Disusun oleh:
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2022
Daftar Isi
Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I.............................................................................................................................1
PEMBAHASAN............................................................................................................1
1.1 Pengertian Filsafat..................................................................................................1
1.1.1 Pengertian Secara Etimologi............................................................................1
1.1.2 Pengertian Secara Terminologi........................................................................1
1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat.....................................................................................4
1.2.1 Sangat umum atau universal............................................................................4
1.2.2 Tidak faktual....................................................................................................4
1.2.3 Bersangkutan dengan nilai...............................................................................4
1.2.4 Berkaitan dengan arti.......................................................................................5
1.3 Sejarah Kelahiran Filsafat.......................................................................................5
1.4 Filsafat Yunani........................................................................................................6
1.4.1 Masa Awal Filsafat Yunani Kuno...................................................................6
1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno......................................................................7
1.4.3 Masa Helenitas dan Romawi...........................................................................7
1.5 Filsafat Barat Abad Pertengahan............................................................................9
1.5.1 Zaman Patristik................................................................................................9
1.5.2 Zaman Awal skolastik....................................................................................10
1.5.3 Zaman keemasan Skolastik............................................................................11
1.6 Pemikiran Filsafat di Timur..................................................................................11
1.6.1 Sejarah Filsafat Cina......................................................................................11
1.6.2 Sejarah Filsafat India.....................................................................................15
1.6.3 Sejarah Filsafat Islam...................................................................................159
1.7 Filsafat Modern.....................................................................................................21
Kesimpulan.........................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................Error! Bookmark not defined.
i
BAB I
PEMBAHSAN
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta
(love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian
etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom
dalam arti yang sedalam-dalamnya.
1
disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan
dan untuk mengatakan apa yang yang kita Iihat.
Adapun pengertian terminologis filsafat yang diuraikan lebih lanjut adalah definisi
filsafat menurut Plato, Aristoleles, Rene Descartes, Immanuel Kant, Ali Mudhofir,
dan Notonagoro, Haroid H Titus, lbnu sina dan Driyarkara.
2
kompleks, suatu pandangan atau teori yang tidak memiki kegunaan praktis, tetapi
mendasar bagi Imu pengetahuan.
Harold H. Titus, mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan
dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna- makna. Filsafat
diarartikan sebagai "science of science", dengan tugas utamanya memberikan
analisis kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep- konsep ilmu, dan
mensistematisasikan pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia dari berbagai pengalaman manusia yang
berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam
semesta, hidup, dan makna hidup.
Ibnu Sina, mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu
ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai akal oleh Allah.
Prof. Dr. N. Driyarkara S.J., seorang filsuf besar dan ulung Indonesia yang
dalam bukunya Percikan Filsafat yang menyatakan bahwa, filsafat adalah pikiran
manusia yang radikal, artinya dengan mengesampingkan pendirian dan pendapat
"yang diterima saja" mencoba memperlihat- kan pandangan yang merupakan akar
darilain-lain pan- dangan dan sikap praktis. Oleh karena itu, kami cenderung untuk
memberikan definisi filsafat itu sebagai berikut: "Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang mengenai segala sesuatu dengan me- mandang sebab-sebab terdalam,
tercapai dengan budi mumi" (philosophy is the science which by the natural
light of reason studies the first causes or hightest principles of all things).
3
1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat
Menurut Clarence I. Lewis dalam Achmadi filsafat itu merupakan suatu
proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses
refleksi adalah berbagai kegiatan kehidupan manusia namun tidak semua kegiatan
kehidupan tersebut dikatakan mencapai pemikiran filsafat. Terdapat beberapa cirri
yang dapat mencapai pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:
Kata lain tidak factual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-
dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti.
Hal ini sebgai sesuatu hal yang melampaui batas dari fakta-fakta pengetahuan
ilmiah.
4
1.2.4 Berkaitan dengan arti
Diatas telah dikemukakan bahwa nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu
yang bernilai tertentudi dalammnya penuh dengan arti. Para filosof harus dapat
menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang tepat agar terhindar dari
kesalahan dalam pemahaman ide-ide yang disampaikan.
1.2.5 Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat
logis). Dari implikasi tersebut diharapkan akan melahirkan pemikiran baru
sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis. Pola pemikiran yang
implikatif akan dapat menyuburkan intlektual.
Pada tahun 2000SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil dan
Sungai Efret, telah mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel
perkalian dengan sepuluh jari.
5
1.4 Filsafat Yunani
Dikemukakan periodisasi oerkembangan pemikiran filsafat menurut Bertens
(1976), juga disimpulkan dari Bertens (1999). Ia membagi filsafat yunani kuno
menjadi tiga periode masa sejarah filsafat, yaitu masa awal, masa keemasan, dan
masa helenitas dan Romawi.
Masa awal filsafat Yunani kuno ditandai dengan tercatatnya 3 nama filsuf yang
berasal dari daerah Miletos yaitu Thales, Anaximandros, Anaximenes.
Permenides dari Elea pada masa ini mengemukakan apa yang kemudian dikenal
dengan metafisika. Permendes berpendapat yang ada, ada, dan yang tidak ada,
tidak ada. Artinya pluralitas itu tidak ada.
Filsof berikutnya kembali pada kesaksian Indra, antara lain Demokritos yang
bersama Luecippus membangun dan mengajukan teori yang dikenal dengan istilah
atomisme. Mereka berpendapat segala sesuatu yang terdiri dari bagian bagian kecil
tidak dapat dibagi lagi.
6
1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno
Selanjutnya Plato yang ajaran ajarannya dituangkan dalam bentuk dialog smpai
saat ini sudah terdapat 24 dialog karya plato, pada tahun 278 SM plato mendirikan
sekolah filsafat yang disebut academia. Pada filsafatnya plato menentang realism
yaitu kebenaran yang dapat diindra sebenarnya adalah bayangan.
Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme,
Elektisisme, dan Neoplatosisme.
Stoisisme merupakan mazhab yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition,
sekitar tahun 300SM. Nama stoa mengacu pada serambi bertiang empat tempat
Zeno memberikan pembelajaran. Menurut stoisisme jagat raya dari dalam
ditentukan logos yang berarti rasio. Dengan demikian kejadian alam telah
ditentukan dan tidak dapat dielakan.
7
Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena
dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang
terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia
apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.
Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa
Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang
meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang
mutlak.
Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran
ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur
filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak
sampai pada kesauan pemikiran.
Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran
filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan
dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang
dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh
pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.
Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme,
Elektisisme, dan Neoplatosisme.
Stoisisme merupakan mazhab yang didirikan di Athena oleh Zeno dari Kition,
sekitar tahun 300SM. Nama stoa mengacu pada serambi bertiang empat tempat
Zeno memberikan pembelajaran. Menurut stoisisme jagat raya dari dalam
ditentukan logos yang berarti rasio. Dengan demikian kejadian alam telah
ditentukan dan tidak dapat dielakan.
8
Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena
dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang
terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia
apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.
Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa
Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang
meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang
mutlak.
Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran
ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur
filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak
sampai pada kesauan pemikiran.
Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran
filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan
dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang
dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh
pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.
Istitalah patristic berasal dari kata latin patres yang berarti bapak dalam lingkungan
kehidupan gereja. Pada masa ini pandangan agama terbagi
9
menjadi 2 yaitu pandangan setelah adanya wahyu ilahi yang terwujud dalam yesus
kristus, seharusnya tidak ada lagi pemikiran filosofis. Kedua pandangan yang
berusaha menengahi dengan menyiasati kedua pemikiran tersebut. Dan ketiga
pandangan yang mengatakan bahwa filsafat yunani merupakan langkah awal
menuju agama jadi harus diterima dan dikembangkan.
Beberapa nama yang popular pada zaman ini adalah Yustinus Martyr, Clemens,
dan Origenes. Martyr adalah pemikir yang sejak semula telah mempelajari sistem
filsafat dan pada awal mula masuk Kristen ia masih menyebut dirinya filosof. Ia
menulis dua buku tentang pembelaan agamakristen.
Sekitar abad ke 8 orang arab (Islam) merebut Siria, Mesir, Afrika Utara, dan
bagian selatan Spanyol. Alexandria jatuh dan sekolah sekolahnya di tutup. Melalui
filosof Kristen orang arab berkenalan dengan filsafat Yunani yang diterjemahkan
dalam bahasa arab dan kemudian menjadikan Bagdad dan Cordova sebagai pusat
filsafat.
Zaman ini ditandai dengan terjadinya migrasi penduduk yaitu perpindahan bangsa
Hun dari Asia ke Eropa, sehingga bangsa Jerman berpindah melintasi perbatasan
kekaisaran romawi yang seara politik mengalami kemerosotan. Namun ada
beberapa tokoh pada zaman ini antaranya.
Ahli pikir Boethius yang dalam usianya yang ke 44 dijatuhi hukuman mati karena
dituduh berkomplot. Jasanya adalah menerjemahkan logika Aristoteles ke dalam
bahasa latin dan menulis traktat aristoteles.
Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke 9 dan berhasil mencapai
stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan
10
berkembangnya pemikiran structural yang pesat. Pemikiran pada zaman ini berada
dalam naungan teologi.
Zaman keemasan ini terjadi pada abad ke 1. Sama dengan zaman pertengahan pada
zaman ini filsafat dipelajari dalam hubungannya dengan teologi. Namun hal ini
tidak berarti wacana filsafat menghilang filsafat tetap dipelajari walaupun tidak
secara terang terangan. Didirakannya universitas pada tahun 1200, beberapa ordo
membiara yangbaru dibentuk, dan digunakannya sejumlah karya filsafat yang
sebelumnya tidak dikenal.
Pada akhir abad XIV terjadi sikap kritis atas berbagai uasaha pemikiran yang
menyintesiskan pemikiran filsafat dan teologi yang semakin menyimpang dari
pendapat Aristoteles. Filsafat abad pertengahan diawali dengan Boethius dan
diakhiri oleh Nicholaus Causanus yang membedakan tiga macam pengenalan yaitu
panca indra, rasio, dan intuisi. Pengenalan indrawi kurang sempurna, rasio
membentuk konsep berdasarkan pengenalan indrawi dan aktivitasnya dikuasai
prinsip nonkontradiksi.
Filsafat Cina erat hubungannya dengan keadaan alam dan masyarakat. Filsafat
Cina mempunyai ciri khusus, yaitu yaang menjadi tema dari filsafat dan
kebudayaan adalah perikemanusiaan atau ‘jen’. Menurut Confusius 'jen' itu
mempunyai dua segi, yaitu
11
1) Segi positif. Chung
Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang kau suka dari orang lain
berbuat kepadamu berbuatlah hal itu kepadanya'.
2) Segi negatif: Shu
Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang tidak kau suka orang lain
berbuat kepadamu janganlah kau berbuat hal itu kepadanya'.
Jika dibandingkan dengan filsafat Barat dan India, filsafat Cina lebih
antroposentris dan pragmatis. Antroposentris karena memang dalam sejarah Cina
fokusnya masalah manusia, pragmatis dalam arti bagaimana manusia itu ada
keseimbangan antara dunia dan surga dapat tercapai.
Filsafat Cina dibagi dalam empat periode, yakni zaman kuno (600-200 (200 SM-
1000 M), zaman neo-konfusianisme (1000- 1900), dan zaman modern (1900-
sekarang).
1) Zaman Kuno
Zaman ini ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat klasik antara lain
sebagai berikut.
a. Konfusianisme - Ju Chia
Yaitu suatu aliran yang terdiri atas orang-orang terpelajar yang mempunyai
keahlian di bidang kitab-kitab klasik. Titik berat ajaran aliran ini di bidang
etika. Etika Konfusianisme didasarkan pada kebutuhan manusia, yaitu
kebutuhan akan kebahagiaan hidup.
Yaitu suatu mazhab yang terdiri atas orang-orang terpelajar dan mengalami
kekecewaan karena keadaan negara pada waktu itu
12
mengalami kemunduran, Tokoh yang terbesar dari aliran ini adalah Lao Tzu
dan Chuang Tzu. Pokok- pokok ajaran dari Tao te Chia terutama mengenai
metafisika dan filsafat sosial. Mazhab Taoisme mengajarkan bahwa untuk
mencapai kebahagiaan manusia harus hidup dengan wu wei, artinya tidak
berbuat apa-apa, nonaction; yaitu tidak berbuat apa- apa yang bertentangan
dengan alamSesuai dengan ajaran ini maka manusia yang berbagia menurut
aliran Taoisme adalah mereka yang hidup dekat dengan alam. Mereka itu
ialah para petani, nelayan, dan para biarawan.
c. Mazhab Yin Yang
Yaitu suatu mazhab yang dipelajari oleh orang-orang yang pada mulanya
mempunyai kedudukan penting dalam istana. Mereka itu ahli nujum dan ilmu
perbintangan, kemudian mereka menawarkan keahliannya kepada
masyarakat. Menurut pandangan orang Cina, Yin dan Yang merupakan dua
prinsip pokok di alam semesta. Yin : prinsip betina seperti bumi, bulan, air,
hitam, kepasifan, dan sebagainya. Yang: Prinsip jantan seperti surga,
matahari, api, putih, keaktifan, dan sebagainya. Antara Yin dan Yang jika
digabungkan akan memberikan pengaruh yang timbal balik dan akan
terjadilah semua peristiwa yang terdapat di alam semesta. Dalam hubungan
dengan makrokosmos maka aliran ini mengajarkan bahwa di alam semesta
itu ada 5 (lima) unsur asali, yaitu tanah, logam, air, kayu, dan api. Kelima
unsur asali mempunyai sifat produktif dan destruktif dalam keadaan yang
tertutup. Jadi, kelima unsur asali itu merupakan suatu kekuatan yang dinamis.
d. Mohisme atau Mo Chia
Yaitu suatu aliran yang terdiri atas kelompok kaum ksatria yang telah
kehilangan kedudukannya, mereka menawarkan keahliannya di bidang
peperangan kepada penguasa baru. Tokohnya MoTzu (479 - 381 SM)
e. Dialektisisme: Ming Chia
13
Aliran dialektisi dikenal juga dengan sebutan mazhab nama-nama. Aliran ini
dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat dan pidato.
Mereka menyalurkan kepandaiannya kepada rakyat.Ajarannya dimaksudkan
untukIVcmpcngaruhi pandnngzn agar ornng clapnt dcngan mudah untuk
mcmbcrikan nama padn scsuatu objek.
f. Legalisme: Fa Chia
Yaitu suatu aliran yang dipelopori oleh orang-orang yang ahli di dalam
bidang pemerintahan, mereka menawarkan kepandaiannya kepada para
penguasa diberbagai daerah. Fa Chia mengajarkan bahwa pemerintahan yang
baik hans didasarkan pada kitab undang-undang yang tetap dan tidak
didasarkan pada pendapat orang-orang berilmu, baik dalam bidang
pemerintahan maupun bidang moral. Menurut pandangannya bahwa setiap
manusia itu jahat, oleh karena itu harus diperlakukan dengan kekera san dan
hukum yang ketat agar tidak melakukan pelanggaran. Tokoh yang terkenal
adalah Han FeiTzu dan Li Sse.
2) Zaman Pembauran
Selain budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang memberikan arti baru
'Tao' sebagai 'Nirwana'. Puncak dari zaman Pembaruan yang terjadi pada
waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan munculnya seorang tokoh Tung
Chung Shu.
14
3) Zaman Neo-Konfusianisme
Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran.
ajaran Konfusius yang asli.
4) Zaman Modern
15
Di Barat, sekalipun semula filsafat-tumbuh dari perkembangan agama, namun
lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai
kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan agama. Akan tetapi,
tidak demikian keadaan filsafatIndia. Filsafat itu tidak pemah berkembang sendiri
lepas dari agama, serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri. Di India,
filsafat senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah
keselamatan manusia di akhirat.
Menurut Harun Hadiwijono (1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari agama
itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad pada
umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi
sudah ada di daIam kandungan sang ibu "Agama Hindu" selama lebih dari sepuluh
abad. Di dalam waktu yang sekian lamanya itu "embrio filsafat India" berkembang
sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya
filsafat India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu "Agama Hindu".
Filsafat India bercorak religius dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi
empat periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM-
200 M), periode Sutra-sutra (200 M-sekarang ), periode Skolastik (200 M-
sekarang).
1) Periode Weda
Periode ini ditandai dengan kedatangan bangsa Arya dan penyebarannya di
India. Bangsa Arya mulai menanamkan kekuasaannya di India, demikian juga
kebudayaan Arya mulaiberkembang dan berpengaruhPada periode Weda ini
tercatat
16
berdirinya perguruan-perguruan di hutan-hutaL di mana idealisme yang tinggi
dariIndia mulai berkembang.
Di sini dihadapkan pada aliran-aliran pikiran yang susul-menyusul dan mudah
dikenal karena adanya mantra-mantra, brahmana-brahmana, serta
upanisad_upanisad. Asas-asas filsafat sudah terdapat pada brahmana dan
upanisad walaupun belum sistematis. Zaman ini belum dapat disebut zaman
filsafat dalam arti yang sebenarnya atau dalam arti teknis. Periode ini adalah
suatu periode di mana orang masih meraba- raba dan mencari-cari di mana
pikiran dan takhayul susul-menyusul. Konsep-konsep religi masih boleh
dikatakan bersifat mitologis.
Literatur suci mereka disebut Weda. Jarak waktu antara pewahyuan yang
pertama dan pembukuan yang terakhir meliputi zaman yang hingga berabad-
abad, kira-kira dari tahun 2000 SM hingga tahun 500 SM, selama kira-kira
1500 tahun. Pembukuan itu bukan terjadi sekaligus, melainkan bertahap.
Pertama-tama terkumpullah bagian Weda yang disebut Weda samhita,
kemudian bagian Weda yang disebut Brahmana dan akhirnya bagian Weda
yang disebut Upanisad.
Kitab Samitha adalah suatu pengumpulan mantra-mantra yang berbentuk syair,
yang dipergunakan untuk mengandung dewa, yang untuknya akan
dipersembahkan korban, agar ia berkenan menghadiri upacara korban itu, juga
untuk menyambut dewa yang diundang tadi, setelah dianggapnya sebagaihadir,
dan untuk mengubah korbann yang dipersembahkan hingga menjadi makanan
dewa yang sebenarnya.
Kitab Brahmana, yaitu bagian kedua Kitab Weda, berbentuk prosa yang
pewahyuannya terjadi setelah zaman mantra-mantra diwahyukan. Bagian ini
berisi peraturan dan kewajiban keagamaan, terlebih-lebih keterangan yang
mengenai korban.
17
Kitab Upanisad berbentuk prosa, dan diwahyukan setelah zaman Brahmana.
Bagian ini berisi keterangan-keterangan yang mendalam mengenai asal mula
alam semesta serta segala isinya, terlebih-lebih yang mengenai manusia dan
keselamatannya.
Jadi yang menonjol untuk filsafat India adalah dalam upanisad, yakni ajaran
tentang hubungan antara Atman dan Brahman. Atman adalah segi subjektif
dari kenyataan 'diri' manusia. Brahman adalah segi objektif 'makrokosmos',
alam semesta. Upanisad mengajar bahwa Atman dan Brahman memang sama
dan bahwa manusia mencapai keselamatan ('moksa', 'mukti') kalau ia
menyadari identitas Atman dan Brahman.
2) Periode Wiracarita
Periode ini sering disebut periode epic atau periode hikayat cerita-
ceritakepahlawanan. Periode ini meliputi berkembangnya upanisad- upanisad
yang tertua dan sistem-sistem filsafat (Darsyana). Sistem- sistem dari
Budhisme, Jainisme, Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk periode ini.
3) Periode Sutra-Sutra
Pada periode ini bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak,
sehingga sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat
semacam rangkuman, skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar ini
dibuat dalam bentuk sutra-sutra.
4) Periode Skolastik
18
filsafat itu dijumpai berselisih paham karena masing-masing mempunyai teori-
teori sendiri yang cukup mantap, dengan mengajukan alasan- alasan yang
tersusun rapi. Mereka dengan penuh harapan saling mengajukan argumentasi
dengan menetapkan sifat-sifat umum atas dasar logika.
Pemikiran dalam filsafat Islam dimulai kira-kira pada tahun 700 M, dan pcrliodc
ini scring dinamakan periode skolastik sampai pada tahun 1 450. Filsafat skolastik
ialah filsaf:it yang bcrusaha memecahkan secara rasional mengenai pcrsoalan-
pcrsoalan logika, sifat ada, kebendaan, kcrohanian, dan akhlak dengan tctap
menycsuaikan pada kitab suci. Istilah filsafat skolastik Islam tidak begitu banyak
dipakai di kalangan orang Islam. Mereka cenderung memakai istilah ilmu kalam
atau filsafa
Filsafat sekolastikIt Islam dibagi menjadi dua periode yaitu sebagai berikut.
A. Periode Mutakallimin
Mazhab Qodariah timbul di Irak yang muncul pada tahun 689. Tokohnya Ma'bad
Al JuhaniAl Bishri. Mazhab Qodariah berpendapat bahwa kalau
19
Tuhan itu adil, maka Tuhan akan menghukum orang yang bersalah dan memberi
pahala kepada orang yang berbuat baik. Manusia harus bebas dalam menentukan
nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik ataupun yang buruk. Kalau
Tuhan telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Tuhan itu menjadi
zalim. Jadi, manusia harus merdeka memilih (ikhtiar) perbuatannya (khalikul
afal).
Mazhab Mu'tazilah didirikan oleh Abu Hudzaifah Washil bin Atho AL Ghazali,ia
berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk
golongan yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya. Mazhab
Mu'tazilah adalah mazhab rasionaIitis.
Mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin
Hambal.Ahli Sunnah berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati
yang diucapkan dengan lisan, sedangkan amal perbuatannya merupakan syarat
sempurnanya iman itu. Orang yang berbuat dosa besar
20
kemudian meninggal sebelum bertobat, hukumnya terserah pada Allah. Allah
dapat menyiksanya dan dapat pula mengampuninya.
Dalam periode ini para filsuf berusaha untuk menyelidiki hakikat sesuatu termasuk
ketuhanan dan alam. Tokoh-tokoh yang termasuk di dalam periode ini antara lain
Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Al Ghazali, Ibnu Baj ah, Ibnu Thufail, dan Ibnu
Rusyd. Dengan terjadinya pertukaran kebudayaan di antara bangsa dari seluruh
pelosok penjuru dunia, maka pemikiran filsafat Islam juga ikut masuk ke negara
lain terutama ke dunia Barat baik melalui aktivitas kerajaan, terjemahan buku dan
perpustakaan, pengiriman mahasiswa dan pengaruh dari pemikiran bangsa- bangsa
lain terutama dari modernisasi Barat.
21
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Muhammad., 2010, Filsafat Ilmu, Ontologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan,Edisi ke-2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
23