Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANDANGAN FILSAFAT BARAT TENTANG PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 10

1. M Rizki Trio Rifandi Azhari


2. Yunira Deli Canser

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

2021/2022
Kata Pengantar

Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas
limpahan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang diberikan kepada kami.

Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda


Nabi kita Muhammad SAW. Semoga kita, orang tua kita, guru-guru, dosen dan
orang terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya
Rabbal Alamin.

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah semester 1, dan judul makalah ini adalah “PANDANGAN FILSAFAT
BARAT TENTANG PENDIDIKAN”.

Harapan kami makalah ini bermanfaat serta dapat meningkatkan


pembelajaraan kita tentang Pancasila

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan
kami juga sangat mengaharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk
bahan pertimbangan perbaikan makalah.

Bengkulu, 01 Desember 2021


Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


B. Rumusan masalah
C. Tujuan

Bab II : PEMBAHASAN

Bab III : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.

Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa


terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu
oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu
banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.

Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa itu tidak
menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu
apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) itu. Proses itu
mencari tahu dan ahirnya menghasilkan kesadaran, yang disebut pencerahan.
Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara
mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu
pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat barat?
2. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat barat?

C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari filsafat barat.
2. Menjelaskan tokoh-tokoh filsafat barat.
BAB II

PEMBAHASAN

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan


pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar.[1] Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika
bahasa.

A. Filsafat Barat

Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di


universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka.
Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun
pada hakikatnya, tradisi falsafi Yunani sebenarnya sempat
mengalami pemutusan rantai ketika salinan buku filsafat Aristoteles
seperti Isagoge, Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh
pemerintah Romawi bersamaan dengan eksekusi mati terhadap
Boethius, yang dianggap telah menyebarkan ajaran yang dilarang
oleh negara.
Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan
Boethius menjadi sumber perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan di Eropa, maka John Salisbury, seorang guru besar
filsafat di Universitas Paris, tidak akan menyalin kembali buku
Organon karangan Aristoteles dari terjemahan-terjemahan
berbahasa Arab, yang telah dikerjakan oleh filosof Islam pada dinasti
Abbasyah.

Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne
Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx,
Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.

Dalam tradisi filsafat Barat di Indonesia sendiri yang notabene-nya


adalah bekas jajahan bangsa Eropa-Belanda, dikenal adanya
pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-
tema tersebut adalah :

1. Tema Ontology

Ontologi membahas tentang masalah “keberadaan” sesuatu yang


dapat dilihat dan dibedakan secara empiris (kasat mata), misalnya
tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup, atau tata surya.

2. Tema Epistemology

Kata ini berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan


logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan
dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah
satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang
filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana
karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran
dan keyakinan.

Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan


hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-
dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai
pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan
tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan
berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif,
metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.

3. Tema Aksiolgi

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan


bagaimana manusia menggunakan ilmunya.[2] Aksiologi berasal dari
kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang
nilai.

Tokoh Filsafat Barat

1. Plato

Plato lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM, dia adalah
seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi
Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.[3]
Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi
oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang
paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau
Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar
pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan
banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu
perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang
orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato
meninggal ketika sedang menulis).

2. Thomas Aquinas
Aquinas dilahirkan di Roccasecca dekat Napoli, Italia. Dalam keluarga
bangsawan Aquino. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino dan
ibunya bernama Countess Teodora Carracciolo. Kedua orang tuanya
adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Thomas, pada umur lima
tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino agar dibina
untuk menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas
berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples. Di sana ia belajar
mengenai kesenian dan filsafat (1239-1244). Selama di sana, ia mulai
tertarik pada pekerjaan kerasulan gereja, dan berusaha untuk pindah
ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperan pada abad itu.
Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus
tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, karena
tekadnya pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo
Dominikan.

Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada


Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada
masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di
sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang
memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani
Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale di
Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252.

Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah


Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus
(1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris. Thomas ditugaskan untuk
memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di
beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan
Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas
dipanggil kembali ke Paris untuk tiga tahun karena pada tahun 1272
ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di Naples.
Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit
dan meninggal di biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII
mengangkat Thomas sebagai orang kudus pada tahun 1323.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat barat?
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka.
Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun
pada hakikatnya, tradisi falsafi Yunani sebenarnya sempat mengalami
pemutusan rantai ketika salinan buku filsafat Aristoteles seperti Isagoge,
Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi
bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap
telah menyebarkan ajaran yang dilarang oleh Negara.
2. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat barat?
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne
Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx,
Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.

B. Saran
Setelah menyelesaikan makalah ini, kami sebagai pemakalah berharap agar
isi makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi
semuanya baik bagi kami pemakalah maupun pembaca dan diharapkan
untuk tidak pernah puas terhadap makalah yang telah di buat, karena
Pancasila memiliki cakupan yang sangat luas, untuk itu pembaca hendaknya
mencari sumber lain.

DAFTAR PUSTAKA

Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga


Penerbitan FEUI
P. A. Van Der Weij. 1991. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta : Suatu
Pengantar, Indeks,
Tjahjadi, Simon Petrus L. 2004, Petualangan Intelektual.
Yogyakarta: Kanisius.
Mudji Sutrisno dan F. Budi Hardiman. 2005. Para Filsuf Penentu
Gerak Zaman. Jakarta: BPK Gunung Mulia

[1] Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta:


Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1
[2] Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,
Indeks, Jakarta 2008. Halaman 91
[3] Tjahjadi,Simon Petrus L., Petualangan IntelektualYogyakarta:
Kanisius.2004
[4] Mudji Sutrisno dan F. Budi Hardiman. Para Filsuf Penentu
Gerak Zaman. 2005. Jakarta. Penerbit: BPK Gunung Mulia
[5] Susan Lynn Peterson. Timeline Charts of The Western Church.
1957. Michigan. Penerbit: Zondervan Publishing House
[6] Mortimer J.Adler (ed.). Great Books of The Western World: 17
Aquinas:1. 1952. London. Penerbit: Encyclopedia Britannica, Inc.
[7] Kathleen Marie Higgins. 1999.
[8] Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual.
Yogyakarta: Kanisius. Hal. 329-333.
[9] Jonathan H. Turner. The Emergence of sociological theory.
1981. Illinois: The Dorsey Press. Hlm. 165-190
[10] P. A. van der Weij. 1991. Filsuf-filsuf Besar tentang Manusia.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 125-132

Anda mungkin juga menyukai