Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT UMUM
FISAFAT BARAT KLASIK
DAN ALIRANYA

Dosen Pengampu:
MASHUDI HARIYANTO SHI.,ME.

Disusun Oleh :
Kelompok 3
1. Muhammad Ardiansyah (221610300)
2. Muhammad Taufiq Akbar (221610301)
3. Tedi Saputra (221610309)

FAKHULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
TAHUN AKADEMIK
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinggga kami dapat menjelaskan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok unntuk mata kuliah pembelajaran Pengantar Akutansi
dengan judul FISAFAT BARAT KLASIK DAN ALIRANYA.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas pada bidang studi
dosen mata kuliah MASHUDI HARIYANTO SHI.,ME.kuliah pembelajaran Pengantar
Akutansi selain itu, makalah ini juga bertujun untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Muara Bulian, April 2023

Penulis

2
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 4
Latar Belakang...........................................................................................................4
Rumusan Masalah.................................................................................................... 4
Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5
A. Apa yang dimaksud dengan filsafat barat..........................................................5
B. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat barat................................................................ 5
C. Bagaimana ciri pemikiran filsafat Yunani kuno mazhab Sfofisme................. 7
D. Siapa toko fislafat Yunani kuno bagaimana aliran setiap tokohnya................ 8
E. Apakah yang dimaksud epistemology dan entology....................................... 12
F. Apa saja pemikira filosof Yunani klasik kuno ............................................... 13
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 14
A. Kesimpulan..................................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia


senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah
ia tidak ditipu oleh panca- inderanya, dan mulai menyadari
keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang
berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.

Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa
itu tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk
mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas)
itu. Proses itu mencari tahu dan ahirnya menghasilkan kesadaran, yang
disebut pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis
dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat
dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan filsafat barat?


2. Siapa saja tokoh-tokoh filsafat barat?
3. Bagaimana ciri pemikiran filsafat Yunani kuno mazhab Sfofisme?
4. Siapa toko fislafat Yunani kuno serta bagaimana pemikiran setiap
tokohnya?
5. Apakah yang dimaksud epistemology dan entology?
6. Apa saja pemikira filosof Yunani klasik kuno ?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk menjelaskan pengertian dari filsafat barat.


2. Menjelaskan tokoh-tokoh filsafat barat.
3. Mengetahui filsofi barat Yunani dan toko – tokoh nya beserta aliranya

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
universitas- universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka.
Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi orang Yunani kuno. Namun
pada hakikatnya, tradisi falsafi Yunani sebenarnya sempat mengalami
pemutusan rantai ketika salinan buku filsafat Aristoteles seperti Isagoge,
Categories dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi
bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah
menyebarkan
ajaran yang dilarang oleh negara.

Selanjutnya dikatakan bahwa seandainya kitab-kitab terjemahan


Boethius menjadi sumber perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan di
Eropa, maka John Salisbury, seorang guru besar filsafat di Universitas
Paris, tidak akan menyalin kembali buku Organon karangan Aristoteles dari
terjemahan-terjemahan berbahasa Arab, yang
telah dikerjakan oleh filosof Islam pada dinasti Abbasyah.

Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne
Descartes, Immanuel Kant, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx,
Friedrich Nietzsche, dan
Jean-Paul Sartre.

Dalam tradisi filsafat Barat di Indonesia sendiri yang notabene-nya


adalah bekas jajahan bangsa Eropa-Belanda, dikenal adanya
pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu. Tema-tema
tersebut adalah: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

B. Tokoh Filsafat Barat


1. Thomas Aquinas
Aquinas dilahirkan di Roccasecca dekat Napoli, Italia.[4] dalam
keluarga bangsawan Aquino. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari
Aquino dan ibunya bernama Countess Teodora Carracciolo. Kedua
orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Thomas, pada
umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino agar
dibina untuk menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas
berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples. Di sana ia belajar
5
mengenai kesenian dan filsafat (1239-1244). Selama di sana, ia mulai
tertarik pada pekerjaan kerasulan gereja, dan berusaha untuk pindah ke
Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperan pada abad itu.
Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di
Roccasecca setahun lebih lamanya. Namunkarena tekadnya pada tahun
1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.

Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada


Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa
itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia
berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat
Aristoteles kepadanya.[5] Ia menemaniAlbertus Magnus memberikan
kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 -
1252.Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah
Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-
1256) di Konven St. Jacques, Paris. Thomas ditugaskan untuk
memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa
kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama
sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas dipanggil kembali ke
Paris untuk tiga tahun karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk
membuka sebuah sekolah Dominikan di Naples.Dalam perjalanan menuju
ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di biara
Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat
Thomassebagai orang kudus pada tahun 1323.

3. René Descartes

Lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di Stockholm,


Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun), juga dikenal
sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin,
merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang
terpenting ialah Discoursde la méthode (1637) dan Meditationes de prima
Philosophia (1641).

Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan


"Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan
berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi
filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk
membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme
kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17
dan18.Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena
pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti,
kecuali kenyataan bahwaseseorang bisa berpikir.Dalam bahasa Latin
kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa
Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: "Aku
berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am)

6
C. Ciri Pemikiran Filsafat Klasik Yunani Kuno Madzab Sofisme

Periode Yunani Klasik mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Pada
waktu Athena dipimpin oleh perikles kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato
(rethorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan
pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi
alam tetapi manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh prothagoras, manusia
adalah ukuran untuk segala-galanya.1 Ciri umum filsafat Yunani ialah
rasionalisme. Rasionalisme Yunani mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Kata sofis terkandung pengertian tipuan, hipkret dan sinis menurut filosof,
mereka itu adalah orang-orang yang kurang terpelajar, baik didalam sains maupun
filsafat. Mereka orang-orang yang menjual kebijakan untuk memperoleh materi.
Orang-orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relative
kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Pemikiran sofis itu
mempunyai ciri berupa pandangan yang saling bertentangan. Dalam moral pun
mereka dikatakan menganut moral yang relative, jadi buruk baik itupun bersifat
relative. Misalnya hippias mengajarkan moral yang mengajarkan keadilan yang
absolute. Pendek kata, bagi orang-orang sofis tidak ada generalisasi atau tidak ada
kebenaran umum. Akan tetapi orang-orang sofis begitu popular. Oleh sebab itu
kaum filosof menentang mereka mati-matian. Bila seorang sofis datang ke athena
murid-muridnya mendengarkan ocehannya dan dianggap sebagai wahyu begitu
pula bila Protagoras dan gorgias telah berbicara, pembicaraannya menjadi bahan
yang diperdebatkan oleh kalangan terpelajar Athena.2

1 Surajiyo, filsafat ilmudan perkembangannya di Indonesia (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013),
hlm.83
2 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010) hlm. 50

7
D. Tokoh-tokoh dan Madzab Serta Pemikirannya

1) Socrates

Socrates lahir pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM.
Socrates adalah seorang penganut moral yang absolute dan meyakini bahwa
menegakkan moral merupakan tugas filosof, yang berdasarkan ide-ide rasional
dan keahlian dalam pengetahuan. Socrates tidak pernah meninggalkan tulisan
tentang pemikirannya. Ajarannya kita peroleh dari tulisan muridnya terutama
Plato.

Menurut pendapat Socrates tidak semua kebenaran itu relative. Untuk


membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates menggunakan metode
yang bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan ia
menganalisis pendapat-pendapat setiap orang mempunyai pendapat mengenai
salah dan tidak salah. Metode yang digunakan Socrates biasanya disebut
dialektika yang berasal dari kata Yunani dialegesthai artinya bercakap-cakap atau
berdialog. Metode Socrates disebut dialektika karena dialog mempunyai peranan
penting di dalamnya.

Socrates membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum


ada yaitu definisi jadi orang sofis tidak seluruhnya benar yang benar ialah
sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian pengetahuan bersifat khusus
sedangkan yang khusus itulah pengetahuan yang kebenarannya relatif .Dengan
mengajukan definisi itu Socrates telah dapat menghentikan laju dominasi
relatifisme kaum sofis dan orang Athena mulai kembali memegang kaidah sains
dan agama.

Plato memperkokoh tesis Socrates ia mengatakan kebenaran umum itu


memang ada. Kubu Socrates semakin kuat, orang sofis semakin kehabisan
pengikut lalu orang sofis menuduh bahwa Socrates menyesatkan dan merusak
pikiran kaum muda dan menolak dewa-dewa yang diakui Negara. Karena itu
Socrates diadili oleh hakim Athena sebagaimana keputusan yang diterimanya dari

8
pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220
menolaknya. Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis
dalam Krito, dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar
kepatuhannya pada satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota
Athena. Dan dalam Phaedo karya Plato, melukiskan pula bagaimana Socrates
pada suatu senja dengan tenang meminum racun, dikelilingi oleh para sahabatnya
. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu peristiwa
peradilan paling bersejarah.

2) Plato

Plato lahir di Athena pada tahun 428 SM., dan meninggal pada tahun 348
SM. Plato adalah salah seorang murid dan teman Socrates. Menurut Plato,
kebenaran (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif seperti
pada Socrates, pengertian umum itu sudah tersedia di alam ide. Definisi pada
Socrates dapat saja diartikan tidak memiliki realitas.3
Plato mengatakan : realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yaitu dunia
indrawi dan dunia ide. Dunia indrawi mencakup benda-benda jasmani yang
konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain
hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia idea. Selalu terjadi perubahan,
Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat
mati. Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini
tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada
satu idea “yang bagus”, yang indah Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal
ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja,
tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.

3 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 53-57

9
Ciri-ciri karya Plato :

 Bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu


menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama
karangannya.

 Berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII,
Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang
ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya jika
pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang
berbentuk dialog.4

3) Aristoteles

Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, Yunani Utara. Pada usia 17
tahun Aristoteles dikirim ke Athena dan dimasukkan ke academia Plato selama 20
tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan
menjadi guru bagi Alexander putra raja Philip di Macedonia. Saat Alexander
berkuasa pada tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan
bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi
nama Lyceum yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Terjadilah persaingan
hebat antara lyceum dan akademi. Persaingan ini mendorong Aristoteles untuk
meningkatkan penelitiannya. Hasilnya ia tidak hanya menjelaskan prinsip-prinsip
sains, tetapi juga mengajarkan politik, retorika, dan dialektika. Lama kelamaan
posisinya di Athena tidak aman. Orang-orang Athena yang anti Macedonia
memandang Aristoteles sebagai penyebar pengaruh yang bersifat subversive,

4Dikutip oleh Wikipedia.com dalam Simon Petrus L, Petualangan Intelektual (Yogyakarta:


Kanisius, 2004)

10
makanya ia berfikir lebih bijak untuk meninggalkan Athena. Ia juga dituduh
sebagai ateis lalu pindah ke Chalcis dan meninggal di sana tahun 322 SM.

Di dalam dunia filsafat, Aristoteles dikenal sebagai bapak logika.


Logikanya disebut tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut
logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga disebut logika formal.
Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada Aristoteles ia mengatakan
bahwa tugas utama ilmu pengetahuan adalah mencari penyebab-penyebab objek
yang diselidiki. Setiap kejadian mempunyai empat sebab yang semuanya harus
disebut, bila manusia ingin memahami proses kejadian segala sesuatu. Keempat
penyebab itu menurut Aristoteles adalah :

1. Penyebab material (material cause) : bahan dari mana benda dibuat


2. Penyebab formal (formal cause) : bentuk yang menyusun bahan
3. Penyebab efisien (efficient cause) : sumber kejadian
4. Penyebab final (final cause) : tujuan yang menjadi arah seluruh kejadian.

Bila orang-orang Sofis menganggap manusia tidak akan mampu


memperoleh kebenaran Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa
manusia dapat mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles yang
penting adalah pendapatnya yang mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu,
matter memberikan subtansi sesuatu, form memberikan pembukusnya setiap objek
terdiri atas matter dan form jadi ia telah mengatasi dualisme Plato yang
memisahkan matter dan form bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri.
Matter itu potensial dan form aktualitas. Namun ada subtansi yang murni form
tanpa potentiality jadi tanpa matter yaitu tuhan. Aristoteles percaya adanya tuhan.
Bukti adanya tuhan ialah tuhan sebagai penyebab gerak (a first cause of motion).5

5 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 59-63

11
E. Epistemologi dan Ontology Pada Periode Klasik Yunani Kuno

Perdebatan epistimologi yang membahas pada satu pertanyaan


epistimologi yakni “Bagaimana cara memperoleh pengetahuan atau darimana
sumber pengetahuan?” dan perdebatan ontology yakni “Apa hakikat dari obyek
pengetahuan?”.6

a) Epistomologi
Berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. episteme adalah
pengetahuan atau kebenaran dan logos adalah pikiran, teori atau kata. Runes
dalam kamusnya (1971) istilah epistomologi disebut dengan filsafat pengetahuan.7
Pengetahuan manusia ada 3 macam yaitu: pengetahuan sains, pengetahuan filsafat
dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu diperoleh manusia melalui berbagai cara
dan berbagai alat. Ada berbagai aliran yang berbicara tentang ini :
 Empirisme (pengalaman adalah sumber pengetahuan)
 Rasionalisme (akal adalah sumber pengetahuan)
 Intuisionisme (manusia sebenarnya memiliki kemampuan luar biasa
dalam menentukan kebenaran.)
b) Ontology
Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai
menghadapi objek-objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-objek itu
dipikirkan secara mendalam sampai pada hakikatnya. Hakikat ialah realitas
(kenyataan yang sebenarnya). Beberapa aliran dalam bidang ontology :
 Naturalisme (alam sebagai keseluruhan realitas)
 Idealisme (hakikat benda adalah rohani, spirit)
 Dualisme (hakikat benda ada dua, material dan immaterial, benda dan
roh, jasad dan spirit)

6http://www.a-filsafat.com/2015/10/ontologi-apa-itu-hakikat.html
7
Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013),
hlm. 24.

12
 Skeptisisme (hakikat tidak akan pernah bisa di mengerti dan ditangkap
oleh manusia kalau pun bisa hakikat yang di dapatkan manusia tetap
meragukan)
 Agnostitisme (manusia tidak dapat mengetahui hakikat benda).8

F. Warisan pemikiran filosof klasik Yunani kuno


1. Socrates
 Pemikiran tentang adanya kebenaran umum, karena Socrates berfikir bahwa
tidak semua kebenaran itu bersifat relatif atau disebut juga cara berfikir
induksi, yaitu menyimpulkan pengetahuan yang sifatnya umum dengan
berpangkal dari banyak pengetahuan tentang hal yang bersifat khusus.
 Metode dialektika, yang sebenarnya telah diterapkan oleh seorang filsuf
bernama Zeno yang merupakan murid dari Parmenindes. Meskipun
demikian, Socrateslah yang mengembangkan metode ini. Cara kerjanya
adalah seperti nama metodenya yaitu dengan cara bertanya-jawab atau
berdialog. Metode ini juga disebut dengan maieutika atau seni kebidanan.
 Pemikiran tentang “keutamaan adalah pengetahuan” jadi semua hal
dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada. Bahkan Socrates telah
menjelaskan bahwa baik dan jahat dalam kehidupan manusia dikaitkan
dengan pengetahuan, bukan dengan kemauan manusia.
 Pemikiran tentang adanya manusia yang abadi atau imortalitas. Socrates
berpendapat bahwa orang yang mati hanya meninggalkan jasad, dan ruhnya
akan menuju ke alam selanjutnya. 9

2. Plato
 Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan
dapat mati

8 Ahmad Tafsir, Filsafat Umum (Bandung : PT, Remaja Rosda Karya, 2010), hlm. 23-30.
9
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/socrates -dan-pemikirannya/2013

13
 karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah
tiruan (mimesis) dari yang asli.10

3. Aristoteles
 Logika : biasanya disebut organon (alat) membentangkan tentang
pengertian, putusan, syllogismus, bukti dan lain-lain.
 Fisika : tentang alam, langit, bintang, hewan, jiwa dan lain-lainnya.
 Metafisika : buku-buku yang terutama tentang filsafat.
 Pengetahuan praktis : Ethica Eudemia, Ethica Nichomachea, kedua-
keduanya tentang tingkah laku, Republica Atheniensium (tatanegara Atena),
Rhetorica (tentang berceramah dan berpidato) dan Poetica.11

10 https://en.wikipedia.org/wiki/Plato
11
https://bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran -aristoteles-tentang-filsafat/

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ini
ternyata benar dengan timbulnya Filosofi Klasik Yunani. Seperti dissebut di atas,
aliran sofisme mulai mengubah pandangan kemanusiaan sebagai makhluk yang
berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofime terlalu mengemukakan pendirian
yang subyektif, relatif dan skeptis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu sistim
pengetahuan yang bulat. Sofisme tidak lebih dari masa pendahuluan ke zaman
klasik.
Sistematis periodisasi, masalah-masalah yang dihadapi diajukan mendahului
pembahasan masing-masing tokoh dan ajarannya, dan dengan maksud untuk lebih
jelas memberikan gambaran umum tentang ilmu filsafat, yang sampai saat ini
masih dianggap sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain.
Tiga tokoh filosofi Yunani klasik kuno. yakni, Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Pada zaman itu muncul aliran epistemology yang membahas tentang bagaimana
cara memperoleh pengetahuan atau darimana sumber pengetahuan dan ontology
yang membahas tentang Apa hakikat dari obyek pengetahuan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA
1. Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Umum. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
2. Surajiyo. 2013. filsafat ilmu dan perkembangannya di Indonesia. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
3. Wikipedia. 2016. Warisan pemikiran Plato,
(https://en.wikipedia.org/wiki/Plato), diakses pada 26 September 2016.
4. Purnama, Budi. 2011. Warisan pemikiran Aristoteles,
(https://bud1purn4m4.wordpress.com/2011/04/13/pemikiran-aristoteles-
tentang-filsafat/), diakses pada 26 September 2016.
5. Burhanudin, Afid. 2013. Warisan Pemikiran Socrates,
(https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/21/socrates-dan-
pemikirannya/2013), diakses pada 26 September 2016

16

Anda mungkin juga menyukai