Anda di halaman 1dari 25

makalah

SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen pengajar : Aan Febriawan S.pd, M.pd


mata kuliah : Filsafat pendidikan

Disusun oleh:

1. Febrianti Falentina Musa (A22121132)


2. Sultan Hasanuddin (A22121135)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2022
Daftar Isi
Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PEMBAHASAN............................................................................................................1
1.1 Pengertian Filsafat..................................................................................................1
1.1.1 Pengertian Secara Etimologi............................................................................1
1.1.2 Pengertian Secara Terminologi........................................................................1
1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat.....................................................................................4
1.2.1 Sangat umum atau universal............................................................................4
1.2.2 Tidak faktual....................................................................................................4
1.2.3 Bersangkutan dengan nilai...............................................................................4
1.2.4 Berkaitan dengan arti.......................................................................................5
1.3 Sejarah Kelahiran Filsafat.......................................................................................5
1.4 Filsafat Yunani........................................................................................................6
1.4.1 Masa Awal Filsafat Yunani Kuno...................................................................6
1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno......................................................................7
1.4.3 Masa Helenitas dan Romawi...........................................................................7
1.5 Filsafat Barat Abad Pertengahan............................................................................9
1.5.1 Zaman Patristik................................................................................................9
1.5.2 Zaman Awal skolastik....................................................................................10
1.5.3 Zaman keemasan Skolastik............................................................................11
1.6 Pemikiran Filsafat di Timur..................................................................................11
1.6.1 Sejarah Filsafat Cina......................................................................................11
1.6.2 Sejarah Filsafat India.....................................................................................15
1.6.3 Sejarah Filsafat Islam...................................................................................159
1.7 Filsafat Modern.....................................................................................................21
Kesimpulan.........................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................Error! Bookmark not defined.

i
BAB I
PEMBAHSAN

1.1 Pengertian Filsafat


Dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan antara satu ahli filsafat
dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda dan hampir sama. Pengertian filsafat dapat
dipilahkan ke dalam dua garis besar, yaitu secara etimologi dan secara terminolog.

1.1.1 Pengertian Secara Etimologi

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian
etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom
dalam arti yang sedalam-dalamnya.

1.1.2 Pengertian Secara Terminologi

Pengertian terminologis merupakan uraian yang menjelaskan berdasarkan batasan-


batasan definisi yang disusun oleh sejumlah filsuf dan ahli filsafat. Pengertian
terminologis tentang filsafat adalah (i) upaya spekulatif untuk menyajikan suatu
pandangan sistematik dan lengkap tentang seluruh realitas; (ii) upaya untuk
melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata; (iii) upaya untuk
menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya: sumbernya, hakikatnya,
keabsahannya, dan nilainya; (iv) penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian
dan pernyataan- pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu
pengetahuan; (v)

1
disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan
dan untuk mengatakan apa yang yang kita Iihat.

Adapun pengertian terminologis filsafat yang diuraikan lebih lanjut adalah definisi
filsafat menurut Plato, Aristoleles, Rene Descartes, Immanuel Kant, Ali Mudhofir,
dan Notonagoro, Haroid H Titus, lbnu sina dan Driyarkara.

Para filsuf dan ahli filsafat itu mendefinisikan tentang.

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk


mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat
adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung
ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika. ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
keindahan). Menurut Rene Descartes filsafat adalah kumpulan semua
pengetahuan dimana Tuhan. alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan;
Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang menjadi pangkal
dari semua pengetahuan yang didalammnya tercakup masalah epistimologi yang
menjawab persoalanapa yang dapat kita ketahui; Menurut Notonagoro, Guru
Besar UGM, filsafat menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya
yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap, dan yang tidak berubah yang disebut
hakikat; Sedangkan menurut Ali Mudhofir, seorang ahli filsafat yang juga dosen
UGM, filsafat diartikan sebagai: (i) suatu sikap; (ii) suatu metode; (iii) kelompok
persoalan; (iv) kelompok teori atau sistem pemikiran; (v) analis logis tentang
bahasa dan penjelasan makna istilah; dan (vi) usaha untuk mendapatkan
pandangan yang menyeluruh.

Dalam pengertian lain, filsafat diartikansebagai interpretasi atau evaluasi terhadap


apa yang penting atau yang berarti bagi hidup. Di pihak lainnya ada yang
beranggapan bahwa filsafat merupakan cara berpikir yang

2
kompleks, suatu pandangan atau teori yang tidak memiki kegunaan praktis, tetapi
mendasar bagi Imu pengetahuan.

Harold H. Titus, mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan
dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna- makna. Filsafat
diarartikan sebagai "science of science", dengan tugas utamanya memberikan
analisis kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep- konsep ilmu, dan
mensistematisasikan pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia dari berbagai pengalaman manusia yang
berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam
semesta, hidup, dan makna hidup.

Ibnu Sina, mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu
ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai akal oleh Allah.

Prof. Dr. N. Driyarkara S.J., seorang filsuf besar dan ulung Indonesia yang
dalam bukunya Percikan Filsafat yang menyatakan bahwa, filsafat adalah pikiran
manusia yang radikal, artinya dengan mengesampingkan pendirian dan pendapat
"yang diterima saja" mencoba memperlihat- kan pandangan yang merupakan akar
darilain-lain pan- dangan dan sikap praktis. Oleh karena itu, kami cenderung untuk
memberikan definisi filsafat itu sebagai berikut: "Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang mengenai segala sesuatu dengan me- mandang sebab-sebab terdalam,
tercapai dengan budi mumi" (philosophy is the science which by the natural
light of reason studies the first causes or hightest principles of all things).

3
1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat
Menurut Clarence I. Lewis dalam Achmadi filsafat itu merupakan suatu
proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses
refleksi adalah berbagai kegiatan kehidupan manusia namun tidak semua kegiatan
kehidupan tersebut dikatakan mencapai pemikiran filsafat. Terdapat beberapa cirri
yang dapat mencapai pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:

1.2.1 Sangat umum atau universal

Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat


keumumannya sangat tinggi .karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan
objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep- konsep yang
sifatnya umum misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebenaran dan
lainnya.

1.2.2 Tidak faktual

Kata lain tidak factual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-
dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti.
Hal ini sebgai sesuatu hal yang melampaui batas dari fakta-fakta pengetahuan
ilmiah.

1.2.3 Bersangkutan dengan nilai

C.J Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari


pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam
penilaian adalah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusiala dan
akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Sehingga
terbentuk system nilai dan melahirkan nilai social, nilai keagamaan, nilai budaya
dan lainnya.

4
1.2.4 Berkaitan dengan arti

Diatas telah dikemukakan bahwa nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu
yang bernilai tertentudi dalammnya penuh dengan arti. Para filosof harus dapat
menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang tepat agar terhindar dari
kesalahan dalam pemahaman ide-ide yang disampaikan.

1.2.5 Implikatif

Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat
logis). Dari implikasi tersebut diharapkan akan melahirkan pemikiran baru
sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis. Pola pemikiran yang
implikatif akan dapat menyuburkan intlektual.

1.3 Sejarah Kelahiran Filsafat


Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada kelahirannya
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang munculnya
pada masa peradaban kuno.

Pada tahun 2000SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil dan
Sungai Efret, telah mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel
perkalian dengan sepuluh jari.

Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia ternyata pembuatannya


menerapkan geometri dan matematika, menunjukan cara berfikir yang tinggi. Selain
itu, mereka pun sudah dapat mengadakan kegiatan pengamatan benda-benda langit
sehingga dapat meramalkan gerhana dengan baik sedangkan di Cina dan India waktu
itu telah ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas.

5
1.4 Filsafat Yunani
Dikemukakan periodisasi oerkembangan pemikiran filsafat menurut Bertens
(1976), juga disimpulkan dari Bertens (1999). Ia membagi filsafat yunani kuno
menjadi tiga periode masa sejarah filsafat, yaitu masa awal, masa keemasan, dan
masa helenitas dan Romawi.

1.4.1 Masa Awal Filsafat Yunani Kuno

Masa awal filsafat Yunani kuno ditandai dengan tercatatnya 3 nama filsuf yang
berasal dari daerah Miletos yaitu Thales, Anaximandros, Anaximenes.

Pemikiran Thales ditulis oleh murid-muridnya yaitu Anaximandros, Anaximenes.


Perhatiannya adalah pada alam dan kejadian alamiah. Hal inilah yang
menyebutkan masa awal Yunani kuno adalah filsafat alam.

Selanjutnya pemikiran Phythagoras yang berbeda dengan filsof sezamannya, dia


tidak beranggapan asas pertama ditentukan dengan pengenalan indra dia
mengemukakan tangga nada yang sepadan dengan perbandingan antar bilangan.
Oleh Karen itu beliau terkenal sebagai pengambang ilmu pasti dengan
mengemukakan dalil Phythagorasnya.

Permenides dari Elea pada masa ini mengemukakan apa yang kemudian dikenal
dengan metafisika. Permendes berpendapat yang ada, ada, dan yang tidak ada,
tidak ada. Artinya pluralitas itu tidak ada.

Filsof berikutnya kembali pada kesaksian Indra, antara lain Demokritos yang
bersama Luecippus membangun dan mengajukan teori yang dikenal dengan istilah
atomisme. Mereka berpendapat segala sesuatu yang terdiri dari bagian bagian kecil
tidak dapat dibagi lagi.

6
1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno

Socrates (470SM-399SM) mengemukakan teori yang dikenal sebagai teori


Sokrates yaitu suatu jenis ilmu dalam pendidikan dalam metode tersebut seorang
pendidik tidak menguliahi siswanya dengan sejumlah informasi, tetapi bertanya
secara tajam dan kritis sampai siswa tersebut menemukan jawabannya dan
pengetahuan yang dibutuhkannya.

Selanjutnya Plato yang ajaran ajarannya dituangkan dalam bentuk dialog smpai
saat ini sudah terdapat 24 dialog karya plato, pada tahun 278 SM plato mendirikan
sekolah filsafat yang disebut academia. Pada filsafatnya plato menentang realism
yaitu kebenaran yang dapat diindra sebenarnya adalah bayangan.

Selanjutnya Aristoteles banyak gagasannya yang dinilai sebagai ilmu pengetahuan,


sebagian orang menjadikan Aristoteles sebagai bapak filsafat ilmu. Dari beberapa
pendapatnya yang paling penting adalah teori bentuk materi. Dalam teori ini
dinyatakan bahwa setiap benda jasmani terdiri dari bentuk dan materi.

1.4.3 Masa Helenitas dan Romawi

Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme,
Elektisisme, dan Neoplatosisme.

Stoisisme merupakan mazhab yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition,
sekitar tahun 300SM. Nama stoa mengacu pada serambi bertiang empat tempat
Zeno memberikan pembelajaran. Menurut stoisisme jagat raya dari dalam
ditentukan logos yang berarti rasio. Dengan demikian kejadian alam telah
ditentukan dan tidak dapat dielakan.

7
Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena
dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang
terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia
apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.

Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa
Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang
meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang
mutlak.

Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran
ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur
filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak
sampai pada kesauan pemikiran.

Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran
filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan
dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang
dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh
pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.

Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme,
Elektisisme, dan Neoplatosisme.

Stoisisme merupakan mazhab yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition,
sekitar tahun 300SM. Nama stoa mengacu pada serambi bertiang empat tempat
Zeno memberikan pembelajaran. Menurut stoisisme jagat raya dari dalam
ditentukan logos yang berarti rasio. Dengan demikian kejadian alam telah
ditentukan dan tidak dapat dielakan.

8
Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena
dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang
terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia
apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.

Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa
Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang
meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang
mutlak.

Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran
ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur
filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak
sampai pada kesauan pemikiran.

Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran
filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan
dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang
dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh
pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.

1.5 Filsafat Barat Abad Pertengahan


Zaman ini dianggap sebagai zaman dimana filsafat dianggap begitu erat dan
berada dibawah naungan agama. Pada zaman ini filsafat dibagi menjadi 4 priode yaitu
:

1.5.1 Zaman Patristik

Istitalah patristic berasal dari kata latin patres yang berarti bapak dalam lingkungan
kehidupan gereja. Pada masa ini pandangan agama terbagi

9
menjadi 2 yaitu pandangan setelah adanya wahyu ilahi yang terwujud dalam yesus
kristus, seharusnya tidak ada lagi pemikiran filosofis. Kedua pandangan yang
berusaha menengahi dengan menyiasati kedua pemikiran tersebut. Dan ketiga
pandangan yang mengatakan bahwa filsafat yunani merupakan langkah awal
menuju agama jadi harus diterima dan dikembangkan.

Beberapa nama yang popular pada zaman ini adalah Yustinus Martyr, Clemens,
dan Origenes. Martyr adalah pemikir yang sejak semula telah mempelajari sistem
filsafat dan pada awal mula masuk Kristen ia masih menyebut dirinya filosof. Ia
menulis dua buku tentang pembelaan agamakristen.

Sekitar abad ke 8 orang arab (Islam) merebut Siria, Mesir, Afrika Utara, dan
bagian selatan Spanyol. Alexandria jatuh dan sekolah sekolahnya di tutup. Melalui
filosof Kristen orang arab berkenalan dengan filsafat Yunani yang diterjemahkan
dalam bahasa arab dan kemudian menjadikan Bagdad dan Cordova sebagai pusat
filsafat.

1.5.2 Zaman Awal skolastik

Zaman ini ditandai dengan terjadinya migrasi penduduk yaitu perpindahan bangsa
Hun dari Asia ke Eropa, sehingga bangsa Jerman berpindah melintasi perbatasan
kekaisaran romawi yang seara politik mengalami kemerosotan. Namun ada
beberapa tokoh pada zaman ini antaranya.

Ahli pikir Boethius yang dalam usianya yang ke 44 dijatuhi hukuman mati karena
dituduh berkomplot. Jasanya adalah menerjemahkan logika Aristoteles ke dalam
bahasa latin dan menulis traktat aristoteles.

Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke 9 dan berhasil mencapai
stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan

10
berkembangnya pemikiran structural yang pesat. Pemikiran pada zaman ini berada
dalam naungan teologi.

1.5.3 Zaman keemasan Skolastik

Zaman keemasan ini terjadi pada abad ke 1. Sama dengan zaman pertengahan pada
zaman ini filsafat dipelajari dalam hubungannya dengan teologi. Namun hal ini
tidak berarti wacana filsafat menghilang filsafat tetap dipelajari walaupun tidak
secara terang terangan. Didirakannya universitas pada tahun 1200, beberapa ordo
membiara yangbaru dibentuk, dan digunakannya sejumlah karya filsafat yang
sebelumnya tidak dikenal.

1.5.4 Masa Akhir Abad Pertengahan

Pada akhir abad XIV terjadi sikap kritis atas berbagai uasaha pemikiran yang
menyintesiskan pemikiran filsafat dan teologi yang semakin menyimpang dari
pendapat Aristoteles. Filsafat abad pertengahan diawali dengan Boethius dan
diakhiri oleh Nicholaus Causanus yang membedakan tiga macam pengenalan yaitu
panca indra, rasio, dan intuisi. Pengenalan indrawi kurang sempurna, rasio
membentuk konsep berdasarkan pengenalan indrawi dan aktivitasnya dikuasai
prinsip nonkontradiksi.

1.6 Pemikiran Filsafat di Timur

1.6.1 Sejarah Filsafat Cina

A. Tema yang Menonjol Filsafat Cina

Filsafat Cina erat hubungannya dengan keadaan alam dan masyarakat. Filsafat
Cina mempunyai ciri khusus, yaitu yaang menjadi tema dari filsafat dan
kebudayaan adalah perikemanusiaan atau ‘jen’. Menurut Confusius 'jen' itu
mempunyai dua segi, yaitu

11
1) Segi positif. Chung
Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang kau suka dari orang lain
berbuat kepadamu berbuatlah hal itu kepadanya'.
2) Segi negatif: Shu
Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang tidak kau suka orang lain
berbuat kepadamu janganlah kau berbuat hal itu kepadanya'.

Jika dibandingkan dengan filsafat Barat dan India, filsafat Cina lebih
antroposentris dan pragmatis. Antroposentris karena memang dalam sejarah Cina
fokusnya masalah manusia, pragmatis dalam arti bagaimana manusia itu ada
keseimbangan antara dunia dan surga dapat tercapai.

B. Periodisasi Filsafat Cina

Filsafat Cina dibagi dalam empat periode, yakni zaman kuno (600-200 (200 SM-
1000 M), zaman neo-konfusianisme (1000- 1900), dan zaman modern (1900-
sekarang).

1) Zaman Kuno
Zaman ini ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat klasik antara lain
sebagai berikut.

a. Konfusianisme - Ju Chia

Yaitu suatu aliran yang terdiri atas orang-orang terpelajar yang mempunyai
keahlian di bidang kitab-kitab klasik. Titik berat ajaran aliran ini di bidang
etika. Etika Konfusianisme didasarkan pada kebutuhan manusia, yaitu
kebutuhan akan kebahagiaan hidup.

b. wisme: Tao te Chia .

Yaitu suatu mazhab yang terdiri atas orang-orang terpelajar dan mengalami
kekecewaan karena keadaan negara pada waktu itu

12
mengalami kemunduran, Tokoh yang terbesar dari aliran ini adalah Lao Tzu
dan Chuang Tzu. Pokok- pokok ajaran dari Tao te Chia terutama mengenai
metafisika dan filsafat sosial. Mazhab Taoisme mengajarkan bahwa untuk
mencapai kebahagiaan manusia harus hidup dengan wu wei, artinya tidak
berbuat apa-apa, nonaction; yaitu tidak berbuat apa- apa yang bertentangan
dengan alamSesuai dengan ajaran ini maka manusia yang berbagia menurut
aliran Taoisme adalah mereka yang hidup dekat dengan alam. Mereka itu
ialah para petani, nelayan, dan para biarawan.
c. Mazhab Yin Yang
Yaitu suatu mazhab yang dipelajari oleh orang-orang yang pada mulanya
mempunyai kedudukan penting dalam istana. Mereka itu ahli nujum dan ilmu
perbintangan, kemudian mereka menawarkan keahliannya kepada
masyarakat. Menurut pandangan orang Cina, Yin dan Yang merupakan dua
prinsip pokok di alam semesta. Yin : prinsip betina seperti bumi, bulan, air,
hitam, kepasifan, dan sebagainya. Yang: Prinsip jantan seperti surga,
matahari, api, putih, keaktifan, dan sebagainya. Antara Yin dan Yang jika
digabungkan akan memberikan pengaruh yang timbal balik dan akan
terjadilah semua peristiwa yang terdapat di alam semesta. Dalam hubungan
dengan makrokosmos maka aliran ini mengajarkan bahwa di alam semesta
itu ada 5 (lima) unsur asali, yaitu tanah, logam, air, kayu, dan api. Kelima
unsur asali mempunyai sifat produktif dan destruktif dalam keadaan yang
tertutup. Jadi, kelima unsur asali itu merupakan suatu kekuatan yang dinamis.
d. Mohisme atau Mo Chia
Yaitu suatu aliran yang terdiri atas kelompok kaum ksatria yang telah
kehilangan kedudukannya, mereka menawarkan keahliannya di bidang
peperangan kepada penguasa baru. Tokohnya MoTzu (479 - 381 SM)
e. Dialektisisme: Ming Chia

13
Aliran dialektisi dikenal juga dengan sebutan mazhab nama-nama. Aliran ini
dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat dan pidato.
Mereka menyalurkan kepandaiannya kepada rakyat.Ajarannya dimaksudkan
untukIVcmpcngaruhi pandnngzn agar ornng clapnt dcngan mudah untuk
mcmbcrikan nama padn scsuatu objek.
f. Legalisme: Fa Chia
Yaitu suatu aliran yang dipelopori oleh orang-orang yang ahli di dalam
bidang pemerintahan, mereka menawarkan kepandaiannya kepada para
penguasa diberbagai daerah. Fa Chia mengajarkan bahwa pemerintahan yang
baik hans didasarkan pada kitab undang-undang yang tetap dan tidak
didasarkan pada pendapat orang-orang berilmu, baik dalam bidang
pemerintahan maupun bidang moral. Menurut pandangannya bahwa setiap
manusia itu jahat, oleh karena itu harus diperlakukan dengan kekera san dan
hukum yang ketat agar tidak melakukan pelanggaran. Tokoh yang terkenal
adalah Han FeiTzu dan Li Sse.
2) Zaman Pembauran

Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dariIndia, yang kemudian


berkembang pesat di Cina dan memberikan warna baru bagi pemikiran
kefilsafatan di Cina. Budhisme sendiri banyak berbaur dengan alam pemikiran
filsafat Cina sehingga kemudian melahirkan aliran baru daIam Budhisme Cina
yang diberi nama Ch'an Budhisme atau Ch'anisme.

Selain budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang memberikan arti baru
'Tao' sebagai 'Nirwana'. Puncak dari zaman Pembaruan yang terjadi pada
waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan munculnya seorang tokoh Tung
Chung Shu.

14
3) Zaman Neo-Konfusianisme

Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran.
ajaran Konfusius yang asli.

4) Zaman Modern

Pada zaman modern pemikiran kefilsafatan sangat banyak dipengaruhi oled


pemikiran-pemikiran yang berasal dari Barat, hal ini karena banyaknya paderi-
paderi yang masuk kedaratan Cina. Aliran yang paling berpengaruh adalah
pragmatisme yang berasal dari Amerika. pada tahun 1950 daratan Cina
dikuasai oleh pemikiran Marx, Lenin dan tokoh terkenal Mao Ze Dong.

1.6.2 Sejarah Filsafat India

A. Ciri Khas Filsafat India

Menurut Rabindranath Tagore (1861-1941) filsafat India berpangkal pada


keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni
antara individu dan kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialami
sebagai tempat keterasingan ataupun sebagai penjara. Orang india bukan belaj ar
untuk menguasai dunia, tetapi untuk berteman dengan dunia.

Semua filsafat muncul dari pemikiran-pemikiran yang semulabersifat keagamaan,


baik itu filsafat Yunani, maupun filsafat Cina dan filsafat India. Karena kurang
puas akan keterangan-keterangan yang diberikan agama, atau karena sebab-sebab
lainnya akal manusia mulai dipakai untuk memberijawaban atas segala persoalan
yang dihadapinya.

15
Di Barat, sekalipun semula filsafat-tumbuh dari perkembangan agama, namun
lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai
kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan agama. Akan tetapi,
tidak demikian keadaan filsafatIndia. Filsafat itu tidak pemah berkembang sendiri
lepas dari agama, serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri. Di India,
filsafat senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah
keselamatan manusia di akhirat.

Menurut Harun Hadiwijono (1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari agama
itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad pada
umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi
sudah ada di daIam kandungan sang ibu "Agama Hindu" selama lebih dari sepuluh
abad. Di dalam waktu yang sekian lamanya itu "embrio filsafat India" berkembang
sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya
filsafat India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu "Agama Hindu".

B. Periodisasi Filsafat India

Filsafat India bercorak religius dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi
empat periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM-
200 M), periode Sutra-sutra (200 M-sekarang ), periode Skolastik (200 M-
sekarang).

1) Periode Weda
Periode ini ditandai dengan kedatangan bangsa Arya dan penyebarannya di
India. Bangsa Arya mulai menanamkan kekuasaannya di India, demikian juga
kebudayaan Arya mulaiberkembang dan berpengaruhPada periode Weda ini
tercatat

16
berdirinya perguruan-perguruan di hutan-hutaL di mana idealisme yang tinggi
dariIndia mulai berkembang.
Di sini dihadapkan pada aliran-aliran pikiran yang susul-menyusul dan mudah
dikenal karena adanya mantra-mantra, brahmana-brahmana, serta
upanisad_upanisad. Asas-asas filsafat sudah terdapat pada brahmana dan
upanisad walaupun belum sistematis. Zaman ini belum dapat disebut zaman
filsafat dalam arti yang sebenarnya atau dalam arti teknis. Periode ini adalah
suatu periode di mana orang masih meraba- raba dan mencari-cari di mana
pikiran dan takhayul susul-menyusul. Konsep-konsep religi masih boleh
dikatakan bersifat mitologis.
Literatur suci mereka disebut Weda. Jarak waktu antara pewahyuan yang
pertama dan pembukuan yang terakhir meliputi zaman yang hingga berabad-
abad, kira-kira dari tahun 2000 SM hingga tahun 500 SM, selama kira-kira
1500 tahun. Pembukuan itu bukan terjadi sekaligus, melainkan bertahap.
Pertama-tama terkumpullah bagian Weda yang disebut Weda samhita,
kemudian bagian Weda yang disebut Brahmana dan akhirnya bagian Weda
yang disebut Upanisad.
Kitab Samitha adalah suatu pengumpulan mantra-mantra yang berbentuk syair,
yang dipergunakan untuk mengandung dewa, yang untuknya akan
dipersembahkan korban, agar ia berkenan menghadiri upacara korban itu, juga
untuk menyambut dewa yang diundang tadi, setelah dianggapnya sebagaihadir,
dan untuk mengubah korbann yang dipersembahkan hingga menjadi makanan
dewa yang sebenarnya.

Kitab Brahmana, yaitu bagian kedua Kitab Weda, berbentuk prosa yang
pewahyuannya terjadi setelah zaman mantra-mantra diwahyukan. Bagian ini
berisi peraturan dan kewajiban keagamaan, terlebih-lebih keterangan yang
mengenai korban.

17
Kitab Upanisad berbentuk prosa, dan diwahyukan setelah zaman Brahmana.
Bagian ini berisi keterangan-keterangan yang mendalam mengenai asal mula
alam semesta serta segala isinya, terlebih-lebih yang mengenai manusia dan
keselamatannya.

Jadi yang menonjol untuk filsafat India adalah dalam upanisad, yakni ajaran
tentang hubungan antara Atman dan Brahman. Atman adalah segi subjektif
dari kenyataan 'diri' manusia. Brahman adalah segi objektif 'makrokosmos',
alam semesta. Upanisad mengajar bahwa Atman dan Brahman memang sama
dan bahwa manusia mencapai keselamatan ('moksa', 'mukti') kalau ia
menyadari identitas Atman dan Brahman.

2) Periode Wiracarita

Periode ini sering disebut periode epic atau periode hikayat cerita-
ceritakepahlawanan. Periode ini meliputi berkembangnya upanisad- upanisad
yang tertua dan sistem-sistem filsafat (Darsyana). Sistem- sistem dari
Budhisme, Jainisme, Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk periode ini.

3) Periode Sutra-Sutra

Pada periode ini bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak,
sehingga sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat
semacam rangkuman, skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar ini
dibuat dalam bentuk sutra-sutra.

4) Periode Skolastik

Sukar sekali dipisahkan dengan periode sutra-sutra, tetapi di sini muncul


tokoh-tokoh besar seperti Kumarila, Sankara, Syridhara, Ramanuja, Madhwa,
Wacaspati, Udayana, Bhaskara, dan Jayanta. Guru-guru

18
filsafat itu dijumpai berselisih paham karena masing-masing mempunyai teori-
teori sendiri yang cukup mantap, dengan mengajukan alasan- alasan yang
tersusun rapi. Mereka dengan penuh harapan saling mengajukan argumentasi
dengan menetapkan sifat-sifat umum atas dasar logika.

1.6.3 Sejarah Filsafat Islam

Pemikiran dalam filsafat Islam dimulai kira-kira pada tahun 700 M, dan pcrliodc
ini scring dinamakan periode skolastik sampai pada tahun 1 450. Filsafat skolastik
ialah filsaf:it yang bcrusaha memecahkan secara rasional mengenai pcrsoalan-
pcrsoalan logika, sifat ada, kebendaan, kcrohanian, dan akhlak dengan tctap
menycsuaikan pada kitab suci. Istilah filsafat skolastik Islam tidak begitu banyak
dipakai di kalangan orang Islam. Mereka cenderung memakai istilah ilmu kalam
atau filsafa

Filsafat sekolastikIt Islam dibagi menjadi dua periode yaitu sebagai berikut.

A. Periode Mutakallimin

Pada periode mutakallimin muncullah bcberapa mazhab, yaitu Al Khawanj,


Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mu'tazilah, dan Ahli Sunnah Wal Jamaah. Mazhab
Al-Khawarij bcrpcndapat bahwa setiap orang dari umat Muhammad yang terus-
menerus bcrbuat dosa besar dan hingga matinya belum juga tobat, maka orang itu
dihukum mati kafir dan kekal di dalam neraka. Mazhab Murjiah, artinya
"mclambatkan" atau "menangguhkan" pada balasan Tuhan di hari akhir. Mazhab
Murjiah berpendapat bahwa keputusan tcntang baik dan buruknya scorang khalifah
bukan urusan manusia, akan tetapi terserah pada Tuhan.

Mazhab Qodariah timbul di Irak yang muncul pada tahun 689. Tokohnya Ma'bad
Al JuhaniAl Bishri. Mazhab Qodariah berpendapat bahwa kalau

19
Tuhan itu adil, maka Tuhan akan menghukum orang yang bersalah dan memberi
pahala kepada orang yang berbuat baik. Manusia harus bebas dalam menentukan
nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik ataupun yang buruk. Kalau
Tuhan telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Tuhan itu menjadi
zalim. Jadi, manusia harus merdeka memilih (ikhtiar) perbuatannya (khalikul
afal).

Manusia mempunyai kebebasan (free will). Orang-orang yang mengajarkan bahwa


amal perbuatan dan nasib manusia hanyalah tergantung pada kadar Allah saja, dan
selamat atau binasanya seseorang itu telah ditentukan oleh Allah sebelum orang itu
masuk dunia, adalah sesat. Sebab pengajaran seperti itu berarti menentang
keutamaan Allah dan berarti menganggap Tuhan pula yang menjadi sebab
kejahatan-kejahatan dari amal manusia, mustahil Tuhan melakukan kejahatan.

Mazhab Jabariah juga sering disebut mazhab Jahamiah, timbul di Khurasan


(Persia). Tokohnya Al Jaham bin Syafwan. Mazhab Jabariah berpandangan bahwa
Allah menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan manusia. Segala amal
perbuatan manusia sejak awal telah diketahui Allah. Semua amal perbuatan itu
hanya berlaku dengan qodrat dan iradat Allah saja. Manusia tidak ikut
mencampurinya.

Mazhab Mu'tazilah didirikan oleh Abu Hudzaifah Washil bin Atho AL Ghazali,ia
berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk
golongan yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya. Mazhab
Mu'tazilah adalah mazhab rasionaIitis.

Mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin
Hambal.Ahli Sunnah berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati
yang diucapkan dengan lisan, sedangkan amal perbuatannya merupakan syarat
sempurnanya iman itu. Orang yang berbuat dosa besar

20
kemudian meninggal sebelum bertobat, hukumnya terserah pada Allah. Allah
dapat menyiksanya dan dapat pula mengampuninya.

B. Periode Filsafat Islam

Dalam periode ini para filsuf berusaha untuk menyelidiki hakikat sesuatu termasuk
ketuhanan dan alam. Tokoh-tokoh yang termasuk di dalam periode ini antara lain
Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Baj ah, Ibnu Thufail, dan Ibnu
Rusyd. Dengan terjadinya pertukaran kebudayaan di antara bangsa dari seluruh
pelosok penjuru dunia, maka pemikiran filsafat Islam juga ikut masuk ke negara
lain terutama ke dunia Barat baik melalui aktivitas kerajaan, terjemahan buku dan
perpustakaan, pengiriman mahasiswa dan pengaruh dari pemikiran bangsa- bangsa
lain terutama dari modernisasi Barat.

1.7 Filsafat Modern


Memahami filsafat modern tidaklah sederhana, karena tidak mudah dalam
membuat penggolongan. Para pilosof modern tampak lebih individual dengan
menampilkan individualnya masing masing. Hal ini tentu sulit untuk dipelajari orang
yangbaru mempelajarinya, oleh karena itu untuk mereka yang baru mempelajari
filsafat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu rasionalisme, empirisme, dan
kritisisme, dialektika idealism dan dialektika matrialisme, fenomenologi dan
eksistensialisme

21
KESIMPULAN

1. Perkembangan filsafat pada masa yunani kuno lebih focus


pembahasannya mengenai kosmosentris artinya yang difikirkan oleh
orang-orang terdahulu ialah alam semesta, entah bumi maupun matahari
menjadi pusat edar.
2. Perkembangan filsafat pada masa pertengahan lebih banyak
membicarah tentang theocentris yaitu dimana yang menjadi topic
pembicaraannya pada masa itu ialah tentang keTuhanan.
3. Sedangkan perkembangan filsafat pada masa modern atau bias juga
disebut masa eropa, lebih banyak kajiannya tentang antroposentris yakni
membicara pada diri manusia itu sendiri.
4. Dan terakhir masa perkemkembangan filsafat pada masa kontemporer
atau sekarang, dimana yang menjadi pokok pembahasannya saat ini
ialah logosentris artinya membicarakan kata/kalimat tapi itu di Eropa,
sedangkan di Amerika lebih pragmatis yakni mereka akan mengambilnya
jika menguntungkan diri mereka dan membuangnya jika tidak berguna
bagi mereka walaupun berguna bagi orang lain.

22
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad., 2010, Filsafat Ilmu, Ontologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan,Edisi ke-2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Asmoro, Achmadi., 2010, Filsafat Umum, Edisi Revisi, Jakarta, Rajagrafindo


Persada.

Surajiwo., 2005, Ilmu Filsafat suatu pengantar, Cetakan Pertaman, Jakarta, PT


Bumi Aksara.

Wiramihardja, Sutardjo A., 2009, Pengantar Filsafat, Edisi Revisi, Bandung, PT


Rafika Aditama

23

Anda mungkin juga menyukai