Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Filsafat: Pengertian dan Signifikansinya

Dosen pengampu:

Prof. Dr. H. Zainal Abidin, M.Ag

Dr. H. Sidik, M.Ag

Oleh:

Mohammad Fitrah
02210721015

PROGRAM PASCASARJANA (S2)


PRODI HUKUM KELUARGA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA

1
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebelum abad ke -17, ilmu pengetahuan identik sekali dengan Filsafat. Bahkan Filsafat
merupakan bahasa lain dari Ilmu pengetahuan pada saat itu. Misalnya perkembangan
Filsafat di Yunani, yang semuanya hampir meliputi pemikiran teoritis para pemikir,
artinya para ahli pada saat itu menciptakan ide dan pendapat yang nantinya dijadikan
rujukan dan pedoman oleh orang lain. Pada awal abad ke -17, munculah pemikiran baru
tentang filsafat. yaitu pemisahan Filsafat dengan Ilmu pengetahuan. Hal ini sejalan
dengan pendapat seorang ahli yaitu Van Peursen yang mengemukakan bahwa “dahulu
ilmu merupakan bagian dari filsafat dan setiap ilmu itu bergantung pada Filsafat yang
dianut”. Pada awal abad ke -20, Filsafat mulai merebak. Hal ini bergantung pada
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu masyarakat atau negara. Dalam
perkembangan dari masa ke masa, filsafat melahirkan konfigurasi yang menunjukkan
“pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang subur. Masing-masing cabang
melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing
mengikuti metodologinya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama
semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula
sub-sub ilmu pengetahuan baru. Bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus
lagi, seperti spesialisasi-spesialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan
merupakan suatu sistem yang saling menjalin dan taat asas (konsisten). Untuk mengatasi
perbedaan antara ilmu satu dengan ilmu lainnya dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat
menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Kenyataan ini hanya dapat
dijembatani oleh filsafat. Hal ini senada dengan pendapat Imanuel Kant (Anton Bakker,
2:1994) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu
menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh
sebab itu, filsafat disebut sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (The Great Mother of The
Science) dan kemudian munculah cabang-cabang dari filsafat yang salah satunya adalah
filsafat ilmu, dari itu semua kami mencoba menjelaskan sedikit pengetahuan tentang
filsafat ilmu dalam makalah informatif ini.

3
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka secara garis besar, masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. apa pengertian Filsafat Ilmu?
2. apa Signifikansi Filsafat Ilmu?

C. Tujuan Penulisan
Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka secara garis besar, tujuan yang akan
dicapai dalam makalah ini, antara lain:
1. menjelaskan pengertian filsafat ilmu
2. menjelaskan signifikansi filsafat ilmu

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu


Sebelum mengetahui pengertian filsafat ilmu penulis menerangkan dahulu apa yang
dimaksud filsafat dan apa yang disebut ilmu, kemudian barulah dijelaskan sebuah
penjelasan yang mendefinisikan filsafat ilmu.

1. Pengertian Filsafat

a. Pengertian Filsafat Secara Etimologi

Filsafat dalam bahasa inggris,yaitu: philoshopy, adapun istilah filsafat berasal dari bahasa
yunani: philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) atau philia (persahabatan,
tertarik kepada) dan Sophos (‘hikmah’, kebijaksanaan, pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi, secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Harun Nasution mengatakan bahwa kata
filsafat berasal dari bahasa Arab falsafa dengan wazan (timbangan) fa’lala, fa’lalah dan
fi’lal. Dengan demikian, menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya
falsafah dan filsaf. Menurutnya, dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat,
padahal bukan berarti dari kata Arab falsafah dan bukan dari kata Inggris philosophy.
Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari bahasa Inggris dan safah
diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian
menimbulkan kata filsafat. Harun Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari
bahasa Arab karena orang Arab lebih dulu datang dan sekaligus mempengaruhi bahasa
Indonesia daripada orang dan Bahasa Inggris. Oleh karena itu, dia konsisten
menggunakan kata falsafat, seperti Falsafat Agama dan Falsafat dan Mistisme dalam
Islam. Kendati istilah filsafat yang lebih tepat adalah falsafat yang berasal dari bahasa
Arab, kata filsafat sebenarnya bisa diterima dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebagian

5
kata Arab yang diindonesiakan mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti
masjid menjadi masjid dan karamah menjadi keramat. Karena itu, perubahan huruf A
menjadi I dalam kata falsafah bisa ditolelir. Lagi pula, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata filsafat menunjukkan pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya.

b. Pengertian Filsafat Secara Terminologi

Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang
tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan
galaksi. Atau seseorang, yang berdiri di puncak tinggi memandang ke ngarai dan lembah
di bawahnya. Dia ingin menyiak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh dari berbagai sudut
pandang. Pengertian filsafat secara terminology bisa sangat beragam baik dalam
ungkapan Maupun titik tekanannya. Bahkan, Moch Hatta dan Langeveld mengatakan
bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik tekan
sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja seseorang meneliti filsafat
terlebih dahulu kemudian menyimpulkan sendiri. Pendapat ini ada benarnya, sebab
intisari berfilsafat itu terdapat dalam pembahasan bukan pada definisi. Namun, definisi
filsafat untuk dijadikan patokan awal diperlukan umtuk memberi arah dan cakupan objek
yang dibahas, terutama yang terkait dengan filsafat ilmu.

2. Pengertian Ilmu

a. Pengertian Ilmu Secara Etimologis

Ilmu berasal dari bahasa arab ‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang
berarti: mengerti, memahami, benar-benar. Dan pengertian ilmu yang terdapat di kamus
bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem

6
menurut metode-metode tertentu , yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu dibidang pengetahuan.

b. Pengertian Ilmu Secara Terminologi

Dalam Ensiklopedia Indonesia, Ilmu didefinisikan sebagai berikut : ilmu Pengetahuan


adalah suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing mengenai suatu
lapangan pengalaman tertentu, yang disusun sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu,
hingga menjadi kesatuan; suatu system dari pelbagai pengetahuan yang masing-masing
didapatkan sebagai hasil pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan dan memberikan
pemjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan
sebab-sebab hal atau kejadian itu.

Adapun beberapa ciri utama ilmu menurut terminologi, antara lain adalah : 1) Ilmu
adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur dan
dibuktikan. 2) Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri,sebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide
yang mengacu pada objek (atau alam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis.
3) Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat didalamnya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-
teori yang belum sepenuhnya di mantapkan. 4) Di pihak lain, yang sering kali berkaitan
dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode-metode yang
berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencari
ilmu. 5) Ciri hakiki ilmu adalah metodologi, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir
metodis, tertata rapih, dengan menggunakan terminology ilmiah yang disebut mencoba
konsep-konsep ilmu. 6) Kesatuan ilmu bersumber di dalam kesatuan objeknya. Teori
skolastik mengenai ilmu membuat pembedaan antara objek material dan objek formal.
Yang terdahulu adalah objek konkret yang disimak ilmu. Sedangkan yang belakangan
adalah aspek khusus atau sudut pandang terhadap objek material. Yang mencirikan setiap
ilmu adalah objek formalnya. Sedang objek material yang sama dapat dikaji oleh banyak
ilmu lain.

7
c. Pengertian Ilmu menurut para ahli

Adapun para ahli menjelaskan definisi ilmu diantaranya :

1) Mohammad Hatta Mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang


pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun bangunanya dari dalam.

2) Ralph Ross dan Ernest Van den Haag Mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik, serta keempat serentaknya.

3) Karl Pearson Mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.

4) The Liang Gie: Dia menyatakan dilihat dari ruang lingkupnya pengertian ilmu adalah
sebagai berikut :  Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menyebutkan segenap
pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi ilmu mengacu pada
ilmu seumumnya.  Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang pengetahuan ilmiah
yang mempelajari pokok soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu khusus

5) Harsoyo Mendefinisikan ilmu dengan melihat pada sudut proses historis dan
pendekatannya yaitu :  Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan
atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan  Ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu
pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia
yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh
panca indera manusia.

3. Definisi Filsafat Ilmu

8
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang
pengetahuan yang memiliki ciri-ciri tertentu. Filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat
ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat
otonom. Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Setelah dipahami pengertian filsafat, ilmu, dan
pengetahuan, maka dapat diartikan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu, sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa
persoalan hakikat ilmu berikut: a. Pertanyaan landasan ontologis: Objek apa yang
ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana korelasi antara
objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindra) yang
menghasilkan ilmu? Dari landasan ontologis ini adalah dasar untuk mengklasifikasi
pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu. b. Pertanyaan landasan epistemologis:
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak teratur itu menjadi
ilmu? Bagaimana prosedur dan mekanismenya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar
kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri?
Apakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu? c. Pertanyaan landasan aksiologis Untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek dan
metode yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana korelasi antara
teknik procedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral?.
Steven R. Toulmin memaknai filsafat ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan
argumen, dan anggapan-anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari
sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis serta metafisika. Menurut The
Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi kehidupan manusia. Pengertian ini sangat umum dan cakupannya luas, hal
yang penting untuk difahami adalah bahwa filsafat ilmu itu merupakan telaah kefilsafatan

9
terhadap hal-hal yang berkaitan/menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam struktur
ilmu itu sendiri. Terdapat beberapa istilah dalam pustaka yang dipadankan dengan
Filsafat ilmu seperti : Theory of science, meta science, methodology, dan science of
science, semua istilah tersebut nampaknya menunjukan perbedaan dalam titik tekan
pembahasan, namun semua itu pada dasarnya tercakup dalam kajian filsafat ilmu .
Sementara itu Gahral Adian mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang
mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara pemerolehannya.
Filsafat ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar/radikal terhadap
ilmu seperti tentang apa ciri-ciri spesifik yang menyebabkan sesuatu disebut ilmu, serta
apa bedanya ilmu dengan pengetahuan biasa, dan bagaimana cara pemerolehan ilmu,
pertanyaan – pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk membongkar serta mengkaji
asumsi-asumsi ilmu yang biasanya diterima begitu saja (taken for granted), Dengan
demikian filsafat ilmu merupakan jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu atau filsafat ilmu
merupakan upaya penjelasan dan penelaahan secara mendalam hal-hal yang berkaitan
dengan ilmu. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan tentang apa itu
filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu,
sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa persoalan seperti landasan ontologis,
epistimologis dan aksiologis. Filsafat ilmu adalah proses berpikir secara mendalam dan
sungguh-sungguh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pendidikan dan bidang
keilmuan tertentu. Filsafat ilmu merupakan perenungan yang mempelajari ilmu secara
lebih mendalam, mengenai sebab akibat dan sebagainya.

B. Signifikansi Filsafat Ilmu Signifikansi atau arti penting Filsafat ilmu adalah suatu
pendalaman tentang filsafat ilmu. Dimana kami memahami signifikansi itu dengan
penjelasan Manfaat dan Tujuan filsafat ilmu untuk melengkapi atau memperjelas ilmu.

1. Manfaat Filsafat Ilmu

Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin


menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan
mempelajari filsafat ilmu, maka para ilmuan akan menyadari keterbatasan dirinya dan

10
tidak terperangkap dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap
keterbukaan diri di kalangan ilmuan, sehingga mereka dapat saling menyapa dan
mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat islam.
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu secara
umum mengandung manfaat sebagai berikut.

a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuan harus memiliki sifat kritis terhadap
bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistic, ya’ni
menganggap bahwa pendapatnya yang paling benar.

b. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi , menguji, mengritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderumgan yang terjadi di kalangan para ilmuan menerapkan
metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengeahuan ilmu itu sendiri. Satu
sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan metode lmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan , bukan sebaliknya.

c. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dkembangkan harus dapat dipertanggung jawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.

2. Tujuan Filsafat Ilmu

a. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat


memahami sumber, hakikat dan tujuan.

b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai


bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara
historis.

11
c. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.

d. Mendorong pada calon ilmuwan dan ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu
dan mengembangkannya.

e. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak
ada pertentangan.

Signifikansi Filsafat ilmu Bagi Studi Islam


Signifikansi Filsafat ilmu bagi pengembangan studi Islam yaitu dengan berusaha
mencermati hakikat ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolok
ukur kebenarannya, dan segala sesuatu yang melandasi tegaknya ilmu tersebut lewat
penelaahan ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dengan demikian, filsafat ilmu
berusaha mengkritisi perkembangan ilmu pengetahuan. Studi Islam, sebagai bagian dari
ilmu pengetahuan, secara mutlak harus bisa didekati oleh filsafat ilmu. Dari segi
ontologis filsafat ilmu akan menggali tentang hakikat studi Islam itu sendiri. Dari segi
epistemologis filsafat ilmu akan mengkritisi tentang sumber dan metode yang digunakan
oleh studi Islam tersebut. Sedangkan dari segi aksiologis filsafat ilmu akan mengkritisi
tentang nilai kepatutan dan kelayakannya setelah memantau tingkat perkembangan dan
pengaruh yang ditimbulkannya bagi masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah
terbiasa memanfaatkan benda-benda disekeliling kita. Pernahkah kita memikirkan
bagaimana kita sebutan sesuatu dengan istilah tertentu. Dalam tradisi islam kita juga
mengenal banyak khazanah keilmuan. Kaidah-kaidah ushuliyah di bidang kalam, fiqh,
bahkan kebahasaan. Pernahkah kita memikirkan bagaimana rancang bangun ilmu-ilmu
tersebut. Dalam sejarah pemikiran barat, para filsuf memikirkan realitas. Maka seiring
perkembangan ilmu, selama ini temuan-temuuan berharga mewarnai setiap penggal
sejarah.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat ilmu merupakan kajian secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu, sehingga filsafat ilmu
perlu menjawab beberapa persoalan seperti landasan ontologis, epistimologis dan aksiologis.
Filsafat ilmu adalah proses berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan proses pendidikan dan bidang keilmuan tertentu. Filsafat ilmu merupakan
perenungan yang mempelajari ilmu secara lebih mendalam, mengenai sebab akibat dan
sebagainya. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu secara
umum mengandung manfaat sebagai berikut.
1 Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seoang ilmuan harus memiliki sifat kritis terhadap
bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistic, yakni
menganggap bahwa pendapatnya yang paling benar.
2 Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderumgan yang terjadi di kalangan para ilmuan menerapkan
metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengeahuan ilmu itu sendiri. Satu
sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan metode lmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya.
3 Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dkembangkan harus dapat dipertanggung jawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar Amsal, 2012, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada)

Suriasumantri Jujun S., 2010, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan)

 http://www.academia.edu/5093887/Filsafat_Ilmu_dan_Studi_Islam Gie The Lian, 2012 Pengantar Filsafat


Ilmu, (Yogyakarta:Liberty)

Endraswara Suwardi, 2012, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Caps)

Louis O. Kattsoff ,2004, Pengantar Filsafat, Penerjemah Soejono Soemargono (Yogyakata: Tiara
Wacana Yogya)

Drs. Surajiyo, 2007, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia Suatu pengantar (Jakarta: PT
Bumi Aksara,)

14

Anda mungkin juga menyukai