Disusun Oleh:
200413623384
JURUSAN MANAJEMEN
MEI 2021
ABSTRAK
A. PENGERTIAN
Sebagai contoh dari pembahasan ini adalah pola-pola harapan mengenai apa
yang dimaksud dengan menjadi key person atau orang kunci , dan praktik yang
terkait dengan entisitas, mengkonstruksi seorang key person sebagai subjek yang
sepenuhnya berbeda.
1. Struktur bermakna sebagai sebuah model yang dibangun oleh pengamat, dan
menurut kata-katanya tidak ada sangkut pautnya dengan dunia empiris.
Sedangkan Giddens berpendapat bahwa struktur memiliki “eksistensi maya”
2. Strukturalisme Levi-Strauss dianggap kurang sesuai dengan konsep struktur
sebagai strukturasi
3. Pendekatan Levi-Strauss terlihat ambigu ketika menganggap struktur sebagai
relasi diantara serangkaian unsur atau oposisi simpulan. Giddens tidak
memandang struktur, dalam pengertiannya yang paling dasar, merujuk pada
bentuk-bentuk himpunan, namun lebih mengacu kepada aturan dan sumber
daya, yang dalam reproduksi sosial “mengikat waktu
4. Gagasan tentang struktur yang digunakan oleh Levi-Strauss berkaitan dengan
kelemahan dasar, terutama pada penciptaan ruang semantic Praksis.
5. Jika struktur hadir (dalam ruang dan waktu) hanya dalam wujud sekilas, maka
struktur pasti meliputi acuan ke fenomena yang sangat asing bagi upaya
Strauss untuk mengatasi formalisme dengan menekankan bentuk sebagai
perwujudan isi berupa fenomena yang berkaitan dengan kekuasaan.
Suatu kaum yang terikat dengan struktur yang mewarnainya yang didahului
oleh hasil nilai dan diskursus sosial yang memungkinkannya melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut sebagai seorang agen. Dengan demikian ada perbedaan antara
konsepsi di mana tindakan diciptakan oleh agen yang bebas karena tidak
ditentukan dengan agensi sebagai suatu kapasitas untuk bertindak yang dibentuk
secara sosial. Maka demikian, kebebasan yang dimaksud mengarah pada
kekuasaan subjektif dikaji secara khas.
Akan tetapi pandangan bahwa agen itu bebas dalam pengertiannya tidak
ditentukan, tidak dapat dipertahankan karena 2 alasan yaitu: (1) Terdiri dari apa
saja tindakan manusia yang tidak ditentukan atau tidak dipengaruhi? Tindakan
seperti itu merupakan suatu hal yang diciptakan secara spontan dari ketiadaan
suatu bentuk metafisis dan mistis ciptaan orisinal, (2) Subjek ditentukan,
dipengaruhi dan diproduksi, oleh kekuatan sosial yang ada di luar dirinya sendiri
sebagai suatu individu. Kedua poin di atas disebut Giddens sebagai Dualitas
Struktur (Barker, 2011 : 191)
Jika seorang agen tidak memiliki pantauan akan suatu lingkungan yang
didasarkan akan sifatnya yang aktif terasa kurang berbobot, maka untuk
menunjangnya giddens memaparkan Model Stratifikasi agen atau pelaku yang
digambarkan pada skema berikut (Giddens, 2011 : 6).
Sekali lagi, pendapat Giddens mengenai setiap manusia yang merupakan dianggap
sebagai agen yang bertujuan, yang dilatarbelakangi oleh sifat sebagai individu, ia
memiliki dua kecenderungan, yaitu, memiliki alasan untuk tindakan-tindakannya dan
kemudian mengelaborasi alasan tersebut secara terus menerus sebagai bertujuan,
bermaksud dan bermotif (Susilo, 2008 :413). Sedangkan agensi mengacu pada
perbuatan, kemampuan, atau tindakan otonom untuk melakukan apapun.
Dalam teori strukturisasi, sifat struktur itu sendiri memiliki sifat eksternal bagi
tindakan manusia atau yang telah disebutkan sebelumnya saebagai agen, sebagai
sumber yang mengekang kekuasaan subjek yang telah disusun secara mandiri. Seperti
yang telah dikonseptualisasikan dalam pemikiran strukturalis dan post-strukturalis,
gagasan struktur memiliki ketertarikannya sendiri. Dalam hal ini struktur secara khas
dianggap tidak sebagai pembuat pola kehadiran seseorang melainkan sebagai titik
simpang antara kehadiran dan ketidakhadiran. Dengan demikian, kode-kode dasar
harus disimpulkan dari manifestasi-manifestasi yang merekat (Giddens, 2011 : 20).
Sehingga batas antara keduanya dapat diidentifikasi dengan jelas pada pembahasan
selanjutnya.
Dua ide tentang struktur tersebut sekilas tampak tidak ada kaitannya satu sama
lain, namun nyatanya masing-masing berhubungan dengan aspek-aspek penting dari
struktur hubungan-hubungan sosial, aspek-aspek yang dalam teori strukturasi dapat
dipahami dengan menganalisis perbedaan antara konsep struktur dengan sistem.
Dalam menganalisis hubungan-hubungan sosial, kita harus mengakui dimensi
sintagmatig, suatu pola hubungan sosial dalam ruang dan waktu yang melibatkan
urutan sebenarnya dari mode-mode pengembangan struktur yang secara reikursif
diimplikasikan dalam proses-proses reproduksi. Dalam tradisi strukturalis, biasanya
terdapat ketaksaan (ambiguity) perihal apakah struktur mengacu secara terbuka
pada suatu matriks transformasi di dalam seperangkat aturan-aturan transformasi
yang menentukan matriks tersebut. Paling tidak dari makna dasarnya, saya
mempeelakukan matriks sebagai sesuatu yang mengacu pada aturan-aturan dan
sumber daya-sumber daya seperti itu.
Struktur dalam analisis sosial lebih mengacu pada sifat-sifat struktur yang
membuka kemungkinan pembrian batas-batas ruang dan waktu dlam sistem-sistem
sosial, dengan sifat-sifat demikian memberi kemungkinan munculnya praktik-praktik
sosial serupa dalam berbagai rentang ruang dan waktu serta memberikan suatu
bentuk “sistematik”.
Suarni, Raisah & M. Sastrapratedja S.J. “Teori Strukturisasi: Telaah Kritis terhadap
Pemikiran Anthony Giddens”. Sosiohumanika (Berkala Penelitian Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada). No. 15 (1). Januari 2002
Stephen P., 2004, Teori Organisasi Struktur Desain dan Aplikasi, Jakarta : Arcan
Anthony Giddens, 2011, The Constitution of Society: Teori Strukturisasi untuk Analisis
Sosial, Jakarta: Pustaka Pelajar