Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT ILMU : ISTILAH FILSAFAT, ISTILAH ILMU, DEFINISI FILSAFAT,


DEFINISI ILMU

Makalah

Dipresentasikan Dalam Seminar Kelas Mata Kuliah Filsafat Ilmu

ASMIDAR
80100223168

Dosen Pemandu
Prof. Dr. Marilang, S.H. M.Hum

PROGRAM PASCASARJANA
UNVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2024

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’la. atas
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. juga kepada
keluarga-Nya, para sahabat-Nya, dan semoga sampai kepada kita sekalian yang
tetap istiqamah di jalan-Nya.

Makalah yang berjudul Filsafat Ilmu : Istilah Filsafat, Istilah Ilmu, Definisi
Filsafat, Definisi Ilmu, merupakan salah satu tugas yang diamanahkan kepada
penulis dalam proses belajar di bangku perkuliahan. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun sistimatika penulisan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca sebagai bahan evaluasi terhadap makalah
ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi bermanfaat


baik terhadap penulis, para pembacanya

Supiori, 17 Maret 2024

Penulis

Asmidar

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, filsafat bukan hal yang tabu dalam pendengaran masyarakat
terutama mahasiswa. Filsafat dalam perkembangan saat ini sudah
menjadi matakuliah yang selalu ada dalam pembelajar dewasa saat ini terutama
di bidang pendidikan. Lahirnya filsafat sejalan dengan lahirnya ilmu pengetahuan.
Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana filsafat ini muncul. Filsafat muncul pertama
kali di negeri Yunani.1

Sebagaimana diungkapkan oleh Koento Wibisono dkk. (1997), timbulnya


filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya
kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam
perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka
tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang
diperoleh menurut, dengan melakukan refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya
sendiri.2

Pada dasarnya awal dari pemikiran filsafat adalah pengetahuan, hal ini
mengenai pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan
rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan keduaduanya. Ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan yang dipelajari untuk bisa mengetahui segala sesuatu di dalam
kehidupan. Sering kali seseorang mempunyai keinginan untuk mengetahui
sesuatu. Sesuatu yang ingin diketahui itu ada dalam kehidupan sehari-hari. Ada
kalanya, rasa ingin tahu itu hanya sekedar keingintahuan yang sebentar. Di sisi

1
Zulkarnaini. “Filsafat Islam (Kajian Filosof Klasik)”, Jurnal Pendidikan Anak (JIPA),
Vol.1 No. 1 (Desember 2016), 3-4
2
Nurhayati,dkk. “Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan”, Jurnal Studi Islam, Vol.13 No. 2 (Oktober 2021), 346.

1
lain, terkadang ada juga seseorang yang ingin mengetahui suatu hal karena
memang benar-benar ingin tahu. Sehingga dia akan mencari apa yang ingin
diketahuinya itu sampai dia mendapatkannya. Setelah hal yang dicari itu
didapatkan, itulah yang dinamakan ilmu pengetahuan. Ada lagi saat-saat ketika
seseorang ingin mendapatkan suatu pengetahuan, orang itu akan menemui
keraguan dalam mengambil keputusan. Rasa ragu-ragu inilah yang nantinya akan
menghasilkan suatu kepastian. Pada saat rasa ingin tahu sesorang muncul dan
menemui keraguan dalam membuat keputusan itulah yang memulai adanya
filsafat.

Sebelum abad ke -17, ilmu pengetahuan identik sekali dengan Filsafat.


Bahkan Filsafat merupakan bahasa lain dari Ilmu pengetahuan pada saat itu.
Misalnya perkembangan Filsafat di Yunani, yang semuanya hampir meliputi
pemikiran teoritis para pemikir, artinya para ahli pada saat itu menciptakan ide
dan pendapat yang nantinya dijadikan rujukan dan pedoman oleh orang lain. Pada
awal abad ke -17, munculah pemikiran baru tentang filsafat. yaitu pemisahan
Filsafat dengan ilmu pengetahuan. Hal ini sejalan dengan pendapat seorang ahli
yaitu Van Peursen yang mengemukakan bahwa “dahulu ilmu merupakan bagian
dari filsafat dan setiap ilmu itu bergantung pada Filsafat yang dianut” 3

Pada awal abad ke -20, Filsafat mulai merebak. Hal ini bergantung pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu masyarakat atau negara. Dalam
perkembangan dari masa ke masa, filsafat melahirkan konfigurasi yang
menunjukkan “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang subur.
Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang
mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri. Perkembangan
ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu

3
Nurhayati,dkk. “Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan”, Jurnal Studi Islam, Vol.13 No. 2 (Oktober 2021), 85.

2
baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru.
Bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi, seperti spesialisasi-
spesialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu
sistem yang saling menjalin dan taat asas (konsisten).4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pembahasan latar belakang di atas, maka pemakalah dapat


menarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian filsafat ?

2. Apa pengertian atau definisi ilmu ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah dari makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui definisi dari filsafat baik secara bahasa mau pun istilah

2. Untuk mengetahui definisi ilmu baik dari segi bahasa dan istilah.

3. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara filsafat dan ilmu

4
Ibid

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat

Secara bahasa (etimologi) kata filsafat berasal dari bahasa


Yunani”philosophia”, yaitu Philos yang berarti cinta, senang, suka, dan Sophia yang
berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan. Jadi Philosophia berarti cinta
pengetahuan. 5 Seiring perkembangan zaman akhirnya dikenal juga dalam
berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam
bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.6

Dengan demikian, berdasarkan teori etimologi ini maka, definisi dapat


diklasifikasikan berdasarkan watak dan fungsinya, sehingga filsafat berarti cinta
kebijakan atau kebenaran (love of wisdiom).7

Adapun pengertian filsafat secara istilah (terminologi), para filsuf atau ahli
filsafat memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam memberikan defenisinya.
Berikut ini beberapa definisi filsafat menurut ahli filsafat pada zamannya:

1. Menurut Aristoteles, (384 - 322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan


yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu metafisika, retorika, logika,
etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).

2. Menurut Cicero, (106 - 43 SM), filsafat adalah ‘ibu’ dari semua seni (the
mother of all the arts) dan merupakan seni kehidupan.

3. Menurut Plato(428 - 348 SM), arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba

5
T. Heru Nurgiansah, Filsafat pendidikan, (Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), h. 1
6
Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, (Yogjakarta: Charista Press, 2013), h. 6
7
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 8.

4 4
untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.

4. Menurut Imanuel Kant (1724 – 1804), arti filsafat adalah suatu ilmu
(pengetahuan) yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang di dalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika
agama, dan antropologi.

5. Menurut Johann Gotlich Fickte (1762-1814), pengertian filsafat adalah


dasar dari segala ilmu yang membicarakan segala bidang dan segala jenis
ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

6. Menurut Paul Natorp (1854 – 1924), pengertian filsafat adalah suatu ilmu
dasar yang menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan
menunjukkan dasar akhir yang sama dan juga yang memikul sekaliannya.

7. Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah sebuah teologi yang berisi


berbagai pemikiran tentang masalah-masalah yang pengetahuan definitif
tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak dapat dipastikan. Namun seperti
sains, filsafat dapat menarik akal manusia daripada otoritas tradisi
maupun otoritas wahyu.

8. Menurut John Dewey, filsafat adalah suatu pengungkapan tentang


perjuangan manusia secara terus-menerus dalam upaya melakukan
penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi pekerti manusia
terhadap kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan tidak
sejalan dengan wewenang yang diakui.

9. Menurut M. J. Langeveld, filsafat merupakan kesatuan dari ilmu yang


terdiri atas beberapa lingkup masalah; masalah lingkungan, masalah
keadaan (metafisika, manusia, alam, dan lainnya). Lingkup masalah
pengetahuan mencakup; teori kebenaran, teori pengetahuan, dan logika.
Sedangkan lingkup masalah nilai mencakup; teori nilai etika, estetika,

5
nilai berdasarkan religi.8

10. Menurut al-Farabi (872-950) adalah al-‘ilm bi al-maujūdāt bi māhiya al-


maujudāt. Ilmu yang menyelidiki hakikat sebenarnya dari segala yang ada,
termasuk menyingkap tabir metafisika penciptaan.9

11. Ibnu Sina (980-1037) yang mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya.10

12. Harold H. Titus (1979 ), Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan
terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang dijunjung tinggi; Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh suatu pandangan keseluruhan; Filsafat adalah analisis logis
dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep );
Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan
yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.11

13. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib
(logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma dan agama) dan dengan
memikirkan sedalam-dalamnya hingga sampai kedasar persoalan.

14. Menurut Surajiyo, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki


segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan menggunakan akal
sampai pada hakikatnya.12

Dari berbagai definisi yang telah disebutkan di atas tadi pemakalah menarik

8
T. Heru Nurgiansah, Filsafat pendidikan, (Banyumas: CV. Pena Persada, 2020), h. 1
9
Muhammad Sultan Mubarok, Filsafat Ekonomi Islam, (Makassar: Mitra Ilmu, 2020), h. 5
10
Ibid
11
Johannis Siahaya, Filsafat Ilmu, (Yogjakarta: Charista Press, 2013), h. 8
12
Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
h.9.

6
kesimpulan bahwa filsafat adalah proses bernalar atau berpikir yang
mengedepankan pemikiran secara rasional, radikal, universal, konseptual,
sistematis, dan bebas.

Para ahli berpendapat bahwa setidaknya ada tujuh alasan sehingga sulit
memberikan definisi filsafat:

(1). Semua orang mengklaim punya hak untuk mendefinisikan filsafat.

(2). Filosuf memiliki pengalaman yang berbeda dalam mempelajari filsafat.

(3). Filsafat dimaknai secara luas.

(4). Filsafat dianggap sebagai legal rasional untuk membuat idiologi.

(5). Pendapat yang berbelit-belit (membingungkan).

(6). Filsafat dianggap hanya sebagai objek ilmu pengetahuan.

(7). Menganggap bahwa filosuf sebagai guru pencerahan padahal fuqaha dan
lain-lain juga bisa.13

B. Pengertian Ilmu

Secara bahasa, Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang
berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. 14

Adapun ilmu dalam bahasa Inggris disebut Science, yang dalam bahasa Latin
berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan
dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan). Dalam kamus Bahasa
Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk

13
Atang Abdul Hakim, Filsafat Umum, dari Metologi sampai Teofilosafi, (Bandung: Pustaka
Setia, 2008), h. 13.
14
Abd. Wahid, “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu”, Jurnal Subtantia, Vol.14 No. 2 (Oktober
2012), 225.

7
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang itu.15

Menurut Multadhi Kartanegara bahwa ilmu adalah any organized knowledge.


Ilmu dan sains tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu
sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu
melampauinya pada bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika.16

Dr. Nurdin dan Hasriadi mengungkapkan bahwa ilmu adalah suatu cara
berfikir yang demikian rumit dan mendalam tentang suatu objek yang khas
dengan pendekatan yang khas pula, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan handal yang dalam artian bahwa sistem dan struktur
ilmu dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka untuk diuji oleh siapapun. 17

Ilmu bisa berasal dari pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan itu
adalah ilmu. Ada beberapa syarat suatu pengetahuan dikategorikan ilmu.
Menurut Abbas Hamami (1987), ilmu memiliki beberapa syarat yaitu:

1. Berobjek, baik itu objek material berupa sasaran/bahan kajian maupun


objek formal yaitu sudut pandang pendekatan suatu ilmu terhadap
objeknya.

2. Bermetode, yaitu prosedur atau cara tertentu suatu ilmu dalam usaha
mencari kebenaran.

3. Sistematis, dimana ilmu pengetahuan seringkali terdiri dari beberapa


unsur tapi tetap merupakan satu kesatuan. Ada hubungan keterkaitan
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.

4. Universal, yaitu ilmu diasumsikan berlaku secara menyeluruh, tidak

15
Tim Penulis, Kamus Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka: 1998), hal. 340
16
Mulyadhi Kartanegara. Pengantar Epistemologi Islam. (Bandung; Mizan, 2003). h. 1
17
Nurdin dan Hasriadi, Filsafat Ilmu, (Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo, 2020),
h. 8

8
meliputi tempat dan waktu tertentu.18

Adapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat


adalah bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya
menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal
tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta sangat
konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya pada pengetahuan yang
terorganisisr dan sistematis. Sedangkan perbedaan filsafat dengan ilmu lebih
berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang terbatas, ilmu
lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya, ilmu menggunakan
observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya
untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat
berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih bersifat
inklusif dan mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang pengalaman
manusia.19

Dari beberapa keterangan di atas, dapat dipahami oleh penulis bahwa definisi
tentang ilmu sebenarnya menekankan pada persoalan tentang upaya penggunaan
pikiran manusia secara sistematis dalam menelaah atau meneliti obyek atau
permasalahan tertentu, sehingga melahirkan kesimpulan dan penjelasan, yang
pada akhirnya dapat dijadikan sebagai landasan pengetahuan secara teoritis.

C. Filsafat Ilmu

Pada dasarnya, filsafat dan ilmu adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan
baik secara historis maupun secara substansial sebab, kelahiran ilmu tidak
terlepas dari peranan filsafat karena filsafat pada mulanya adalah sumber dari
segala ilmu pengetahuan bila kita kembali pada sejarah filsafat yang mampu

18
Sri Rahayu Wilujeng, “Filsafat, Etika Dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat Ilmu Dalam
Konteks Keindonesiaan, Jurnal Humanika, Vol.17 No. 1 (Juni 2013), 85.
19
Nurhayati,dkk, “Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu Pengetahuan”,
Jurnal Studi Islam, Vol.13 No. 2 (Oktober2021), 353.

9
mengubah pola fikir mitosentris (percaya mitos) ke logosentris (berpikir logis).

Menurut The Liang Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut
landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi
dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh
antara fi lsafat dan ilmu.20

Filsafat ilmu sederhananya dimengerti sebagai pendekatan filosofis atas ilmu.


Dengan demikian, filsafat dalam hal ini sebagai objek formal , sementara ilmu
pengetahuan itu sendiri sebagai objek material . 21

Filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-hal yang berkaitan


dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan upaya pengkajian dan
pendalaman mengenai ilmu (Ilmu Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya,
pemerolehannya, ataupun manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian
tersebut tidak terlepas dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang
ontologi, epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan
pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.22

Sederhananya, dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah landasan yang


memperkuat dinamika proses perolehan informasi secara ilmiah Artinya ada ilmu
pengetahuan dan tidak ilmiah. Apa yang tergolong ilmiah disebut sains
pengetahuan atau sederhananya ilmu pengetahuan, yaitu kumpulan pengetahuan
yang disistematisasikan dan diatur sedemikian rupa; Jadi mengikuti prinsip-

20
Firdaus Achmad, Bunga Rampai Posbakum Antara Teori dan Praktek: Filsafat Ilmu
(Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), h. 107-108
21
Iu Rusliana, Filsafat Ilmu (Bandung: Refika Aditama, 2017), h. 2.
22
Koento Wibisono. “Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran dan
Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”. dalam Koento Wibisono,
Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya, Hand Out. Yogyakarta: Program Pascasarjana
Filsafat UGM. h. 12-13

10
prinsip prosedural, metodologis, teknis dan standar akademik. Jadi diverifikasi
kebenaran ilmiahnya untuk menyelesaikan kualifikasi atau kualifikasi dalam
sains atau sains dapat dipertimbangkan.23

Kartini, dkk, “Filsafat Ilmu sebagai Dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Jurnal
23

Humanika, Vol.4 No. 1 (2023), h. 402.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

1. Filsafat Ilmu berbeda dengan filsafat. Tetapi keduanya sulit untuk


dipisahkan. Filsafat merupakan dasar bagi Filsafat Ilmu. Filsafat
bersangkutan dengan pengetahuan, sedangkan Filsafat Ilmu
bersangkutan dengan ilmu (sains). Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak
semua ilmu pengetahuan adalah ilmu. Dengan demikian jelas berbeda
antara ilmu dan pengetahuan, tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan.
Dan tidak semua pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan, namun
mempunyai karakteristik khusus.

2. Para filsuf atau ahli filsafat berbeda-beda dalam mendefiniskan filsafat.

3. Ilmu adalah sebagai pengetahuan bersifat koheren, empiris (hasil dari


panca indera/percobaan), dan juga sistematis (memiliki keterkaitan yang
teratur), dapat diukur, dan dibuktikan.

B. Saran

Sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan, pemakalah menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang mungkin perlu diperbaiki.
Dan tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat pemakalah harapkan
sebagai bahan evaluasi kedepannya.

12 12
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Firdaus, Bunga Rampai Posbakum Antara Teori dan Praktek: Filsafat
Ilmu, Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
Wilujeng, Sri Rahayu. “Filsafat, Etika Dan Ilmu: Upaya Memahami Hakikat Ilmu
Dalam Konteks Keindonesiaan, Jurnal Humanika, Vol.17 No. 1 Juni 2013.
Nurhayati, dkk, “Peranan Filsafat Ilmu Untuk Kemajuan Perkembangan Ilmu
Pengetahuan”, Jurnal Studi Islam, Vol.13 No. 2, Oktober 2021.
T. Heru, Nurgiansah. Filsafat pendidikan, Banyumas: CV. Pena Persada, 2020
Abdul Hakim, Atang. Filsafat Umum, dari Metologi sampai Teofilosafi, Bandung:
Pustaka Setia, 2008
Wahid, Abdul. “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu”, Jurnal Subtantia, Vol.14 No. 2
Oktober 2012
Siahaya, Johannis. Filsafat Ilmu, Yogjakarta: Charista Press, 2013
Wibisono, Koento. “Ilmu Pengetahuan, sebuah Sketsa umum mengenai Kelahiran
dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu”.
dalam Koento Wibisono, Hubungan Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Budaya,
Hand Out. Yogyakarta: Program Pascasarjana Filsafat UGM.
Kartini, dkk, “Filsafat Ilmu sebagai Dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Jurnal
Humanika, Vol.4 No. 1. 2023
Rusliana Iu, Filsafat Ilmu, Bandung: Refika Aditama, 2017
Tim Penulis, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: 1998
Mulyadhi Kartanegara. Pengantar Epistemologi Islam. Bandung; Mizan, 2003.
Nurdin dan Hasriadi, Filsafat Ilmu, Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN
Palopo, 2020

13

Anda mungkin juga menyukai