Dosen Pengampu :
Abdullah Safik,M.Fil.I
Penulis :
2021
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Fiqih Ibadah yang berjudul “Najis dan Hadats” secara tepat waktu.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad Saddad, M.Ag selaku dose
n mata kuliah Fiqih Ibadah, yang telah memberikan pengarahan sebelum pengerjaan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik pada penuli
san maupun materi, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi penyempurnaan makal
ah ini. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar makalah ini dapat diterim
a dan dikembangkan.
Demikian kata pengantar ini kami buat, apabila ada salah kata mohon maaf yang sebe
sar-besarnya.
II
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
Daftar Isi...................................................................................................................................III
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Filsafat............................................................................................................................3
1. Pengertian................................................................................................................3
2. Obyek studi& Metode..............................................................................................3
B. Bidang Kajian Filsafat....................................................................................................7
1. Ontologi...................................................................................................................7
2. Epistemologi............................................................................................................7
3. Aksiologi..................................................................................................................7
C.Cabang Filsafat Ilmu.......................................................................................................7
1. Epistemologi............................................................................................................7
2. Metafisika................................................................................................................7
3. Logika......................................................................................................................7
4. Etika.........................................................................................................................7
5. Estetika ...................................................................................................................7
D. Jalinan Ilmu, Filsafat, dan Agama..................................................................................7
1. Hubungan Filsafat dan Keseluruhan Ilmu...............................................................7
2. Hubungan Agama dan Filsafat................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................10
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................10
3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
1. Kata filsafat secara etimologi, berasal dari kata Yunani philosophia (dari akar kata philein
= mencintai, philos = cinta, dan sophia = kebenaran atau kebijaksanaan, wisdom,
kearifan, atau hikmat) yang kemudian melahirkan kata Inggris philosophy atau kata Arab
falsafah. Biasanya, diterjemahkan dengan “cinta kebijaksanaan”.
Kata majemuk philosophia berarti = daya upaya pemikiran dan renungan manusia untuk mencari
kebenaran hakiki atau sejati dalam arti kebijaksanaan atau hikmat.
4
Orang yang berfilsafat berarti mencari kebenaran, mencintai kebenaran, dan tidak merasa
memiliki kebanaran.
Apabila kita kaji secara mendasar, bahwa kebenaran filsafat itu, meski hakiki, tetapi bersifat
nisbi karena sumber kebenaran filsafat itu berasal dari manusia dan kenyataannya tidak ada
manusia yang sempurna. Kebenaran mutlak hanyalah kebenaran yang bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa dan Maha benar.
Obyek material : menyelidiki segala sesuatu yang tak terbatas dengan tujuan memahami hakikat
Obyek formal : metodologi, sudut, atau cara pandang khas filsafat pendekatan dan metode untuk
Meneliti atau mengkaji hakikat yang ada dan mungkin ada baik yang konkret fisik dan bukan
fisik.
Metode filsafat :
1. Analisis filosofis
2. Analisis logis
3. Inferensi
4. Interpretasi
5. Induksi dan deduksi
Ontologi : Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu
pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan (Surajiyo, 2005: 18). Cabang teori hakikat yang
membicarakan tentang sesuatu yang ada. Hakikat yang ada adalah kenyataan sebenarnya dari
sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang
berubah.
Objek material ontologi ialah yang ada, yaitu ada individu, ada umum, ada terbatas, ada
tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi dan metafisika dan ada
sesudah kematian maupun sumber segala yang ada;
5
Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas
tranpil dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme atau
plurarisme.
Epistemologi: Istilah Epistemologi dipakai pertama kali oleh J.F. Feriere. Sudarsono, 1993:
157), adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode, dan kesahihan pengetahuan.
Aliran ini ada untuk menjawab pertanyaan dari mana manusia memperoleh sebuah ilmu
pengetahuan dan bagaimana ilmu itu dapat berlaku.
Aksiologi: Istilah aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, dan logos
yang berarti ilmu atau teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. (Bakhtiar, 2004:163).
Aksiologi ini dipergunakan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan “mengapa”. Misalnya:
Mengapa pengetahuan yang berupa ilmu itu diperlukan? Mengapa pemanfaatan ilmu
pengetahuan itu perlu memperhatikan kaidah-kaidah moral? Semuanya menunjukkan bahwa
aksiologi diperuntukkan dalam kaitannya untuk mengkaji tentang kegunaan, alasan, dan manfaat
ilmu itu sendiri.
1. Epistmologi, suatu cabang filsafat yang sangkut paut dengan teori pengetahuan. Istilah
epistemology berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata episteme (pengetahuan) dan logos
(kata, pikiran, pendapat, percakapan, atau ilmu). Jadi, Epistemologi berarti kata, pikiran,
percakapan tentang ilmu pengetahuan.
2. Metafisika berasal dari bahasa yunani “meta physhika” (sesudah fisika). Metafisika ini juga
memiliki berbagai arti. Metafisika dapat berarti upaya untuk mengkarakteristikkan eksistensi
atau realita sebagai suatu keseluruhan. Namun, secara umum metafisika adalah suatu
pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang segala sesuatu
yang ada.
6
3. Logika. Secaa etimologi, logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang dinyatakan
dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau logica scientica yang berarti
ilmu logika, namun sekaranf hanya disebut logika saja.
4. Etika, etika sering disebut filsafat moral. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan, tempat yang
biasa. Ethikos berarti susila, kradaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
5. Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang seni dan keindahan. Istilah estetika
berasal dari bahasa yunani aesthesis, yang berarti penerapan indrawi, pemahaman intelektual,
atau pengamatan spiritual
1. Hubungan Filsafat dan keseluruhan ilmu itu bertemu pada satu titik, titik itu adalah semua
yang ada dan yang mungkin ada, yang disebut dengan objek materia, akan tetapi ilmu dan
filsafat tetap berbeda, tidak sama, karena berbeda pada objek formanya. Objek forma ilmu itu
adalah mencari sebab yang sedalam-dalamnya, sedangkan objek forma filsafat adalah mencari
keterangan yang sedalam-dalamnya. Sementara itu agama dikategorikan masuk ke dalam bagian
dari filsafat, karena agama itu termasuk kedalam golongan yang ada.
2. Hubungan Agama dan Filsafat ialah meluruskan filsafat yang spekulatif kepada kebenaran
mutlak yang ada pada agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama ialah membantu
keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis. Hal
ini didukung pernyataan yang menyatakan bahwa filsafat yang sejati itu adalah terkandung
dalam agama