FILSAFAT ILMU
OLEH :
IZZATURROHMAH
( PA.71.21.279 )
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar
penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan bermamfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
BAB 1
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1.1 Apa itu Filsafat ?
1.2 Apa itu ilmu pengetahuan ?
1.3 Bagaimana dengan filsafat ilmu ?
1.4 Objek kajian filsafat dan filsafat ilmu
BAB II
ISI
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal denga istilah Falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal istilah Phylosophy serta dalam bahasa Yunani dengan
istilah Philosophia. Kata Philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijasanaan (wisdom) sehingga secara
etimologis istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah
pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh
Phytagoras (582−486 SM). Arti filsafat pada waktu itu, kemudian filsafat
itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan
oleh Socrates (470−390 SM) dan filsuf lainnya.
Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Hal ini
disebabkan batasan dari filsafat itu sendiri banyak maka sebagai gambaran
diperkenalkan beberapa batasan sebagai berikut.
2) Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan
segala sesuatu kajian atas objek filsafat.
2. Ilmu pengetahuan
3. Filsafat ilmu
Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu
konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam
melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan
penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Filsafat ilmu juga tidak terlepas dari landasan aksiologi dari ilmu. Landasan ini
memperdebatkan manfaat dan dampak ilmu bagi manusia dan lingkungan hidup. Fokus dari
landasan ini bukanlah kebenaran seperti halnya landasan ontologis dan epiestmologis,
melainkan kebaikan. Meskipun landasan ini lebih merupakan urusan dari etika, namun dalam
situasi konkret, filsafat ilmu wajib mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial
dari pemilihan dan penggunaan kebenaran ilmiah oleh manusia.[2] Oleh karenanya, aksiologi
memerlukan tempat serius dalam filsafat ilmu.
Filsafat ilmu disini mempunyai sebuah objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin
ada yang mana bisa di aplikasikan seperti:adanya tuhan, adanya alam semesta, adanya
manusia dll. Disini ada 2 objek dalam filsafat ilmu.
Objek material yaitu suatu penyelidikan, pemikiran dan penelitian seperti adanya
pohon. Objek material disini ada tiga pembagian yaitu: -thinkable yaitu
mengetahui dan merasakan dengan pancaindera kita tentang banyak hal. -
unthinkable yaitu suatu yang tidak pernah difikirkan kita tetapi difikirkan orang
lain. -unthoughtable yaitu sesuatu yang pernah difikirkan tetapi difikirkan bahwa
itu ada.
Objek formal yaitu suatu objek material yang ditinjau dari berbagai sudut pandang
sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda seperti .objek formalnya kita atau
batang. Bagaimana kita tau adanya pohon. Bagaimana pohon itu bisa ada
batangnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata
kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai,
atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah
kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli.”
Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika.”
Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud
bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
Descartes (1590 M – 1650 M) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana
Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok
dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya beberapa persoalan:
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
2. Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
3. Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
Harun Nasution : “Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak
terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke
dasar – dasar (akar) persoalan.”
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek
materi dan objek formal.
1. Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan).
2. Objek Formal Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan
tersebut dipandang.