FILSAFAT UMUM
FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Umum
Oleh :
ULFA HARIYETTY PUTRI : 2121139
PUJHA CLARISSA : 2121133
Dosen pembimbing :
Aulia Rahman, M.Pd
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan .................................................................................................. 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa Patristik.......................................................................................... 2
B. Perkembangan Filsafat Pada Masa Patristik ....................................... 4
C. Masa Skolastik......................................................................................... 6
D. Perkembangan Filsafat Pada Masa Skolastik ...................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode Abad Pertengahan mempunyai perbedaan yang menyolok dengan
abad sebelumnya. Perbedaan itu terutarna terletak pada dominasi agama.
Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh nabi Isa pada permulaan abad
masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan. Agama
Kristen menjadi problem kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah
yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan
Yunani Kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan
akal Mereka belum mengenal adanya wahyu. Terdapat dua sikap masyarakat
terhadap pemikiran Yunani yaitu:
1. Golongan yang menolak sama sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran
Yunani merupakan pemikiran orang kafir, mereka dianggap tidak
mengakui wahyu.
2. Menerima filsafat Yunani yang mengatakan bahwa karena manusia itu
ciptaan Tuhan
3. maka kebijaksanaa manusia berarti pula kebijaksanaan yang datangnya
dari Tuhan. Mungkin akal tidak dapat mencapai kebenaran sejati, oleh
karena itu dapat dibantu oleh wahyu.
Filsafat pada zaman abad pertengahan ini terdiri dari dua periode yaitu
periode patristik dan periode skolastik.
Filsafat barat abad pertengahan bisa dikatakan sebagai “abad kegelapan”
karena pada masa itu semuanya terikat dengan gereja. Kegiatan, hasil karya,
pemikiran manusia benar-benar diawasi dengan ketat oleh gereja. Orang yang
pemikirannya tidak sesuai dengan pemikiran gereja dan berani mengungkapkan
pendapat tersebut akan dihukum berat. Bisa dikatakan pada abad ini teologi
dianggap lebih tinggi kedudukannya dibandingakan filsafat.
Filsafat harus diuji apakah bertentangan atau tidak dengan ajaran gereja.
Filsafat berfungsi melayani teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan
1
2
1
Fauzia Rozani Syafei, Sejarah Pemikiran Modern, (Solok : Berkah Prima, 2018), Hal. 8
3
4
2
https://toaz.info/doc-view, diakses pada hari Senin, 4 April 2022, pukul : 10.41
5
Pemikiran mazhab Alexandria terlebih Origenes tidak sesuai dengan ajaran gereja
yang resmi. Mungkin karena dipengaruhi oleh plato, Origenes misalnya
beranggapan setelah mengalami beberapa perpindahan jiwa semua makhluk
(termasuk juga setan) akan diselamatkan. Tetapi pada umum nya dapat dikatakan
bahwa mereka sangat berjasa dalam membuka jalan untuk teologi kristen.
Sedangkan filsafat abad pertengahan ( 476-1492 M ) dapat dikatakan
sebagai abad gelap, pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah gereja. Asal
istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode pemikiran
pada tahun 1000-an, asal pokok menyebutnya dengan istilah abad kegelapan ialah
begitu sedikitnya dokumentasi yang dapat memberitahukan kepada kita tentang
suasana abad itu.
Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu manusia,
sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi
yang terdapat dalam dirinya. Juga para ahli fikir pada saat itu tidak memiliki
kebebasan berfikir apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan
dengan agama ajaran gereja oarang yang mengemukakan akan mendapat
hukuman berat pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan
berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu kajian terhadap agama (teologi)
yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat.
Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.
Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka
dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi).
Sedangkan ciri-ciri pemikiran filsafat pada abad pertengahan adalah :
1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
2. Bersifat didalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. Bersifat dengan pertolongan Agustinus dan lain-lain.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masalah
yang penuh dengan upaya mengiringi manusia kedalam kehidupan sistem
kepercayaan yang picik dan panatik, dengan menerima ajaran gereja secara
membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetehuan terhebat. Masa ini
penuh dengan dominasi gereja yang tujuannya untuk membimbing umat kearah
6
hidup yang saleh. Tetapi disini lain dominasi gereja ini tanpa memikirkan
martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, fikiran, keinginan
dan cita-cita untuk memenuhi keinginan masa depannya sendiri.
Filsafat abad pertengahan lazim disebut dengan filsafat scholastik diambil
dari kata schuler berarti ajaran atau sekolahan. Pada kemudiannya kata scholastik
menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu
filsafat yng mempengaruhi agama. Secara garis besar filsafat abad pertengahan
dapat dibagi dua peroide yaitu: periode scholastik Islam dan periode scholastik
kristen.
Dalam abad pertama, gereja kristen mengalami penganiayaan terus
menerus dari pihak penguasa-penguasa romawi. Keadaan ini berubah secara
radikal. Ketika pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan
pernyataan yang biasany adisebut “Edik Melano” dimana kebebasan beragama
untuk semua orang kristen terjamin sesudah kejadian itu agana kristen
berkembang pesat dalam semua propinsi kekaisaran romawi. Jumlah pengarang
kristen bertambah pula.
Sejak saat itu mulai lah zaman keemasan patristik, baik dalam wilayah
yang berbahasa yunani maupun dalam wilayah yang berbahasa latin. Masa
patristik yunani berakhir dengan Johannes Damascenus (Awal abad 8). Ia
mengarang suatu karya yang berjudul sumber pengetahuan dimana dengan cara
sistematis diuraikan seluruh patristik yunani karya ini terdiri dari tiga jilid pertama
peningkatkan logika dan metafisika Aristoteles.3
C. Periode Scolastik
Periode Skolastik berlangsung dari tahun 800 - 1500 M. Periode ini terbagi
kedalam tiga tahap yaitu:
1. Periode skolastik awal (tahun 900 - 1200 M)
Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat. Pada masa awal ini yang terlihat adalah
persoalan universalia.
2. Periode puncak perkembangan skolastik (tahun 1300 M)
3
https://toaz.info/doc-view, diakses pada hari Senin, 4 April 2022, pukul : 10.41
7
4
Fauzia Rozani Syafei, Sejarah Pemikiran Modern, (Solok : Berkah Prima, 2018), Hal. 9
8
5
Sarwani, Filsafat Skolastik, Hal. 4-5
9
6
Sarwani, Filsafat Skolastik, Hal. 6-11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Patristik berasal dari kata latin patres yang berarti Bapak dalam
lingkungan gereja. Bapak yang mengacu pada pujangga Kristen, mencari jalan
menuju teologi Kristiani, melalui peletakan dasar intelektual untuk agama kristen.
Didunia Barat agama Khatolik mulai tersebar dengan ajarannya tentang Tuhan,
manusia dan dunia, dan etikanya.
Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu
ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan
sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah dan biara-
biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat.
Para ahli fikir pada saat itu tidak memiliki kebebasan berfikir apabila
terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja
oarang yang mengemukakan akan mendapat hukuman berat pihak gereja
melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap
agama. Karena itu kajian terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan
ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak
mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun
demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang
murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Sedangkan ciri-ciri
pemikiran filsafat pada abad pertengahan adalah :
1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
2. Bersifat didalam lingkungan ajaran Aristoteles
3. Bersifat dengan pertolongan Agustinus dan lain-lain.
Abad ke 13 dianggap sebagai zaman kejayaan filsafat dan teologi
skolastik. Pada abad 13 ini menghasilkan beberapa sintesa filosofis yang sangat
mencolok. Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi antara lain:
1. Hubungan dengan Bangsa Arab
11
12
2. Timbulnya Universitas-universitas
3. Timbulnya Ordo-ordo Baru.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fauzia Rozani Syafei, Sejarah Pemikiran Modern, (Solok : Berkah Prima, 2018),
Hal. 8