Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah “Filsafat Umum”

Dosen Pengampu:

Luqman Fauzi, M.Ag

Disusun oleh
Kelompok 6

Ika nur sabila : 1860407231018


Isna mufidhatul qurba : 1860407231017
Owena abimasta : 1860407232032

SEMESTER GANJIL
PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas selesainya makalah berjudul
“PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN” ini tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurahkankepada Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga
akhir zaman.
Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam menyusun makalah ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut ini.
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul aziz, M.Pd. I. Rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Universitas Sayyid Ali Rahmatullah Tuungagung.
3. Bapak Dedi Suslo, M. M. selaku kooprodi Pariwisata Syariah Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
4. Luqman Fauzi, M.Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Islam.
5. teman-teman dan semua pihak yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini disusun untuk mendeskripsikan “PERKEMBANGAN FILSAFAT MODERN”


Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah
ini.

Tulungagung, 22 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................................ 5
C. Tujuan penulisan .................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
A. Tokoh-tokoh filsafat barat modern dan corak pemikiranya ................................................. 6
B. Posisi sains, filsafat, dan agama. ........................................................................................ 11
C. Positivisme dan tradisi ilmiah modern. .............................................................................. 12
D. Perkembangan filsafat di masa modern dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. . 13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peradaban manusia merupakan hasil dari adanya implikasi kajian filsafat sebagai
bagian dari jalan menemukan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam diri seorang manusia.
Perkembangan filsafat modern masa ranaissance dianggap menjadi momentum tumbuhnya
peradaban manusia modern berpangkal pada kajian filsafat rasionalisme dan filsafat
emperisme dalam menemukan konklusi kebenaran pengetahuan dan membebaskan
pengetahuan dari “karangkeng teologis” abad pertengahan yang dianggap “masa kelam
pengetahuan” yang cenderung menghambat manusia dalam menemukan pengetahuan
melalui jalan filsafat. 1
Dalam hal ini, repsosisi pengetahuan dalam filasafat aliran rasionalisme
menekankan tentang usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal sebagaimana
yang telah dirintis oleh para pemikir renaisans. Sekaligus menjadil era dimulainya
pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian yang sebenarnya. Bahkan diyakini bahwa
dengan kemampuan akal segala macam persoalan dapat dijelaskan, semua permasalahan
dapat dipahami dan dipecahkan termasuk seluruh masalah kemanusiaan. Sedangkan
filsafat aliran empirisme merupakan doktrin filsafat yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan. Bahkan doktrin filsafat aliran empirisme
merupakan lawan doktrin rasionalisme dalam kerangka kefilsafatan manusia
Perkembangan filsafat modern menciptakan dasar-dasar pemikiran yang mendalam
dan berkelanjutan dalam berbagai bidang ilmu dan budaya. Ini mengilhami perubahan
besar dalam politik, ilmu pengetahuan, etika, agama, dan pandangan dunia yang masih
berpengaruh hingga saat ini. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi perjalanan
perkembangan filsafat modern, mengungkap aspek-aspek penting yang membentuk latar
belakang, ide-ide utama, dan dampaknya yang berkepanjangan. Sebagai fase penting dalam
evolusi pemikiran manusia, filsafat modern membawa bersamaan konflik antara
rasionalisme dan empirisme, pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan, serta
perkembangan etika dan politik yang berpengaruh.

1
Musakkir, FILSAFAT MODERN DAN PERKEMBANGANNYA (Renaissance: Rasionalisme dan
Emperisme) (Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol. 5 No. 1. 2021) hal 1

4
Makalah ini juga akan membahas peran tokoh-tokoh seperti René Descartes, John
Locke, dan Immanuel Kant dalam membentuk pemikiran filsafat modern serta karya-karya
monumental mereka yang memengaruhi perkembangan filsafat dan dunia pada umumnya.
Melalui artikel ini, Anda akan memahami bagaimana filsafat modern telah membentuk
dasar-dasar pemikiran yang masih relevan hingga hari ini dan terus mewarnai berbagai
aspek kehidupan manusia di seluruh dunia.
B. Rumusan masalah
1. Sebutkan tokoh-tokoh filsafat, barat modern dan corak pemikiranya!
2. Bagaimana posisi sains, filsafat, dan agama?
3. Apa yang dimaksud dengan positivisme dan tradisi ilmiah modern?
4. Bagaimana perkembangan filsafat di masa modern dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk Mengetahui Tokoh-Tokoh Filsafat, Barat Modern Dan Corak Pemikiranya.
2. Bagaimana Posisi Sains, Filsafat, Dan Agama.
3. Apa Yang Dimaksud Dengan Positivisme Dan Tradisi Ilmiah Modern.
4. Bagaimana Perkembangan Filsafat Di Masa Modern Dan Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan Manusia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tokoh-tokoh filsafat barat modern dan corak pemikiranya


Perkembangan filsafat modern tidak lepas dari para pencetus pemikiran-pemikiran
yang hingga saat ini menjadi dasar dari perkembangan filsafat itu sendiri, diantara para
tokoh filsafat tersebut yakni :

a. Rene Descartes
Zaman modern dalam sejarah filsafat biasanya dimulai oleh filsafat
Descartes. Istilah modern disini hanya digunakan untuk menunjukkan suatu
filsafat yang mempunyai corak yang amat berbeda,bahkan berlawanan dengan
corak filsafat pada abad pertengahan kristen. Corak tama filsafat modern yang
dimaksud disini ialah dianutnya kembali rasionalisme seperti pada masa Yunani
Kuno. Gagasan itu, disertai oleh argumen yang kuat, diajukan oleh Descartes.
Oleh karena itu, gerakan pemikiran Descartes sering juga disebut bercorak
renaissance. Pada masa ini, rasionalisme Yunani lahir kembali, sebagai objek
kajian yang harus dan menarik untuk diamati. Anggapan Descartes sebagai Bapak
Filsafat Modern, menurut Betrand Russel, memang benar. Kata bapak diberikan
kepada Descartes karena dialah orang pertama pada zaman modern yang
membangun filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh
pengetahuan rasional.
Rene Descartes lahir pada 31 maret 1596, di sebuah kota kecil di Touraine
bernama La Haye (biasa dipanggil La HayeDescartes atau Descartes saja. Ketika
ia berusia kira-kira sepuluh tahun, ayahnya mengirimnya ke College Henri IV di
La Fleche, sekolah baru yang segera menjadi simbol pendidikan Jesuit sekaligus
salah satu pusat akademi pelatihan terkemuka di Eropa. Dalam hidupnya
kemudian, Descartes merasa bangga pada pendidikan klasik yang diterimanya
dari para Jesuit, meskipun ia seringkali tidak sependapat dengan ajaran para Jesuit
itu kepadanya. Ia tidak menyukai terutama Aristotelianisme skolastik yang

6
diajarkan disana, meskipun ia sangat menyukai latihan-latihan dalam disiplin lain,
khususnya matematika.2
Segala sesuatu perlu dipelajari, tetapi diperlukan metode yang tepat untuk
mempelajarinya. Rene Descartes pun berpikir demikian, ia mengatakan bahwa
mempelajari filsafat membutuhkan metode tersendiri agar hasilnya benar-benar
logis. Ia sendiri mendapatkan metode yang dicarinya itu, yaitu dengan
menyangsikan segala-galanya atau menerapkan metode keraguraguan, artinya
kesangsian atau keragu-raguan ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang
dimiliki, termasuk juga kebenarankebenaran yang sampai kini dianggapnya sudah
final dan pasti. Misalnya bahwa ada suatu dunai material bahwa saya mempunyai
tubuh, kalau terhadap suatu kebenaran yang tahan dalam kesangsian yang radikal,
itulah kebenaran yang sama sekali pasti dan harus dijadikan dasar bagi seluruh
ilmu pengetahuan. Cogito ergo sum : saya yang sedang menyangsikan, ada.
Cogito ergo sum, yang berasal dari kata latin ini berarti : “saya berpikir, maka
saya ada”. Akan tetapi, yang dimaksud Descartes dengan berpikir di sini ialah
menyadari. Jika saya sangsikan, saya menyadi bahwa saya sangsikan. Kesangsian
secara langsung menyatakan adanya saya. Dalam filsafat modern, kata “cogito”
seringkali digunakan dalam arti kesadaran. Cogito ergo sum itulah menurut
Descartes suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal, betapa pun besar usahaku.
Mengapa kebenaran ini benar-benar bersifat pasti? Karena saya mengerti itu
dengan jelas dan terpilah-pilah (clearly and distinctly). Jadi, hanya yang saya
mengerti dengan jelas dan terpilah-pilah saja yang harus diterima sebagai benar.
Itulah norma untuk menentukan kebenaran.3
Dalam karya Descartes, ia menjelaskan pencarian kebenaran melalui
metode keragu-raguan. Karyanya yang berjudul A Discourse on Methode
mengemukakan perlunya memerhatikan empat hal berikut.
1. Kebenaran baru dinyatakan shahih jika telah benarbenar indrawi dan
realitasnya telah jelas dan tegas (clearly and distincictly), sehingga tidak
ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.

2
Rene Descartes, Diskursus dan Metode, Cet. Pertama, Yogyakarta: IRCiSoD, 2020, hal.15
3
Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Saebani, Filsafat umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi Bandung :
CV. PUSTAKA SETIA, 2008, hlm. 250-251

7
2. Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sampai sebanyak mungkin,
sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
3. Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang
sederhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada
yang paling sulit dan kompleks.
4. Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamnya harus
dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-
pertimbangan yang menyelruh, sehingga diperoleh keyakinan bahwa tidak
ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.4
b. Jhon Locke
John Locke adalah salah satu filsuf empirisme Inggris terbesar yang lahir di
Wringtontahun 1632, dekat Bristol. Ayahnya adalah seorang pengacara yang
berjuang di pihak parlemen melawan Raja Charles I. Locke sendiri sepanjang
hidupnya membela sistem parlementer. Ia mendapat pendidikan klasik dengan
disiplin ketat di Westminster school dari tahun 1646-1652, ketika ia berpindah ke
Christ Church, Oxford, ia merasa bahwa pendidikan di Westminster school terlalu
ke masa lalu. Demikian juga di Oxford, ia menjadi benci pada pendidikan yang
terpaku pada bentuk skolastik. Minatnya akan filsafat timbul karena membaca
secara pribadi karya Descartes dan bukan karena pengajaran di Oxford. Ia
menyelesaikan B.A. pada tahun 1656, dan M.A. pada tahun 1658. Pada tahun
1659 Locke ditunjuk sebagai senior student di Oxford.
Pandangan Locke tentang pemerintahan sipil (civil government) atau
masyarakat sipil (Civil society) bermula dari sikap dan perhatiannya terhadap
gejolak yang terjadi dalam pemerintahan di negara Inggris serta tanggapannya
dalam menentang banyak kalangan dan para pemikir sebelumnya yang
menekankan kekuasaan absolut dari seorang penguasa atas rakyatnya. Locke
memiliki banyak karya tulis yang didalamnya membahas tentang kedudukan
filsafat modern, dintara karya jhon locke yakni:

4
Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Saebani, Filsafat umum Dari Metologi Sampai Teofilosofi Bandung :
CV. PUSTAKA SETIA, 2008, hal 251

8
1. An Essay Concerning Human Understanding Karya ini di terbitkan antara
tahun 1671 dan tahun 1689. Dengan maksud untuk mencoba memjawab
persoalan dari mana asal ide dan pengetahuan kita, apa yang mampu kita
ketahui, sejauh mana pengetahuan kita memilki kepastian dan kapan kita
dibenarkan dengan berpegang pada pendirian yang didasarkan pada ide
kita? Locke memulai tulisannya ini dengan mengemukakan argumen yang
menentang pandangan Descartes tentang “ide bawaan”. Locke
memberikan pemikirannya bahwa pikiran kita adalah tabularasa, seperti
kertas putih tanpa tulisan. Semua ide berasal dari satu sumber yaitu
pengalaman.5
2. Two Treatises of Civil Government Ditulis pada tahun 1690. Dalam karya
ini Locke membaginya menjadi dua bagian, yakni pada bagian pertama,
Locke menentang atau melawan pendapat Sir Robert Filmer dalam
bukunya Patriarchal yang mengemukakan tentang suatu paham yang
mengulas bahwa kekuasaan rajawi selalu diberikan Allah kepada Adam
dan turunannya. Maka, Locke beranggapan bahwa tidak ada evidensi
bahwa Adam memiliki sesuatu kekuasaan rajawi yang diberikan Allah.
Sekalipun ada, seluruh pengetahuan tentang hak suksesi yang telah
ditentukan Allah itu telah lenyap. Sehingga kekuasaan raja tidak bisa
diasalkan dari Allah.6
3. Letter on Toleration asil karya ini di tulis semasa pengungsiannya di
belanda antara tahun 1683-1689. Naskah aslinya ditulis dalam bahasa
Latin Epistola de tolerantia. Dalam tulisannya ini Locke menekankan
bahwa negara tidak harus ikut campur tangan terlampau banyak dalam
persoalan kebebasan menjalankan ibadah menurut kepercayaan dan
agama masing-masing pemeluknya. Bagi Locke pembentukkan negara
memiliki tujuan tersendiri yakni untuk melindungi, menyelenggarakan,

5
A. widyamartaja, Kuasa itu Milik Rakyat, Esai Kedua: Esai Mengenai Asal Mula Sesungguhnya, Ruang
Lingkup, dan Maksud Tujuan Pemerintahan Sipil (Yogyakarta: Kanisius, 2002), terj. Dari buku John Locke, Two
treatises of government, Esay Two: An Essay Concerning the True Original Extent And End Of Civil Government ,
(London: Dublin, 1924), hlm. 6.
6
Ibid hal 7

9
memajukan kepentingan-kepentingan warganya seperti, kehidupan,
kebebasan, kesehatan, kenyamanan, dan hak milik atas benda-benda.
Sedangkan tujuan agama adalah menjalankan ibadah kepada Allah untuk
mencapai kehidupan kekal.7
c. Immanuel Kant
mmanuel Kant adalah salah satu pemikir yang muncul di abad ke-18 dan
memiliki kiprah dalam kemajuan zamannya, terutama lewat karya-karya yang
dihasilkannya. Salah satu karyanya, Kritik der Reinen Vernunft-sebuah paparan
argumentatif tentang epistemologi menjadi sebuah mahakarya brilian pada
masanya. Kendati telah lama dibicarakan, upaya merumuskan kembali
pemikirannya tetap menjadi isu yang cukup menarik. 8Hal ini tidak berlebihan,
karena Kant telah mempengaruhi, sekaligus menginspirasi banyak tokoh yang
muncul setelahnya. Bahkan Kant dianggap sebagai filsuf yang paling berpengaruh
dalam lima ratus tahun terakhir. Sampai saat ini, pemikiran Kant tetap menjadi isu
perdebatan yang tak kunjung habis dibahas. Apa yang dilakukan Kant adalah
menghadirkan suatu formula baru dalam perumusan sistem filsafat. Filsafat Kant
menjadi tonggak sejarah pencerahan Eropa, dan pembahasan epistemologinya
menjadi salah satu tema yang banyak diminati hingga sekarang.
Kant dikenal sebagai orang yang mampu membalik sudut pandang dalam
tradisi pemikiran. Hal-hal yang dulu selalu diterima begitu saja, ternyata
dijungkirbalikkan oleh Kant. Sistem epistemologi Kant berusaha merumuskan
masalah, yang lebih menitikberatkan pada kondisi subjek. Subjek yang dimaksud
adalah manusia sebagai individu yang sadar diri dalam kehidupannya di dunia saat
ini.
Kant mempertanyakan peran dan fungsi a priori dalam diri subjek, terkait
proses terciptanya pengetahuan. Alih-alih mempersoalkan isi pengetahuan, Kant
terlebih dahulu memeriksa fungsi dan mekanisme dalam diri subjek agar dapat
terciptanya. pengetahuan. Dengan kata lain, validitas pengetahuan menjadi
permasalahan kemampuan manusia dalam mengolah informasi yang diterimanya

7
Simon P.L. Tjahjadi, Petualangan Intelektual(Kanisius: Yogyakarta,2004), hal 243
8
Franz Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme (Jakarta:
Gramedia, 2005), hal. 4

10
Pencarian asas-asas a priori ini merupakan sesuatu yang baru dalam tradisi filsafat
Barat.

B. Posisi sains, filsafat, dan agama.


Antara filsafat dan ilmu memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran. Dari
aspek sumber, filsafat dan ilmu memiliki sumber yang sama, yaitu akal atau rasio. Karena
akal manusia terbatas, yang tak mampu menjelajah wilayah yang metafisik, maka
kebenaran filsafat dan ilmu dianggap relatif, nisbi. Sementara agama bersumber dari
wahyu, yang kebenarannya dianggap absolut, mutlak·. Dari aspek objek, filsafat memiliki
objek kajian yang lebih luas dari ilmu. Jika ilmu hanya menjangkau wilayah fisik (alam
dan manusia), maka filsafat menjangkau wilayah bail fisik maupun yang metafisik
(Tuhan, alam dan manusia). Tetapi jangkauan wilayah metafisik filsafat (sesuai wataknya
yang rasional-spikulatif) membuatnya tidak bisa disebut absolut kebenarannya.
Sementara agama (baca: agama wahyu) dengan ajaran-ajarannya yang terkandung dalam
kitab suci Tuhan, diyakini sebagai memiliki kebenaran mutlak. 9
Agama dimulai dari percaya (iman), sementara filsafat dan ilmu dimulai dari
keraguan. Ilmu, filsafat dan agama memiliki keterkaitan dan saling menunjang bagi
manusia. Keterkaitan itu terletak pada tiga potensi utama yang diberikan oleh Tuhan
kepada manusia, yaitu akal, budi dan rasa serta keyakinan. Melalui ketiga potensi tersebut
manusia akan memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya. Dalam konteks studi agama,
manusia perlu menggunakan pendekatan secara utuh dan komperehensif. Ada dua
pendekatan dalam studi agama secara komperehensif tersebut,
yaitu: Pertama, pendekatan rasional-spikulatif.
Pendekatan ini adalah pendekata filsafat (philosophical approach), misalnya
pendekatan studi agama terhadap teks-teks yang terkait dengan masalah eskatologis-
metafisik, epistemologi, etika dan estetika; kedua, pendekatan rasional-
empirik. Pendekatan ini adalah pendekatan ilmu (scientific approach), misalnya
pendekatan studi agama terhadap teks-teks yang terkait dengan sunnatullah (ayat-ayat
kauniyah), teks-teks hukum yang bersifat perintah dan larangan dan sejarah masa lampau

9
Zainuddin, RELASI FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA, https://uin-malang.ac.id/w/3447271878 diakses
tanggal 22 oktober 2023

11
umat manusia. Agama memerintahkan manusia untuk mempelajari alam, menggali
hukum-hukumnya agar manusia hidup secara alamiah sesuai dengan tujuan dan asas
moral yang diridhai Tuhan. Ilmu sebagai alat harus diarahkan oleh agama, supaya
memperoleh kebaikan dan kebahagiaan, sebaliknya ilmu tanpa agama, maka akan
membawa bencana dan kesengsaraan.
Maka benar kata Einstein, science without religion is blind, religion without science
is lame. Secara rinci Franz Magnis Suseso menjelaskan, bahwa filsafat membantu agama
dalam empat hal: pertama, filsafat dapat menginterpretasikan teks-teks sucinya secara
objektif; kedua, filsafat membantu memberikan metode-metode pemikiran bagi
teologi; ketiga, filsafat membantu agama dalam menghadapi problema dan tantangan
zaman, misalnya soal hubungan IPTEK dengan agama; keempat, filsafat membantu
10
agama dalam menghadapi tantangan ideologi-ideologi baru.
C. Positivisme dan tradisi ilmiah modern.
Ilmu-ilmu yang lahir dari proses filsafat ini tentu tidak lepas dari cara, pemikiran
dan konsep-konsep yang muncul ketika filsafat dijabarkan secara historis. Dalam
kacamata sejarah, filsafat telah berkembang menjadi beberapa macam aliran. Salah
satunya ialah aliran positivisme. Aliran ini berpendapat bahwa satu-satunya sumber
pengetahuan adalah alam dan menyingkirkan hal yang berkenaan dengan metafisik.11
Sehingga data empiris sangat diutamakan oleh aliran ini dalam memperoleh ilmu
pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang didapat dari metodologi berpikir positivisme ini memberi
kontribusi yang sangat besar terhadap proses pendidikan. Pemikiran August Comte yang
sangat menekankan pada aspek empiris ternyata dipakai dalam perjalanan pendidikan
sampai sekarang. Bahkan yang lebih menarik ialah ketika niat Comte yang ia tuangkan
dengan aliran positivisme untuk menjauhkan agama dari masyarakat, justru berperan

10
Franz Magnis-Suseno, S.J., Etika Dasar (masalah-masalah pokok filsafat moral), jakarta: PT. Kanisius.
Hal 57
11
Franz L. Fillafer, Johannes Feichtinger, and Jan Surman, “Introduction: Particularizing Positivism,” in The
Worlds of Positivism: A Global Intellectual History, 1770-1930 (Switzerland: Springer International Publishing,
2018), hal 6.

12
besar terhadap perkembangan agama tersebut, salah satunya dalam ranah pendidikan
agama (studi Islam).12
Positivisme berasal dari bahasa Inggris, yakni positivism atau positivus yang berarti
meletakkan. Peletak dasar pemikiran positivisme ialah August Comte. Pemikiran Comte
tentang positivisme ia tuangkan dalam karyanya dengan judul The Course of Positive
Philosophy.13 Pemikiran Comte kemudian disebut dengan aliran filsafat postivisme yang
mana aliran ini disebut sebagai aliran yang menekankan aspek faktual pengetahuan.
Aliran positivisme yang berkembang pada abad 19 ini juga diartikan dengan aliran filsafat
yang meyakini bahwa ilmu-ilmu alam adalah satusatnya sumber pengetahuan yang benar,
sehingga studi filosofis atau metafisik akan ditolak dalam aliran ini.14
D. Perkembangan filsafat di masa modern dan pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia.
Perkembangan kebudayaan di dalam masyarakat dari masa kemasa sangat begitu
cepat hal ini ditunjukkan dengan munculnya pengetahuan dan teknologi yang begitu
pesat. Pada zaman kuno orang bertahan hidup dengan berburu dan meramu, kegiatan ini
semakin berkembangnya zaman terakumulasi oleh akumulasi dan interaksi
pengolahannya. Saat pertama kali filsafat muncul filsafat tidak dapat dipisahkan dari ilmu
pengetahuan. Pada masa peradaban Yunani kuno, ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
waktu ke waktu mengalami kemajuan yang begitu pesat ditandai dengan adanya para
filsuf yang muncul di masa Yunani kuno. Adanya perbedaan gaya berfikir tentang
subtansi zat di Alam semesta. Dengan adanya perbedaan tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwasanya ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu akan mengalami
perkembangan.
Perkembangan filsafat modern memiliki pengaruh yang mendalam dan beragam
terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa dampak penting
dari perkembangan filsafat modern:

12
Imroati Karmillah, “Filsafat Positivisme Dan Pendidikan Islam Di Indonesia,” Murabby: Jurnal Pendidikan
Islam 10, no. 1 (2020) hal 181–82.
13
Mohammad Muslih, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Belukar, 2004). Hal 194
14
Biyanto, Filsafat Ilmu Dan Ilmu Keislaman (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015).hal 324

13
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: Salah satu dampak paling signifikan dari
perkembangan filsafat modern adalah munculnya metode ilmiah dan penekanan
pada rasionalisme dan empirisme. Hal ini memacu perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Ilmuwan seperti Isaac Newton, yang
mendasarkan penelitian mereka pada pemikiran rasional dan pengamatan empiris,
telah mengubah cara kita memahami alam semesta dan telah memberikan
landasan bagi perkembangan teknologi modern.
2. Revolusi Industri: Filsafat modern memengaruhi Revolusi Industri dengan
mengubah pandangan tentang kemajuan teknologi, kapitalisme, dan perubahan
sosial. Pemikiran ekonomi seperti yang terdapat dalam karya-karya Adam Smith
dan teori-teori kebijakan ekonomi liberal berakar dalam pandangan liberalisme
dari filsafat modern.
3. Politik dan Hukum: Perkembangan filsafat modern juga membentuk fondasi
untuk gagasan-gagasan politik tentang hak asasi manusia, pemisahan kekuasaan,
dan kontrak sosial. Karya-karya Jean-Jacques Rousseau, John Locke, dan
Montesquieu memengaruhi perkembangan sistem politik dan hukum, termasuk
demokrasi representatif dan perlindungan hak individu yang ditemukan dalam
banyak konstitusi modern.
4. Etika: Filsafat modern telah memberikan kontribusi penting untuk pemahaman
etika. Karya Immanuel Kant tentang etika deontologis dan teori utilitarianisme
oleh Jeremy Bentham memengaruhi cara kita memahami isu-isu etis dalam
berbagai konteks, termasuk etika bisnis, etika medis, dan etika lingkungan.
5. Agama dan Kepercayaan: Filsafat modern juga menciptakan pergeseran dalam
pandangan tentang agama. Pemikiran rasionalis memunculkan skeptisisme
terhadap dogma agama dan otoritas gereja, yang pada gilirannya mempengaruhi
perkembangan gerakan sekularisme dan pluralisme agama.
6. Pendidikan: Pemikiran filsafat modern memberikan dasar bagi perkembangan
sistem pendidikan modern. Pendidikan menjadi lebih terfokus pada
pengembangan pemikiran rasional, metode ilmiah, dan pengetahuan empiris,
yang mengarah pada perkembangan sistem pendidikan formal yang luas.

14
7. Budaya dan Seni: Filsafat modern juga memengaruhi seni dan budaya. Pemikiran
Pencerahan, dengan penekanan pada rasionalitas, kebebasan individu, dan hak
asasi manusia, mempengaruhi perkembangan seni, sastra, dan budaya pada masa
itu. Gagasan-gagasan ini juga menjadi landasan bagi gerakan-gerakan seni dan
budaya seperti Romantisisme.
8. Pemahaman tentang Identitas dan Kemanusiaan: Pemikiran filsafat modern telah
membantu merangsang pemahaman kita tentang identitas individu dan
kemanusiaan. Konsep pemikiran rasional dan hak asasi manusia telah membantu
menghapuskan praktik-praktik seperti perbudakan dan merangsang gerakan hak
sipil.
Dengan demikian, perkembangan filsafat modern telah membentuk dan terus
membentuk berbagai aspek kehidupan manusia di seluruh dunia. Pengaruhnya dapat
dilihat dalam ilmu pengetahuan, politik, etika, agama, budaya, dan banyak bidang
lainnya. Pemikiran filsafat modern terus menjadi dasar pemahaman dunia kita, baik dalam
konteks akademis maupun dalam kehidupan sehari-hari.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan ilmu filsafat tidak lepas dari berbagai pemikiran tokoh yang menjadi
sumber utama dari filsafat itu sendiri, diantara tokoh tersebut adalah Rene Descartes, Jhon
Locke, dan Immanuel Kant. Ketiga filsur itu sendiri memiliki corak pemekirannya masing-
masing yang menjadi karakter dari para pencetus ilmu filsafat modern tersebut.
Antara filsafat dan ilmu memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran. Dari
aspek sumber, filsafat dan ilmu memiliki sumber yang sama, yaitu akal atau rasio. Karena
akal manusia terbatas, yang tak mampu menjelajah wilayah yang metafisik, maka
kebenaran filsafat dan ilmu dianggap relatif, nisbi. Sementara agama bersumber dari
wahyu, yang kebenarannya dianggap absolut, mutlak.
Positivisme berasal dari bahasa Inggris, yakni positivism atau positivus yang berarti
meletakkan. Peletak dasar pemikiran positivisme ialah August Comte. Pemikiran Comte
tentang positivisme ia tuangkan dalam karyanya dengan judul The Course of Positive
Philosophy.
Perkembangan filsafat modern tidak lepas dari pengaruh terhadap perkembangan
kehidupan manusia baik dari segi sains, politik, ilmu hukum dan juga agama.
Perkembangan zaman akan sangat terpengaruh terhadap keberlangsungan ilmu filsafat itu
sendiri. Kenapa demikian? Karena filsafat itu ada masanya dan akan terus ada
perkembangan seiring dengan perkembangan zaman.
B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Makadaripada itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun terhadap
pembacaguna untuk penyusunan makalah kedepannya yang lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

A. widyamartaja, 2002. Kuasa itu Milik Rakyat, Esai Kedua: Esai Mengenai Asal Mula
Sesungguhnya, Ruang Lingkup, dan Maksud Tujuan Pemerintahan Sipil (Yogyakarta:
Kanisius,), terj. Dari buku John Locke, Two treatises of government, Esay Two: An
Essay Concerning the True Original Extent And End Of Civil Government , (London:
Dublin, 1924)

Atang Abdul Hakim, Beni Ahmad Saebani, 2008. Filsafat umum Dari Metologi Sampai
Teofilosofi Bandung : CV. PUSTAKA SETIA,

Biyanto, 2015. Filsafat Ilmu Dan Ilmu Keislaman (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,)

Franz L. Fillafer, Johannes Feichtinger, and Jan Surman, 2018. “Introduction: Particularizing
Positivism,” in The Worlds of Positivism: A Global Intellectual History, 1770-1930
(Switzerland: Springer International Publishing,)

Franz Magnis-Suseno, 2005. Pemikiran Karl Marx: dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan
Revisionisme (Jakarta: Gramedia,)

Franz Magnis-Suseno, S.J., Etika Dasar (masalah-masalah pokok filsafat moral), jakarta: PT.
Kanisius

Imroati Karmillah, 2020. “Filsafat Positivisme Dan Pendidikan Islam Di Indonesia,” Murabby:
(Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1)

Mohammad Muslih, 2004. Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Belukar,)

Musakkir, 2021. FILSAFAT MODERN DAN PERKEMBANGANNYA (Renaissance:


Rasionalisme dan Emperisme) (Jurnal Pemikiran Keislaman dan Kemanusiaan Vol. 5
No. 1.)

Rene Descartes, Diskursus dan Metode, Cet. Pertama, Yogyakarta: IRCiSoD, 2020,

Simon P.L, 2004. Tjahjadi, Petualangan Intelektual(Kanisius: Yogyakarta,)

Zainuddin,. RELASI FILSAFAT, ILMU DAN AGAMA, https://uin-malang.ac.id/w/3447271878


diakses tanggal 22 oktober 2023.

17

Anda mungkin juga menyukai