Di susun oleh :
Nama =Nus Kogoya
Nim =2016420097
P uji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang karena Rakhmatnya-Nya telah
memperbolehkan saya menyusun Makalah.Walau jauh dari sempurna tetapi saya berharap
makalah Garam Dan Terangdalam kajian Alkitab saya buat dapat bermanfaat.
Makalah yang membahas garam dan terang di buat untuk kesadaran akan dunia globalisasi
yang semakin kian berkembang,dan lupa akan Tuhan oleh anak-anak muda Kristiani.
Kiranya dengan makalah garam dan terang ini dapat membantu anak-anak Kristiani dalam
menemukan jati diri Kristus di era-modern ini yang sulit di jumpai dimana-mana,karena akibat
dari globalisasi dunia yang terpengaruh oleh hal-hal duniawi.
Mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini,dapat memberikan pertumbuhan rohani dan
manfaat bagi semua orang.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.Hal
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Apa Itu Garam Dan Terang Dunia..1
1.2 Cara Mengasihi Sesama Manusia....2
1.3 Hubungan Dengan Sesama..4
BAB II SERUPA DENGAN KRISTUS6
2.1 Apa Itu Serupa Dan Segambar Dengan Allah.....6
2.2 Sasaran Allah Bagi Kehidupan Kita9
2.3 Roh Kudu Yang Bekerja Dalam Diri Kita..10
2.4 Tanggung Jawab Orang Kristen..........................11
2.5 Menjadi Seperti Suatu Kristus Dalam Pertumbuhan Yang Lama...11
BAB III BERSIH BERSINAR...14
3.1 Apa Itu Penciptaan...14
3.2 Manusia Jatuh Kedalam Dosa.19
3.3 Firman Yang Telah Menjadi Manusia..21
BAB IV TERANG TERUS TERUS TERANG..23
4.1 Apa Itu Terang..........23
4.2 Bagaimna Respon Cahaya Itu ..24
4.3 Kudus Kristus ...25
BAB V PENUTUP.27
5.1 Kesimpulan...27
5.2 Saran..27
1
BAB
PENDAHULUAN
Salah satu tindakan nyata dari mengasihi Allah adalah mengasihi sesama. Rasul Yohanes
mencatat bahwa seseorang tidak dapat berkata ia mengasihi Allah jika ia tidak mengasihi
saudaranya (1 Yohanes 4:19-21).
Yesus menempatkan pentingnya kasih terhadap sesama manusia langsung setelah hukum untuk
mengasihi Allah. Kasih Allah memampukan orang-orang Kristen untuk saling mengasihi,
bahkan dalam keadaan sukar sekali pun. Kasih itu tidak berasal dari sumber-sumber manusiawi,
melainkan dari Allah sendiri karena Ia tinggal di dalam orang percaya dan mengasihinya (1
Yohanes 4:16-17). Dalam Kolose 3:12-14 Paulus berkata, "Karena itu, sebagai orang-orang
pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain,
dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang
lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas
semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."
Pertama-tama Paulus mengingatkan orang-orang percaya akan kedudukan mereka dalam
hubungan dengan Allah sebagai "orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya,"
sebelum ia menggambarkan cara mereka harus saling mengasihi.
Dalam Tubuh Kristus, orang-orang yang dibimbing/konseli belajar cara-cara mengasihi
sebagaimana yang diperintahkan Yesus (Yohanes 15:12). Kasih Yesus tidak pasif. Ia mengajar
dan menyembuhkan banyak orang, dan Ia sendiri menanggung hukuman karena dosa kita, ketika
Ia mati di kayu salib. Kasih dalam tindakan, juga dinyatakan oleh Yakobus ketika ia mengimbau
orang-orang Kristen untuk bertindak sesuai dengan iman mereka, dan dengan demikian
mengasihi dengan tindakan (Yakobus 2:15-16).
Mengasihi tidak selalu berarti merasa kasihan atau simpati terhadap sesama. Ketika Yesus
menceritakan perumpamaan orang Samaria sebagai suatu contoh tentang mengasihi sesama
manusia, Ia menyebutkan perhatian orang Samaria kepada seseorang yang dipukul oleh para
penyamun, dan pertolongan praktis orang Samaria terhadap orang itu. Orang Samaria itu
mendahulukan kesejahteraan orang lain di atas kesejahteraan dirinya, dan berusaha supaya
3
kebutuhan orang itu terpenuhi. Meskipun demikian, Yesus tidak menyebutkan sama sekali
tentang perasaan yang penuh kasih, yang mungkin dimiliki orang Samaria itu.
Cara lain yang diajarkan Yesus tentang konsep mengasihi sesama seperti dirinya sendiri adalah
melalui hukum utama: Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi
(Matius 7:12).
Yesus tidak hanya mengajar orang-orang bagaimana hidup bertanggung jawab; Ia mengajar
mereka bahwa kebahagiaan adalah hasil ketaatan kepada Allah. Suatu penyelidikan yang sangat
menarik terhadap prinsip hukum utama dilakukan oleh Bernard Rimland, direktur dari Institute
for Child Behavior Research. Rimland menemukan bahwa "orang-orang yang paling bahagia
adalah orang-orang yang menolong orang lain". Sementara manusia cenderung menghabiskan
waktu untuk kesenangan dan kesejahteraan pribadi -- tidak bersedia untuk disusahkan demi
kepentingan orang lain mereka sebut egoisme. Dalam mengategorikan hasil-hasil itu, Rimland
mendapatkan bahwa semua orang yang digolongkan bahagia, juga digolongkan tidak egois. Ia
menuliskan, mereka "yang kegiatannya diabdikan bagi kebahagiaan diri sendiri jauh lebih tidak
bahagia dibandingkan dengan mereka yang usahanya diabdikan untuk membuat orang lain
bahagia". Rimland menyimpulkan: "Perbuatlah kepada orang lain sebagaimana kamu kehendaki
orang lain perbuat kepada kamu." (Bernard Rimland, "The Altruism Paradox," Psychological
Reports 51 (1982): 522)
Sementara seorang yang dibimbing/konseli memilih untuk mengasihi Allah melalui iman dan
ketaatan, memilih untuk mengasihi sesama manusia melalui kehidupan yang aktif dan
berorientasi kepada orang lain, ia tidak hanya menemukan cara untuk menyelesaikan masalah,
tetapi ia juga akan menemukan buah Roh dalam kelimpahan yang lebih banyak. Jika ia menilai
tindakannya dalam kaitan dengan kasih kepada Allah dan sesama manusia, dan dalam kaitan
menaati Yesus dalam konteks kasih-Nya, ia pasti akan menemukan kesempatan untuk
bertumbuh. Alkitab menyediakan keperluan-keperluan dasar bagi kehidupan yang berada dalam
kepercayaan dan ketaatan yang ilahi sesuai dengan kasih Allah. Karena itu, "cara" dalam Alkitab
dan "cara" dalam bimbingan sama: setiap orang harus hidup dalam persekutuan dengan kasih
Allah dan harus menerapkan "hukum yang pertama dan yang terutama" dalam tindakan (Matius
22:38).
Fokus dari seluruh bimbingan haruslah pada hubungan kasih yang mendalam. Setiap masalah
dapat dipecahkan melalui kesadaran akan kasih Allah, dan melalui respons terhadap kasih-Nya.
Pada saat dua orang percaya datang bersama-sama kepada Allah untuk mencari cara
penyelesaian masalah, mereka akan memeriksa pikiran, emosi, dan tindakan dalam konteks kasih
Allah dan firman Allah. Mereka akan menilai hal-hal tersebut dalam kaitan dengan penciptaan,
yang meliputi keadaan manusia secara rohani, keunikan setiap orang, dan kehendak bebas.
Mereka akan menilai hal-hal tersebut, dalam kaitan dengan bagaimana orang yang dibimbing
mungkin akan bereaksi menurut cara yang lama, seakan-akan ia masih terpisah dari Allah, ia
bertingkah laku sebagai orang yang tidak percaya, yang memunyai harapan yang tersesat, atau
4
mengasihi diri sendiri. Mereka akan menilai hal-hal itu dalam kaitan dengan pemulihan hidup
baru yang diberikan melalui kematian dan kebangkitan Yesus, Roh Kudus yang mendiami, dan
firman Allah. Namun di atas dan melalui semuanya itu, mereka akan menilai pikiran, emosi, dan
tindakan dalam kaitan dengan hubungan: kasih Allah dan "hukum yang utama dan yang
terutama".
10 Cara Mengasihi
Sebagai para pengikut Kristus kita hendaknya hidup dengan damai bersama orang lain yang
tidak memiliki nilai yang sama dengan kita atau menerima ajaran-ajaran yang diatasnya itu
dilandaskan.
Mengapa begitu sulit untuk saling memiliki kasih seperti Kristus? Itu sulit karena kita harus
hidup di antara mereka yang tidak memiliki kepercayaan dan nilai dan kewajiban perjanjian
yang sama dengan kita. Dalam Doa Safaat-Nya yang agung, diucapkan sesaat sebelum
Penyaliban-Nya, Yesus berdoa bagi para pengikut-Nya: Aku telah memberikan firman-Mu
kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti
Aku bukan dari dunia (Yohanes 17:14). Kemudian, kepada Bapa Dia memohon, Aku tidak
meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi
mereka daripada yang jahat (ayat 15).
Kita harus hidup di dunia namun tidak menjadi dari dunia. Kita harus hidup di dunia karena,
sebagaimana Yesus ajarkan dalam sebuah perumpamaan, kerajaan-Nya adalah seperti
ragi, yang fungsinya adalah untuk menggembungkan seluruh adonan melalui pengaruhnya
(lihat Lukas 13:21; Matius 13:33; lihat juga1 Korintus 5:68). Para pengikut-Nya tidak dapat
5
melakukan itu jika mereka bergaul hanya dengan mereka yang memiliki kepercayaan dan
kebiasaan yang sama. Namun Juruselamat juga mengajarkan bahwa jika kita mengasihi Dia,
kita akan menaati perintah-perintah-Nya (lihat Yohanes 14:15).Injil memiliki banyak ajaran
mengenai menaati perintah sementara hidup di antara orang-orang yang berbeda
kepercayaan dan kebiasaan. Ajaran mengenai perselisihan adalah penting. Ketika Kristus
yang telah bangkit mendapati orang-orang Nefi berbantaha mengenai cara pembaptisan, Dia
memberikan petunjuk yang jelas mengenai bagaimana tata cara ini hendaknya dilaksanakan.
Kemudian Dia mengajarkan asas besar ini:Dan tidak akan ada perbantahan di antara kamu,
seperti yang telah ada hingga kini; tidak juga akan ada perbantahan di antara kamu mengenai
pokok-pokok ajaran-Ku, seperti yang telah ada hingga kini.Karena sesungguhnya,
sesungguhnya Aku berfirman kepadamu, dia yang memiliki semangat perselisihan bukanlah
dari-Ku, tetapi dari iblis, yang adalah bapa perselisihan, dan dia menghasut hati manusia
untuk berselisih dengan amarah, satu sama lain.
Juruselamat tidak membatasi peringatan-Nya mengenai perselisihan kepada mereka yang
tidak menaati perintah tentang pembaptisan. Dia melarang perselisihan oleh siapa pun.
Bahkan mereka yang menaati perintah semestinya tidak menghasut hati manusia untuk
berselisih dengan amarah. Bapa perselisihan adalah iblis; Juruselamat adalah Pangeran
Damai.
Sejalan dengan itu, Alkitab mengajarkan bahwa orang bijak meredakan amarah (Amsal
29:8). Para Rasul zaman dahulu mengajarkan bahwa kita hendaknya mengejar apa yang
mendatangkan damai sejahtera (Roma 14:19) dan [berbicara tentang] kebenaran di dalam
kasih (Efesus 4:15), sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan
Allah (Yakobus 1:20). Dalam wahyu modern Tuhan memerintahkan bahwa kabar kesukaan
tentang Injil yang dipulihkan hendaknya dimaklumkan setiap orang kepada sesamanya,
dalam kelunakan hati dan dalam kelembutan hati
6
BAB II
SERUPA DENGAN KRISTUS
Sejak semula rencana Allah adalah menjadikan kita serupa dengan AnakNya, Yesus.
Kejadian 1:26, Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita.. Dari semua ciptaan, hanya manusia yang diciptakan menurut gambar
Allah. Seperti Allah, kita adalah mahkluk-mahkluk roh, yaitu roh kita kekal dan akan hidup
lebih lama daripada tubuh jasmani kita. Seperti Allah, kita memiliki kesadaran moral, yakni
kita bisa membedakan yang benar dan yang salah, yang membuat kita bertanggung jawab
kepada Allah. Alkitab mengatakan bahwa semua orang, bukan hanya orang percaya,
memiliki bagian dari gambar Allah. Tetapi gambar tersebut tidak lengkap dan telah dirusak
serta diubah oleh dosa. Karena itu Allah mengutus Yesus dengan suatu misi untuk
memulihkan gambar lengkap itu yang telah hilang dari kita. Allah ingin agar anak-anakNya
memiliki gambar dan rupa Allah. Dan sebagai makhluk ciptaan, kita tidak akan pernah
menjadi Sang Pencipta. Sebab Allah tidak ingin kita menjadi allah, tetapi Dia ingin kita
menjadi bersifat seperti Allah, yakni mengambil nilai-nilai, sikap dan karakterNya.
Sasaran utama Allah bagi kehidupan kita di dunia bukanlah kenyamanan, melainkan
pengembangan karakter. Dia ingin agar kita bertumbuh secara rohani dan menjadi serupa
dengan Kristus. Menjadi serupa dengan Kristus bukan berarti kehilangan kepribadian atau
menjadi robot yang tidak berakal budi. Akan tetapi keserupaan dengan Kristus berarti
mengubah karakter kita menjadi karakter Kristus, dan bukan mengubah kepribadian kita.
Karakter kita pada dasarnya merupakan kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan kita.
Apa yang dimaksud dengan karakter Kristus? Allah ingin agar kita mengembangkan jenis
karakter yang digambarkan dalam Galatia 5:22-23 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
7
diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu, dan daftar yang ditulis Petrus tentang
karakteristik kehidupan yang efektif dan produktif dalam 2 Petrus 1:5-8 Justru karena itu
kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan
kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya
menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita. Kita ada
untuk tujuan-tujuan Allah, dan Allah memberi kita waktu di bumi untuk membangun dan
menguatkan karakter kita bagi kehidupan di surga.
Pekerjaan Roh Kuduslah yang menghasilkan karakter seperti Kristus di dalam diri kita.
Sebab kita tidak bisa menghasilkan karakter Kristus dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus
mengerti bahwa keserupaan dengan Kristus tidak dihasilkan melalui tindakan peniruan,tetapi
dengan menjadikan hidup kita sebagai tempat tinggalNya, artinya kita membiarkan Kristus
untuk hidup melalui kita.
Alkitab membandingkan pertumbuhan rohani dengan sebuah benih, sebuah bangunan, dan
seorang anak yang sedang bertumbuh. Benih harus ditanam dan dirawat, bangunan harus
dibangun, tidak muncul begitu saja, dan anak-anak harus makan dan bergerak untuk
bertumbuh. Semuanya memerlukan usaha. Ada bagian Allah, dan ada bagian kita. Walaupun
usaha kita itu tidak ada hubungannya dengan keselamatan kita, karena keselamatan
diberikan oleh karena kasih karunia Allah dan bukan karena kekuatan kita, tetapi usaha kita
sangat berkaitan dengan pertumbuhan rohani kita. Firman Tuhan dalam Efesus 4:22-24,
Yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan
manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya
kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah
diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya. menjelaskan bahwa ada tiga tanggung jawab kita untuk menjadi serupa
dengan Kristus, yaitu :
Pertama, Kita harus memutuskan untuk melepaskan cara-cara lama dalam bertindak.
Artinya kita belajar untuk menanggalkan kehidupan kita yang lama, yang cenderung
menyesatkan dan menuju kebinasaan.
Kedua, Kita harus mengubah pola pikir kita. Alkitab berkata, Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.. (Roma 12:2)
Kita diubahkan oleh pembaharuan budi kita, yang terjadi secara rohani ketika kita
membiarkan Allah memimpin pikiran-pikiran kita.
Ketiga, Kita harus mengenakan karakter Kristus dengan mengembangkan kebiasaan-
kebiasaan yang baru sesuai dengan pola Allah, dan mengenakan manusia baru, yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya.Menjadi serupa seperti Kristus adalah suatu proses pertumbuhan, dan
pertumbuhan rohani tidaklah otomatis. Tetapi membutuhkan kesungguhan dan
8
komitmen untuk mau berubah dan terus bertumbuh. Ada tiga hal yang sangat diperlukan
dalam pertumbuhan pengembangan karakter kita, menuju kepada karakter yang semakin
serupa dengan Kristus, yaitu:
1. Firman Tuhan
Firman Allah memberikan kebenaran yang kita butuhkan untuk bertumbuh. Untuk menjadi
serupa dengan Yesus, kita harus memenuhi kehidupan kita dengan FirmanNya. Sebab
Firman Allah menghasilkan kehidupan, membangkitkan iman, mendatangkan perubahan,
mendatangkan mujizat dalam hidup kita, menyembuhkan sakit hati, membangun karakter,
mengubah keadaan, mengatasi kesusahan dan kesulitan, melepaskan kuasa, menyucikan
pikiran kita, menciptakan berbagai hal, dan menjamin masa depan kita selamanya! Kita
tidak bisa hidup tanpa Firman Allah. Oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah
menerima otoritas Firman Allah, dan menerima kebenaran Firman Allah itu dengan
senantiasa membaca, merenungkan dan melakukan Firman itu dalam kehidupan kita hari
lepas hari. Sehingga Firman itu menjadi hidup dalam kehidupan kita dan mengubahkan
karakter kita untuk semakin serupa dengan Kristus.
2. Orang-orang di sekitar kita
Umat Allah memberikan dukungan yang kita butuhkan untuk bertumbuh. Allah memakai
orang-orang di sekitar kita supaya kita saling bergantung satu dengan lainnya, dan
bertumbuh bersama. Sebab kedewasaan rohani tidak mungkin dicari sendirian dalam
keadaan terisolasi. Kita harus berada di sekeliling orang lain dan berhubungan dengan
mereka. Oleh karena itu kita perlu menjadi bagian dari sebuah gereja dan komunitas seperti
komunitas sel (komsel). Mengapa? Karena kedewasaan rohani yang sejati adalah belajar
mengasihi seperti Yesus, dan kita tidak bisa mencoba menjadi seperti Yesus tanpa memiliki
hubungan dengan orang lain dan menjadi bagian dalam komunitas. Untuk itu mari kita mulai
mengambil bagian dalam komsel, untuk saling membangun, saling menguatkan dan
bertumbuh bersama menjadi serupa seperti Kristus.
3. Keadaan
Keadaan-keadaan memberikan lingkungan yang kita perlukan untuk melatih keserupaaan
dengan Kristus. Allah menggunakan keadaan-keadaan untuk mengembangkan karakter kita.
Dia memakai masalah-masalah untuk menarik kita lebih dekat kepadaNya. Apapun
penyebabnya, tidak ada satupun masalah yang bisa terjadi tanpa ijin Allah, sebab Dialah
pemegang kendali tertinggi. Karena Allah ingin menjadikan kita serupa dengan Yesus, maka
Dia mengembangkan buah Roh dalam kehidupan kita dengan membiarkan kita mengalami
berbagai keadaan. Misalnya, Allah mengajar kita mengasihi dengan menempatkan orang
9
yang tidak menyenangkan di sekeliling kita. Allah mengajarkan sukacita sejati di tengah-
tengah penderitaan kepada kita bila kita berpaling kepadaNya. Allah mengembangkan damai
sejahtera yang sesungguhnya di dalam kita, bukan dengan membuat hal-hal berlangsung
seperti yang kita rencanakan, melainkan dengan membiarkan terjadinya masa-masa kacau
dan membingungkan. Demikian juga, kesabaran berkembang di dalam keadaan-keadaan di
mana kita dipaksa untuk menunggu. Allah memakai situasi yang berlawanan. Setiap kali kita
mengalahkan suatu pencobaan, kita menjadi lebih serupa dengan Yesus.Jika kita
mempelajari dan menerapkan Firman Allah, berhubungan terus menerus dengan umat
percaya lainnya, dan belajar mempercayai Allah dalam keadaan-keadaan yang sulit, maka
kita akan terus bertumbuh menjadi lebih serupa dengan Yesus. Yesus tidak mati di kayu
salib supaya kita bisa menjalani kehidupan yang tenang dan enak. TujuanNya jauh lebih
dalam. Dia ingin membuat kita serupa dengan diriNya sendiri sebelum Dia membawa kita
ke Surga. Inilah hak istimewa terbesar kita, tanggung jawab langsung kita, dan tujuan akhir
kita.
Pertanyaan tentang tujuan hidup mungkin bermacam-macam, misalnya, Mengapa kita ada di
sini? atau Apakah hidup saya bertujuan? Alkitab menunjukkan bahwa tujuan hidup kita
adalah untuk menjalin persahabatan dengan Allah. Mari kita lihat beberapa kenyataan
penting yang ada dalam Alkitab.
Allah adalah Pencipta kita. Alkitab mengatakan, [Allah]lah yang menjadikan kita,
dan bukan kita sendiri.Mazmur 100:3; Penyingkapan [Wahyu] 4:11.
Allah punya tujuan, atau kehendak, bagi semua ciptaan-Nya, termasuk kita.Yesaya
45:18.
Allah menciptakan kita dengan kebutuhan rohani, sehingga kita sangat ingin
mengetahui makna kehidupan. (Matius 5:3) Ia ingin agar kebutuhan itu terpenuhi.
Mazmur 145:16
Kebutuhan rohani kita bisa dipenuhi jika kita berusaha menjadi sahabat Allah.
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa manusia tidak mungkin bisa bersahabat
dengan Allah, namun Alkitab meyakinkan kita, Mendekatlah kepada Allah dan ia
akan mendekat kepadamu.Yakobus 4:8; 2:23.
Untuk menjadi sahabat Allah, kita perlu menuruti kehendak-Nya. Alkitab
memberitahukan apa kehendak Allah ini di Pengkhotbah 12:13, Takutlah kepada
Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-
Nya.Bahasa Indonesia Masa Kini.
Kita baru bisa sepenuhnya merasakan terwujudnya kehendak Allah bagi kita di masa
depan, ketika Ia meniadakan penderitaan dan memberikan kehidupan abadi kepada
semua sahabat-Nya, yaitu para penyembah-Nya.Mazmur 37:10, 11.
10
Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. Galatia 5:25Ada
banyak alasan mengapa Roh Kudus tinggal di dalam hidup orang percaya. Pertama, setiap
orang percaya dan lahir baru disebut Bait Allah, artinya Roh Kudus tinggal dalam Bait-Nya
(1 Kor. 6:19). Kedua, setiap orang percaya adalah milik Allah dan tanda sahnya atau
meterainya adalah Roh Kudus (Ef. 1:13-14). Kembali kedalam pembahasan tema di atas,
yakni Roma 5:25, konteks perikop ayat-ayat tersebut adalah Paulus yang mengajarkan
bahwa hidup itu dikuasai oleh keinginan daging dan keinginan Roh (Gal. 5:16-26), buah dan
tindakan hidup dalam keinginan daging adalah kebinasaan dan hidup yang dipimpin oleh
Roh akan melihat kemuliaan.Apa artinya hidup dipimpin oleh Roh Kudus? Artinya adalah
seluruh kehidupan diserahkan dan dikendalikan oleh pimpinan Roh Kudus. Seluruh
kehidupan seperti apa yang dimaksud yang perlu diserahkan?
Kehidupan itu berbicara mengenai hati, pikiran dan roh manusia. Pusat hidup manusia
dalam hatinya (Ams. 4:23), ide-ide muncul dan bertindak dari pikiran bahkan roh
manusia harus selalu diperbaharui setiap saat (2 Kor. 4:16-18). Inilah yang perlu
dipimpin, dikuasai dan dikendalikan oleh Roh Kudus, kalau tidak hidup akan sepenuh
hati, pikiran dan roh yang dikuasi oleh keinginan daging.
Kehidupan itu berbicara tentang tindakan. Tindakan setiap orang percaya harus
dikendalikan oleh Roh Kudus. Mengapa? Sebab lewat tindakan yang baik, Bapa akan
dipermuliakan (Mat. 5:13-15), jika hidup dikendalikan oleh daging, maka perbuat-
perbuatan gelaplah yang kita lakukan, demikian sebaliknya.
Kehidupan itu berbicara tentang keputusan dan perencanaan. Hidup kita selalu
diperhadapkan dengan keputusan dan perencanaan. Tidak sedikit orang yang salah
mengambil keputusan dan salah merencanakan sesuatu, akhirnya yang dituai adalah
kegagalan dan kekecewaan. Roh Kudus adalah Roh Allah dan Allah tidak pernah salah
dalam menyatakan, memimpin umatnya. Percayalah Allah tidak pernah sallah membawa
hidup Anda.
Oleh sebab itu Paulus berkata, Jika kamu hidup dalam Roh hendaklah dipimpin oleh Roh.
Bagaimana dengan Saudara? Siapa yang memimpin hidupmu? Karena kita ini anak-anak
Allah sepantasnya dipimpin oleh Roh Allah. Sehebat-hebatnya kita, pasti terbatas, serahkan
hidupmu kepada yang tak terbatas, yakni Roh Allah, maka engkau tidak akan menuai
kebinasaan dan pasti tidak akan pernah salah
11
2.4 Tanggung Jawab Orang Kristen
Menjadi serupa dengan Kristus tidak berarti kita kehilangan jati diri/kepribadian tetapi yang
mengalami perubahan adalah karakter kita. Pribadi adalah kita seutuhnya, kepribadian adalah
keunikan, ciri khas dan karakter lebih terkait dengan pertumbuhan kedewasaan. Jenis-jenis
karakter telah dijelaskan di dalam Matius 5 dan buah-buah roh. Karakter ini yang ingin Tuhan
kembangkan dan diubahkan semakin hari-semakin seperti Kristus. Pertumbuhan karakter ini
tidak bisa kita lakukan seorang diri, karena kita tidak akan mampu, kita butuh Roh Kudus, yang
adalah Roh Tuhan itu sendiri yang akan memampukan, menguatkan kita untuk bertumbuh ke
arah DIA. Langkah yang harus kita ambil adalah bertindak lebih dulu atau berbicara tentang
12
iman dan komitmen kita untuk bertumbuh dan kerja sama Roh Allah akan membuat
pertumbuhan ini berjalan ke arah Kristus.
Efesus 4 : 22-24 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus
menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah
diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Tiga hal yang harus kita lakukan untuk menjadi serupa dengan Kristus:
1. Menanggalkan manusia lama (ayat 22)
2. Diperbaharui dalam roh dan kebenaran (ayat 23)
3. Mengenakan manusia baru dengan karakter Kristus (ayat 24)
Kebanyakan dari kita ingin segala yang instan, tetapi pertumbuhan ini tidak berjalan cepat atau
instan, karena segala sesuatu yang instan tidak dapat bertahan lama. Pertumbuhan untuk serupa
dengan Kristus adalah proses progresif dan bertahap dari hari ke hari yang sangat tergantung
akan kedekatan yang kita bangun dengan pribadi Kristus itu sendiri, jika hari ini kita gagal maka
maju lagi, jika jatuh kita bangun lagi dan terus melanjutkan proses ini. Jangan pernah menyerah
karena kita disebut pemenang bukan karena kita tidak pernah gagal tetapi kita disebut pemenang
karena kita selalu bangkit dan bangkit kembali dan meneruskan sampai finis. Pertumbuhan ini
pun bergerak di segala hal (Efesus 4:15) tidak dibatasi akan hal rohani saja, tetapi segala aspek
kehidupan kita. Dan proses ini berlangsung sepanjang hidup kita sampai Tuhan datang untuk
yang kedua kalinya dan didapati olehNya bahwa pertumbuhan kita telah MAKSIMAL
dihadapanNya, yaitu kita telah menjadi serupa dengan Kristus Yesus.
BAB III
BERSIH BERSINAR
Hari Kedua
Kejadian 1:6-8
1:6 Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
15
1:7 Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu
dari air yang ada di atasnya.Dan jadilah demikian.
1:8 Lalu Allah menamai cakrawala itu langit.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua
Hari Ketiga
Kejadian 1:7-13
1:9 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu
tempat, sehingga kelihatan yang kering."Dan jadilah demikian.
1:10 Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut.Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
1:11 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-
tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji,
supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi."Dan jadilah demikian.
1:12 Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji
dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji.Allah melihat bahwa
semuanya itu baik.
1:13 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Hari Keempat
Kejadian 1:14-19
1:14 Berfirmanlah Allah:"Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan
siang dari malam.Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-
masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi."Dan
jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar
untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap.Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat
16
Hari Kelima
Kejadian 1:20-23
1:20 Berfirmanlah Allah:"Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup,dan hendaklah
burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala."
1:21 Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besardan segala jenis makhluk
hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air,dan segala jenis burung yang bersayap.Allah
melihat bahwa semuanya itu baik.
1:22 Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:"Berkembangbiaklah dan bertambah
banyaklah serta penuhilah air dalam laut,dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah
banyak."
1:23 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima
Hari Keenam
Kejadian 1:24-31; 2:1
1:24 Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup,
ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar."Dan jadilah demikian.
1:25 Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi.Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:26 Berfirmanlah Allah:"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita,supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:"Beranakcuculah dan
bertambah banyak;penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udaradan atas segala binatang yang merayap di bumi."
1:29 Berfirmanlah Allah:Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang
berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi
makananmu.
1:30 Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang
merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya."Dan jadilah demikian.
17
1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.Jadilah petang dan
jadilah pagi, itulah hari keenam.
2:1 Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
Hari Ketujuh
Kejadian 2:2-4
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya
itu,berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya,karena pada hari itulah Ia
berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:4(a) Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
D. Penciptaan Perempuan
Kejadian 2:8-17
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur;disitulah
ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi,yang menarik dan yang
baik untuk dimakan buahnya;dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu,serta pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu,dan dari situ sungai itu
terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama, namanya Pison,yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila,
tempat emas ada.
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras.
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon,yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah
Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris,yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan
sungai yang keempat ialah Efrat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itudan menempatkannya dalam taman Edenuntuk
mengusahakan dan memelihara taman itu.
19
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia:"Semua pohon dalam taman ini
boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan
buahnya,sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
Alkitab mengajarkan bahwa, semua manusia pada hakekatnya mati dalam pelanggaran-
pelanggaran dan dosa-dosa sehingga sama sekali tidak dapt menyenangkan Allah (Roma 8:7-8,
Efesus 2:1-2).Awal mulanya terjadi kematian dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa ini
adalah ketika manusia pertama Adam dan Hawa melanggar peraturan/hukum Allah. Manusia
jatuh dalam dosa. Kejatuhan manusia pertama mengakibatkan perubahan yang sangat drastis
dalam kehidupan mereka dan manusia pada umumnya. Kemuliaan Allah dalam diri manusia
sirna seketika. Ya, manusia jatuh total dan karenanya manusia tak berdaya untuk menyelamatkan
diri sendiri serta sama sekali tidak dapat berbuat sesuatu apapun yang dapat menyenangkan
Allah.
Penyebab Manusia Jatuh Kedalam Dosa
Ada empat oknum yang terlibat, yang menjadi penyebab kejatuhan manusia dalam dosa,
1. Lucifer
Dalam Alkitab (Yesaya 14:12) terjemahan bahasa Inggeris (KJV) kita temukan nama ini, dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan Bintang Timur, Putra Fajar. Dialah yang menjadi penyebab
utama kejatuhan manusia ke dalam dosa. Lucifer pada mulanya adalah malaekat suci, malaekat
mulia yang diciptakan oleh Allah. Namun akhirnya ia terbuang oleh karena pemberontakannya
kepada Allah. Yang membuat ia terbuang adalah karena ingin menjadi sama derajat dengan
Allah (Yesaya 14:12-14; Yeheskiel 28:11-19). Ia menjadi Setan, yang artinya adalah musuh
Allah dan manusia (Efesus 6:11-12), atau Iblis yang artinya adalah pendusta/bapa segala dusta
(Yohanes 8:44).
2. Ular
Oknum kedua menyebab kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah ular. Ular adalah ular bukan
Setan, tetapi dalam beberapa kasus di Alkitab ular menjadi lambang atau simbol Setan. Dalam
Kejadian 3:1-5, ular disebut sebagai binatang yang paling cerdik dari semua binatang yang
diciptakan Allah. Karena kecerdikannya ini maka ia diperalat oleh Setan. Ia menjadi pengantara
Setan yang licik untuk merusak kehidupan manusia yang suci.
20
3. Hawa
Hawa adalah manusia kedua yang diciptakan Allah. Ia diciptakan dari sebuah tulang rusuk
Adam. Diciptakan untuk menjadi penolong dan pendamping Adam untuk mengolah, menguasai
dan menaklukkan serta memenuhi bumi ini (Kejadian 2:21-25; 1:26-28; 2:18). Dalam Kejadian
3:6, ia terpedaya dan terpikat oleh janji muluk Lucifer yang mengumpat dan memutar balikkan
Firman Allah. Ia termakan oleh tipu rayuan gombal Setan dengan perantaraan Ular (2 Korintus
11:3; 1 Timotius 2:14).
4. Adam
Adam, masunia pertama yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupa-Nya. Kepadanya pada
mulanya Allah memberikan perintah dan peraturan yang sangat tegas, tetapi apa yang terjadi?
Tanpa bantahan dan penolakan, ia menerima dan menikmati buah yang dilarang oleh Allah untuk
dimakan (Kejadian 3:6,17; 2:16-17; Roma 5:12, 15, 17).
BAB IV
TERANG TERUS TERUS TERANG
Terang adalah suatu simbol yang sangat kuat untuk kebaikan dan kebenaran, disebut pada awal
kitab Kejadian 1:3, Berfimanlah Allah: Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Dan pada akhir
kitab Wahyu 22:5, Malam pun tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya
lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan
memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Oleh sebab itu, Mazmur 119:105 mengatakan,
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Sedangkan menurut Yohanes 1:1,
Firman itu adalah Allah , yang telah menjadi manusia, yaitu Anak Tunggal Bapa, Yohanes 1:14.
Nubuatan
Dalam Kisah Para Rasul 26:23, Mesias telah dinubuatkan akan memberitakan
terang kepada bangsa-bangsa, lebih kurang pada tahun 760 sM (Yesaya 42:6, 49:6).
Sedangkan Kejadian 1:3-5, 14-18 adalah terang alamiah, ciptaan lama Allah, yang
merupakan gambaran Yesus di Perjanjian Baru, yaitu terang yang sesungguhnya
(alethinos, benar, sejati), yang menerangi (photizo, memberi penerangan [di dalam hati])
setiap manusia, Yohanes 1:9.
Kedatangan Yohanes Pembaptis yang diutus (diutus dengan amanat khusus) oleh
Allah sebagai saksi untuk bersaksi tentang terang itu, supaya melalui dia semua orang
menjadi percaya. Ia sendiri bukan terang itu, tetapi ia harus bersaksi tentang terang itu,
1:6-8.
24
Suatu Paradoks
Yohanes 3:19-21 mengatakan, Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan (skotos, dosa, kejahatan) daripada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat (phaulos, buruk, salah, busuk). Sebab siapa saja yang
berbuat jahat (prasoo, bertindak; berada dalam keadaan; mengerjakan; kebiasaan
melakukan kejahatan), membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya
perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak; tetapi siapa saja yang melakukan
yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-
perbuatannya dilakukan dalam Allah.
Kata Ibrani ohr dan kata Yunani fos memaksudkan sesuatu yang terpancar dari benda
yang bersinar, seperti pelita (Yer 25:10) atau matahari; juga lawan kegelapan, secara
harfiah dan kiasan. (Yes 5:20; Yoh 11:10, 11) Pada umumnya diyakini bahwa cahaya
terdiri dari partikel-partikel energi yang mempunyai sifat-sifat gelombang. Akan tetapi,
sampai hari ini manusia belum bisa memberikan jawaban lengkap atas pertanyaan yang
dikemukakan lebih dari tiga milenium yang lalu oleh sang Pencipta terang, Di manakah
jalan tempat terang menyebar?Ayb 38:24.
Cahaya matahari merupakan kombinasi banyak warna dan setiap warna mempunyai
panjang gelombang yang berbeda. Warna sebuah benda ditentukan oleh bagian mana dari
cahaya yang dipantulkan permukaan benda itu. Jadi, cahaya menyajikan warna-warni
yang sedap dipandang mata. Cahaya juga vital bagi kelangsungan kehidupan di bumi
tanaman, hewan, dan manusia.
Terang dan Putra Allah. Sejak kebangkitan dan kenaikannya ke surga, Kristus Yesus,
Raja atas mereka yang memerintah sebagai raja dan Tuan atas mereka yang memerintah
sebagai tuan, tinggal dalam terang yang tidak terhampiri. Terang itu begitu gemilang
sehingga mustahil bagi mata manusia yang lemah untuk melihat dia. (1Tim 6:15, 16)
Seorang pria, Saul (Paulus) dari Tarsus yang menindas para pengikut Yesus, bahkan
menjadi buta karena cahaya dari langit yang ia lihat sewaktu Putra Allah yang telah
dimuliakan menyingkapkan dirinya kepada dia.Kis 9:3-8; 22:6-11.
Akan ada masa, Tuhan Yesus memerintah sebagai raja selama 1000 tahun di muka bumi ini,
namun hanya sedikit umat kristiani yang memperhatikannya dengan hidup terjaga. Jika
dipertanyakan mengapa hanya sedikit? Karena sebagian besar orang kristen lebih menyukai
mimpi di dalam tidur lelapnya memikirkan kehidupan makmur pada masa kini, dari pada
menjadi berjaya di kemudian hari bersama Tuhan.Cerita tentang pemerintahan Tuhan Yesus,
bukanlah kisah dongeng sebagai pengantar tidur manusia. Masa itu merupakan awal dari zaman
baru. Barang siapa yang dapat masuk pada masa itu, akan memperoleh hak untuk hidup kekal
dirinya tidak akan mengalami kematian yang ke dua (neraka).
Di kitab Wahyu tertulis demikian;
26
Lalu aku melihat tahta-tahta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan
kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus dank arena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu
dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka dan mereka
hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu
tahun. TETAPI ORANG-ORANG MATI YANG LAIN TIDAK BANGKIT SEBELUM
BERAKHIR MASA YANG SERIBU TAHUN INI, INILAH KEBANGKITAN PERTAMA.
Berbahagialah dan KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam KEBANGKITAN
PERTAMA itu. KEMATIAN yang KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan
menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama
dengan Dia, seribu tahun lamanya. (Wahyu 20:4-6).
Oleh sebab itu, bagi orang percaya yang tidak mau mengalami kematian yang ke dua (Neraka),
sudah sepantasnya ia memiliki tiket untuk dapat masuk ke dalam kehidupan di masa seribu tahun
itu. Tiket yang dimaksud disini adalah kehidupan yang KUDUS, sama seperti Kristus.
Berbahagialah dan KUDUS-LAH ia, yang mendapat bagian dalam KEBANGKITAN
PERTAMA itu. KEMATIAN yang KEDUA tidak berkuasa lagi atas mereka.Yang menjadi
pemikiran kita sekarang, bagaimana menjadi kudus?Sebelum menggali lebih jauh, bagaimana
menjadi kudus! Sebaiknya kita telusuri terlebih dahulu letak kekudusan itu ada dimananya dari
manusia? Ada tertulis;Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu. Karena itu perhatikanlah supaya terang
yang ada padamu jangan menjadi kegelapan. Jika seluruh tubuhmu terang dan tidak ada bagian
yang gelap, maka seluruhnya akan terang, sama seperti apabila pelita menerangi engkau dengan
cahayanya. (Lukas 11:33-36).
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah Garam Dan Terang"penulis menyimpulkan bahwa"hendaknya kamu memberikan
teladan kepada dunia dengan membagikan kasih Kristus kepada sesama manusia, supaya mereka
yang melihat perbuatanmu memuliakan Bapamu di sorga".
5.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan