Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
“Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat”

DOSEN PENGAMPU: SURYA AZHARI, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok

1. DIKA WARDANI
2. AINUL MARDIAH
3. SUCI NIRMALA SARI
4. AHMAD SANTONI
5. MUHAMMAD ZULFADLI
6. MUH. YUSRIL VANESA

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA AL-MAHSUNI
(STITNU)
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya.
Alhamdulillah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Karena terbatasnya ilmu
yang dimiliki oleh kami maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan. Tidak lupa kami sampaikan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah
ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan
yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin

Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.

Danger, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Ilmu........................................................................2


B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu................................................................5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan...........................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan, baik secara subtansial
maupun historis, hal itu dikarenakan bahwa kelahiran ilmu tidak lepas dari sebuah peranan
dari filsafat dan sebaliknya perkembangan ilmulah yang memperkuat keberadaan dari filsafat
itu sendiri. Kelahiran filsafat di Yunani mengubah pola pikir bangsa Yunani dari pandangan
yang mitos menjadi rasio. Dengan filsafat pula pola pikir yang selalu tergantung pada yang
ghaib diubah menjadi pola pikir yang tergantung pada rasio.
Perubahan dari pola pikir mitos ke rasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam
dengan segala gejalanya yang selama itu ditakuti sekarang didekati dan bahkan bisa dikuasai.
Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah
yang mejelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia itu
sendiri.1
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang berusaha mencerminkan segala sesuatu
secara dasar dengan berbagai persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungan
dari segala segi kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan penerus dalam pengembangan
filsafat pengetahuan, itu disebabkan pengetahuan tidak lain adalah tingkatan yang paling
tinggi dalam perangkat pengetahuan manusia.
Oleh karena itu mempelajari ilmu filsafat membuka candela ilmu pengetauan untuk
lebih mengerti, memahami dan dapat memanfaatkan ilmu untuk kebaikan diri sendiri, orang
lain, alam semesta terutama untuk Allah swt. Berdasarkan hal di atas, maka makalah ini akan
menguraikan pengertian dari filsafat ilmu, dan ruang lingkup dari filsafat ilmu tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Filsafat Ilmu?
2. Bagaimana Ruang Lingkup Filsafat Ilmu?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu.
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat Ilmu.

1 Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Bumi Aksara, Jakarta : 2010),  hal. 3

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat Ilmu
Pengertian filsafat ilmu dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara
satu ahli filsafat dan yang lainnya selalu berbeda pendapat dan hampir sama banyaknya
dengan ahli filsafat itu sendiri. Oleh karena itu pengertian filsafat ilmu dapat ditinjau dari dua
segi yakni secara etimologi dan terminologi. Akan tetapi sebelum membahas masalah
pengertian filsafat ilmu akan lebih baiknya kita mengetahui apa itu pengertian dari filsafat
dan ilmu.
1.      Pengertian Filsafat
Kata filsafat yang dalam bahasa Arab falsafah, yang dalam bahasa Inggris dikenal
dengan istilah philosophy, adalah berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia.
Kata philosopia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love
of wisdom) dalam arti yang khusus dari seorang filsuf adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pyhthagoras (496-582 SM).
Secara terminologi pengertian filsafat menurut para filsuf sangat beragam, Al-Farabi
mengartikan filsafat sebagai ilmu tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat
yang sebenarnya. Ibnu Rusyd mengartikan filsafat sebagai ilmu yang perlu dikaji oleh
manusia karena dia dikaruniai akal. Immanuel Kant mengartikan filsafat sebagai ilmu yang
menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya mencakup masalah
epistimologi yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
Aristoteles mengartikan filsafat sebagai ilmu yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika. Adapun Ali Mudhofir mengartikan filsafat sebagai suatu sikap terhadap kehidupan
dan alam semesta, sebagai suatu metode, sebagai kelompok persoalan, sebagai analisis logis
tentang bahasa dan penjelasan makna, dan sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang
menyeluruh.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai
pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena akan tetapi
mencari hakikat dari fenomena tersebut.

2
2.      Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu, ‚ilman dengan wazan fa’ila,
yaf’alu yang berarti mengerti, memahami benar-benar, seperti ungkapan berikut  ‫عمل امصوعى‬
‫درس الفلس فة‬ (Asmu’i telah memahami pelajaran filsafat).  Dalam bahasa Inggris ilmu
2

disebut science, dari bahasa latin scientia-scire (mengetahui), dan dalam bahasa Yunani


adalah episteme. 3

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli di antaranya adalah :


a. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mendefinisikan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik.
b. Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan bahwa
ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.
c. Harsojo, Guru Besar Antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu
adalah akumulasi pengetahuan yang sistematikan, suatu pendekatan atau metode
terhadap seluruh dunia empiris, dan suatu cara untuk menganalisis.
d. Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu sebagai
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Dari beberapa pendapat tentang ilmu menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu yaitu
sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif.
3.      Pengertian Filsafat Ilmu
Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Filsafat ilmu dapat
dibedakan menjadi dua yaitu filsafat ilmu dalam arti luas dan sempit, filsafat ilmu dalam arti
luas yaitu menampung permasalahan yang menyangkut hubungan luar dari kegiatan ilmiah,
sedangkan dalam arti sempit yaitu menampung permasalahan yang bersangkutan dengan
hubungan dalam yang terdapat di dalam ilmu. Banyak pendapat yang memiliki makna serta
penekanan yang berbeda tentang filsafat ilmu. Menurut Prof. Dr. Conny R. Semiawan, dkk
mengartikan filsafat ilmu dalam empat titik pandang yaitu mengelaborasikan implikasi yang
lebih luas dari ilmu, mengasimilasi filsafat ilmu dengan sosiologi, suatu sistem yang di
dalamnya konsep dan teori tentang ilmu dianalisis dan diklasifikasi, dan suatu patokat tingkat

2 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab – Indonesia, (Al-Munawwir, Yogyakarta : 1984),  hal. 1036.


3 Jujun S.Suriasumatri, Filsafat Ilmu, (Pustaka Sinar harapan, Jakarta : 1998),  cet 1, hal 324.

3
kedua yang dapat dirumuskan antara doing science dan thinking tentang bagaimana ilmu
harus dilakukan.
Adapun The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat
dirangkum menjadi tiga yaitu :
a. Suatu telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu,
b. Upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep mengenai ilmu dan
upaya untuk membuka tabir dasar-dasar keempirisan, kerasionalan, dan
kepragmatisan, dan
c. Studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang
ditunjukkan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu.
4.      Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu
Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :
a. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-
lengkapnya sampai ke akar-akarnya.
b. Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.
c. Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.
d. Keduanya mempunyai metode dan sistem.
e. Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan keseluruhan timbul dari
hasrat manusia, akan pengetahuan yang lebih mendasar. 4

Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai berikut :


a. Objek material filsafat bersifat universal, sedangkan objek material ilmu bersifat
khusus dan empiris.
b. Objek formal filsafat bersifat nonfragmentaris, sedangkan objek formal ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif.
c. Filsafat dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang menonjolkan daya
spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat
pendekatan trial and error.

4 Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, (Bina Aksara, Jakarta : 1988), hal. 41

4
d. Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada
pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif yaitu menguraikan
secara logis yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu.
e. Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir, mutlak, dan mendalam sampai
mendasar, sedangkan ilmu menunjukkan sebab-sebab yang tidak begitu mendalam,
lebih dekat dan sekunder.

B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu


1.  Komponen Filsafat Ilmu
Bidang garapan Filsafat ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang
menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu, tiang penyangga itu ada tiga macam yaitu
ontologi, epistemologi, dan aksiologi. 5

a.  Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On berarti being, dan Logos
berarti logic. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan).  Sedangkan menurut Amsal Bakhtiar, ontologi berasal dari kata
6

ontos yang berarti sesuatu yang berwujud. Ontologi adalah teori atau ilmu tentang wujud,
tentang hakikat yang ada. Ontologi tidak banyak berdasarkan pada alam nyata tetapi
berdasarkan pada logika semata. 7

Noeng Muhadjir mengatakan bahwa ontologi membahas tentang yang ada, yang
tidak terkait oleh satu perwujudan tertentu. Sedangkan jujun mengatakan bahwa ontologi
membahas apa yang kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau dengan kata lain
suatu pengkajian mengenai teori tentang yang ada. Sidi Gazalba mengatakan bahwa
ontologi mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ontologi
disebut ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahuan. Dalam agama ontologi
memikirkan tentang tuhan. 8

Jadi dapat disimpulakan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahas tentang
hakikat yang ada yang merupakan kebenaran dan kenyataan baik yang berbentuk jasmani
atau konkret maupun rohani atau abstrak.

5 http://arfiasta.wordpress.com/konsep-dasar-filsafat-ilmu/24-10-2012
6 Lih. James K. Feibleman, Ontologi dalam Dagobert D. Runes, Dictinary Philoshopy, (Totowa New Jersey ,
Little Adam : 1976), hal. 219
7 Amsal Bakhtiar,M.A, Filsafat Ilmu, (RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2012), Cet 11, hal. 134
8 Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat Pengantar kepada Teori Pengetahuan, (Bulan Bintang, Jakarta : 1973),
hal : 106

5
Ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M.
untuk menamai teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolff (1679-1754 M) membagi metafisika menjadi dua,
yaitu metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum dimaksud sebagai istilah
lain dari ontologi. Dengan demikian, metafisika umum adalah cabang filsafat yang
membicarakann prinsip yang paling dasar atau dalam dari segala sesuatu yang ada.
Sedangkan metafisika khusus dibagi menjadi tiga yaitu kosmologi (membicarakan
tentang alam semesta), psikologi (membicarakan tentang jiwa manusia), dan teologi
(membicarakan tentang Tuhan).
b. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengendalaian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta
pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki, mula-mula manusia percaya bahwa
dengan kekuatan pengenalanya ia dapat mencapai realitas sebagaimana adanya. Mereka
mengandaliakan begitu saja bahwa pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun
beberapa di antara mereka menyarankan bahwa pengetahuan mengenai struktur
kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber tertentu ketimbang sumber-
sumber lainya. Pengertian yang diperoleh oleh manusia melalui akal, indra, dan lain-lain
mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan, di antaranya adalah:
1) Metode Induktif
Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil
observasi yang disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
2) Metode Deduktif
Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik
diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.hal yang harus ada
dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan logis antara kesimpulan itu
sendiri.penyelidikan bentuk logis itu bertujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat
empiris atau ilmiah.
3) Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh Agus Comte (1798-1857). Metode ini berpangkal
dari apa yang telah diketahui, faktual dan positif. Ia menyampaikan segala uraian atau
persoalan di luar yang ada sebagai fakta.apa yang diketahui secara positif adalah
segala yang tampak dari segala gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang
filsafat dan ilmu dibatasi kepada bidang gejala saja.

6
4) Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun berbeda-beda yang
harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi.
5) Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk
mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato
mengartikannya sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan logika yang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga menganalisis
sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam pandangan.
c. Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang
berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut Bramel, aksiologi terbagi
dalam tiga bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi
keindahan), dan sosio-political life (kehidupan sosial politik).  Sedangkan menurut Jujun
9

S. Suriansumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar mengartikan aksiologi


sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan
dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk Value and Valuation yaitu nilai yang
digunakan sebagai kata benda abstrak, nilai sebagai benda konkret, dan nilai digunakan
sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, member nilai dan dinilai.
Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi menjelaskan tentang nilai. Nilai
yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu pada
permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk
membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek
formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula
bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik
dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.
9 Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, (Gaya Media Pratama, Jakarta : 1997), cet-1, hal. 106

7
2. Objek Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu lainnya juga memiliki
dua macam objek yaitu objek material dan objek formal.
a. Objek Material Filsafat ilmu
Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh
suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang
abstrak.
Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada, baik yang
ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan. Segala sesuatu
yang ada itu di bagi dua, yaitu :
1) Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada
umumnya.
2) Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak
mutlak yang terdiri dari manusia dan alam. 10

b. Objek Formal Filsafat Ilmu


Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal filsafat ilmu
adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatiannya
terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan. Seperti apa hakikat ilmu pengetahuan,
bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni
landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.
3. Tujuan Filsafat Ilmu
Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai semakin
menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat diperlukan. Sebab dengan
mempelajari filsafat ilmu, kita akan menyadari keterbatasan diri dan tidak terperangkap ke
dalam sikap oragansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan kita,
sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang
dimilikinya untuk kepentingan bersama.
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu yang
mengandung manfaat sebagai berikut :

10 http://www.winkplace.com.filsafat-ilmu-ruang-lingkup-dan.html.02-11-2022

8
a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis
terhadap kegiatan ilmiah.
b. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah tanpa
memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan
disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu
pengetahuan bukan sebaliknya.
c. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional,
agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. 11

11 Surajio, Op Cit, hal. 51-51

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun
historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat telah merubah pola
pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris.
Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya
hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-
perubahan itu terjadi.
Filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dengan menilai metode-
metode pemikirannya secara netral dalam kerangka umum cabang pengetahuan intelektual.
Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi lebih
terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa
manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan
meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Dan objek dari
filsafat ilmu dapat terbagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, Cet 11.


Feibleman, James K, Ontologi dalam Dagobert D. Runes, Dictinary Philoshopy, Totowa
New Jersey , Little Adam, 1976.
Gazalba, Sidi, Sistematika Filsafat Pengantar kepada Teori Pengetahuan, Bulan Bintang,
Jakarta, 1973.
http://arfiasta.wordpress.com/konsep-dasar-filsafat-ilmu/24-10-2012.
http://www.winkplace.com.filsafat-ilmu-ruang-lingkup-dan.html.02-11-2012.
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, cet-1.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab – Indonesia, Al-Munawwir, Yogyakarta, 1984.
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2010.
Suriasumatri, Jujun S, Filsafat Ilmu, Pustaka Sinar harapan, Jakarta, 1998,  cet 1.
Salam, Burhanuddin, Pengantar Filsafat, Bina Aksara, Jakarta, 1988.

11

Anda mungkin juga menyukai