Anda di halaman 1dari 12

SENYAWA ETER

Dosen Pengampu : Dr. Ismiyati, M. T.


Arranged By

Alpan Abdillah Listia Ningsih


01 42121022 02 42121055

Miftahul Saldi Sela Oktaviana


42121060 04 42121049
Pengertian Senyawa Eter
Eter adalah suatu senyawa organic yang
mengandung gugus R-O-R’, dengan R dapat berupa
alkil maupun aril.

Contoh senyawa eter yang paling umum adalah pelarut


anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-
CH3).
Rumus Umum Alkana
Eter (alkoksi alkana) dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus fungsi –OR. Simak
beberapa senyawa alkoksi alkana berikut.
Tabel beberapa senyawa alkoksi alkana

Nama Struktur Rumus Molekul


Metoksimetana (dimetil eter) CH3 – O – CH3 C2H6O
Etoksietana (dietil eter) C2H5 – O – C2H5 C4H10O
Metoksietana (etil metil eter) CH3 – O – CH3 C3H8O

Dari rumus molekul senyawa – senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C,maka rumus umum alkoksi alkana
dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O

Struktur alkoksi alkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus alkil, R dan R’, yang dapat
sama atau berbeda. Oleh karena itu, rumus di atas dapat ditulis sebagai:
R – O – R’
R dan R’ adalah gugus alkil yang dapat sama atau berbeda

Berdasarkan R dan R’, alkoksi alkana dapat digolongkan menjadi:


• Alkoksi alkana tunggal/ sederhana, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang simetris, yakni R = R’. Contohnya
adalah dimetil alkoksi alkana (CH3 – O – CH3).
• Alkoksi alkana majemuk, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang asimetris, R ≠ R’. Contohnya adalah etil metil
alkoksi alkana (CH3 – O – C2H5).
Tata Nama IUPAC Eter

Pada tata nama IUPAC, bila gugus alkilnya


mempunyai jumlah rantai C yang tidak sama maka
alkil yang bertindak sebagai alkoksi (R – O) adalah
alkil dengan jumlah C yang lebih kecil,kemudian
diikuti nama rantai alkananya (R). Bila digambarkan,
cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut:

CH3 – O – CH2 – CH3 metoksi etana


Tata Nama TRIVIAL
Pada tata nama eter secara trivial, nama kedua gugus
alkil disebutkan lebih dulu, kemudian diikuti kata eter. Bila
gugus alkilnya berbeda maka nama alkil diurutkan
berdasarkan abjad, tapi bila kedua gugus alkilnya sama maka
diberiawalan di-. Sebagai contoh, perhatikan struktu berikut.

CH3 – O – CH2 – CH3 etil metil eter


Sifat Eter

Ada dua sifat eter yang akan dibahas, yaitu sifat fisika eter dan sifat kimia eter (reaksi eter).

• Sifat Fisika Eter


Alkoksi alkana merupakan cairan tidak berwarna yang mudah menguap dan terbakar, serta
berbau enak tetapi mempunyai sifat membius. Titik didih Alkoksi alkana realtif lebih rendah
jika dibandingkan dengan isomer gugus fungsinya, alkohol, yang setara (memiliki jumlah atom
C sama) karena di dalam alkohol terdapat ikatan hidrogen, sedangkan pada Alkoksi alkana tidak
(adanya gaya London, yang lebih lemah dari ikatan hidrogen).

• Sifat kimia Eter / reaksi Eter


Alkoksi alkana kurang reaktif karena gugus fungsinya yang kurang reaktif
Reaksi Terhadap Eter
• Reaksi Oksidasi Eter

Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti pada oksidasi alkohol
asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4)
menghasilkan asetaldehida.
K2Cr2O7 + H2SO4
C2H5-O-C2H5 2 CH3CHO
Dietil eter asetaldehida

• Reaksi Eter dengan Asam

 Dengan HI Dingin
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:

C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I

 Dengan H2SO4 Dingin

Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam asam sulfat pekat mengakibatkan
terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh:
 Reaksi Hidrolisis Eter

Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4)
terjadilah hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:

C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH

 Reaksi Eter dengan Halogen

Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C
alfa (atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.

C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl


Pembuatan Eter
• Alkoksi alkana simetris dibuat dari dehidrasi alkohol menggunakan asam
sulfat pekat pada suhu 140oC.

2R – OH → R – O – R + H2O (H2SO4, 140oC)

Contoh: 2CH3 – OH → CH3 – O – CH3 + H2O (H2SO4, 140oC)

• Reaksi antara Na – alkoksida dengan alkil halida (sintesis Williamson)

R – ONa + R’Cl → R – O – R’ + NaCl

Contoh: CH3CH2ONa + CH3Cl → CH3CH2 – O – CH3 + NaCl


1. Dietil eter

• Sebagai pelarut senyawa organik untuk ekstraksi senyawa organik dari air atau pelarut
lainnya. Banyak senyawa organik yang lebih mudah larut dalam dietileter dibandingkan
dengan air. Dengan titik didih yang rendah, dietileter dapat dipisahkan kembali dari senyawa
– senyawa organik terlarutnya melalui penyulingan pada suhu rendah.
• Sebagai obat bius (anestesi). Campuran dietileter dengan air bersifat sangat eksplosif
sehingga sekarang telah diganti dengan zat lain, seperti pentrana (CH3 – O – CF2 – CHCl2)
dan entrana (CHF2 – O – CF2 – CHFCl).

2. Metil tersier butil eter (MTBE atau 2-metil-2-metoksi propana)

MTBE berperan sebagai zat aditif pada bensin. MTBE bersifat karsinogenik dan kebocoran
MTBE dari tempat penyimpanan bensin di tangki bawah tanah, dapat mencemari air tanah.
Penggunaan MTBE telah dilarang dan kemudian akan digunakan senyawa yang mengandung
oksigen, seperti etanol yang tidak terlalu karsinogenik meski agak mahal.
TERIMA KASIH

Support By. Ayam Rica-rica

Anda mungkin juga menyukai