Disusun oleh
RIZKI TIKADEWI NOVIANI
22/508540/PPT/01235
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
berjudul “Hubungan Filsafat dengan Ilmu” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
saya mengucapkan terima kasih atas bantuan para pihak yang berkontribusi dengan
membantu pencarian data untuk makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, pembuatan makalah juga
memiliki tujuan agar menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis maupun
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maka saya yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran agar
makalah semakin lebih baik. Akhir kata, semoga makalah dapat berguna.
Sleman, 19 Februari 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1
1.3 Tujuan .....................................................................................................................2
II. PEMBAHASAN
2.1 Tentang Filsafat......................................................................................................3
2.2 Tentang Ilmu Pengetahuan......................................................................................3
2.3 Realitas....................................................................................................................4
2.2 Hubungan Filsafat dengan Ilmu..............................................................................5
III. KESIMPULAN.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang filsafat
3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu pengetahuan
4. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
II. PEMBAHASAN
2.3 Realitas
Istilah “realitas” diturunkan dari bahasa Latin: res, artinya hal atau benda. Pada
abad ke-13, Duns Scotus memperkenalkan istilah ini dalam dunia filsafat sebagai
sinonim dari being (yang ada, pengada). Sulitlah ditarik pembedaan yang tegas atas
dua istilah ini. Pandangan filsuf mana pun mengenai “apa yang ada” dapat saja
didiskusikan di bawah judul “Yang Ada” atau “Realitas.”
Bila ditarik suatu pembedaan antara apa yang bereksistensi dan apa yang
bersubsistensi (dalam pada ini berupa kemungkinan-kemungkinan atau probabilitas),
istilah aktualitas dan eksistensi diidentikkan dengan apa yang bereksistensi.
Sedangkan istilah “yang ada” dan “realitas” mencakup keseluruhan baik yang
bereksistensi maupun yang bersubsistensi.
Thomas Aquinas, filsuf besar Gereja (Katolik), menghubungkan realitas
dengan metafisika – hal-hal yang melampaui fisik. Realitas dipandangnya sebagai
sesuatu yang ada, yang memiliki eksistensi
Aktivitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan bagaimana menjawab pelukisan
fakta. Sedangkan filsafat menjawab atas pertanyaan lanjutan bagaimana sesungguhnya
fakta itu, dari mana awalnya dan akan ke mana akhirnya. Di satu sisi, filsafat dapat
menjadi pembuka bagi lahirnya ilmu pengetahuan, namun di sisi yang lainnya ia juga
dapat berfungsi sebagai cara kerja akhir ilmuwan. Filsafat yang sering disebut sebagai
induk ilmu pengetahuan (mater scientiarum) dapat menjadi pembuka dan sekaligus
acuan keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu.
Hal ini disebabkan karena Filsafat dapat merangsang lahirnya sejumlah
keinginan dari temuan filosofis melalui berbagai observasi dan eksperimen yang
melahirkan berbagai pencabangan ilmu. Sama halnya, “realitas” juga menunjukan
bahwa hampir tidak ada satu cabang ilmu yang lepas dari filsafat atau serendahnya
tidak terkait dengan persoalan filsafat. Hal yang paling dasariah ialah bahwa realitas
adalah obyek material dari ilmu pengetahuan, serentak juga obyek material dari
filsafat. Maksud realitas di sini berada dalam konteks universal. Atas salah satu cara
untuk kepentingan perkembangan ilmu itu sendiri, lahirlah suatu disiplin filsafat untuk
mengkaji ilmu pengetahuan, pada apa yang disebut sebagai “filsafat pengetahuan,”
yang kemudian berkembang lagi yang melahirkan salah satu cabang yang disebut
sebagai filsafat ilmu (epistemologi).
Juhaya. 2003. Aliran-Aliran Filsafat dan Etika. Prenada Media Group, Jakarta.
Rosichin, Mansur. 2019. Filsafat mengajarkan manusia berfikir kritis. Elementer Is:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Islam. 1(2):29–37
Wilujeng, S.W. 2014. Ilmu dalam perspektif filsafat (suatu upaya mengembalikan
ilmu pada hakikatnya). Jurnal Humanika. 2(2): 93–102.
Zaprulkhan. 2016. Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.