Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH FILSAFAT PENDIDIKAN PADA MASA YUNANI PERTENGAHAN DAN

ABAD MODERN DAN MASSA PASCA MODERN


MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen pengampu: Andi Yuli Rahman, M.Pd

Disusun Oleh :
Ilda Eliana (220104083)
Dzakwan Army Fawwaz
(220104069)
Hapipuddin Adnan
(220104079)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu
melimpahkan Rahmat-Nya, Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu kita curahkan kepada junjungan alam
Muhammad saw yang telah membawa kita dari kegelapan hingga pada saat ini, yang telah
membawa kita dari zaman kejahilan hingga zaman saat ini, kita mengenali ilmu, sehingga
kami dapat memahami dan menguraikan makalah kami ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah kami ini, untuk memenuhi kewajiban kami
sebagai mahasiswa yaitu memenuhi tugas pada mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN .
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak yang telah mengampu dalam mata kuliah ini.
Dengan tugas ini kami dapat menambah wawasan tentang FILSAFAT PENDIDIKAN.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
sangat membutuhkan saran dan kritikan dari bapak dosen dan teman-teman atas makalah
yang telah kami susun ini demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 01 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Pada Masa Yunani
B. Filsafat Pada Masa Abad Pertengahan
C. Filsafat Pada Masa Abad Modern.
D. Filsafat Pada Masa Pasca Modern.............................................................11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam perkembangannya ilmu
makin terspesfikasi dan mandiri, namun mengingat banyaknya masalah kehidupan
yang tidak bisa dijawab oleh ilmunya, maka filsafat menjadi tumpuan untuk
menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan atau jawaban subtansial dan radikal atas
masalah tersebut.
Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian ilmu filosofis terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian
dan pendalaman mengenai ilmu dengan kata lain (ilmu pengetahuan atau sains), baik
itu ciri subtansinya pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia,
pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercangkup dalam
ontologi epistimologi dan aksiologi dan berbagai perkembangan dan pendalaman
yang dilakukan oleh para ahli.
Meski diakui bahwa filsafa yunani memberikan pengaruh besar dalam
perkembangan filsafat islam, tetapi filsafat tidak didasarkan atas filsafat yunani,
sebab:
1. Berguru tidak berarti menunjukkan pengulangan
2. Setiap pemikiran tidak lepas dari konteks budaya masing-masing, dan
3. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa pemikiran rasional islam telah lebih
dahulu mapan sebelum datangnya filsafat yunani.
Jika demikian, dari mana pemikiran islam berasal?
Jawabannya, dari tradisi islam sendiri, yaitu dari upaya para ilmuwan muslim
untuk menjelaskan ajaran kitab sucinya, dari situlah berkembang metode pemikiran
nasional filosofis dalam islam, jauh sebelum datangnya filsafat yunani, lewat proses
penerjemahan. Namun sayangnya, perkembangan filsafat islam ternayata tidak
berjalan mulus tetapi mengalami pasang surut. Pertama-tama dikembangkan karena
dibutuhkan untuk menjawab promblem-problem baru yang membutuhkan pemikiran
rasional, akan tetapi ditolak pada masa ibnu hambal karena ada kasus-kasus tertentu
yang dinilai menyimpang. Pemikiran filsafat dikembangkan kembali pada masa Al-
Farabi dan Ibnu Sina, akan tetapi ditolak lagi pada masa Al-Ghazali.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sejarah filsafat pada masa yunani
2. Apa pengertian sejarah filsafat pada masa abad pertengahan
3. Apa pengertian sejarah filsafat pada masa abad modern
4. Apa pengertian sejarah filsafat pada masa pasca modern

C. Tujuan
1.Agar mngetahui pengertian sejrah filsafat pada masa yunani
4
2. Agar mengetahui pengertian sejarah filsafat pada masa abad pertengahan
3.Agar mengetahui pengertian sejarah filsafat pada masa abad modern
4. Agar mengetahui pengertian sejarah filsafat pada masa pasca modern

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat pada masa yunani
1. Sejarah filsafat pada masa yunani

Filsafat sering disebut sebagai ibu dari ilmu pngetahuan, karena dasar dari
ilmu pengetahuan adalah filsafat, dan filsafat merupakan dalam brfikir sebagai
jalan untuk mencari suatu kebenaran pengertian yang paling populer di ungkapkan
oleh para penulis bahwa filosafat berasal dari bahsa yunani, philos yang memiliki
arti cinta atau mencintai, dan sophia yang memiliki arti kebenaran atau kebijakan.
Berdasarkan pengertian di atas, berfilsafat dapat di artikan sebagai mencintai
kebenaran dan kebijaksanaan, berfilsafat sendiri artinya adlah bagaimana orang
berpikir secara kritis, berlogika, bernalar mengenai suatu hal atau sebuah
pertanyaan untuk menjawabnya yang membutuhkan akal untuk menjawabnya.
Berfilsafat merupakan cara mecari makna atau jawaban yang paling mendasrar
dan dalam tentang hakikat segala sesuatu melalui akal.
Melalui akal inilah para pemikir atau masyarakat yunani kuno dalam menjawab
melaui akal yang logis. Akal itu menciptakan pengetahuan yang disebut sebagai
filsafat. Filsafat merupakan rasionalisme, yang dimna hal itu merupakan puncak
tertinggi dari cara berpikir masyarakat yunani kuno pada masa itu.
Sedangkan menurut Betran Russel, filsafat adalah teologi yang berisi berbagai
pemikiran tentang masalah-masalah pengertian definitif tentangnya, sampai
sebegitu jauh dan tidak dapat dipastikan. Dengan filsafat, manusia tidak lagi akan
terikat dengan wahyu atau tradisi, atau kepercayaan masyrakat yang telah ada
sejak zaman nenek moyang mereka, sehingga otoritas tradisi itu tidak dapat
menahan kebebasan berpikir masyarakat ketika itu.
Secara geografis yunani berada di laut tengah, tepatnya ujung barat benua
eropa. Yunani dengan iklim panasnya sehingga sebagian tanahnya yang kering
alamnya berupa jurang-jurang yang terjal yang gunung-gunung yang membentang
tinggi serta pantai-pantai yang curam dan terjal disertai dengan batu karang yang
tajam. Bangsa yunani awalnya merupakan camouran bangsa dari laut kaspia, laut
aegea, dan laut lonia dengan penduduk asli di sana dan pada akhirnya membentuk
polis-polis atau wilayah. Polis di antaranya yang terkenal adalah Athena, sperta,
dan thebe.
Dahulunya wilayah yunani sangatlah luas tidak seperti yunani pada saat ini.
Tetapi meliputi wilayah Aegea, oleh karena itu wilayah yunani dibagi menjadi
empat bagian:
1. Yunani kepulauaan
 Laut Aegea : Nasos, Miletus, Milus, Chio dan Les Bos.
 Laut Lonia: Cephalonia, zaehintus, Leucas.
2. Yunani tengah: Athena, Thebe, Delphi, Corintia.
3. Yunani utara : Ambracia, Parsalus, Larisa, Cranno.
4. Yunani selatan: Mycenae, Messenia, Spartha, Argos, Olypia.
2. Awal pertengahan ilmu pengetahuan di yunani abad ke-5 SM

6
Lahirnya pemikiran intelektual dari bangsa yunani disebabkan oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1. Faktor geografis, alam yunani berupa gunung-gunung yang membentang
tinggi yang tidak subur dan tandus. Dari hal tersebut masyarakt yunani merasa
tertantang dan memutar otak untuk bisa lebih kreatif dalam menjalani hidup.
2. Masyarakt yunani banyak membangun diplomasi dengan bangsa-bangsa lain,
seperti Babilonia, Mesir dan yang lainnya, sehingga dari hasil diplomasi
tersebut terjadilah suatu tukar-menukar pemikiran.
3. Masyarakat yunani memiliki hak otonom kemerdekaan dan kemakmuran
dalam bidang ekonomi.
4. Masyarakat yunani sangat menghargai logika atau akal dan cara berpikir
secara rasional setiap manusia.
5. Masyarakat yunani selalu terlibat baktif dalam urusan ekonomi, politik dan
sosial. Hal itulah yang membuat mereka pintar dalam berusaha untuk mencari
pemecahan dalam setiap masalah yang muncul.
Dari penjelasan diatas, berpikir dengan filosofis dan lahirnya berpikir secara kritis
sudah ada sejak zaman yunani kuno, yaitu di milite salah satu kota yang berada di
yunani, disanalah lahirnya filsafat barat. Kelahiran pemikiran filsafat ini berawal dari
abad ke-6 SM dengan runtuhnya mite dan cerita-cerita atau mitologi yang selama ini
hal tersebut menjadi salah satu pembenaran bagi masyarakat yunani pada saat itu yang
berkenaan dengan situasi alam disana. Dari mite itu manusia mencari berbagai
kebenaran dan penjelasan asal muasal terjadinya alam semesta dan seluruh kejadian
yang ada di dalamnya.
Zamannya yunani kuno juga bisa di sebut dengan periode filsafat alam, sebab
pada periode ini banyak melahirkan para ahli pikir alam. Para pilosof selalu mencari
permasalahan berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala alam yang bersifat
filsafat ( berdasarkan akal pikir ) , dan tidak berpikir berdasarkan pemikiran mitos,
para filosof mencari asas yang pertama dari alam semesta yang bersifat mutlak.
Diskusi-diskusi filsafat periode yunani kuno menjadi semakin marak dengan
lahirnya dua filosof yaitu parmenides (540-475 SM) dan Herakleitos (540-475 SM).
Pemikiran dari dua filsuf ini yaitu apakah realitas berubah atau sesuatu yang tetap?
Bukan lagi soal asal-usul bagaimana alam semesta dan kejadiannya. Mengikuti
ungkapan Herakleitos yang populer yaitu, “ panta rhei khai uden menei ( semua
mengalir dan tidak ada satupun yang tinggal tetap).
Maka dapat di simpulkan, bahwa awal perkembangan ilmu pengetahuan di yunani
abad 5 SM di awali dengan diskusi- diskusi kecil antara seorang guru dengan
muridnya yang mengusulkan pemikiran secara rasional. Pemikiran-pemikiran tersebut
di kembangkan menjadi sebuah ilmu yang dapat dibuktikan kebenarannya, sehingga
kebenaran tersebut dapat diterima oleh umat manusia hingga saat ini.
3. Tokoh-tokoh filsuf yang berperan besar dalam berkembangnya ilmu pengetahuan
di yunani

7
Di polis Athena banyak menghasilkan para filsuf yang pemikirannya yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia pada zaman dahulu hingga sekarang, para filsuf
ini atara lain:
1. Thales ( 624-546 SM), ia merupakan matematika dan astronomi. Thales dengan ilmu
perhitungannya tentang terjadinya gerhana dan menghitung ketinggian piramida
dengan menghitung bayangannya. Selain ahli matematika dan astronomi, Thales juga
seorang politikus, ahli geometri, dan filsafat. Sebagai bapak filsafat “ the father of
philosophy”, Thales merupakan ahli filsuf atau ilmuan yang menciptakan sejarah
filsafat barat pada abad ke-6 SM.
2. Anaximander / Anaximandros, dari Thales dan ia seseorang ahli filsuf dari mazhab
miletus. Anaximandros adalah seorang ilmuan pertama yang tidak menggunakan
tulisan huruf prosa.
Selain itu, anaximandros adalh seorang yang pertama menciptakan suatu traktat dalam
kesastraan yunani, jadi ia adalah orang pertama yang menciptakan peta bumi.
3. Anaximenes, ia merupakan ahli filsuf dari pilos miletus, sama dengan Thales dan
Anaximandros. Usianya lebih muda dari anximandros, ia hidup sezaman dengan
kedua filsu tersebut. Ia sering mempelajari filsafat alam, yaitu sesuatu yang menjadi
prinsip dasar ( arche) segala sesuat.

B. Filsafat pada masa abad pertengahan


1. Sejarah filsafat pada masa abad pertengahan

Filsafat pada abad pertengahan kira-kira di mulai pada abad ke-5 sampai abad
ke-17. Namun ada juga yang mengatakan dari abad ke-2 sampai abad ke-4. Para
sejawan umumnya menentukan tahun 476 M, yakni masa berakhirnya kerajaan
romawi barat yang berpusat di kota Roma, dam munculnya kerajaan romawi timur
yang kelak berpusat di konstatinopel sebagai data awal zaman abad pertengahan dan
pada tahun 1492 sebagai data akhirnya. Sejak wafatnya alexander disusul oleh
romawi yang kekuasaannya meliputi kawasan lebih luas di bandingkan dengan
wilayah kekuasaan yunani. Mengingat begitu luasnya kekuasaan romawi, maka
pantaslah disebut sebagai imperium romanum. Wilayah yang dikuasai imperium
romanum meliputi Benua Eropa, wilayah timur tengah, dan Afrika Utara. Bersamaan
dengan meluasnya wilayah imperium Romanum itu, meningkat juga gereja sebagai
pusat spritual yang mengembangkan filsafat sesuai dengan ajaran agama. Filsafat
dijadikan sebagai pendukung teologi: ajaran agama harus di jadikan sebagai tolak
ukur kebenaran: kegiatan penalaran dan filsafat tidak boleh menghasilkan kesimpulan
yang menggoyahkan keimanan, apalagi bertentangan dengan tafsiran resmi yang
diajarkan berdasarkan wibawa gerjeja.
Sejak akademi plato dan berbagai perguruan dan berbagai filsafat yang
berkembang di yunani di bubarkaan atas perintah kaisar justinianus pada tahun 529
M, banyak sekaali sumber filsafat yang hilang, apalagi karena adanya perintah
penutupan pusat-pusat belajar, selain itu juga karena adanya larangan beredarnya
naskah-naskah peninggalannya. Pada saat itu, agama kristen di jadikan sebagai agama
negara dalam kekaisaran romawi timur oleh kaisar Theodosius 1 abad 391 M.
Dengan demikian, agama kristen mendapat dukungan dengan sedemikian rupa dan

8
gereja sendiri menjadi kekuatan politik. Dalam perkembangan selanjutnya, gereja
memperoleh peluang besar untuk menentukan jalan hidup manusia sebagai individu
maupun sebagai warga negara. Sehingga pada saat itu dalam usaha penalaran pun
harus di sesuaikan dan di abadikan pada keyakinan beragama. Hal inilah yang
mengawali munculnya filsafat abad pertengahan dengan ciri khas bahwa alam pikiran
harus disesuaikan dengan ajaran agama.
2. Karakteristik dan ciri filsafat pada masa abad pertengahan
Cara yang mendasar pada abad pertengahan ialah filsafat lebih bercorak “
Theosentris”, artinya para filsuf dalam periode ini menjadikan filsafat sebagai abdi
agama atau filsafat di arahkan pada masalah ketuhnan. Suatu karya filsafat di anggap
benar jika tidak menyimpang dari ajaran agama. Dengan kata lain, filsafat pada abad
pertengahan di tandai dengan adanya hubungan yang erat antara agama kristen
dengan filsafat.
Periode pertengahan mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad yang
sebelumnya. Perbedaan itu terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen
yang di ajarkan oleh Nabi Isa AS pada permulaan abad masehi membawa perubahan
besar terhadap kepercayaan keagamaan.Agama kristen menjadi problem kefilsafatan
karena mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang menjadi kebenaran sejati. Hal ini
berbeda dengan pandangan yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat di
capai oleh kemampuan akal, karena mereka belum mengenal adanya budaya.
Filsafat abad pertengahan juga dikatakan sebagai abad gelap.Berdasarkan
pendekatan pada sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu
kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan
potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada saat itu juga tidak memiliki
kebebasan berpikir, apalagi terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan
ajaran agama, siapapun orang yang mengemukakannya akan mendapat hukuman yang
berat, pihak gereja melarang di adakannya penyelidikan, penyelidikan rasional
terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama( teologi) yang tidak berdasarkan
pada ketentuan gereja akan mendapat larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan
penelitian adalah gereja walaupun demikian, ada juga yang melanggar peraturan
tersebut dan mereka di anggap sebagai orang yang murtad dan kemudian diadakan
pengejaran ( inkuisisi). Pengejaran bagi orang-orang yang murtad ini mencapai
puncaknya saat di bawah pimpinan paus innocentius III di akhir abad XII.
Abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan
upaya menggiring manusia ke dalam suatu sistem kepercyaan manusia yang panatik,
dengan menerima ajaran gereja yang membabi-buta. Karena itulah sebab
pengembangan ilmu pengetahuan menjadi terhambat. Masa ini penuh dengan
dominasi gereja yang tujuannya membimbing umat ke arah hidup yang baik. Tetapi di
sisi lain, dominasi gereja ini dilakukan tanpa diselaraskan dengan pemikiran martabat
dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, pikiran, keinginan, dan cita-cita
untuk menentukan masa depannya sendiri.”
Adapun ciri pemikiran filsafat pada masa abad pertengahan ialah:
1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja

9
2. Berfilsafat dalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. Berfilsafat dengan pertolongan Augistinus.

C. Filsafat pada masa abad modern


1. Sejarah filsafat pada masa abad modern

Istilah modern berasal dari kata latin “ moderna” yang artinya sekarang, batu atau
saat ini. Atas dasar pengertian ini dapat dikatakan bahwa manusia senantiasa hidup di
zaman modern, banyak ahli sejawan menyepakati bahwa sekitar tahun 1500 adalah
tahun kelahiran zaman di Eropa. Modenitas bukan hanya menunjukkan pada periode,
melainkan juga suatu bentuk kesadaran yang terkait dengan kebaruan. Karena itu,
istilah perubahan, kemajuan, revolusi,pertumbuhan, adalah istilah-istilah kunci
kesadaran modern.
Renaisans berasal dari istilah bahasa perancis, renaisasance yang berarti kelahiran
kembali( rebith). Istilah ini biasa di gunakan oleh para ahli sejarah untuk menunjuk
berbagai periode kebangkitan intelektual yang terjafi di Eropa, khususnya di italia
sepanjang abad ke-15 dan ke-16.Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu untuk
menentang pola pemikiran yang dogmatis, sehingga melahirkan suatu perubahan
revolusioner dalam pemikiran manusia dan membentuk suatu pola pemikiran baru
dalam filsafat. Zaman renaisans terkenal dengan era kelahiran kembali manusia dalam
berpikir seperti pada saat zaman yunani kuno. Manusia dikenal sebagai animal
rationale, karena pada masa ini pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang.
Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas
campur tangan Tuhan. Saat itu manusia barat mulai berpikir secara baru dan
berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah
mengungkung kebebasan dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu
pengetahuan. Telah dikemukakan, bahwa pada zaman renaisance ada banyak sekali
penemuan diantaranya ialah:
1. Nikolaus kopernikus, seorang tokoh gereja yang ortodoks, menemukan bahwa
matahari berada di pusat jagad raya, dan bahwa bumu mempunyai dua macam
gerak, yaitu : berputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan
mengitari matahari. Akan tetapi karena takut ia dikucilkan dari gereja, maka ia
menangguhkan penerbitannya, pada tahun 1543, yaitu tahun kematiannya,
penemuannya itu diterbitkan oleh temannya.
2. Johanes kepler dalah orang penting sesudah nikolaus kopernikus. Ia menerima
teori, bahwa jagad raya berpusat pada matahari. Telah ditemuknnya 2 macam
gerak bagi planet-planet, yaitu : a) bahwa planet bergerak dengan membuat
lingkaran bulan panjang, dengan matahari salah satu titik api atau fokusnya. b)
bahwa kuadrat periode planet mengelilingi matahari sebanding dengan
pangkat tiga dari rata-rata jaraknya terhadap matahari.
3. Galileo Galilei adalah penemuan yang terbesar dibidang pengetahuan, ialah
yang mula-mula menemukan pentingnya aksrlerasi dalam dinamika. Yang
dimaksud akselerasi adalah perubahan kecepatan, baik dalam besarnya ,aupun
dalam arah geraknya. Ia jugalah muloa-mula menetapkan hukum benda yang
jatuh. Juga Galileo yang menemukan, bahwa jika peluru di tembakkan

10
membuat suatu gerak yang parabolis, bukan gerak horizonta yang kemudian
membuat gerak yang vertikal. Ia menerima pandangan yang mengajarkan,
bahwa matahari menjadi pusat jaga raya, seperti yang ditemukan oleh
kompernikus. Ia sendiri membuat sebuah teleskop, setelah berkenalan dengan
teleskop buatan hanslipper dari Nedheeland. Penemuan Galileo ini
mengguncang gereja, yang menuntut supaya galileo menarik kembali ajaran-
ajaran tersebut. Hal ini terjadi pada tahun 1632 secara terbuka.

2. Aliran-aliran filsafat pada masa modern


a. Aliran Rasionalisme
Pada zaman modern filsafat, tokoh pertama rasionalisme adalah Rone
Descartes ( 1595-1650). Tokoh rasionalisme lainnya adalah baruch spinoza
( 1632-1677), gottfriend wilhem leibniz ( 1646-1716). Descartes dianggap
sebagai bapak filsafat modern. Menurut Betral Russel, kata”bapak” pantas
diberi kepada descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern itu
yang membangun filsafat berdasarkan atas keyakinan diri sendiri yang di
hasilkan oleh pengetahuan aqliah. Dia pula orang pertama di akhir abad
pertengahan yang menyusun argumentasi yang kuat dan tegas yang
menyimpukan bahwa dasar filsafat haruslah akal, bukan perasaan, bukan
iman, bukan ayat suci, dan bukan yang lainnya.
b. Aliran epirisme
Para pemikir di inggris bergerak ke arah yang berbeda dengan tema yang telah
di rintis oleh descartes, akan tetapi mereka lebih mengikuti jejal prancis bacon
yaitu aliran empirisme. Empirisme adalah doktrin filsafat yang menekankan
peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan, dan pengetahuan itu
sendiri dapat mengecilkan peran akal. Istilah empirisme di ambil dari bahasa
yunani yaitu emperisme adalah lawan rasionalisme. Akan tetapi, tidak berarti
bahwa rasionalisme tidak ditolak sama sekali, dapat dikatakan bahwa
rasionalisme dipergunakan dalam kerangka epirisme, atau rasionalisme dilihat
dalam bingkai empirisme.
Sebagai penganut empirisme, pengetahuan do peroleh melalui pengalaman.
Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan, juga awal pengetahuan
tentang asas-asas yang di peroleh yang di teguhkan oleh pengalaman, segala
pengalamanlah yang memberi jaminan kepastian.

D. Filsafat pada masa abad pasca modern

Filsafat pasca modern adalah aliran filsafat yang memiliki arahan proyeksi kritis
terhadap asumsi-asumsi dasar filsafat barat dan terutama filsafat dari abad ke-18 pada
masa pencerahan. Filsafat pada periode ini menekankan pentingnya hubungan kekuasaan,
personalisasi dan wacana dalam proses “ kontruksi “ suatu kebenaran ataupun suatu
pandangan dunia. Para pemikir pascamodern menyngkal bahwa realitas obyektif ada,
sebagaimana halnya yang dipercayai oleh para pemikir pada abad modern ataupun pada
masa-masa sebelumnya, dan menyangkal bahwa terdapat nilai-nilai moral yang objektif.

11
Filsafat pasca modern sering tampak sangat skeptis akan oposisi biner yang
merupakan ciri khas strukturalisme, menekankan bahwa para filsuf umumnya hanya
menekankan permasalahan pada pembedaan antara pengetahuan dan kebodohan
kemajuan sosial dan kemunduran, dominasi dan kepatuhan, perihal yang baik dan
yang buruk, serta keberadaan dan ketiadaan.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian ilmu filosofis terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya
pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu dengan kata lain (ilmu pengetahuan atau
sains), baik itu ciri subtansinya pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi
kehidupan manusia, pengkajian tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang
tercangkup dalam ontologi epistimologi dan aksiologi dan berbagai perkembangan
dan pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.

13
DAFTAR ISI

Aizid, sejarah terlengkap peradaban dunia,( Depok: PT Huta parhapuran, 2018)


Djaja, sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern ombak,( Yogyakarta, 2012)
Ritzer, G.2010. Teori sosial postmodern. Yogyakarta: kreasi wacana
Jenks, c. 2013. Culture : studi kebudayaan. Yogyakarta : pustaka pelajar modernnitas dan
post modernitas
Ahmad, filsafat ilmu( bandung: PT. Remaja rosdakarya,1998)
Harun, seri sejarah filsafat 2( Yogyakarta:kanisius)
Rizal dan misnal, filsafat ilmu ( Yogyakarta : pustaka pelajar, 2008)
k. Bertens, ringkasan sejarah filsafat
( Yogyakarta:kanisius, 1998)
Ali maksum, pengantar filsafat dari masa klsik hingga postmodernisme ( Ar-Ruzz Media:
2010)
Rijal, filsafat analitik: sejarah, perkembangan dan peranan para tokohnya ( Yogyakarta:
pustaka para pelajar, 2007)
Budiono, filsafat hukum: promblematika ketertiban yang adil( bandung: mandar maju, 2011)
Fuad, pengantar filsafat barat,(Bandung: pustaka setia, 2010)
Simon, petualangan intelektual, ( Yogyakarta:kanisius,2004)
Djaja, sejarah Eropa dari Eropa kuno hingga Eropa modern ombak,( yogykarta, 2012)
Aizid, sejarah terlengkap peradaban dunia( Depok: PT Huta parhapuran, 2018)

14

Anda mungkin juga menyukai