ke-19 dan ke-20 di jerman, prancis,
inggris, amerika, dan dunia islam.
Perkembangan pemikiran filsafat secara gris besar mengenal tiga era,
yaitu jaman kuno, abad pertengahan, dan jaman modern. Pemikiran filsafat
abad modern merupakan babakan baru dan penting dalam perkembangan
filsafat. Pada era pemikiran filsafat jaman kuno/ antic (pra-socratic) titik pusat
gagasan gagasan filsafat bersumber pada kosmos atau alam semesta. di abad
pertengahan sumber-sumber pemikiran filsafat beralih orbitnya dari cosmos
ke tuhan sebgai arche alam semesta. orientasinya teosentris yang
menyebabkan situasi statis. Era ini berlangsung kurang lebih 1000 tahun,
sebelum akhirnya pemikiran-pemikiran filsafat bangkit dari “tidur
panjangnya” dan mengalami semaca kelahiran Kembali atau dikenal dengan
renaissance antara tahun 1400-1600. Inilah “jembatan emas” atau ”periode
antara” memasuki pemikiran filsafat moden, dimana manusia yang menjadi
pusat perhatian (bersifat antroposentris), atau disebut juga sebgai jaman
pembentukan sebjektivitas.
1. Prancis
Muncul auguste comte (1798-1857) yang mengembangkan
pemikiran filsafat positivisme. Pemikiran ini anti metafisis
(positivism – metafisis atau dikenal juga dengan filsafat spekulatif).
Inti ajaranya adalah bawa “ tidak ada gunanya mencari hakikat
kenyataan, karena fakta-fakta yang ditemukan secara positif-ilmiah
lebih penting.” Salah satu “hukum positif” yang diajukannya adalah
bawa pemikiran manusia berkembang lewat tiga tahap, yaitu tahap
teologis, tahap metafisis, dan sebagai perkembangan tertinggi adalah
tahap positif dimana manusia tidak lagi mecari kebenaran pada dewa-
dewa maupun hal-hal abstrak, melainkan menggunakan akal budi
untuk mengamati alam dan menemukan hukum-hukum alam.
2. Inggris
3. Jerman
a) Immanuel kant
4. Amerika
Aliran ini sangat terkenal di Amerika Serikat. Pragmatisme
mengajarkan bahwa sesuatu hal yang benar adalah sesuatu yang
akibatnya bermanfaat secara praktis. Jadi, pragmatisme memakai
akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran
untuk menetapkan nilai kebenaran. Kelompok ini bersikap kritis
terhadap sistem-sistem filsafat sebelumnya seperti bentuk – bentuk
aliran materialisme, idealisme, dan realisme. Mereka berpendapat
bahwa filsafat pada masa lalu telah keliru karena mencari hal – hal
yang mutlak, yang ultimate.
5. Dunia Islam
a) Al Kindi
Al-Kindi berusaha memadukan (talfiq) antara agama dan
filsafat. Menurutya filsafat adalah pengetahuan yang benar
( knowledge of truth). Al-Qur’an yang membawa argumen-
argumen yang lebih meyakinkan dan benar tidak mungkin
bertentangan dengan kebenaran yang dihasilkan oleh filsafat.
Karena itu mempelajari filsafat dan berfilsafat tidak dilarang
bahkan teologi bagian dari filsafat, sedangkan umat Islam
diwajibkan mempelajari teologi. Bertemunya agama dan filsafat
dalam kebenaran dan kebaikan sekaligus menjadi tujuan dari
keduanya. Agama disamping wahyu mempergunakan akal, dan
filsafat juga mempergunakan akal. Yang benar pertama bagi Al-
Kindi ialah Tuhan. Filsafat dengan demikian membahas tentang
Tuhan dan agama ini pulalah dasarnya. Filsafat yang paling
tinggi ialah filsafat tentang Tuhan.