Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH FILSAFAT SKOLASTIK BARAT

Nama Mata Kuliah:


FILSAFAT UMUM

PENYUSUN:
KHATIBUL UMAM (21.23.1076)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2022
KATA PENGANTAR
       Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Filsafat Masa Skolastik ini dengan lancar. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Filsafat
Barat Pramodern UGM yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dalam pembahasan ini kami menjelaskan tentang salah satu periode


filsafat barat pada abad pertengahan, yakni filsafat skolastik. Akan dijelaskan pula
pengertian, masa awal skolastik, masa puncak skolastik, dan masa akhir skolastik.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena itu kami
membutuhkan kritik, pendapat, serta saran untuk memperbaiki makalah ini untuk
selanjutnya.

       Semoga makalah ini dapat dapat membantu menambah pengetahuan bagi
siapapun yang membacanya. Apabila makalah yang telah dibuat ini masih banyak
kekurangannya, kami minta mohon maaf dan mohon kritik dan sarannya untuk
perbaikan kedepannya.

Yogyakarta, Agustus 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
PENGERTIAN FILSAFAT SKOLASTIK......................................................6
BAB III....................................................................................................................8
MASA AWAL SKOLASTIK BARAT.............................................................8
BAB IV..................................................................................................................12
PUNCAK FILSAFAT SKOLASTIK BARAT..............................................12
BAB V...................................................................................................................16
FILSAFAT SKOLASTIK BARAT AKHIR..................................................16
BAB VI..................................................................................................................17
PENUTUP.........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Filsafat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka dari itu filsafat pra-
modern pun juga mempunyai periodisasi tersendiri, salah satunya filsafat abad
pertengahan. Filsafat abad pertengahan memiliki ciri khas yakni dipengaruhinya
filsafat oleh ajaran gereja. Filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi 2 masa
yakni masa patristik dan skolastik.

Pada masa patristik, filsafat benar-benar di dominasi oleh gereja. Setiap


filsafat yang bertentangan dengan ajaran gereja ditolak dan harus dilenyapkan
beserta para pendukungnya. Sedang pada masa skolastik, filsafat mulai bangkit
kembali dengan tetap menjadikan ajaran gereja sebagai patokan untuk berfilsafat.

Filsafat abad pertengahan ini juga memiliki sejarah yang panjang sehingga
dibutuhkan penjelasan tersendiri akan pembagian 2 masa tersebut. Makalah ini
akan membahas tentang filsafat masa skolastik yang merupakan kebangkitan
filsafat barat setelah cukup lama mengalami kemandegan pada saat masa patristik.

4
1.2. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian filsafat skolastik


2. Menjelaskan masa awal filsafat skolastik
3. Menjelaskan masa puncak filsafat skolastik
4. Menjelaskan masa akhir filsafat skolastik

5
BAB II
PENGERTIAN FILSAFAT SKOLASTIK

2.1. Filsafat Barat Abad Pertengahan

Filsafat barat abad pertengahan bisa dikatakan sebagai ‘abad kegelapan’


karena pada masa itu semuanya terikat dengan gereja. Kegiatan, hasil karya,
pemikiran manusia benar-benar diawasi dengan ketat oleh gereja. Orang yang
pemikirannya tidak sesuai dengan pemikiran gereja dan berani mengungkapkan
pendapat tersebut akan dihukum berat. Bisa dikatakan pada abad ini teologi
dianggap lebih tinggi kedudukannya dibandingakan filsafat.

Filsafat harus diuji apakah bertentangan atau tidak dengan ajaran gereja.
Filsafat berfungsi melayani teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan
penalaran dilarang. Itu masih tetap bisa dilakukan, malahan mencapai
perkembangan yang lebih maju asal harus diabdikan kepada keyakinan gereja.

Filsafat barat abad pertengahan dibagi menjadi dua masa, yakni masa
patristik dan masa skolastik. Perbedaan dua masa ini adalah di masa patristik
ajaran gereja dianggap sebagai filsafat yang sejati sekaligus sebagai wahyu,
sedangkan pada masa skolastik berbagai pertanyaan diuji secara tajam dan
rasional, tak hanya bergantung pada ajaran gereja saja.

6
2.2. Filsafat Skolastik

Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang
berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama
yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan
dengan sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah dan
biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik
dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa kemandegan karena kerusuhan dan
kesulitan politik pada abad VI dan VII yang dialami oleh bangsa romawi. Karena
itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh begitu pula dengan peradabannya.

Setelah Charlemagne (Karel Agung) berkuasa, ketentraman itu mulai


kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di daratan Eropa dan juga
telah muncul organisasi-organisasi yang berbau gereja. Karena itu didirikanlah
sekolah-sekolah terutama untuk calon pemimpin gereja, tetapi orang biasa pun
boleh masuk di dalamnya. Yang diajarkan di sekolah-sekolah itu juga masih
merupakan ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Artes ini dulu
memang menjadi mata pelajaran utama di Yunani dan Roma. Ada tujuh macam
artes: grammatical, dialectica, rhetorica, geometria, aritmatica, astronomia, dan
musica. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh
filsafat.

Ada yang mengatakan bahwa skolastik adalah filsafat yang berdasarkan


agama atau kepercayaan semata. Pendapat tersebut sebetulnya sudah mengingkari
sifat filsafat skolastik karena dalam sejarahnya sudah jelas bahwa skolastik di
barat tidaklah berdasarkan wahyu. Wahyu dalam filsafat diibaratkan seperti
mercusuar tetapi bukan kemudi untuk mencapai kebenaran. Jadi filsafat skolastik
berpikir dalam penerangan agama bukan berdasarkan kebenaran wahyu semata.

7
BAB III
MASA AWAL SKOLASTIK BARAT

Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan
Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-
abad.

Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung
(742–814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik,
kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran
filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang
merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada mulanya skolastik ini timbul
pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh ke
Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa,
retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan
musik.

Tak banyak yang bisa dijelaskan di masa ini karena banyaknya kericuhan.
Tapi ada beberapa tokoh yang harus diperhatikan yang mempengaruhi filsafat
skolastik di masa ini.

1. Augustinus (354-430 M)

Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang Algeria), pada 13


November 354. Ayahnya, Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran
Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya,
Monnica, adalah penganut Kristen yang amat taat. Pada tanggal 28 Agustus

8
430, Augustinus meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang
memang sudah lama di jalaninya.

Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik


keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan
yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal
pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada
(creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa dan
yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada
realitas , demikian katanya (Mayer, 357).

2. Boethius (480-524 M)

Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius Severinus Boethius, dia adalah


seorang filsuf Romawi. Ia lahir di kota Roma sekitar tahun 480 M. Boethius
pernah menjabat sebagai seorang pejabat tinggi di bawah pemerintahan Kaisar
Theodorik dan ia dituduh sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat
pengasingan. Akhirnya, Boethius dihukum mati pada tahun 525 M pada usiannya
yang ke 44 tahun. Dia mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkhianat. Dia
dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama skolastik.

Boethius sekurang – kurangnya telah menerjemahkan 2 karya Aristoteles


tentang logika yaitu Categories, dan On Interpretation. Beliau sangat terkesan
dengan pemikiran yang benar melalui silogisme dalam membenarkan argumen
teologis. Dia setuju dengan pandangan bahwa logika menyediakan jawaban
terhadap setiap misteri eksistensi manusia. Bukunya yang tekenal, Consolation of
Philosophy sangat populer di abad pertengahan. Pelajaran bidang filsafat pada
masa ini adalah logika dasar yang didasari oleh karya Aristoteles yang
diterjemahkan oleh Boethius.

9
3. Kaisar Karel Agung (742-814 M)

Kaisar abad tengah Charlemagne (Karel yang Agung) Lahir tahun 742,
dekat kota Aachen yang akhirnya jadi ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si
Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank. Tahun 751
Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan
dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut Carolingian,
sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa
Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Namun Carloman
meninggal pada tahun 771. Kejadian ini mengakibatkan Charles, di umur dua
puluh sembilan tahun, menjadi Raja tunggal di Kerajaan Franks yang sudah
menjadi kerajaan terkuat di Eropa.

Charlemagne membangun sekolah-sekolah pada zaman ini. Hal itu


dikarenakan agar tersebarnya agama Kristen terdapat pola organisasi yang teratur
(baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah ini
ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni
merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika,
astronomia, geometria, aritmatika yang sudah sudah dijelaskan dipembahasan
sebelumnya. Hal inilah yang memicu munculnya filsafat skolastik.

4. Santo Anselmus (1033-1109 M)

Anselmus, Uskup Agung Canterbury, lahir di Aosta, Italia, sekitar tahun


1033. Ia menolak keinginan ayahnya agar ia meniti karir di bidang politik dan
mengembara keliling Eropa untuk beberapa tahun lamanya. Seperti anak-anak
muda lainnya yang cerdas dan bergejolak, ia bergabung ke biara. Di biara Bec,
Normandia, di bawah asuhan seorang guru yang hebat, Lanfranc.

10
Pemikiran filosofis Anselmus dipengaruhi berbagai hal, diantaranya Kitab
Suci, Bapa Gereja, dan Augustinus. Plato juga berpengaruh besar, Anselmus
memiliki pandangan yang lebih platonik daripada Aristotelian walaupun Ia telah
membaca karya Aristoteles dan menggunakan logikanya. Neoplatonisme juga
merupakan gambaran mental dari Anselmus: Ia menggunakan Plotinus untuk
sampai pada pengetahuan akan trinitas Kristen (kepercayaan bahwa Allah adalah
3 pribadi, Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, namun tetap satu
Allah). Neoplatonisme mempunyai ‘trinitas’-nya sendiri mengenai Yang Satu,
Akal Budi, dan Jiwa

5. Peter Abelardus (1079-1142 M)

Peter Abelardus adalah seorang filsuf skolastik, ahli logika, dan teolog
yang terkenal pada abad pertengahan. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang
komponis. Skandal dan kisah cintanya dengan Héloïse d'Argenteuil telah menjadi
legenda. Ada anggapan bahwa ia, bersama dengan Santo Anselmus dari
Canterbury, adalah pendiri skolastisisme di awal abad ke-12.

Sumbangan Abelardus adalah mengenai pemecahan masalah mengenai


‘universalia’ yang ramai diperdebatkan di masa skolastik awal. ‘universalia’
maksudnya adalah konsep-konsep umum yang soalnya adalah menentukan kodrat
dan kedudukan konsep umum. Anselmus setuju terhadap pandangan ‘universalia’
oleh nominalisme yang menyatakan bahwa konsep umum hanya merupakan nama
atau bunyi saja (flatus vocis). Namun bukan berarti konsep umum merupakan
ciptaan akal budi semata. Konsep-konsep umum menunjuk pada ciri-ciri yang
benar-benar terdapat pada individu.

11
BAB IV
PUNCAK FILSAFAT SKOLASTIK BARAT

Abad ke 13 dianggap sebagai zaman kejayaan filsafat dan teologi


skolastik. Pada abad 13 ini menghasilkan beberapa sintesa filosofis yang sangat
mencolok. Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain:

1. Hubungan dengan Bangsa Arab

Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran


Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia
Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban
arab yang ada di Spanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan
Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang semula
memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan
Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu
dikenal juga.

2. Timbulnya Universitas-universitas

Karena semakin majunya sekolah-sekolah di Eropa, ada beberapa sekolah


yang membentuk suatu persekutuan antara para dosen dan mahasiswa dari satu
jurusan yang disebut universitas magistrotum et scolarum (persekutuan dosen dan
mahasiswa). Adanya persekutuan ini akhirnya dapat menimbulkan 4 fakultas yang
berwibawa, yakni fakultas teologia, fakultas hukum, fakultas kedokteran, dan
fakultas sastra.

12
3. Timbulnya Ordo-ordo Baru

Ordo-ordo yang muncul di zaman ini antara lain Ordo Fransiskan dan
Ordo Dominikan. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat
untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya
memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote,
Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Beberapa tokoh yang berpengaruh di zaman ini yaitu:

1. Albertus Magnus (1193-1280 M)

Albertus Magnus juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert
dari Koln adalah seorang biarawan Ordo Dominikan yang menjadi terkenal karena
pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai antara ilmiah dan
agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar dan teolog dari
Zaman Pertengahan. Dia merupakan pelajar pertama dari Zaman Pertengahan
yang menggunakan filosofi Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu.

Albertus adalah seorang teolog, filsuf, dan naturalis. Ia menulis tetang


dunia tanaman, geografi, mineralogi, sosiologi, dan astronomi. Tulisannya yang
terkenal berjudul De Meteororibus yang membahas tentang komet, asal usul
sungai, angin, petir, kilat, pelangi, dan sebagainya. Albertus menyentuh semua
ilmu pengetahuan sehingga Ia diberi gelar doktor universalis.

Albertus merupakan guru Thomas Aquinas yang dianggap sebagai filosof


yang menandai masa kejayaan skolastik.

13
2. Thomas Aquinas

adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada
abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa
Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan sintesis dari filsafat
Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya
dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso
d’Aquino).

Thomas dianggap sebagai filosof yang menandai masa kejayaan skolastik.


Thomas berusaha untuk membangun suatu perpaduan realism antara nalar dan
iman, kodrat dan adikodrat, filsafat dan teologi. Berbeda dengan Agustinus, Ia
lebih mengikuti ajaran Aristoteles. Epistemologi Thomas lebih merupakan
kelanjutan dari epistemologi Aristoteles. Titik tolak ajaran epistemologi Thomas
adalah penerimaan terhadap pengetahuan yang bersumber pada intelektual
(intellectus agens) demikian juga kebenaran, kepastian dan sebagainya. Thomas
juga menerima keterbatasan pengetahuan manusia, namun demikian hal itu
sebagai potensi yang tidak terbatas sifatnya.

Thomas mengajarkan Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse
subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang
paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali
pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia
terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan
bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan
akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau
disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan,
melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas.

14
Aliran filsafat yang didasari oleh pemikiran Thomas Aquinas dinamakan
sebagai aliran Thomisme.

3. John Duns Scotus

John Duns Scotus (sekitar 1266 – 8 November 1308) adalah seorang


teolog, filsuf, dan logikawan. Sebagian orang berpendapat bahwa pada masa
jabatannya sebagai profesor di Oxford, pengujian sistematis atas apa yang
membedakan teologi dari filsafat dan sains mulai dikembangkan dengan sungguh-
sungguh. Ia adalah salah satu teolog dan filsuf yang paling berpengaruh dari Abad
Pertengahan Tinggi, dan dijuluki "Doctor Subtilis" karena cara berpikirnya yang
tajam.

Duns Scotus merupakan pengkritik ajaran Thomas yang notabene


merupakan filosof paling terkemuka di abad pertengahan. Ia setia membedakan
rasio dengan iman. Kritiknya ini dikembangkan oleh William Ockham. Aliran
filsafat yang didasarkan ajaran Duns Scotus dinamakan Scotisme.

15
BAB V
FILSAFAT SKOLASTIK BARAT AKHIR

Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga


menyebabkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Skolastik Kristen. Tokoh
yang terkenal pada masa ini adalah Nicolaus Cusanus (1401-1404 M.). Dari
filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia.
Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek
tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah
semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga
berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya.
Nicolaus Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti.
Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra,
akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda
berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan
bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan
indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi
sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan
Thomas Aquinas, yaitu William Ockham (1285-1349 M). Tulisan-tulisannya
menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu
disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri
dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik
berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Ockham merasa membela
agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar
keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat
didemonstrasikan.

16
BAB VI
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Filsafat skolastik barat dibagi menjadi 3 masa, awal, kejayaan dan akhir.
Di masa awal merupakan masa bangkitnya kembali filsafat setelah mengalami
kemandegan di zaman patristik. Di bawah kepemimpinan Karel Agung
didirikanlah sekolah-sekolah yang menjadi pemicu kebangkitan filsafat. Pada
masa kejayaan ada 2 aliran besar yang paling berpengaruh yakni aliran Thomisme
yang didasarkan pada ajaran Thomas Aquinas dan aliran Scotisme yang
didasarkan pada ajaran John Duns Scotus. Pada akhirnya William Ockham yang
mengembangkan ajaran Duns Scotus berhasil membuat aliran yang disebut via
moderna.

Meski masa skolastik barat telah berakhir, dampaknya masih terasa saat
ini. Karena ajaran-ajaran di masa itulah yang membuat sains saat ini dapat
berkembang dengan pesat.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Poedjawijatna.1990. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. PT. Pembangunan:


Jakarta

Hadiwijjono, Harun. 1980 .Sari Sejarah Filsafat Barat I. Penerbit Kanisius:


Yogyakarta

Bertens, Kees. 1975. Ringkasan Sejarah Filsafat. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Welem, F.D.. 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja.
PT. BPK. Gunung Mulia: Jakarta

Watloly, Aholiab. 2001. Tanggung Jawab Pengetahuan. Penerbit Kanisius:


Yogyakarta

Magee, Bryan. 2008. The Story of Philosophy. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

http://www.google.com/

http://id.wikipedia.org/

18

Anda mungkin juga menyukai