Anda di halaman 1dari 19

Multikultural dan Integrasi Sosial

“Kasus Mengenai Konflik Antara Etnik Bali


dan Etnik Lampung “
Kelompok 2 :
Mella Sintia Dewi (4915150145)
Lyana Ferusnanda Putri (4915151021)
Anjani Siwi Utami (4915151322)
Urman Maulana (4915151699)
Fardani Ghina (4915144085)
Pengertian Konflik, Kelompok Etnik dan
Konflik Etnik
Konflik didefinisikan sebagai interaksi
antara dua atau lebih pihak yang satu
sama lain saling bergantung namun
terpisahkan oleh perbedaan tujuan
dimana setidaknya salah satu dari pihak-
pihak tersebut menyadari perbedaan
tersebut dan melakukan tindakan
terhadap tindakan tersebut.

Kelompok etnik adalah suatu


golongan manusia yang anggota- Konflik etnik adalah konflik yang
anggotanya mengidentifikasikan terkait dengan
dirinya dengan sesamanya, biasanya permasalahanpermasalahan
berdasarkan garis keturunan yang mendesak mengenai politik, ekonomi,
dianggap sama. ciri khas kelompok sosial, budaya, dan teritorial di antara
tersebut dan oleh kesamaan budaya, dua kelompoketnis atau lebih.
bahasa, agama, perilaku.
Potensi Konflik Antar Kelompok Etnik

• Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa


individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
• Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk, terjadinya konflik
dalam hubungan atau interaksi karena segmentasi dalam
bentuk terjadinya kesatuan-kesatuan sosial yang terkait
kedalam ikatan-ikatan primordial dengan subkebudayaan yang
berbeda satu sama lain sehingga mudah sekali menimbulkan
konflik di antara kesatuan-kesatuan sosial tersebut.
faktor – penyebab terjadinya konflik antar
kelompok sosial
1. Adanya perbedaan antar kelompok sosial, baik secara fisik maupun mental,
atau perbedaan kemampuan, pendirian, dan perasaan.
2. Perbedaan pola kebudayaan seperti prbedaan adat istiadat, suku bangsa,
agama, paham politik, pandangan hidup, dan budaya
3. Perbedaan mayoritas dan minoritas yang dapat menimbulkan kesenjangan
sosial
4. Perbedaan kepentingan antar kelompok sosial
5. perbedaan individu yang menjadi sumber konflik adalah perbedaan
pendirian dan perasaan
6. Perbedaan latar belakang kebudayaan
7. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
8. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat
Lanjutan…
Menurut Sukamdi (2002) menyebutkan bahwa konflik antar
etnik di Indonesia terdiri dari tiga sebab utama yaitu:
– Konflik muncul karena ada benturan budaya.
– Karena masalah ekonomi-politik.
– Karena kesenjangan ekonomi sehingga timbul kesenjangan
sosial.
Cara Mengurangi dan Mengatasi Konflik
Antar Kelompok Etnik

1. Mencegah atau Mengurangi Konflik Etnik/Antarsuku


Pertama, Light prevention ini berupaya untuk mencegah situasi
kekerasan mengarah pada konflik bersenjata sehingga ia tidak
berusaha untuk menyelidik lebih dalam pada sumber dan akar
konflik. Contohnya adalah usaha-usaha mediasi dan intervensi
diplomatic.

Kedua, deep prevention berupaya untuk menemukan akar konflik


dengan menekankan hubungan dan kepentingan atas konflik tersebut
dalam tatanan kapasitas domestik, regional, dan internasional untk
mengelola konflik, yang melibatkan seluruh elemen konflik dan
bertujuan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya konflik.
2. Mengatasi Konflik Antar Kelompok etnis
Dalam mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah
suatu yang sederhana. Cepat tidaknya suatu konflik dapat
diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-
pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat
ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta
kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut
berusaha mengatasi konflik yang muncul.

Menyelesaikan konflik pada dasarnya dapat melalui 2 (dua)


cara lain, yaitu:
• Mengeliminasi konflik ( conflict elimination )
• Mengelola konflik ( conflict management )
Lanjutan…
• Pada cara yang pertama, konflik diselesaikan dengan cara
mengeliminasi konflik berupa pemisahan orang-orang yang
konflik pada wilayah yang berbeda.
• Pada cara yang kedua, mereka yang konflik tetap berada di suatu
wilayah yang sama. Tetapi mereka mulai berdialog, membuat
kesepakatan dan menghormati perbedaan. Mereka menyadari
kemajemukan tidak harus disertai konflik tetapi harus saling
toleransi sehingga terwujud kehidupan yang penuh kedamaian.

Cara ini pulalah yang diupayakan di Indonesia. Keberagaman


etnis, suku bangsa dan agama diupayakan dapat hidup bersama
dalam kerukunan dan perdamaian.
Kasus Konflik Antara Etnik Bali dan
Etnik Lampung
Kemajemukan masyarakat di Provinsi Lampung merupakan
kekayaan budaya bangsa namun di sisi lain juga memiliki
potensi untuk menjadi sebuah konflik. Permasalahan yang
timbul akibat kemajemukan itu Pertama adalah kemajemukan
masyarakat Provinsi Lampung yang diakibatkan Program
Transmigrasi pada era Orde Baru membuat Provinsi Lampung
rentan akan konflik sosial. Program Transmigrasi yang
merupakan Program Pembangunan pada era Orde Baru
menjadi salah satu proses penyebaran etnik suku dari suatu
daerah ke daerah tertentu. Beberapa Provinsi menjadi tujuan
dari Program Transmigrasi tersebut.
Lanjutan…

Program Transmigrasi juga bertujuan untuk meningkatkan


kesejahteraan hidup masyarakat transmigrasi atau
penduduk asli, dan salah satu daerah tujuan dari Program
Transmigrasi adalah Provinsi Lampung, dengan banyaknya
masyarakat yang melakukan transmigrasi membuat Provinsi
Lampung memiliki banyak suku yang memiliki kebudayaan
masing-masing karena setiap suku yang memiliki sebuah
kebudayaan atau adat istiadat yang berbeda.
Kriteria Etnik Suku/Budaya Bangsa
Provinsi Lampung

NO Etnik Suku/Budaya Jumlah Persen (%)


bangsa (jiwa)

1 Lampung 792.312 11,92%


2
Jawa 4.113.731 61,88%

3 Sunda Banten 749.566 11,27%


4 Palembang Semendo 36.292 3,55%

5 Lain-Lain - 11,38%
Lanjutan…

 Dapat dilihat dari data tabel sebelumnya bahwa


masyarakat asli Lampung bukanlah masyarakat yang
paling dominan diantara masyarakat yang lain, ini juga
menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik.
Permasalahan yang Kedua adalah konflik yang terjadi di
Provinsi Lampung bukan hanya karena faktor
perbedaan suku atau budaya namun juga karena faktor
ekonomi dan sentiment agama.
Permasalahan yang Ketiga adalah konflik yang sudah
terjadi berkali-kali di Kabupaten Lampung Selatan
kurang ditindak tegas oleh aparat keamanan dan
Pemerintah Daerah sehingga menimbulkan konflik yang
lebih besar.
Beberapa Kasus Yang Terjadi di Kabupaten
Lampung Selatan

Bulan/Tahun Kejadian/Peristiwa
September 2010 Pembakaran Pasar Probolinggo Lampung Timur
oleh Suku Bali

Desember 2010 Perang Suku Jawa dan Bali dengan suku Lampung
karena Pencurian Ayam

September 2011 Suku Jawa vs Suku Lampung dipicu oleh sengketa


lahan
Januari 2012 Ricuh Sidomulyo Lampung Selatan Bali vs Penduduk
Asli Lampung
Oktober 2012 Perang Desa Agom dengan Desa Balinuraga
Lanjutan…
Permasalahan yang ada di Lampung Selatan
umumnya bersumber dari masalah yang
tergolong relative kecil namun pada
kenyataannya bisa berubah menjadi perkelahian
yang menjurus kearah peperangan yang
mengakibatkan korban jiwa.

Adapun uraian beberapa konflik yang tercatat di


Kesbangpol Lampung Selatan terjadi konflik pada
Bulan Oktober 2012 lalu yang juga berangkat dari
permasalahan-permasalahan yang sudah terjadi
bertahun-tahun sebelumnya yaitu:
Bulan/Tahun Peristiwa
Terjadi perselisihan pemuda Desa Sandaran dan Balinuraga, warga
Tahun 1982 Balinuraga menyerang dengan membakar 2 unit rumah di Desa
Sandaran
Masyarakat Bali Agung Kecamatan Palas membakar beberapa rumah
Tahun 2005 penduduk di Desa Palas Pasmah

Tahun 2009 Masyarakat Bali di Kecamatan Ketapang menyerang (melempari)


Masjid di Desa Ruguk Kecamatan Ketapang

Masyarakat Bali Agung menyerang Desa Palas Pasmah dengan


Tahun 2010 melakukan pembakaran beberapa rumah penduduk juga dengan koban
meninggal 1 (satu) orang warga Palas Pasmah

Masyarakat Bali dari Kecamatan Ketapang menyerang Desa Tetaan


Tahun 2010 Kecamatan Penengahan dan menghancurkan gardu ronda dan
pangkalan ojek di perempatan Gayam Kecamatan Penengahan

Masyarakat Bali menyerang Desa Marga Catur dengan


Desember Tahun 2011 melakukan pembakaran rumah suku Lampung saat melakukan
penyerangan masyarakat Bali menggunakan simbol-simbol khusus
adat istiadat Bali.
Masyarakat Bali melakukan tindakan premanisme terhadap
Januari Tahun 2012 pemuda dari Desa Kotadalam Kecamatan Sidomulyo yang
menyebabkan beberapa orang warga Kotadalam mengalami luka-
luka, dan beberapa rumah warga Lampung dirusak yang
mengakibatkan dibakarnya dusun Napal Desa Sidowaluyo
Kecamatan Sidomulyo oleh suku Lampung.

Pada saat malam takbiran Idul Fitri tahun 2012, para pemuda desa
Tahun 2012 Balinuraga melakukan kerusuhan di depan Masjid Sidoharjo
Kecamatan Way Panji saat umat islam sedang melakukan
takbiran di masjid.
 Permasalahan yang Keempat adalah kurang tanggapnya
Pemerintah daerah dalam penyelesaian konflik
kependudukan yang terjadi sehingga menyebabkan korban
jiwa.
Konflik-konflik tersebut timbul diantara para suku-suku
tersebut sehingga jika terjadi insiden kecil bisa langsung
berubah menjadi sebuah konflik besar, pengelompokkan
suku di wilayah Lampung Selatan sudah terjadi sejak lama,
bahkan hal tersebut sudah terjadi sejak mereka remaja, di
beberapa sekolah yang ada di wilayah Lampung Selatan
anak-anak suku Bali tidak mau bermain atau bersosialisasi
dengan anak-anak suku lainnya begitu juga dengan anak-
anak dari suku Jawa maupun Lampung
 Permasalah yang Kelima adalah penanganan konflik
(Resolusi Konflik) yang dilakukan pemerintah tidak
merangkul seluruh masyarakat. Penanganan konflik
(Resolusi konflik) yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 7 tahun 2012 tentang Penangan Konflik Sosial, yang
melibatkan aparat pemerintah dan serta tokoh-tokoh yang
ada di Lampung Selatan dirasa belum maksimal. Hal ini
dapat dilihat dari gagalnya proses mediasi yang dilakukan
sehingga mengakibatkan konflik makin meluas. Cara yang
dipergunakan pemerintah untuk mengurangi konflik adalah
dengan melakukan perjanjian yang melibatkan pihak ketiga,
agar kelompok yang sebelumnya tidak mau diajak
perundingan kamudian mempertimbangkan pihak ketiga
sebagai instrument yang bisa menyelasaikan masalah
bersama.
Lanjutan…

Intinya adalah upaya yang dilakukan selama ini, mestinya


memang harus melandaskan pada semboyan Bhineka
Tunggal Ika dalam Pancasila sebagai landasan ideologi
dalam setiap aspek kehidupan bangsa dan negara ini, guna
meretas segala bentuk dikotomi yang ada, yang mana
merupakan sebuah keniscayaan di negeri ini.

Persatuan Indonesia dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia adalah harga mati yang harus digali lagi secara
mendalam atas segala bentuk ketimpangan yang ada di
negeri ini, yang tentunya juga tidak mengenyampingkan
sila-sila lain dalam pancasila itu sendiri sebagai sebuah
kesatuan untuk menuju masyarakat yang plural namun adil
dan makmur.
KESIMPULAN
Konflik antara budaya dan etnis terjadi karena
adanya perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu integrasi. Perbedaan tersebut
menyangkut agama, ras, kepandaian, pengetahuan,
adat istiadat masing-masing kelompok. Dengan
dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi
sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun
yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat
lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai