Anda di halaman 1dari 128

Perencanaan Bangunan Gedung:

Sistim Struktur

Pio Ranapa Tua Naibaho


1 Pendahuluan

Structural system: assemble komplek tiga dimensi dari berbagai


kombinasi dari structural members/elements yang saling
diinterkoneksikan, dapat berupa diskrit member atau kontinum.

Structural members:
• Kolom: 3/D beam/column element
• Balok: 3/D beam element
• Slab: Shell atau plate bending element,
Rigid atau flexible
• Dinding Geser: Shell atau membran element
• Bracing: 3/D beam/column atau 3/D truss element
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pemilihan sistim struktur
yang tepat:

Owner
Architect

Building
Structural
Systems M/E/A
Engineers

Structural
Engineer Contractors
Owner:
Penggunaan ruang/volume yang paling optimum
Kenyamanan dan kepuasan penyewa
Biaya awal, assuransi, energy, maintenance cost minimal.
Architect:
Memenuhi fungsional dan estetika.
M/E/A Engineers:
Memenuhi kebutuhan khusus
Contractor:
Sesuai dengan penguasaan teknologi dan kemampuan spesialisnya.
Structural Engineer:
Dapat dikerjakan, penggunaan material yang tersedia dan
teknologi yang effisien.
Fungsi utama: memikul secara effective dan aman semua beban
yang bekerja pada bangunan, dan mentransfernya ke fondasi.

Dengan demikian sistim struktur berfungsi:


1. Memikul beban vertical dynamik dan statik;
2. Memikul beban horizontal akibat angin dan effek gempa;
3. Menahan tegangan akibat tempratur dan shrinkage;
4. Menahan beban blast eksternal dan internal dan beban impact;
5. Menahan dan membantu meredam getaran dan effek fatigue.
Struktural sistim harus memenuhi beberapa konstraint:

1. Harus konform dengan persyaratan arsitektural dan pemilik


atau user atau keduanya;
2. Ia berinteraksi dengan dan memberikan fasilitas penyelesaian
sistim service seperti heating, ventilasi, dan air conditioning,
transport horizontal dan vertikal, dan sistim elektrikal dan
mekanikal;
3. Memberikan fasilitas terhadap ereksi yang sederhanan, cepat;
4. Tahan terhadap api (kebakaran);
5. Memungkinkan bangunan, fondasi, dan tanah berinterksi
secara baik;
6. Ekonomis.
Beberapa subsistim dari sistim struktur:

1. Sistim lantai (floor systems);


2. Sistim penahan beban vertikal;
3. Sistim penahan beban horizontal;
4. Structural joints
5. Sistim enersi dissipasi.
3 Sistim Penahan gaya lateral
3.1 Pendahuluan

Perlunya sistim penahan lateral yang optimum pada bangunan


tinggi:

(1) Mangkin tinggi struktur makin penting sistim penahan beban


lateral, beban lateral umumnya akibat angin dan gempa,
menimbulkan lateral deformasi yang akan memperbesar gaya
dalam (momen) pada kolom akibat P- effect;
(2) Distribusi biaya struktur:
(3) Berat struktur per m2 floor terhadap jumlah tingkat
Distribusi Biaya Bangunan:
Berat floor dalam lbs/sq. ft terhadap jumlah tingkat:
Type lateral resisting elements:

(1) Moment resisting frames

(2) Braced frames

(3) Shear walls


Lokasi penempatan lateral resisting elements:
(1) Eksterior (perimeter)
(2) Interior
(3) Core
Exterior frame

Core wall

Interior frame

Exterior wall
Interior frame Interior wall
Building Plan - Structural elements
3.2 Moment resisting frames
Moment resisting frame terdiri dari elemen-elemen horizontal
(balok) dan elemen-elemen vertical (kolom) yang disambung
secara kaku satu sama lain dalam bentuk grid bidang yang
menahan beban lateral terutama melalui kekakuan lentur dari
member.

Lateral deformasi dari frame sebagian adalah akibat frame racking


(kira-kira 80-90%), yang disebut sebagai shear sway, dan sebagian
lagi akibat perpanjangan dan perpendekan kolom (10-20%), yang
disebut sebgai chord drift.

Joint: Rigid joints


Semi rigid joints (untuk low rise buildings)
Deformasi akibat beban lateral:

Deformasi:

Perilaku frame:
Faktor yang mempengaruhi Strength dan stiffness frames:

(a) Proporsional terhadap dimensi balok dan kolom dan rigidity


dari sambungan;
(b) Berbanding terbalik terhadap tinggi tingkat dan spacing kolom
(bentang balok).

Lokasi moment resisting frames:

(a) internal;
(b) eksternal
Kekurangan sebagai interior frames:

(a) Membatasi ruangan;


(b) Bentang panjang: tinggi balok/girder terbatas
(c) Dapat menambah tinggi tingkat.

Kelebihan sebagai eksterior frames:

(a) Tidak membatasi penggunaan ruangan;


(b) Jika digunakan closely spaced column dan deep spandrel
beams, dapat meningkatkan stiffness frames.
(c) Dapat mengurangi tinggi tingkat.
Concrete moment resisting frames:

Cast in place frames: Monolithic joints

(a) Beam and column frames


(b) Flat slab dan column frames
(c) Slab and bearing walls

Precast frames
Moment resistant frames

Beams and columns

Slab and column

Slab and wall


Steel moment resisting frames:

Balok dan kolom: Rolled steel shape, wide flanges

WF C Box Plate Truss

Moment resisting frame efficient for not more than 20-30


Stories in height, because lateral resistance derived primary
through flexure of its members
Steel quantity versus height for frame systems:
Sambungan:

(a) Rivet
(b) Bolts
(c) Welding

Umumnya sekarang digunakan: HTB dan welding.

Connection ------ Full moment capacity dari balok


Moment resisting frame connection types:
Connection types of steel moment resisting frames:

• Fully rigid bolted connection


• Fully rigid welded connection: strength, ductility, reliability
• Semi rigid connection: easier to construct, more cost-effective,
but their performance characteristics limit their use to low rise
building
Fabrikasi frame baja:
Rigid Connections for a moment resisting
frame:
Moment and forces acting on the panel zone
for a ductile moment resisting frame:
Typical damage in welded flange and bolted web
beam-to-column connection (Northridge Earthquake)
Example of fractured beam bottom flange in which a
crack originated at the un welded gap between the
edge of the backup bar and column flange:
Strengthening Strategies:
Reduced beam-section design:
Kolom dan balok komposit:

Kolom

Balok
3.3 Braced Frames

Frame (balok + kolom) ---------------- Moment resisting frames

Diagonal Bracing ---------------- Axial stiffness

Braced Frames ------- 40 – 50 stories

------- Sistim yang effectives,


hight ratio of stiffness to material quantity
Braced frame geometry: Karakteristik ductility

(a) Concentric braced frames (CBF): axial forces, stiff dan low
ductility, digunakan didaerah seismic activity rendah;
(b) Eccentric braced frames (EBF): axis offset, flexural dan shear
forces, stiffness lebih rendah dibandingkan dengan CBF,
ductility bertambah.
Concentric braced frames:

X-Bracing Pratt-Bracing Diagonal-Bracing

K-Bracing V-Bracing Knee-Bracing


Perbandingan CBF:

(a) X bracing exhibit higher lateral stiffness-to-weight ratio


in comparison to K or V bracing
(b) X bracings create a short circuit in the column gravity
load transfer path as they absorb a portion of the column load
in proportion to their stiffness, This creates additional forces
both diagonal and horizontal members of X-bracing system
which need to be considered in system design.
Typical connection detail of CBF:
Behavior of a single story braced frame
having slender braces:
Hysteresis of an X-braced frame with slender
braces:
Improved chevron bracing configurations:
Eccentric braced frames:

Link

Link Link
shear +
Axis offset:  shear flexure
---------- + flexure actions
actions

Link: inelastic deformation


(yielding), before bracing buckle

Ductility
improvement
The shear and flexural action action caused by the axis offset
In the link beam improves ductility. Higher ductility through
Inelastic shear or bending action of the link beam make it
Desirable lateral system in the areas of high seismic activity.
Link

Typical EBFconnections
Ductility is measured by well-behaved hysteresis loop
and achieved through proper connection and member
design such that all modes of instabilities and brittle failures
are eliminates
Common EBF configurations:
Eccentrically braced frames:
3.4 Shear Walls

Shear wall type:

Bearing Wall Dengan Boundary Panel Wall


Element
Couple Shear wall:

(a) (b)
Modelisasi Couple shear wall:

Model Struktur

Elemen rigid
Tak terhingga

(a) (b)
Penulangan diagonal Couple beam:

1 2 (a)

(b)
M

Q (c)

Cb 1
Q
a
Potongan 1-1 (d)

Tb 1
Slitted concrete
shear wall

Steel plate shear wall


Lokasi:
Internal Walls:
Eksternal Walls:
Core Walls:
3.5 Combined Systems

Struktur real, kombinasi sistim penahan lateral:

 Moment Resisting Frames


 Bracing
 Shear Walls
Interaksi Frame-Shear Wall
Idealization for plane frame analysis:
Interaksi frame dan shear wall:
Tube Structures:
Tube structures merupakan three-dimensional space structures yang terdiri dari tiga,
empat, atau mungkin lebih frames, brace frames atau shear walls, disambung pada atau
dekat sisinya, membentuk:

Vertical tube like structures

Mampu menahan gaya lateral segala arah dengan bentuk cantilever


dari fondasinya

Shear flexibility kecil

Minimized shear lag

Seluruh element tube berpartisipasi dalam menahan gaya lateral:


Frame sisi: shear frame dan overturning resistance.
Frame tegak lurus gaya: overturning resistance.
Tube structural system:

Lokasi:
 Service core: elevators, tangga, mechanical rooms, shaft,
smoke shaft, toilets, janitor closets;
 Eksterior perimeters atau facade bangunan.
Konfigurasi:
1. Framed tubes: moment resisting frames, dengan jarak kolom
yang dekat (1-3 m) dan deep spandrel beam, untuk mereduksi
deformasi lentur dari balok dan kolom, seluruh perimeter framed
sebagai lataral resisting system. Shear lag disekitar sudut
diminimized dan ‘dinding’ bangunan tegaklurus gaya lateral
memberikan kontribusi yang besar terhadap over-all overturning
strength dan stiffness dari seluruh bangunan.
2. Braced tube: diagonal braced atau truss system tiga dimensi.
Sangat stiff karena hanya aksial deformasi dari member dan
tidak ada deformasi lentur.
3. Shear wall tubes: Tiga, empat atau lebih shear walls yang
disambung satu sama lain pada sisinya membentuk tubular
structures. Shear wall harus mempunyai penetrasi yang
minimum untuk pintu, jendela dan pekerjaan mekanikal.
Umumnya lebih stiff dari framed tube.
Tube structural systems:
Frame Tube structure:

Axial stress
Distribution
In square hollow
tube
Phenomena Shear lag:
Free-form tubular configurations:
The 43 story DeWitt-Chestnut apartment building in Chicago:
The World Trace Center New York:
The World Trace Center New York:
The World Trace Center New York:
Truss Tube System:

Diagonal bracing berfungsi:


- mereduksi shear lag
- menerima beban lateral
bersama-sama dengan tube
- meratakan beban vertikal ke
kolom
First International Building, Dallas,
Texas
Concrete Truss Tube:
Forces on Typical In-Fill Panel
Caused by lateral Loads:
Detail diagonal concrete truss
780 Third Avenue, NY
Multiple tube sistim:

Tube in tube: untuk bagunan tinggi yang langsing,


diperlukan lateral strength dan stiffness sebesar mungkin, interkasi
antara core shear wall dengan eksterior moment resisting frame.
Kombinasi antara kemampuan overturning resistant dari facade
frame dengan shear resistance capacity dari core shear wall,
menghasilakn sistim struktur yang sangat efficient.

Bundled tube: Bundled tube system terdiri dari sejumlah


tubular element di ikat satu sama lain meggunakan side frame
bersama. Dengan membundle tube, dimensi overall bangunan
bertambah, dengan demikian juga lateral stiffness dan stability
bertambah. Ketinggian masing-masing tubes dapat disesuikan
dengan ketinggian elevator. Dengan bundled tubes shear lag juga
menjadi diperkecil, meskipun dimensi overall struktur membesar.
Tube in tube systems
Tube in tube structure: Brunswick Building
Brunswick Building

Transfer Girder
NCNB Tower

Denah typical

Vierendeel action

Elevation
Lokasi ductile reinforced beams

Detail
Bundle Tube: Shear lag in two-celled and nine-celled tube
Bundle Tube: Sears Tower, Chicago
Core interaction structures: Core and outrigger systems

Pada sistim ini core tube dihubungkan dengan eksterior kolom


pada satu atau beberapa lokasi didalam bangunan dimana balok
atau cross-bracing tidak mengganggu. Prinsip dasarnya adalah
menggunakan core untuk memikul shear, tetapi menyiapkan
transfer gaya geser vertical dari core ke kolom luar, dengan
demikian membangun kapasitas overturning pada seluruh dimensi
bangunan. Sebagai tambahan terhadap pertambahan lateral strength
dan stiffness, dengan rigid connection dari core ke kolom luar juga
mereduksi problem sehubungan dengan perbedaan ekspansi dan
kontraksi berbeda antara kolom luar yang diekspose dengan
internal, core yang terkontrol tempraturnya.
Core Interaction Systems:
Core Interaction Systems:
Typical Outrigger Structure:
Typical Outrigger Structures with X-shape shear wall:
Miglin-Beitler Tower, Chicago

Typical floor framing plan


Tube structures consist of six major components:
(a) Concrete core wall: 0.91 m-0.46 m
(b) Structural steel composite floor
(c) The concrete fin columns
(d) The link beams: interconnect the four corner of the core to
the eight fin column at every floor
(f) Three two story deep outrigger wall: at 16th story, the 56th
story and 91st story
(g) The exterior vierendeel frames: horizontal spandrel beam
and two columns on the four sides of the building. These
vierendeel supplement the lateral forces resistance and also
improve thr torsional resistance. Gravity loads are transferred
out to the fin columns eliminating uplift forces.
The design wind pressure, The axial force distribution
shear and overturning in the fin columns
moment
Jin Mao Tower, Shanghai

Structural system elevation

Typical office floor framing plan


3.6 New structural concepts (1980)
Struktur bangunan tinggi yang dibangun sampai saat ini dengan
ketinggian 460 m atau 1500 ft, sistim struktur yang dipakai saat
ini teruji memadai dan ekonomis. Akan tetapi, untuk struktur
generasi kedepan akan lebih tinggi dari 460 m. Dengan bertambah
tinggi, beban tidak biasa dari alam (angin, gempa, fire, dan blast),
akan mempunyai tendesi mendominasi sistim struktur, dan new
structural consept diperlukan. Untuk manuasia yang menghuni
bagunan tinggi tersebut, gerakan bangunan akibat berbagai effek
lingkungan tersebut harus dikontrol dalam batas tertentu. Demikian
juga strength dan stiffness tetap harus memenuhi.
Juga, pada bangunan tinggi tersebut, akses ke elevator, tangga, dan
utilitas harus terjamin, dan dalam kebanyakan kasus, akses ke
jendela juga diperlukan. Untuk itu plan dimension dari bangunan
kira-kira 60 m (200 ft). Jika plan dimension terbatas dan tinggi
bertambah, maka kelangsingan akan bertambah melebihi 7
berbanding 1, diperlukan peningkatan secara dramatic damping
atau ductility untuk mendissipasi energy angin atau gempa. Twin
building WTC mempunyai rasio tinggi terhadap lebar 7 terhadap 1,
dianggap sebagai border line dipandang dari segi performance,
memerlukan 20.000 buah viscoelastic dampers untuk mereduksi
dynamic exitation dari angin sampai dengan batas toleransi.
Tanpa penambahan yang substansial dari energy dissipasi,
kelihatan effective plan dimensi harus ditambah jika bangunan
sangat tinggi akan dibangun. Tiga konsep mungkin dapat diterima
untuk yaitu: (1) Megastructures; (2) Cellular structures; dan
(3) Bridged structures.
Mega-structures:

Sebagai akibat urbanisasi, berbagai type human aktiviti


digabungkan dalam satu bangunan tinggi, seperti bussines dan
private living ditambah lagi perdangan, manufaktur, storage dan
parkir.
Living

Bussiness

H
Institusional

Merchandising

Manufacture

Megastrucure
Mega Structure: John Hancock Center
Mega Structure: Olympia Centre
Mega Space Frame Structure System:
Bank of China Tower
Cellular structures:
Dimensi struktur diperbesar dan perimeter luar tanpa menambah
luas lantai dengan membuat lantai hollow, berbagai bentuk dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Bridged structures:
Tahanan guling effective dapat ditambah dengan menggunakan dua
atau lebih bangunan shaft langsing dihubungkan satu sama lain pada
satu atau lebih level dengan jembatan (bridges). Dengan demikian
beberapa level berbeda digunakan akses service, circulasi vehicular,
siskulasi pedestrian, ruang publik untuk taman dan rekreasi. Struktur
bridge dapat berupa struktur stiff, tubular structures, dihubungkan
dengan struktur tubular vertical. Dan dapat juga struktur gantung dan
cable stay dalam arah lateral.

Struktur bridge dapat juga berfungsi sebagai energy dissipator.


Bridged Structures:
Bridged Structures:
3.7 Sistim struktur masa depan (1995)

 Penggunaan komposit
 Hight strength concrete untuk super column
 Bracing atau core walls untuk penahan lateral
 Penggunaan baja mutu tinggi
 Penggunaan lebih luas core dan outriggers syetem
 Penggunaan passive dan active damping
 Penggunaan conical shell structures
• Penggunaan analytical tools yang lebih baik dan testing
fasilities
4 Sistim Energy dissipasi

Semua energy yang dikerjakan pada struktur akibat angin, blast,


gempa, atau mesin pada akhirnya dissipasi oleh gaya damping.
Batas damping dan secara progressive mengurangi deformasi dan
percepatan yang diakibatkan oleh vibrasi. Enersi dissipasi alamiah
dari material struktur dapat membentu dan secara esensi dapat
ditambah secara artificials.
1. Natural Damping of structural materials

2. Plasticity of structural materials

3. Highly absorbent structural systems

Redundant systems
Combined systems
Bridged systems

4. Artificially increased damping

5. Advanced foundation design

6. Aerodynamic provisions
Energy dissipating structure:
Base isolation:
Type of steel and concrete structures:
Type of steel structures:
Type of concrete structures:
5 Referensi:

(1) _______________________, Tall Building: System and Concepts,


Monograph on Planning and Design of Tall Buildings, Volume SC, Council
on Tall Buildings and Urban Habitat, ASCE, New York, 1980.
(2) Bungale S. Taranath, Structural Analysis and Design of Tall Buildings,
McGraw-Hill Book Company, New York, 1988.
(3) _______________________, Structural Systems for Tall Buildings,
Monograph on Planning and Design of Tall Buildings, Council on Tall
Buildings and Urban Habitat, McGraw-Hill International Editions,
New York, 1995.
(4) Robert D. Hanson and Tsu T. Song, Seismic Design with Supplemental
Energy Dissipation Device, ERRI, 2001.
(5) Wolfgang Schueller, High-rise Building Structures, John Wiley & Sons,
Inc., 1977, New York.

Anda mungkin juga menyukai