Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

OLEH :

IZZATURROHMAH
( PA.71.21.279 )

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRSI ( STIA ) MUHAMMADIYAH SELONG


TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pemangku
mata kuliah ilmu filsafat yang telah banyak membimbing penulis sehingga penulis biasa
menyelesaikan makalah dengan baik.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah
ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran yang membangun agar
penulis bisa memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan dan penulisan
makalah. Semoga makalah ini bisa berguna dan bermamfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Selong, 10 Februari 2022

Penulis
BAB 1
A. Latar Belakang

Menurut Philosophos (ahli filsafat), harus mempunyai pengetahuan luas


sebagai pengenjawantahan daripada kecintaannya akan kebenaran dan mulai benar-
benar jelas digunakan pada masa kaum sophis dan socrates yang memberi arti
philosophein sebagai penguasaan secara sistematis terhadap pengetahuan teoretis.
Philosopia adalah hasil dari perbuatan yang disebut Philosophein, sedangakan
philosophos adalah orang yang melakukan philosophien. Dari kata philosophia
itulah timbul kata-kata philosophie (Belanda, Jerman, Perancis), philosophy
(Inggris). Dalam bahasa Indonesia disebut falsafat (Soerjabrata 1970 dalam
Bakhtiar 2011).

Kehidupan penduduknya sebagai nelayan dan pedagang sebab sebagian


besar penduduknya tinggal di daerah pantai sehingga mereka dapat menguasai jalur
perdagangan di Laut Tengah. Kebiasaan mereka hidup di alam bebas sebagai
nelayan itulah mewarnai kepercayaan yang dianutnya, yaitu berdasarkan kekuatan
alam sehingga beranggapan bahwa hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta
bersifat formalitas. Artinya, kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia.
Kepercayaan yang bersifat formalitas (natural religion), tidak memberikan
kebebasan kepada manusia ini ditentang oleh Homerus dengan dua buah karyanya
yang terkenal, yaitu Ilias dan Odyseus. Kedua karya Homerus itu memuat nilai-nilai
yang tinggi dan bersifat edukatif. Sedemikian besar peranan karya Homerus, sama
kedudukannya seperti wayang purwa di Jawa. Akibatnya, masyarakat lebih kritis
dan rasional. Pada abad ke-6 SM, bermunculan para pemikir yang memiliki
kepercayaan sangat bersifat rasional (cultural religion) menimbulkan pergeseran.
Tuhan tidak lagi terpisah dengan manusia, melainkan menyatu dengan kehidupan
manusia. Sistem kepercayaan yang natural religius berubah menjadi sistem
kultural religius.

B. Rumusan masalah
1.1 Apa itu Filsafat ?
1.2 Apa itu ilmu pengetahuan ?
1.3 Bagaimana dengan filsafat ilmu ?
1.4 Objek kajian filsafat dan filsafat ilmu
BAB II
ISI

1. Pengertian Filsafat

Pengertian filsafat dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan


antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda serta hampir
sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat dapat
ditinjau dari dua segi yakni secara etimologi dan terminologi.

a. Filsafat secara etimologi

Kata filsafat dalam bahasa Arab dikenal denga istilah Falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal istilah Phylosophy serta dalam bahasa Yunani dengan
istilah Philosophia. Kata Philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijasanaan (wisdom) sehingga secara
etimologis istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah
pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh
Phytagoras (582−486 SM). Arti filsafat pada waktu itu, kemudian filsafat
itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan
oleh Socrates (470−390 SM) dan filsuf lainnya.

b. Filsafat secara terminologi

Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Hal ini
disebabkan batasan dari filsafat itu sendiri banyak maka sebagai gambaran
diperkenalkan beberapa batasan sebagai berikut.

1) Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk


mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu
mutlak di tangan Tuhan.

2) Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi


kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, dan estetika.
3) Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir
radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akaranya suatu hal
yang hendak dipermasalahkan.
4) Immanuel Kant, filsuf barat dengan gelar raksasa pemikir Eropa
mengatakan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang mencakup di dalamnya empat persoalan:

Filsafat adalah feeling (lave) in wisdom. Mencintai mencari


menuju penemuan kebijaksanaan atau kearifan. Mencintai kearifan dengan
melakukan proses dalam arti pencarian kearifan sekaligus produknya.

1) Di dalam proses pencarian itu, yang dicari adalah kebenaran-kebenaran


prinsip yang bersifat general

2) Prinsip yang bersifat general ini harus dapat dipakai untuk menjelaskan
segala sesuatu kajian atas objek filsafat.

Pengertian filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat adalah suatu


prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran objek dengan
modal berpikir secara radikal.

Objeknya mengikuti realitas empiris dikaji secara filsafat untuk menelusuri


hakikat kebenarannya suatu entitas menggunakan metode yang disebut
metode ilmiah (kebenaran ilmiah).

2. Ilmu pengetahuan

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti


pengetahuan. Pemakaian kata ini dalam bahasa Indonesia kita
ekuivalenkan dengan istilah “science”. Science berasal dari bahasa Latin:
Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan.

Ilmu adalah pengetahuan. Namun, ada berbagai macam


pengetahuan. Dengan “pengetahuan ilmu” dimaksud pengetahuan yang
pasti, eksak, dan betul- betul terorganisir. Jadi, pengetahuan yang
berasaskan kenyataan dan tersusun baik.Apa isi pengetahuan ilmu itu?
Ilmu mengandung tiga kategori, yaitu hipotesis, teori, dan dalil hukum.

Ilmu itu haruslah sistematis dan berdasarkan metodologi, ia


berusaha mencapai generalisasi. Dalam kajian ilmiah, kalau data yang
baru terkumpul sedikit atau belum cukup, ilmuwan membina hipotesis.
Hipotesis ialah dugaan pikiran berdasarkan sejumlah data. Hipotesis
memberi arah pada penelitian dalam menghimpun data. Data yang cukup
sebagai hasil penelitian dihadapkan pada hipotesis. Apabila data itu
mensahihkan (valid)/menerima hipotesis, hipotesis menjadi tesis atau
hipotesis menjadi teori. Jika teori mencapai generalisasi yang umum,
menjadi dalil ia dan bila teori memastikan hubungan sebab-akibat yang
serba tetap, ia akan menjadi hukum.

3. Filsafat ilmu

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai


hakikat ilmu. Filsafat ilmu memiliki cabang-cabang filsafat yang berkaitan dengan
dasar, metode, asumsi dan implikasi ilmu pengetahuan[1] dari ilmu yang termasuk di
dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Sering kali muncul pertanyaan sentral dari
studi ini menyangkut apa yang memenuhi syarat sebagai sains, keandalan teori-teori ilmiah
dan tujuan akhir sains. Keterkaitan filsafat ilmu sangat erat dan saling tumpang tindih dengan
metafisika, ontologi dan epistemologi.

Filsafat ilmu berusaha menjelaskan masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu
konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan,
bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam
melalui teknologi; cara menentukan validitas dari sebuah informasi; formulasi dan
penggunaan metode ilmiah; macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat dan
terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.

Filsafat ilmu juga tidak terlepas dari landasan aksiologi dari ilmu. Landasan ini
memperdebatkan manfaat dan dampak ilmu bagi manusia dan lingkungan hidup. Fokus dari
landasan ini bukanlah kebenaran seperti halnya landasan ontologis dan epiestmologis,
melainkan kebaikan. Meskipun landasan ini lebih merupakan urusan dari etika, namun dalam
situasi konkret, filsafat ilmu wajib mempertimbangkan nilai-nilai dan tanggung jawab sosial
dari pemilihan dan penggunaan kebenaran ilmiah oleh manusia.[2] Oleh karenanya, aksiologi
memerlukan tempat serius dalam filsafat ilmu.

4. Objek kajian filsafat dan filsafat ilmu

Filsafat ilmu disini mempunyai sebuah objek yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin
ada yang mana bisa di aplikasikan seperti:adanya tuhan, adanya alam semesta, adanya
manusia dll. Disini ada 2 objek dalam filsafat ilmu. 
 Objek material yaitu suatu penyelidikan,  pemikiran dan penelitian seperti adanya
pohon. Objek material disini ada tiga pembagian yaitu: -thinkable yaitu
mengetahui dan merasakan dengan pancaindera kita tentang banyak hal.  -
unthinkable yaitu suatu yang tidak pernah difikirkan kita tetapi difikirkan orang
lain. -unthoughtable yaitu sesuatu yang pernah difikirkan tetapi difikirkan bahwa
itu ada.

 Objek formal yaitu suatu objek material yang ditinjau dari berbagai sudut pandang
sehingga menghasilkan ilmu yang berbeda-beda seperti .objek formalnya kita atau
batang. Bagaimana kita tau adanya pohon. Bagaimana pohon itu bisa ada
batangnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata
kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai,
atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah
kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :

 Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran yang asli.”
 Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu – ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik dan estetika.”
 Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud
bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
 Descartes (1590 M – 1650 M) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana
Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
 Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok
dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di dalamnya beberapa persoalan:
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
2. Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
3. Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)
 Harun Nasution : “Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan bebas (tidak
terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam – dalamnya sehingga sampai ke
dasar – dasar (akar) persoalan.”
Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang meliputi objek
materi dan objek formal.

1. Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran
penyelidikan).
2. Objek Formal Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan
tersebut dipandang.

Anda mungkin juga menyukai