Anda di halaman 1dari 45

A.

PENDAHULUAN
I. DIFINISI :
Pelaksanaan pekerjaan meliputi semua kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dalam transformasi
Gambar-Gambar dan RKS-nya dalam suatu
proses untuk mewujudkan kedalam bentuk yang
nyata berupa Fisik Bangunan dilapangan atau
lokasi.
 MPK = Metode Konstruksi
 MPK = Suatu proses perwujudan dari gambar
rencana menjadi wujud nyata suatu
konstruksi bangunan yang lazim dilaku-
kan secara bertahap.
 MPK = Salah satu faktor sumber daya pembangunan
pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
dalam industri konstruksi.

II. BIDANG KONSTRUKSI :


A. TUJUAN :
Tujuan utama Manajemen Proyek ada 6
sasaran yaitu :

1. Progres dan penyelesaian proyek agar


sesuai dengan anggaran dan target
waktu pelaksanaannya.
.
2. Pelaksanaan yang efisien dan peningkatan
kualitas.
3. Penyerahan kekuasaan / wewenang .
4. Keadaan pekerjaan yang aman dan
memuaskan
5. Penanganan hubungan kerja sedemikian
rupa sehingga tercipta suasana motivasi
6. Tercipta organisasi secara team.

B. INDUSTRI JASA KONSTRUKSI


Lingkup kerja jasa industri ada 2 bidang
industri yaitu :
- Bidang Industri Konstruksi :
Produk yang dihasilkan dipergunakan .
dimanfaatkan ditempat ia dibuat.
- Bidang Industri Manufacturing :
Produk dibuat disuatu tempat tertentu
(pabrik) dan kemudian diangkut / dibawa
ketempat dimana ia diperlukan /
digunakan.

Lingkup kerja jasa konstruksi sangat


beragam secara garis besar meliputi :
 Bangunan Gedung : - Perkantoran. - Rumah Sakit
- Perhotelan. - Pabrik.
- Apartemen. - Work Shop.
- Plaza / Mall. - Dll.

 Prasarana dan Transportasi : - Jalan.


- Jembatan.
- Landasan Terbang.
- Dermaga. -Dll.

 Pengairan : - Saluran Irigasi.


- Bendungan.

 Berbagai Bangunan Fisik Lainnya.


C. LINGKUP KEGIATAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN SUATU PROYEK TERDIRI :

- TAHAP PERTAMA :
Preliminary Engineering Studies, untuk merumukan
Studi Kelayakan dan Scope Proyek yang dapat diukur
terhadap kebutuhan umum atau keuntungan-keuntungan
tertentu.

-TAHAP KEDUA :
Engineering Design, mempersiapkan gambar - gambar
rencana dan Rencana Kerja dan Syaratnya .



-TAHAP KETIGA :
Construction, Permulaan pelaksanaan dan
kelanjutan sampai selesainya pelaksanaan
pekerjaan konstruksi bangunan itu.

D. DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI ADA 3


BIDANG KONSTRUKSI :

1. BUILDING CONSTRUCTION
Pelaksanaan pekerjaan Gedung dan perumahan

2. INDUSTRIAL PROJECT
Pelaksanaan pekerjaan Pabrik dan Plant Equipment.

3. CIVIL ENGINEERING WORKS


Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Teknik Sipil
seperti Jalan, Jembatan, Bendungan, Pelabuhan,
Reklamasi, Irigasi dan lain sebagainya.
E. SUMBER DAYA PEMBANGUNAN KONSTRUKSI :
Komponen sumber daya pembangunan dalam
industri konstruksi / proyek konstruksi ada 5
komponen (5 M) yaitu :
1. Tenaga kerja (Man)

2. Bahan/Material (Materials)
3. Peralatan (Mechines)

4. Metode/Pengelolaan (Methods)

5. Dana/Uang (Moneys)
 DALAM BAHASA EKONOMI SUMBER
DAYA / FAKTOR TERDIRI :
1. Tenaga Kerja (Man)
2. Bahan/Material (Materials)
3. Peralatan (Mechines)
Disebut : FAKTOR PRODUKSI
(PRODUCTION FACTOR)
 DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI
SUMBER DAYA / FAKTOR TERDIRI :
1. Tenaga Kerja (Man)
2. Bahan/Material (Materials)
3. Peralatan (Mechines)
4. Metode/Sistim (Methods)
5. Dana/Uang (Moneys)
DISEBUT : SUMBER DAYA (RESOURCES)
 METODE KONSTRUKSI
(Construction Methods)
 Merupakan salah satu komponen sumber daya
dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan
konstruksi.

 Merupakan alat/sistim transformasi dari gambar-


gambar rencana dan RKSnya menjadi wujud fisik
bangunan.

 Merupakan salah satu faktor yang penting dalam


pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
dalam Manajemen Proyek.
III. JENIS PELAKSANAAN PEKERJAAN DALAM
PEKERJAAN KONSTRUKSI
A.GOLONGAN PEKERJAAN INDUSTRI
KONSTRUKSI

MENURUT JENIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


DAPAT DIBAGI DALAM 3 GOLONGAN YAITU :

1. TYPICAL CONSTRUCTION WORKS


Yaitu pekerjaan-pekerjaan yang lazimnya
terdapat pada setiap pekerjaan konstruksi
(Construction Works).
2. HEAVY CONSTRUCTION WORKS
Yaitu pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang mempergunakan banyak Alat-Alat
Berat.

3. MARINE WORKS
Yaitu pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan diatas dan atau dibawah
permukaan air, terutama proyek-proyek
pelabuhan.
B. KATAGORI PEKERJAAN-PEKERJAAN
YANG TERDAPAT DALAM GOLONGAN
YAITU :
1. Typical Construction Works :
- Sumur Kerja (Bouwfort)
- Ruang Kerja Sub-Structure(Basement)
- Galian Pondasi
- Pondasi-Pondasi
- Cofferdams
- Dan lain-lain.
2. Heavy Construction Works :
- Jalan dan Jembatan
- Gedung-Gedung
- Land Clearing
- Pabrik-Pabrik
- Irigasi dan Bendungan
- Lapangan Terbang
- Dan lain-lain.
3. MARINE WORKS :
- Pelabuhan
- Pengerukan
- Reklamasi Pantai
- Bendungan Penahan Gelombang
- Dan lain-lain.
IV. PENGENALAN DAN PERKEMBANGAN
METODE KONSTRUKSI

A. PENGENALAN METODE KONSTRUKSI


 Aspek teknologi sangat berperan dalam
suatu proyek konstruksi. Umumnya
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan
dalam metode-metode pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.

 Penggunaan metode yang tepat, praktis


dan aman sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan proyek konstruksi.
sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.

 Penerapan metode pelaksanaan konstruksi


yang sesuai kondisi lapangan akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek
konstruksi bersangkutan.

 Penerapan metode pelaksanaan konstruksi


selain terkait erat sekali dengan kondisi
lapangan, juga tergantung jenis pekerjaan.
 Didalam menetapkan sesuatu metode
pelaksanaan konstruksi terlebih dulu perlu
dikuasai pengetahuan tentang Metode-
Metode Dasar bagi pelaksanaan suatu
konstruksi.

 Dengan mempergunakan dasar-dasar


teknik dan analisa didalam kegiatan-
kegiatan konstruksi akan didapat suatu
metode pelaksanaan yang tepat dengan
sasaran peningkatan kualitas dan biaya
yang rendah.
Sedangkan untuk memperoleh suatu
metode pelaksanaan konstruksi yang
efisien dan efektif serta competitive perlu
dimiliki perkembangan dalam bidang
teknologi dari bidang konstruksi.

Jadi kesimpulan disini bahwa setiap


konstruksi harus terlebih dulu dibuat
suatu perencanaan pelaksanaan
konstruksi yang pada garis besarnya
terdiri :
 METODE PELAKSANAAN
KONSTRUKSI TERMASUK SELEKSI
PERALATAN.

 SKEDUL KONSTRUKSI.

 PERSYARATAN TERHADAP SUMBER


DAYA.

 JOB LAY-OUT LOKASI PEKERJAAN.


B. PERKEMBANGAN METODE
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
 Sejalan dengan perkembangan akan
teknologi dan ilmu pengetahuan di
negara berkembang, semakin dirasakan
bahwa teknik-teknik konstruksi semakin
kompleks serta kesulitan dalam me-
menage jenis-jenis pekerjaan yang
semakin kompleks untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan struktural maupun
teknis pelaksanaannya.
 Dengan perkembangan pada saat ini, dimana
kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan
proyek konstruksi terpecah (terbagi-bagi)
dalam berbagai spesialisasi dan fungsi
keteknikan termasuk didalamnya antara lain
dalam aspek : STRUKTUR, ARSITEKTUR,
MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN INTERIOR
yang pembangunannya diikut sertakan
KONTRAKTOR KHUSUS /SUB-KONTRAKTOR,
KONTRAKTOR UTAMA BERGERAK SEBAGAI
KOORDINATOR / SUPERVISI seluruh kegiatan.
 Perkembangan metode pelaksanaan
konstruksi yang ada di Barat tidak begitu
saja dapat diterapkan di Indonesia, hal ini
disebabkan karena kondisi di Indonesia
mempunyai karakteristik - karakteristik
tertentu.

 Maka untuk memilih suatu sistim yang


paling tepat, masih diperlukan studi
yang lebih mendalam disertai dengan
perbandingan dalam banyak hal
disesuaikan kondisi di Indonesia.
Seorang Pelaksana Fisik (Kontraktor)
yang tidak memiliki informasi-informasi
dan pengetahuan terbaru perihal
teknologi konstruksi dan metode-metode
terbaru akan mengalami bahwa
competitor-competitor nya dapat under
bidding terhadap-terhadap nya.
 Merupakan tantangan bagi para teknisi di
Indonesia untuk mengikuti kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai dinegara-
negara yang telah lebih dulu berkembang.

Dari hal tersebut diatas telah menunjukan


bahwa pada dasarnya perkembangan-
perkembangan metode baru pada dewasa
ini dapat diterima dengan baik, bahkan
makin terasa kebutuhan sejalan dengan
perencanaan proyek-proyek besar.
V. GAMBARAN UMUM PROSES KONSTRUKSI
A. LINGKUP KEGIATAN PROSES KONSTRUKSI
Rangkaian kegiatan yang dilakukan
dalam proses konstruksi (pembangunan)
yang lebih populer diistilahkan dalam
Manajemen Proyek dengan sebutan

“ S I D C O M “ yang terdiri dari :

> SI = SURVEY AND INVESTIGATION


Yang merupakan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan
dilapangan berupa kegiatan :
- SURVEY
- OBSERVASI
- INVESTIGASI
- PENGUKURAN
- DAN LAIN-LAIN

> D = DESIGN
Yang merupakan kegiatan kegiatan
Perencanaan Teknik dokumen
proyek yang berupa seperti :
- GAMBAR RENCANA DENGAN DETAIL
(Detail Engineering Design)

- RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(Bestek / Spesification)

- DAFTAR KUANTITAS/VOLUME
PEKERJAAN (Bill of Quantity)

- RENCANA ANGGARAN BIAYA


(Cost Estimate/Engineering Estimate)
> O = OPERATION
Yang merupakan kegiatan-kegiatan
Paska Konstruksi dalam penggunaan
/pemanfaatan bangunan sesuai
fungsinya.

> M = MAINTENANCE
Yang merupakan kegiatan-kegiatan
Pemeliharaan Fisik untuk menjaga
bangunan agar dapat berfungsi dengan
baik (operasional) sesuai umur
kegunaannya.
B. PENERAPAN METODE PELAKSANAAN
KONSTRUKSI

1. PERENCANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN

> Seperti telah diuraikan diatas didalam


pelaksanaan pekerjaan sesuatu bangunan
apapun juga selalu terlebih dulu harus di-
buat suatu perencanaan metode dan
teknik pelaksanaan pekerjaannya.

> Dimana pada umumnya setiap pelaksanaan


proyek baru adalah tidak sama dengan proyek
lalu dan lazimnya produk yang dihasilkan dari
kegiatan konstruksi bersifat complicated yang
umumnya berlainan dengan aspek desain
1. LANGKAH-LANGKAH DASAR :

Langkah-langkah dasar dapat diambil


dalam mencapai dasar perencanaan per-
siapan pelaksanaan konstruksi.

> PEMILIHAN KOMBINASI TERTENTU ANTARA


KERTIGA FAKTOR/SUMBER DAYA UTAMA
(TENAGA KERJA, ALAT DAN BAHAN).

> PERHATIAN TERHADAP PERKEMBANGAN


DIDALAM TEKNIK DAN TEKNOLOGI

> BERFIKIR SECARA RASIONAL.


> PERBANDINGAN KUANTITATIF ALAT-ALAT
BESAR DENGAN PADAT KARYA.

> PERHATIAN TERHADAP KUANTITAS, KUALI-


TAS BAHAN DAN PEKERJAAN.

> PERLU KERJASAMA DAN HUBUNGAN YANG


BAIK ANTARA PEMILIK, PERENCANAAN DAN
PELAKSANA FISIK.
2. AZAS PERENCANAAN PERSIAPAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI :

> PLANNING (MERENCANAKAN)


Adalah suatu proses pemilihan dan penetapan
suatu metode dan teknik pelaksanaan konstruksi
tertentu beserta tata kerja pelaksanaan untuk
suatu proyek dari beberapa cara yang mungkin
dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan itu,
lengkap dengan perumusan dan semua kegiatan
yang perlu dilakukan untuk mengerjakan dan
menyelesaikan pekerjaan yang dimaksud.
> SCHEDULING (PENJADWALAN)
Adalah penentuan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan masing-masing
kegiatan pelaksanaan (operasi dan proses)
dimana kumpulan dari waktu-waktu pelak-
sanaan itu merupakan jumlah waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang dimaksud.
3. KEGIATAN-KEGIATAN PERENCANAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI:

Kegiatan perencanaan persiapan pelaksana


an dimulai dengan pembuatan apresiasi,
yaitu merumuskan situasi dan kondisi, de-
ngan berfikir secara logika, serta bertahap
secara spesifik dan urutan yang teratur :

> TAHAP I : Terdiri dari merumuskan


maksud-maksud yang fundamental
kemudian diadakan inventarisasi
dari semua faktor yang mungkin
timbul didalam melaksanakan
pekerjaan itu.
> TAHAP II : Selanjutnya berdasarkan
faktor-faktor itu ditentukan cara
cara yang mungkin dapat diper-
gunakan untuk melaksanakan
maksud-maksud tersebut.

> TAHAP III : Setelah itu diadakan pengujian


terhadap setiap cara yang feasibel
didalam segi untung-rugi nya dan
mudah sukarnya masing-masing
cara dengan memperhitungkan
semua faktor-faktor yang berlaku.
TAHAP IV : Kemudian setelah selesainya
pengujian-pengujian tersebut
diatas, diambil cara yang terbaik
dan itulah yang menjadi Rencana
Pelaksanaan Konstruksi.

Perencanaan konstruksi ini akan sangat


banyak mempengaruhi jalannya pelaksanaan
pembangunan suatu proyek konstruksi,
karena hal ini merupakan suatu cara untuk
memecahkan/mengatasi masalah pokok
yang akan terjadi pada saat pelaksanaan
semua kegiatan proyek, sumber-sumber serta
waktu untuk proyek tersebut.
Untuk memperoleh perencanaan untuk pelaksanaan
konstruksi yang tepat guna dan kalkulasi biaya yang
cukup teliti, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan ter-
dibawah ini :
> mempelajari secara mendalam semua gambar-
gambar dan RKS nya serta kondisi-kondisi yang
tertera didalam kontrak. Agar dengan demikian
dikuasai dengan betul-betul sifat dan persyaratan
serta detail-detail dari pekerjaan yang akan diker-
jakan tersebut.

> Mempelajari Bill of Quantities terhadap gambar-


gambar yang bersangkutan.
> Setelah tercapainya langkah yang kesatu dan
kedua tersebut diatas ini, kini telah menjadi familiar
dengan proyek. Maka sekarang dapat dibuat
appresiasi secara tertulis dan kemungkinan-
kemungkinan metode dan teknik pelaksanaan
beserta prosedurnya dengan semua alternatifnya.

> Kunjungan ke lapangan/lokasi pekerjaan, setelah


adanya pra perencanaan dan program pelaksanaan
sementara beserta lay-out pekerjaan dengan
syarat-syaratnya setelah mengetahui semua masalah
dari proyek, kunjungan ke lapangan akan menjadi
bermanfaat.
Dimana di lapangan dilakukan studi tentang :

- TOPOGRAFI.
- GEOLOGI.
- IKLIM.
- FAKTOT-FAKTOR LAIN.

Akhirnya, di lapangan harus diadakan keputusan


tentang alternatif-alternatif metode dan teknik
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan sementara.

> Sekembalinya dari kunjungan ke lapangan, appresiasi


tertulis tersebut dalam kegiatan terdahulu dipelajari
kembali dan bilamana perlu diadakan revisi
untuk disesuaikan dengan hasil-hasil dari peninjau-
an ke lapangan. Kemudian perumusan-perumusan
penyempurnaan untuk sutu perencanaan pelaksa-
naan pekerjaan yang akan diterapkan.

Akhirnya dibuat :
> RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN
SCHEDULE.
> METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
> PERHITUNGAN BIAYA.
Bilamana perlu kunjungan ke lapangan bisa diulang
untuk lebih akurasinya perencanaan dan penerapan-
nya dalam suatu pelaksanaan tersebut.
4. FAKTOR PRODUKTIVITAS

Faktor produktivitas memegang peranan penting,


dimana mempengaruhi biaya bahan, biaya peralat-
an dan biaya tenaga kerja.

> Produktivitas dihitung dengan jalan menghitung


karya satu siklus kerja ( “Works Cycle”) dari per-
alatan kerja dengan asumsi pelaksanaan yang
ideal, yaitu tidak ada waktu kerja yang tidak diper-
gunakan untuk produksi.
> Sedangkan untuk produktivitas tenaga kerja
(buruh), dilakukan bertitik tolak pada suatu pelak-
sanaan pekerjaan yang ideal selama jam kerja,
yang diambil dari catatan pengalaman-pengalaman
yang kemudian dikurangi dengan faktor kondisi
lapangan yang perlu dilakukan agar terjadi penye-
sesuaian dengan kenyataan yang sebenarnya.

Dengan demikian sasaran dari perencanaan


Metode Pelaksanaan Konstruksi ini adalah :

> PENINGKATAN KUALITAS PEKERJAAN.


> PENURUNAN BIAYA.
> PENYELESAIAN PEKERJAAN TEPAT WAKTUNYA.

Anda mungkin juga menyukai